Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME

NAMA : ANDI ANGIE SEPTRIASA

NIM : L051221055

PRODI : PSP

IPTEKS DALAM ISLAM

Ipteks dalam islam adalah Ilmu yang segala sesuatu pengetahuan yang bersifat
dapat menjelaskan atau memberi kejelasan terhadap Sesuatu yang di hadapi atau di
butuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hambah maupun khalifah Allah.
Dimana sumber ilmu ini berasal dari Wahyu Allah, peikiran atau akal, serta pengalaman
manusia. Dalam pandangan islam, ipteks bersifat terikat nilai ( tidak bebas nilai ), yaitu
harus sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Atau dapat di definisikan ebagai berikut;

 Pengetahuan adalah egala sesuatu yang diketahui oleh manusia melalui


tangkapan, indra, firasat dan yang lainnya.
 Ilmu pengetahuan/Sains adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan,
diorganisasi, dan diinterprestasi sehingga menghasilkan pengetahuan yang
objektif, general, dan verivikatif. Atau sains adalah pengetahuan yang rasional,
empiris, dan telah diuji kebenarannya dalam suatu kajian ilmiah.
 Teknologi adalah metode ilmiah dalam mencapai tujuan yang lebih praktis. Yaitu
sarana un tuk menyiapkan atau menyediakan barang-barang yang dibutuhkan/di
perlukan oleh manusia dalam beraktivitas demi kelangsungan hidup yang lebih
nyaman.
 Seni adalah suatu hasil ungkapan manusia dari akal dan pikirannya dalam
membuatu sesuatu yang bernilai keindahan.

Dalam islam pengetahuan ini sangat penting bagi seseorang untuk berilmu agar
dapat memebadakan mana yang salah dan mana yang benar, dan agar dapat bertaqwa
kepada Allah SWT. Dalam Islam perkembangan ipteks ini sangat didukung.
Pada dasarnya kita hidup di dunia ini untuk beribadah kepada Allah Swt, yang
dimana untuk beribadah dan beramal kepada Allah Swt di butuhkan atau harus
berlandaskan Al-Qur’an dan Al-Hadist.Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda “
mencari ilmu itu wajib bagia setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain
yang ahlinya bagaikan menggatung permata dan emas pada babi hutan “ (HR.Ibnu Majah
dan lainnya). Dimana dari penjelasan tersebut mewajibkan kita dan menyuruh kita untuk
berilmu dan berpengetahuan walaupun mencari ilmu di penjuru dunia. Walaupun jauh
ilmu harus tetap kita kejar.

Dalam kitab, “Ta’ilmu muta’alim “ disebutkan bahwa ilmu yang wajib dituntut
terlebih dahulu yaitu ilmu yang dapat diamalkan bagi setiap orang tag telah baliqh.
Seperti ilmu tauhid, dan ilmu fiqih. Apa bila kedua ilmu ini telah dikuasai, barulah kita
untuk memperlajari ilmu-ilmu yang lainnya, missal ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu
kelautan dan perikanan dan lain-lainnya. Kadang-kadang dalam kehidupan manusia
sehari-hari kadang lupa dalam mendidik anaknya, sehingga lebih mngutamakan ilmu-
ilmu umum dari pada ilmu agama itu sendiri. Maka anak akan menjadi orang yang buta
akan agama dan menyepelekan kewajiban-kewajiban agamanya. Dalam hal ini orang tua
perlu memberikan bekal dan pemahaman mengenai ilmu keagamaan sebelum
memberikan ilmu pengetahuan umum. Dalam hadist lain Rasulullah bersabda, “sedekah
yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian ilmu tersebut
diajarkan kepada orang lain”.(HR.Ibnu Majah)

Dalam ipteks ini bersumber pada beberapa sumber ilmu, yang diantaranya yaitu
akal dan wahyu. Kedua sumber ini saling berkaitan dan tidak dapat bertentangan.
Manusia telah diberikan kebebasan dalam mengembangkan ide dan fikirannya dengan
menggunakan akalnya yang berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Yang
dimana ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi yang tingkat kebenarannya
itu mutlak karna besumber atau berasal dari Allah Swt. Dan ada pula ilmu yang bersifat
nisbi, yaitu bersumber dari akal pikiran manuisia.

Pada hakekat Islam, ilmu tidak bersifat dikotomik seperti ilmu agama, ilmu
umum, ulama-intelektual, madrasah-sekolah, santri-pelajar dan yang lain sebagainya.
Manusia di hadapkan dua ayat Allah yang ada di dalam Al-Qur’an, yaitu:
1. Ayat al-kauniyah, yaitu alam semesta dan manusia sebagai individu, komunal
dan temporalnya.
2. Ayat al-qauliyah, yaitu Al-qur’an dan unnah Rasul.

Dalam fenomena kauniyah interprestasi manusia melahirkan ilmu


pengetahuan: bologi, fisika, matematika, kimia, sosiologi, antropologi,
komunikasi, ilmu politik, ilmu hukum, dan lain-kain sebagainya. Dalam hal ini
manusia telah melahirkan pemahaman agama (actual). Kebenaran yang hakiki
dan bersumber hanya pada Allah Swt. Dimana ilmu itu sendiri harus difungsikan
sesuai dengan pentunjuk Allah Swt.(Q.S.Fushshilat/41:53 dan
Q.S.Ali-imran/3:164).
Anatara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam pandangan
islam dimana semua ini terdapat hubungan yang harmonis, dinamis yang telah
terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut dengan Dienul islam. Di dalam
kadungan Daniel islam terdapat tiga unsur pokok, yaitu aqidah. syariah, dan
akhlak, dengan kata lain dapat diartikan sebagai iman, ilmu dan amal shaleh atau
ikhsan, sebagimana yang telah tertuang dalam Al-Qur’an S.Ibrahim/14:24-25.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan sebagai menganalogikan Dienul
Islam di ibaratkan sebagai pohon yang baik, dan iman di identikkan dengan akar
dari sebuah pohon yang menopang tegaknyaajaran islam. Dan ilmu juga dapat di
artikan sebagai batang pohonn yang mengluarkan dahan atau cabang-cabang ilmu
pengetahuan. Sedangkan amal dapat di ibaratkan sebagai buah dari pohon itu
identik dengan teknologi dan seni.
Perbuatan baik seseorang tidak akan terhitung amal salehnya jika
perbuatannya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai ilmu iman dan ilmu benar.
Sama halnya dengan perkembangan ipteks, jika di kembangan dengan tidak
sesuai dengan akjaran Ilmu-ilmu pengetahuan dan memnafaatkan perkembangan
ipteks ini secara negative atau menyalahgunakan maka tidak akan bernilai ibadah
serta akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam
lingkungannya bahkan akan membawa kesialan dan malapetaka bagi manusia itu
sendiri. Maka dari perkembangan atau berkembangnya ipteks ini kita sebagai
manusia berakal dan mempunyai akal yang sehat harus memanfaatkan ipteks
ekarah yang positif dan menggunakannya dengan amal ibadah atau dengan kata
lain membuat atau menciptakan sesuatu yang bernilai ibadah sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang baik dan benar.
Selain itu ipteks dalam islam juga di pandang sebagai sarana ibadah , dan
juga ipteks sebagai pengabdian muslim kepada Allah Swt secara spiritual dan
mengembangkan amanat sebagai khalifahtullah (wakil Allah) di muka bumi ini
untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh
alam. Maka dari itulah pandai-pandai dalam mengembangkan atau
mempergunakan ipteks.

Anda mungkin juga menyukai