Disusun oleh
Kelompok 6
Khairunissa (220103020212)
1
PEMBAHASAN
Secara etimologi, kata ilmu berasal dari bahasa Arab علللل لللل dengan
1
Mohammad Kosim, “Ilmu Pengetahuan dalam Islam (Perspektif Filosofis-Historis),” Tadrîs,
Vol. 3, No 2, 2008, 122.
2
Dede Fatchuroji, “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat,” Maslahah: Jurnal of Islamic
Studies, Vol. 1, No. 1, April 2022, 56.
3
Mohammad Kosim, “Ilmu Pengetahuan dalam Islam (Perspektif Filosofis-Historis),” 122.
4
Tamlekha, “Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan,” Basha’ir: Jurnal Studi Al-Qur’an
dan Tafsir, Vol. 1, No. 2, Desember 2021, 108.
2
shalat, menentukan awal Ramadhan, dan lain sebagainya. Dalam menentukan
waktu tersebut maka diperlukan sebuah ilmu berkaitan dengan hal tersebut. 5
Sejak awal masa kelahiran, Islam telah memberikan penghargaan yang
besar terhadap ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari ayat yang pertama
kali diturunkan oleh Allah Swt. kepada Rasulullah saw., yakni pada surah Al-
Alaq ayat 1-5. Ayat tersebut mengingatkan bahwa sejak awal Islam telah
membawa semangat keilmuan. Bahkan Rasulullah saw. dalam hadis-hadisnya
senantiasa memerintahkan umatnya untuk menuntut ilmu. 6
B. SUMBER PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Pembahasan mengenai sumber pengetahuan dalam Islam berhubungan
dengan salah satu cabang filsafat, yaitu epistemologi. Epistemologi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri atas dua kata, yaitu episteme dan logos. Episteme
artinya pengetahuan dan logos berarti pengetahuan yang sistematis (ilmu).
Dengan demikian, cabang filsafat yang satu ini ialah cabang filsafat yang
berbicara tentang sumber dan bagaiman cara memperoleh ilmu pengetahuan. 7
Pengetahuan menurut epistemologi Islam ialah segala sesuatu yang
bersumber dari alam fisik dan non-fisik. Alam fisik berarti segala sesuatu yang
dapat diindra oleh manusia, sedangkan alam non-fisik ialah segala yang ada
pada alam metafisik. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam epistemologi
Islam, terdapat tiga elemen yang dapat mencapainya, yakni indra, akal, dan hati
(intuisi). Ketiga elemen tersebut diaplikasikan dengan praktik yang berbeda-
beda, yakni indra yang diterapkan untuk metode observasi, akal untuk metode
logis, dan hati untuk metode intuitif. Melaui pancaindra, manusia dapat
menangkap objek-objek indrawi melalui observasi, melalui akal manusia dapat
menangkap objek-objek spiritual atau metafisik secara logis, yakni menarik
5
Tamlekha, “Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan,” 108.
6
Tamlekha, “Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan,” 109-111.
7
Hikmah, “Epistemologi Ilmu dalam Perspektif Islam,” Akademika, Vol. 15, No. 2, Desember
2021, 32.
3
sebuah kesimpulan tentang hal-hal yang tidak diketahui dari hal-hal yang telah
telah diketahui. Dan melalui intuitif, hati akan dapat menangkap objek-objek
spiritual dan metafisik. Meskipun akal dan intuisi sama-sama dapat menangkap
objek spiritual, keduanya memiliki perbedaan dalam menangkap objek
tersebut. Jika akal menangkap objek secara inferensial atau mengaitkan satu hal
dengan hal yang lainnya, maka intuisi menangkap objek tersebut secara
langsung.8 Secara lebih lanjut, hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Wahyu
Wahyu merupakan kebenaran yang disampaikan oleh Allah Swt.
kepada umat manusia atau dapat dikatakan pula bahwa wahyu
merupakan interaksi Tuhan dengan manusia.9 Wahyu juga disebut
sebagai sumber murni seluruh pengetahuan yang berasal dari Tuhan.
Menurut Amsal Bakhtiar, wahyu merupakan pengetahuan yang
disampaikan oleh Allah Swt. melalui para nabi. Melalui wahyu inilah
Allah Swt. memberikan petunjuk kepada manusia tentang pentingnya
sebuah ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari ayat yang pertama
kali diturunkan oleh Allah Swt. yang menyeru kepada manusia untuk
membaca, dalam artian agar selalu mempelajari ilmu pengetahuan
untuk kemaslahatan.10 Pengetahuan yang diterima dari wahyu
mengandung kebenaran yang pasti, hal ini dapat dilihat dari kitab suci
yang Allah Swt. turunkan kepada para nabi dan rasul yang dijadikan
sebagai petunjuk umat.11
2. Berita yang Benar (Khabar Shadiq)
Berita yang benar terbagi menjadi dua jenis. Pertama, berita
yang dibawa oleh banyak orang yang mustahil terjadi kebohongan
8
Mohammad Kosim, “Ilmu Pengetahuan dalam Islam (Perspektif Filosofis-Historis),” 126-127.
9
Dede Fatchuroji, “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat,” 58.
10
Erwin Indrioko, “Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan dalam Manajemen Pendidikan Islam,”
HIJRI: Jurnal Manajemen Pendidikan dan Keislaman, Vol. 9, No. 1, Juni 2020, 28.
11
Dede Fatchuroji, “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat,” 59.
4
seperti halnya kesepakatan ulama, ilmuwan, dan orang-orang terpelajar
yang dapat dipertanyakan dengan metode rasional maupun eksperimen
dan lain sebagainya. Kedua, berita yang disampaikan oleh Rasulullah
saw. dan berita jenis ini bersifat mutlak kebenarannya.12 Khabar Shadiq
sebagai sumber pengetahuan bersandar kepada otoritas yang diterima
dan diteruskan hingga akhir zaman, dimana yang menjadi sumber
utamanya ialah wahyu, baik berupa kalam Allah ataupun sunnah
Rasulullah saw.. Secara umum, khabar shadiq dapat diartikan sebagai
sebuah berita benar yang mengabarkan mengenai segala sesuatu yang
dibicarakan melalui, perkataan, tulisan, maupun gambaran yang
disampaikan dari satu generasi ke generasi yang lain. 13
3. Akal
Islam menempatkan akal sebagai salah satu cara dalam
memperoleh ilmu pengetahuan. Akal juga menjadi faktor pembeda
antara manusia dengan hewan. Selain itu, akal juga menjadi pelengkap
dari pancaindra, dimana pancaindra tidak mampu menjangkaunya.
Salah satu contohnya ialah ketika manusia melihat bulan di langit yang
berukuran kecil padahal sejatinya bulan tersebut memiliki ukuran yang
besar. Maka, meskipun manusia yang belum pernah pergi ke bulan
sekalipun, ia akan tetap berpendapat bahwa bulan itu besar. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa akal sebagai sumber ilmu menjadi
pelengkap kerja indra.14
12
Dede Fatchuroji, “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat,” 59-60.
13
Mohammad Syam’un Salim, “Khabar Sadiq; Sebuah Metode Transmisi Ilmu Pengetahuan
dalam Islam,” Jurnal Kalimah, Vol. 12, No. 1, Maret 2014, 98-99.
14
Mohammad Syam’un Salim, “Khabar Sadiq; Sebuah Metode Transmisi Ilmu Pengetahuan
dalam Islam,” 95-96.
5
mengerti. Menurut Quraish Shihab, aspek akal merupakan saluran
penting karena dengan akal akan diperoleh sebuah ilmu pengetahuan
yang jelas, yakni suatu hal yang dapat dipahami dan dikuasai oleh akal
dan dapat diserap oleh indra.15 Akal menerima berbagai data yang
dikirimkan oleh indra yang selajutnya diatur, diolah, dan disusun hingga
menjadi pengetahuan yang benar.16
Jika dilihat dari ayat-ayat Al-Qur’an, maka akan ditemukan
berbagai ayat yang memerintahkan manusia menggunakan akalnya
dalam memikirkan pengetahuan yang masuk ke dalam benaknya.
Banyak ayat yang membicarakan hal tersebut dengan menggunakan
kata-kata seperti ta’qilun, tatafakkarun, tadabbarun, dan lain
sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa akal mampu menjadi salah
satu cara dalam meraih pengetahuan.17
4. Indra
Naquib al-Attas meneyebutkan bahwa pancaindra meliputi lima
indra eksternal dan lima indra internal. Lima indra eksternal meliputi
penglihatan (sight), pendengaran (hearing), penciuman (smell), peraba
(touch), dan perasa (taste). Sedangkan lima indra internal meliputi
representasi, estimasi, indra bersama (common sense), rekoleksi, dan
imajinasi.18
Menurut pernyataan al-Ghazali yang dikutip oleh Saeful Anwar,
pancaindra merupakan sarana penangkap pertama yang muncul dalam
diri manusia yang kemudian disusul oleh daya khayal, lalu muncul daya
pembeda dari informasi-informasi yang ditangkap indra, dan kemudian
15
Dede Fatchuroji, “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat,” 60.
16
Erwin Indrioko, “Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan dalam Manajemen Pendidikan Islam,”
26.
17
Imam Zamroni Latief, “Islam dan Ilmu Pengetahuan,” Islamuna, Vol. 1, No. 2, Desember
2014, 159.
18
Imam Zamroni Latief, “Islam dan Ilmu Pengetahuan,” 157.
6
disusul oleh akan. Indra menghubungkan manusia dengan hal-hal yang
konkrit secara material dan pengetahuan indra juga bersifat parsial. 19
5. Intuisi
Menurut Hendry Bergson, indra memiliki keterbatasan. Namun,
bukan hanya indra saja yang memiliki keterbatasan, akal juga memiliki
keterbatasan. Sehingga muncullah kemampuan intuisi yang dapat
memahami objek secara menyeluruh dan tetap. 20 Intuisi dalam Islam
merupakan pemahaman langsung terhadap kebenaran-kebenaran
agama, realitas dan eksistenti Tuhan.21
Dalam Islam, intuisi menjadi salah satu saluran diterimanya
sebuah ilmu dan kebenaran. Dengan intuisi kalbu, manusia dapat
menagkap pesan-pesan dan isyarat-isyarat dari Tuhan. Menurut al-
Attas, intuisi merupakan pengenalan langsung dan cepat terhadap
kebenaran religius, yaitu berupa sebuah realitas dan eksistensi Tuhan.
Pengenalan ini didapatkan melalui intusi tingkat tinggi yang biasa
disebut dengan intuisi akan eksistensi. Al-Attas juga berpendapat bahwa
intuisi ini merupakan pekerjaan hati (qalb).22
C. AL-QUR’AN SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Al-Qur’an merupakan sumber utama dari pengetahuan. Al-Qur’an
mengandung banyak informasi dan petunjuk mengenai cara manusia
memperoleh ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa ayat di
dalam Al-Qur’an mengisyaratkan agar Al-Qur’an dijadikan sebagai sumber
19
Dede Fatchuroji, “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat,” 60.
20
Erwin Indrioko, “Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan dalam Manajemen Pendidikan Islam,”
27.
21
Dede Fatchuroji, “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat,” 60.
22
Mohammad Syam’un Salim, “Khabar Sadiq; Sebuah Metode Transmisi Ilmu Pengetahuan
dalam Islam,” 97.
7
ilmu dengan adanya kata-kata seperti ya’qilun (memikirkan) dan yudabbirun
(memperhatikan) yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur’an.23
Al-Qur’an juga memuat petunjuk mengenai cara dalam memperoleh
pengetahuan yang pada dasarnya terdiri atas pancaindra, akal, dan wahyu yang
menjadi sumber. Dalam beberapa ayat Al-Qur’an, terdapat penggunaan kata
seperti qala (menimbang), qadara (ukuran/ketentuan), dan lainnya yang
mengisyaratkan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui indra. Kata-kata
tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui
observasi terhadap segala sesuatu yang menjadi dasar dari pemikiran,
perhitungan, dan pengukuran.24 Indra yang terdapat pada manusia memiliki
kemampuan yang kuat dalam memperoleh pengetahuan karena dengan indra
dapat dilakukan sebuah observasi dan eksperimen. Selain itu, penggunaan kata
seperti tafakkur (merenungkan), ta’aqqul (memikirkan), tafaqquh (memahami)
yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an mengisyaratkan bahwa akal merupakan
cara bagi manusia untuk dapat memperoleh ilmu.25
Pada hakikatnya, sumber pengetahuan dalam Islam bersumber dari
Allah Swt. yang selanjutnya dikembangkan melalui ayat-ayat kauliyah (wahyu)
dan ayat-ayat kauniyah (alam dan makhluk ciptaan-Nya) yang dapat dipahami
oleh manusia melalui pancaindra, akal, intuisi, dan hati untuk memperoleh
pengetahuan.26
23
Siti Rahmah, “Hakekat Teori Pengetahuan dan Kebenaran dalam Konteks Pendidikan Islam,”
Cross-border, Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2021, 695-696.
24
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan : Perspektif Barat dan Islam (Aceh: Bandar
Publishing, 2019), 136.
25
Siti Rahmah, “Hakekat Teori Pengetahuan dan Kebenaran dalam Konteks Pendidikan Islam,”
696.
26
Siti Rahmah, “Hakekat Teori Pengetahuan dan Kebenaran dalam Konteks Pendidikan Islam,”
696-697.
8
PENUTUP
Berbicara mengenai sumber ilmu pengetahuan, maka hal ini tidak dapat
dipisahkan dengan salah satu cabang dari filsafat, yaitu tentang epistemologi.
Epistemologi dalam filsafat membahas tentang sumber-sumber pengetahuan dan
bagaimana cara memperoleh suatu pengetahuan. Dalam epistemologi Islam, yang
menjadi sumber ilmu pengetahuan dalam Islam ialah sesuatu yang bersifat fisik, yakni
dapat diindra oleh manusia dan sesuatu yang bersifat non-fisik, yakni yang berada di
alam metafisik seperti Tuhan. Media dari sumber pengetahuan yang bersifat non-fisik
ini ialah Al-Qur’an yang merupakan wahyu dari Allah Swt. dan riwayat atau hadis dari
Nabi Muhammad saw.. Al-Qur’an dan hadis merupakan wahyu dari Allah Swt. yang
berfungsi sebagai petunjuk umat manusia, termasuk dalam hal petunjuk tentang ilmu.
Salah satu hal yang menunjukkan bahwa Al-Qur’an memberikan perhatian terhadap
ilmu ialah dengan ayat yang pertama kali diturunkan oleh Allah Swt, yaitu surah Al-
Alaq ayat 1-5 yang berisi tentang seruan membaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fatchuroji, Dede. “Sumber Pengetahuan Islam dan Barat.” Maslahah: Jurnal of Islamic
Studies. Vol. 1, No. 1, April 2022.
Hikmah. “Epistemologi Ilmu dalam Perspektif Islam.” Akademika. Vol. 15, No. 2,
Desember 2021.
Latief, Imam Zamroni. “Islam dan Ilmu Pengetahuan.” Islamuna. Vol. 1, No. 2,
Desember 2014.
Rahmah, Siti. “Hakekat Teori Pengetahuan dan Kebenaran dalam Konteks Pendidikan
Islam.” Cross-border. Vol. 4, No. 2, Juli-Desember 2021.
Soelaiman, Darwis A. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Perspektif Barat dan Islam. Aceh:
Bandar Publishing, 2019.
Tamlekha. “Al-Qur’an sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan.” Basha’ir: Jurnal Studi Al-
Qur’an dan Tafsir. Vol. 1, No. 2, Desember 2021.
10