NIM : L051221055
PRODI : PSP
Ipteks dalam islam adalah Ilmu yang segala sesuatu pengetahuan yang bersifat
dapat menjelaskan atau memberi kejelasan terhadap Sesuatu yang di hadapi atau di
butuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hambah maupun khalifah Allah.
Dimana sumber ilmu ini berasal dari Wahyu Allah, peikiran atau akal, serta pengalaman
manusia. Dalam pandangan islam, ipteks bersifat terikat nilai ( tidak bebas nilai ), yaitu
harus sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Atau dapat di definisikan ebagai berikut;
Dalam islam pengetahuan ini sangat penting bagi seseorang untuk berilmu agar
dapat memebadakan mana yang salah dan mana yang benar, dan agar dapat bertaqwa
kepada Allah SWT. Dalam Islam perkembangan ipteks ini sangat didukung.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepada Allah Swt, yang
dimana untuk beribadah dan beramal kepada Allah Swt di butuhkan atau harus
berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadist.Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda “
mencari ilmu itu wajib bagia setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain
yang ahlinya bagaikan menggatung permata dan emas pada babi hutan “ (HR.Ibnu Majah
dan lainnya). Dimana dari penjelasan tersebut mewajibkan kita dan menyuruh kita untuk
berilmu dan berpengetahuan walaupun mencari ilmu di penjuru dunia. Walaupun jauh
ilmu harus tetap kita kejar.
Dalam kitab, “Ta’ilmu muta’alim “ disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut
terlebih dahulu yaitu ilmu yang dapat diamalkan bagi setiap orang tag telah baliqh.
Seperti ilmu tauhid, dan ilmu fiqih. Apa bila kedua ilmu ini telah dikuasai, barulah kita
untuk memperlajari ilmu-ilmu yang lainnya, missal ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu
kelautan dan perikanan dan lain-lainnya. Kadang-kadang dalam kehidupan manusia
sehari-hari kadang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mngutamakan ilmu-
ilmu umum dari pada ilmu agama itu sendiri. Maka anak akan menjadi orang yang buta
akan agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua
perlu memberikan bekal dan pemahaman mengenai ilmu keagamaan sebelum
memberikan ilmu pengetahuan umum. Dalam hadist lain Rasulullah bersabda, “sedekah
yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian ilmu tersebut
diajarkan kepada orang lain”.(HR.Ibnu Majah)
Dalam ipteks ini bersumber pada beberapa sumber ilmu, yang diantaranya yaitu
akal dan wahyu. Kedua sumber ini saling berkaitan dan tidak dapat bertentangan.
Manusia telah diberikan kebebasan dalam mengembangkan ide dan fikirannya dengan
menggunakan akalnya yang berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Yang
dimana ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi yang tingkat kebenarannya
itu mutlak karna besumber atau berasal dari Allah Swt. Dan ada pula ilmu yang bersifat
nisbi, yaitu bersumber dari akal pikiran manuisia.
Pada hakekat Islam, ilmu tidak bersifat dikotomik seperti ilmu agama, ilmu
umum, ulama-intelektual, madrasah-sekolah, santri-pelajar dan yang lain sebagainya.
Manusia di hadapkan dua ayat Allah yang ada di dalam Al-Qur’an, yaitu:
1. Ayat al-kauniyah, yaitu alam semesta dan manusia sebagai individu, komunal
dan temporalnya.
2. Ayat al-qauliyah, yaitu Al-qur’an dan unnah Rasul.