Anda di halaman 1dari 21

1

MODUL PERKULIAHAN

U002100001
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
ISLAM DAN ILMU
PENGETAHUAN,
Dosen: Ayatullah, M.Pd

Abstrak Sub-CPMK

Pada pertemuan ini akan Memahami dan menerapkan dengan baik


dijelaskan mengenai Ilmu Ilmu dan Amal, Kewajiban menuntut ilmu,
Pengetahuan, Teknologi dan tanggung jawab ilmuan
Seni, Hubungan Ilmu dan
Amal, Kewajiban menuntut
ilmu, Tanggung jawab ilmuan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

10
Tim MKCU Pendidikan Agama Islam
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni
Latar Belakang1k

Dizaman modern saat ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam kemajuan
suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi, sosial dan
intelektual seseorang. Dari tahun ke tahun IPTEK sudah berkembang dengan pesat.
Bahkan untuk oknum-oknum tertentu IPTEK merupakan suatu kebutuhan primer. Islam
sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
kehidupan dalam umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh
Peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Bahkan didalam Al-qur’an sendiri Allah menyatakan
bahwa hanya orang yang berilmulah yang benar takut kepada Allah.
Dialog antara Allah dan Malaikat ketika Allah mau menciptakan manusia dan
Malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan menumpahkan
darah, Allah membuktikan keunggulan manusia dari pada Malaikat dengan kemampuan
manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan nama-nama. IPTEK dan seni
dalam praktik mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena melalui IPTEK
dan seni manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh
Allah. Oleh karena itu dalam pengembangan ilmu IPTEK dan seni, nilai-nilai islam tidak
boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah
hidup manusia.

Iman

Ada tiga konsep yang perlu Anda pelajari pada kegiatan belajar ini, yaitu iman,
ipteks dan amal. Ketiga konsep ini dalam kehidupan harus menjadi sebuah kesatuan.
Iman merupakan keyakinan vertikal terhadap sang pencipta (spiritual), Ipteks merupakan
kognisi yang harnus kita tuntut agar menjadi cerdas (rasional) dan amal merupakan
dampak dari pengetahuan (lpteks) sehingga menjadi sebuah bangunan yang berbentuk
perilaku.

Fenomena yang terjadi pada akhir-akhir ini sering Anda dengar istilah kekerasan
(violence), pelecehan (harashmence), bahkan orang berpikir akibat dari dua hal ini maka
muncul saja berpikir seperti itu, hal ini menunjukkan adanya sebuah kesadaran

2021 Pendidikan Agama Islam


2 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
terdapatnya perilaku-perilaku yang melenceng dari keyakinan. Baik kita mulai dengan
konsep pertama yaitu Iman.

Pengertian iman telah Anda pahami pada modul pertama. Namun alangkah
baiknya kita mengingat kembali tentang pengertian iman. Iman menurut arti bahasa
adalah membenarkan dalam hati dengan mengandung rencana di mana-mana (disaster).
Boleh-boleh ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan pengertian iman menurut
Syari'at adalah membenarkan dan mengetahui adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai
melaksanakan segala yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan
dan kemaksiatan. Seperti dikatakan dalam hadits:

‫اإلميان معرفة بالقلب وقول باللسان وعمل باألركان‬

Artinya: Iman adalah mengetahui dengan hati dan mengucapkan dengan lisan serta
melakukan perbuatan dengan anggota tubuh.

Iman adalah keterikatan antara hati (qalbu), lisan, dan arkan. Ma’rifat artinya
mengetahui. Qalbu adalah hati, lisan artinya ucapan, dan arkan artinya perbuatan.

Berdasarkan tafsiran tersebut diketahui, bahwa rukun (struktur) iman ada tiga
aspek yaitu: kalbu, lisan, dan perbuatan. Tepatlah jika iman didefinisikan dengan
pendirian yang diwujudkan dalam bentuk bahasa dan perilaku. Jika pengertian ini
diterima, maka istilah iman identik dengan kepribadian manusia seutuhnya, atau pendirian
yang konsisten. Orang yang beriman berarti orang yang memiliki kecerdasan, kemauan,
dan keterampilan. (Ali Nurdin dkk,2020:63)

Kata iman dalam Alquran, pada umumnya dirangkaikan dengan kata lain. Kata
rangkaian itulah yang memberikan nilai tentang sesuatu yang di imaninya. Jika kata iman
dirangkaikan dengan kata-kata yang negatif berarti nilai iman tersebut negatif. Dalam
istilah Alquran, iman yang negatif disebut kufur. Pelakunya disebut kafir. Berikut ini
dikemukakan beberapa ayat yang mengemukakan kata iman dikaitkan dengan nilai yang
negatif. Kata iman pada ayat tersebut dirangkaikan dengan kata jibti dan taghut, syaithan
dan apa saja yang disembah selain Allah. Kata iman dikaitkan dengan kata batil (yang
tidak benar menurut Allah). QS. Al-Ankabut (29): 51.

٥١ ࣖ ‫َاَو َلْم َيْك ِفِهْم َاَّنٓا َاْنَز ْلَنا َع َلْيَك اْلِكٰت َب ُيْتٰل ى َع َلْيِهْم ِۗاَّن ِفْي ٰذ ِلَك َلَر ْح َم ًة َّو ِذ ْك ٰر ى ِلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬

2021 Pendidikan Agama Islam


3 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
51. Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya
dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang
beriman.

Ilmu dan Amal

Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah
pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal yang lurus dan berkembang bila
didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu
baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya, sebagai mana sebuah
hadits Rasul saw yang artinya:
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan Dunia, maka wajib baginya memiliki Ilmu.
Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka wajib memiliki Ilmu. Dan
barangsiapa menghendaki keduanya, maka wajib baginya memiliki Ilmu”. [HR Turmudzi].
Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-Qur'an sangat kental dengan nuansa
- nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati kedudukan yang sangat penting
dalam ajaran Islam. Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong untuk
menuntut ilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang
tinggi dihadapan Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh
aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh.
Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt memberikan kehidupan yang
sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan amal kebaikan
yang diiringi dengan iman, dengan yakin dan ikhlas karena Allah swt semata. Perbuatan
baik seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan
tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam
perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaan
perbuatan.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

1. Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki manusia ada dua jenis, yaitu: dari luar manusia,
ialah wahyu, yang hanya diyakini bagi mereka yang beriman kepada Allah swt.
Ilmu dari wahyu diterima dengan yakin, sifatnya mutlak. Dari dalam diri manusia,
dibagi dalam tiga kategori: pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Ilmu dari
manusia diterima dengan kritis, sifatnya nisbi. Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah

2021 Pendidikan Agama Islam


4 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
sumber Islam yang isi keterangannya mutlak dan wajib diyakini (QS.
Al-Baqarah/2:1-5 dan QS. An-Najm/53:3-4). Dalam sudut pandang filsafat ilmu,
pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya. Pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra, intuisi dan
firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasidan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif,
sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis
kata ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala yang terbentuk dari akar
katanya mempunyai ciri kejelasan. Ilmu pengetahuan berasal dari dua suku kata;
ilmu dan pengetahuan. Secara etimologi, ilmu dalam bahasa Inggris disebut
sebagai science, yang merupakan serapan dari bahasa latin scientia, yang
merupakan turunan dari kata scire, dan mempunyai arti mengetahui (to know),
yang juga berarti belajar (to learn). Science juga bermakna pengetahuan yang
mempunyai ciri-ciri, tanda-tanda dan syarat-syarat yang mempunyai arti; (1) the
fact or conditioning of being aware of something (kenyataan atau kondisi
menyadari sesuatu). (2) the fact or conditioning of knowing something with
familiarity gained through experience or association (kenyataan atau kondisi
mengetahui sesuatu yang diperoleh secara umum melalui pengalaman atau
asosiasi), (3) the sum of is known; the body of truth, information, and principles
acquired by mankind, (sejumlah pengetahuan, susunan kebenaran informasi, dan
prinsip-prinsip yang diperoleh manusia) (4) the fact or condition of having
information or of being learned (kenyataan atau kondisi memiliki informasi yang
sedang dipelajari). (Suhartono, 1997:95)

Islam sebagai landasan Ilmu Pengetahuan. Menurut konsep umum (Barat)


ilmu (knowledge) adalah pengetahuan manusia mengenai segala sesuatu yang
dapat di indera oleh potensi manusia (penglihatan, pendengaran, pengertian,
perasaan, dan keyakinan) melalui akal atau proses berpikir (logika).Pengetahuan
yang telah dirumuskan secara sistematis merupakan formula yang disebut ilmu
pengetahuan (science). Dalam Alquran keduanya disebut “ilmu”.

Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu tidak
hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja, melainkan
ilmu oleh Allah dirumuskan dalam “Lauhil Mahfudz” yang disampaikan kepada kita
melalui Al-Quran dan As-sunnah. Perhatikanlah penjelasan Al-Qur’an surah Al-
Buruj (85) :21-22

2021 Pendidikan Agama Islam


5 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
٢٢ ࣖ ‫ ِفْي َلْو ٍح َّم ْح ُفْو ٍظ‬٢١ ‫َبْل ُهَو ُقْر ٰا ٌن َّم ِج ْيٌۙد‬

Artinya: 21. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia. 22.
yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

Keterangan Alquran di atas mengisyaratkan, bahwa ilmu Allah itu


melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bila
diikuti jalan pikiran ini, maka dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan
sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science)

Dengna membaca dan memahami Al-Qur’an, manusia pada hakikatnya akan


memahami ilmu Allah serta logika atau proses berpikir yang terkandung dalam
kalam Allah.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan memikul amanah sebagai


khalifah Allah di bumi yang pada dasarnya ditugaskan untuk mengurus,
memelihara, mengembangkan, mengambil manfaat bagi kesejahteraan umat
manusia. Q.S. Al-Ahzab (33): 73.

‫ِّلُيَع ِّذ َب ُهّٰللا اْلُم ٰن ِفِقْيَن َو اْلُم ٰن ِفٰق ِت َو اْلُم ْش ِر ِكْيَن َو اْلُم ْش ِر ٰك ِت َو َيُت ْو َب ُهّٰللا َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم ٰن ِۗت‬
٧٣ ࣖ ‫َو َك اَن ُهّٰللا َغ ُفْو ًرا َّر ِح ْيًم ا‬

73. sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan


perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga
Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Untuk melaksanakan tugas ini, maka Allah SWT membekali manusia


dengan potensi-potensi seperti pendengaran, penglihatan, perasaan (qalbu),
pengertian (akal), keyakinan (iman), dan keinginan.

(Q.S. Ali Imran (3): 14)

‫ُز ِّيَن ِللَّن اِس ُحُّب الَّش َهٰو ِت ِم َن الِّنَس ۤا ِء َو اْلَبِنْيَن َو اْلَقَن اِط ْيِر اْلُم َقْنَط َرِة ِم َن الَّذ َهِب َو اْلِفَّض ِة َو اْلَخ ْي ِل‬
١٤ ‫اْلُم َسَّو َم ِة َو اَاْلْنَع اِم َو اْلَح ْر ِث ۗ ٰذ ِلَك َم َتاُع اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيا َۗو ُهّٰللا ِع ْنَد ٗه ُح ْسُن اْلَم ٰا ِب‬

14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa


yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

2021 Pendidikan Agama Islam


6 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Untuk memenuhi keinginan fitrah manusia dalam hidupnya maka manusia
mencari jalan keluar mengatasi permasalahannya dan atau memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya. Dengan akal
(logika) manusia menumbuhkan ide dan tata-cara pencapaiannya sehingga
berkembanglah ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada hakikatnya perkembangan
ini didorong oleh Allah melalui keinginan. Di samping itu Allah sendiri mendorong
dengan perintah dan rahmat-Nya yang difirmankan dalam Alquran dan melalui As-
Sunnah.

(Q.S. Faathir (35): 27-28.)

‫َاَلْم َتَر َاَّن َهّٰللا َاْنَز َل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤا ًۚء َفَاْخ َر ْج َنا ِبٖه َثَم ٰر ٍت ُّم ْخ َتِلًفا َاْلَو اُنَه ا َۗوِم َن اْلِج َب اِل ُج َد ٌد ِۢبْيٌض َّوُح ْم ٌر‬
‫ َوِم َن الَّناِس َو الَّد َو ۤا ِّب َو اَاْلْنَع اِم ُم ْخ َتِلٌف َاْلَو اُنٗه َك ٰذ ِلَۗك ِاَّنَم ا َيْخ َش ى َهّٰللا‬٢٧ ‫ُّم ْخ َتِلٌف َاْلَو اُنَها َو َغ َر اِبْيُب ُسْو ٌد‬
٢٨ ‫ِم ْن ِع َباِدِه اْلُع َلٰۤم ُؤ ۗا ِاَّن َهّٰللا َع ِزْيٌز َغ ُفْو ٌر‬

27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari


langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam
jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat

28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan


binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Dengan demikian Islam mendorong pemeluknya untuk mencari, menggali,


mengembangkan, menggunakan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Jelas
sudah bahwa Al-Qur’an dan As-sunnah adalah sumber nilai-nilai kaum muslim
untuk befikir, merasa, bertindak.

2. Teknologi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai


kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan
berdasarkan proses teknis. Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains
untuk memanfaatkan bagi kesejahteraan dan kenyamana manusia. Kalau

2021 Pendidikan Agama Islam


7 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
demikian, mesin atau alat canggih yang dipergunakan manusia bukanlah
teknologi, walaupun secara umum alat-alat tersebut sering diasosiasikan sebagai
teknologi. Mesin telah dipergunakan manusia sejak berabad yang lalu, namun
abad tersebut belum dinamakan era teknologi.

Menelusuri pandangan Al-quran tentang teknologi, mengundang kita


menengok sekian banyak ayat Al-quran yang berbicara tentang alam raya.
Menurut sebagian ulama, terdapat sekitar 750 ayat Al-quran yang berbicara
tentang alam materi dan fenomenanya, dan yang memerintahkan manusia untuk
mengetahui dan memanfaatkan alam ini. Secara tegas dan berulang-ulang Al-
quran menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk
manusia..

١٣ ‫َو َس َّخ َر َلُك ْم َّم ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِض َجِم ْيًعا ِّم ْنُه ِۗاَّن ِفْي ٰذ ِلَك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َّيَتَفَّك ُرْو َن‬

13. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir. (QS. Al-Jaatsiyah/45: 13.)

Penundukan tersebut secara potensial-terlaksana melalui hukum- hukum


alam yang ditetapkan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan-Nya kepada
manusia. Al-quran menjelaskan sebagai dari ciri tersebut, antara lain:

a. Segala sesuatu di alam raya ini memiliki ciri dan hukum-hukumnya

‫و كل شيء عنده مبقدار‬

Wa kullu syai-in indahu bimiqdaarin

Artinya: Segala sesuatu di sisi-nya memiliki ukuran (QS. Al-Ra'd 13:8)

Matahari dan bulan yang beredar dan memancarkan sinar, hingga


rumput yang hijau subur atau layu dan kering, semuanya telah ditetapkan oleh
Allah sesuai ukuran dan hukum-hukumnya. Demikian antara lain dijelaskan
oleh Al-Qur'an surat Yassin ayat 38 dan Al-A'laa ayat 2-3.

b. Semua yang ada di alam raya ini tunduk kepada-Nya

2021 Pendidikan Agama Islam


8 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Hanyalah kepada Allah-lah tunduk segala yang di langit dan di bumi secara
sukarela atau terpaksa (Al-quran Al-Ra'd 13:15).

c. Benda-benda alam -apalagi yang tidak bernyawa-tidak diberi kemampuan


memilih, tetapi sepenuhnya tunduk kepada Allah melalui hukum-hukum-Nya.
Dijelaskan dalam Al-quran surat Fushishilat ayat 11.

Di sisi lain, manusia diberi kemampuan untuk mengetahui ciri dan hukum-
hukum yang berkaitan dengan alam raya, sebagaimana diinformasikan oleh
firman-Nya dalam Al-quran surat Al-baqarah ayat 31. Yang dimaksud nama-nama
dalam ayat tersebut adalah sifat, cin dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia
berpotensi mengetahui rahasia alam raya.

Adanya potensi itu, dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta
ketidakmampuan alam raya membangkang terhadap perintah dan hukum hukum
Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh kepastian mengenai hukum-
hukum alam. Karenanya semua itu mengantarkan manusia berpotensi untuk
memanfaatkan alam yang telah ditundukkan Tuhan. Keberhasilan memanfaatkan
alam itu merupakan buah teknologi. Al-quran memuji sekelompok manusia yang
dinamainya ulil albab. Ciri mereka antara lain disebutkan dalam surat Ali-Imran 3:
190-191. Dalam ayat-ayat di atas tergambar dua ciri pokok ulil albab, yaitu
tafakkur dan dzikir. Kemudian keduanya menghasilkan natijah yang diuraikan
pada ayat 195. Natijah bukanlah sekedar ide-ide yang tersusun dalam benak,
melainkan melampauinya sampai kepada pengamalan dan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari.

Muhammad Quthb dalam bukunya Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah


mengomentari ayat Ali-Imran tadi sebagai berikut.

Maksudnya adalah bahwa ayat-ayat tersebut merupakan metode yang


sempurna bagi penalaran dan pengamatan islam terhadap alam. Ayat-ayat itu
mengarahkan akal manusia kepada fungsi pertama di antara sekian banyak
fungsinya, yakni mempelajari ayat-ayat Tuhan yang tersaji di alam raya ini. Ayat-
ayat tersebut bermula dengan tafakur dan berakhir dengan amal.

Lebih jauh ditambahkan bahwa Khalq As-samawatt wal Ardh di samping


berarti membuka tabir sejarah penciptaan langit dan bumi, juga bermakna
memikirkan tentang sistem tata kerja alam semesta. Karena kata Khalq, selain
berarti penciptaan juga berarti pengaturan dan pengukuran yang cermat.

2021 Pendidikan Agama Islam


9 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pengetahuan tentang hal terakhir ini mengantarkan ilmuwan kepada rahasia-
rahasia alam, dan pada gilirannya mengantarkan kepada penciptaan kepada
teknologi yang menghasilkan kemudahan dan manfaat bagi umat manusia. Jadi
dapatlah dikatakan bahwa teknologi merupakan sesuatu yang dianjurkan Al-
quran?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada dua catatan yang perlu diperhatikan.
Pertama, ketika Al-quran berbicara tentang alam raya dan fenomenanya, terlihat
secara jelas bahwa pembicaraannya selalu dikaitkan dengan kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT, QS Al-anbiya 21:30.

Ayat ini dipahami oleh banyak ulama kontemporer sebagai isyarat tentang
teori "Big Bang" (Ledakan Besar), yang mengawali terciptanya langit dan bumi.
Para pakar boleh saja berbeda pendapat tentang makna ayat tersebut atau
mengenai proses terjadinya pemisahan langit dan bumi.
Yang pasti, ketika Al-quran berbicara tentang hal itu dikaitkannya dengan
kebesaran dan kekuasaan Allah serta keharusan beriman kepada-Nya.

Pada saat mengisyaratkan pergeseran gunung-gunung dari posisinya,


sebagaimana kemudian dibuktikan para ilmuwan, informasi itu dikaitkan dengan
Kemahahebatan Allah SWT, QS Al-Nahl 27: 88.

Ini berarti bahwa sains dan hasil-hasilnya harus selalu mengingatkan


manusia terhadap Kehadiran dan Kemahakuasaan Allah SWT, selain juga harus
memberi manfaat bagi kemanusiaan, sesuai dengan prinsip bismi Robbik.

Kedua, Al-quran sejak dini memperkenalkan istilah sakhkhara yang


maknanya bermuara kepada kemampuan meraih dengan mudah dan sebanyak
yang dibutuhkan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui
keahlian di bidang teknik. Ketika Al-quran memilih kata sakhkhara yang berarti
menundukkan dan merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya dengan
segala manfaat yang dapat diraih darinya harus tunduk dan dianggap sebagai
sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia. Karena manusia sebagai
khalifah.

Dari kedua catatan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi dan hasil-
hasilnya di samping harus mengingatkan manusia kepada Allah, juga harus
mengingatkan bahwa manusia adalah khalifah yang kepadanya tunduk segala
yang berada di alam raya ini. Kalaulah alat atau mesin dijadikan sebagai

2021 Pendidikan Agama Islam


10 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
gambaran konkret teknologi, dapat dikatakan bahwa pada mulanya teknologi
merupakan perpanjangan organ manusia. Ketika manusia menciptakan pisau
sebagai alat pemotong. Alat ini menjadi perpanjangan tangannya. Alat tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan dan organ manusia. Alat itu sepenuhnya tunduk
kepada si pemakai, melebihi tunduknya budak belian. Kemudian teknologi
berkembang, dengan memadukan sekian banyak alat sehingga menjadi mesin.
Kereta, mesin giling dan sebagainya, semuanya berkembang. Khususnya ketika
mesin tidak lagi menggunakan sumber energi manusia atau binatang, melainkan
air, uap, api, angin, dan sebagainya. Pesawat udara, misalnya adalah mesin. Kini
pesawat udara tidak lagi menjadi perpanjangan organ manusia, tetapi perluasan
atau penciptaan organ baru manusia. Bukankah manusia tidak memiliki sayap
yang memungkinkannya mampu terbang? Tetapi dengan pesawat ia bagaikan
memiliki sayap. Alat atau mesin tidak lagi menjadi budak, tetapi telah menjadi
kawan manusia.

Dari hari ke hari tercipta mesin-mesin semakin canggih. Mesin-mesin


tersebut melalui daya akan manusia digabung-gabungkan dengan yang lainnya,
sehingga semakin kompleks serta tidak bisa lagi dikendalikan oleh seorang. Tetapi
akhirnya mesin dapat mengerjakan tugas yang dulu mesti dilakukan oleh banyak
orang. Pada tahap ini mesin telah menjadi semacam seteru manusia, atau lawan
yang harus disiasati agar mau mengikuti kehendak manusia. Dewasa ini telah lahir
khususnya di bidang rekayasa genetika yang dikhawatirkan dapat menjadikan alat
sebagai majikan. Bahkan mampu menciptakan bakal-bakal majikan yang akan
diperbudak dan ditundukkan oleh alat. Jika begitu, ini jelas bertentangan dengan
kedua catatan yang disebutkan terdahulu. Berdasarkan petunjuk kitab sucinya,
seorang muslim dapat menerima hasil-hasil teknologi yang sumbernya netral dan
tidak menyebabkan maksiat, serta bermanfaat bagi manusia baik mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan unsur “debu tanah” manusia maupun unsur "ruh Ilahi"
manusia.

Seandainya penggunaan satu hasil teknologi telah melalaikan seseorang


dari zikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai
kemanusiaan maka ketika itu bukan hasil teknologinya yang mesti ditolak,
melainkan kita harus memperingatkan dan mengarahkan manusia yang
menggunakan teknologi itu. Jika hasil teknologi sejak semula diduga dapat
mengalihkan manusia dari jati diri dan tujuan penciptaan sejak dini pula
kehadirannya ditolak oleh Islam. Karena itu menjadi suatu persoalan besar bagi

2021 Pendidikan Agama Islam


11 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
martabat manusia mengenai cara memadukan kemampuan mekanik demi
penciptaan teknologi dengan pemeliharaan nilai-nilai fitrahnya.

3. Seni

Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala
prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut
berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan
keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki
nilai yang sama yaitu keabadian. Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak
akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsubukan akal dan budi. Seni
mempunyai kematangan jiwanya terus bertambah. Agama Islam tidak
memberikan atau maenggariskan teori dan ajaran yang rinci tentang seni dengan
bentuk-bentuknya, sehingga belum memiliki 'batasan tentang seni Islam yang
diterima semua pihak. Meskipun demikian Seyyed H. Nasr telah memberikan ciri-
cirinya, yaitu bahwa: seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Ke-esaan
pada bidang keanekaragaman yang merefleksikan Ke-Esaan Illahi,
kebergantungan keanekaragaman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pendapat tersebut mirip toeri Ernst Diez yang menyatakan bahwa seni
Islam atau seni yang Islamis adalah seni yangmengungkapkan sikap pengabdian
kepada Allah. Kemudian M. Abdul Jabbar Beg melengkapi pernyataan-pernyataan
di atas dengan pendapatnya bahwa suatu seni menjadi Islamis, jika hasil seni itu
mengungkapkan pandangan hidup kaum Muslimin, yaitu konsep tauhid,
sedangkan seniman yang membuat objek seninya tidak mesti seorang Muslim.

Estetika Islam tidak dapat dicapai melalui penggambaran manusia dan


alam. Hal itu hanya bisa disadari melalui perenungan terhadap kreasi artistik yang
akan mengarahkan pemerhati kepada suatu intuisi kebenaran yang hakiki, bahwa
Allah juga seluruh ciptaan-Nya sebagai yang tidak tergambarkan dan terkatakan.
Estetika yang islami merujuk pada penilaian dan norma abadi dalam al-Qur'an dan
hadis, karena seni Islam pada satu segi dibatasi oleh nilai nilai azasi, etis dan
norma-norma Illahi yang umum serta pada segi lain dibatasi oleh kedudukan
manusia sendiri sebagai abdi Allah SWT.

Seni adalah keindahan. Ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia


yang mengandung dan mengungkapkan keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam
manusia didorong oleh kecenderungan seniman kepada yang indah, apa pun jenis

2021 Pendidikan Agama Islam


12 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang
dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya.

Di sisi lain, Al-quran memperkenalkan agama yang lurus sebagai agama


yang sesuai dengan fitrah manusia, QS Al-Rum 30: 30.

Adalah merupakan satu hal yang mustahil, bila Allah yang


menganugerahkan manusia potensi untuk menikmati dan mengekspresikan
keindahan, kemudian Dia melarangnya. Bukanlah Islam adalah agama fitrah?
Segala yang bertentangan dengan fitrah ditolaknya dan yang mendukung
kesuciannya ditopangnya. Kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan
manusia dengan makhluk lain. Jika demikian, Islam pasti mendukung kesenian
selama penampilannya lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci itu, dan
karena itu pula Islam bertemu degan seni dalam jiwa manusia, sebagaimana seni
ditemukan oleh jiwa manusia di dalam Islam. Tetapi mengapa selama ini ada
kesan bahwa islam menghambat perkembangan seni dan memusuhinya?
Jawabannya boleh jadi tersirat dari informasi berikut.

Diriwayatkan bahwa Umar Ibnul Khaththab -Khalifah kedua- pernah


berkata Umat Islam meninggalkan dua pertiga dari transaksi ekonomi karena
khawatir terjerumus ke dalam haram (riba). Ucapan ini benar adanya, dan
agaknya ia juga dapat menjadi benar jika kalimat transaksi ekonomi diganti
dengan kesenian.

Boleh jadi problem yang paling menonjol dalam hubungan dengan seni
budaya dan islam, sekaligus kendala utama kemajuannya adalah kekhawatiran
tersebut.

Kalau memang seperti itu, mengapa warna kesenian Islami tidak tampak
dengan jelas pada masa nabi. Dan para sahabatnya. Bahkan mengapa terasa
atau terdengar adanya semacam pembatasan-pembatasan yang menghambat
perkembangan kesenian? Boleh jadi sebab Sayid Quthb yang berbicara tentang
masa Nabi dan para sahabatnya. Adalah karena seniman, baru berhasil dalam
karyanya jika ia dapat berinteraksi dengan gagasan, menghayatinya secara
sempurna sampai menyatu dengan jiwanya, kemudian mencetuskannya dalam
bentuk karya seni. Nah pada masa Nabi dan sahabatnya beliau, proses
penghayatan nilai-nilai islami baru dimulai, bahkan sebagian mereka baru dalam
tahap upaya membersihkan gagasan-gagasan jahiliyah yang telah meresap

2021 Pendidikan Agama Islam


13 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
selama ini dalam benak dan jiwa masyarakat sehingga kehati-hatian amat
diperlukan baik dari Nabi sendiri sebagai pembimbing maupun dari kaum Muslimin
lainnya. Atas dasar inilah kita harus memahami larangan-larangan yang ada,
kalau kita menerima adanya larangan penampilan karya seni tertentu. Apalagi
seperti dikemukakan di atas bahwa apresiasi Al-quran terhadap seni sedemikian
besar.

Apakah seni suara (nyanyian) harus dalam bahasa Arab? Ataukah harus
berbicara tentang ajaran Islam? Dengan tegas jawabannya adalah Tidak. Dalam
konteks ini Muhammad Quthb menulis. Kesenian islam tidak harus berbicara
tentang islam. Ia tidak harus berupa nasihat langsung, atau anjuran berbuat
kebajikan, bukan juga penampilan abstrak tentang akidah. Seni yang Islami
adalah seni yang dapat menggambarkan wujud ini dengan bahasa yang indah
serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni islam adalah ekspresi tentang keindahan
wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup, dan manusia yang
mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan
(Manhaj Al-Tarbiyah Al-islamiyah, 119).

4. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni

Integrasi adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau


bulat. Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu
sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu
aqidah, syari'ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau
ikhsan, sebagai- mana yang dinyatakan dalam QS. Ibrahim/14: 24-25.

٢٥ ‫ُتْؤ ِتْٓي ُاُكَلَها ُك َّل ِح ْيٍن ِۢبِاْذ ِن َر ِّبَهۗا َو َيْض ِرُب ُهّٰللا اَاْلْم َثاَل ِللَّناِس َلَع َّلُهْم َيَتَذَّك ُرْو َن‬

Artinya: 25.dan menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin


Tuhannya. Allah membuat perumpamaan untuk manusia agar mereka mengambil
pelajaran.

Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang


pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar darisebuah pohon yang
menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkandengan batang pohon yang
mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal
ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Pengembangan
IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidakakan bernilai ibadah serta

2021 Pendidikan Agama Islam


14 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tidak akan menghasilkan manfaat bagi umatmanusia dan alam lingkungannya
bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri. Ilmu-ilmu yang
dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt akan
memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasuk
bagi lingkungannya.

5. Kaitan Iptek dengan Agama Islam

Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari


hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma. Pertama, paradigma
sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu
sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari
kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi
hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya.
Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang
agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama
dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian
atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh
pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).

Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideology sosialisme yang


menafikan eksistensi agama sama sekali. Iptek independen dan lepas secara total
dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih
ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu
tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan
vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang
secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari
kehidupan.

Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama


adalah dasar dan pengatur kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala
ilmu pengetahuan. Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-
Qur'an dan hadis menjadi qa'idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas
yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan
manusia. Inilah paradigma Islam yang menjadikan aqidah Islam sebagai dasar
segala pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mencetak
muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek. Itulah hasil
dan prestasi cemerlang dari paradigma Islam ini yang dapat dilihat pada masa

2021 Pendidikan Agama Islam


15 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
kejayaan iptek Dunia Islam antara tahun 700-1400 M. Pada masa inilah dikenal
nama Jabir bin Hayyan (w. 721) sebagai ahli kimia termasyhur, Al-Khawarzmi (w.
780) sebagai ahli matematika dan astronomi, Al-Battani (w. 858) sebagai ahli
astronomi dan matematika, Al-Razi (w. 884) sebagai pakar kedokteran,
ophtalmologi, dan kimia, Tsabit bin Qurrah (w. 908) sebagai ahli kedokteran dan
teknik, dan masih banyak lagi.

Kewajiban Menuntut Ilmu

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling istimewa. Penciptaan manusia


sebagai makhluk yang tertinggi sesuai dengan maksud dan tujuan terciptanya manusia
untuk menjadi khalifah. Secara harfiah, khalifah berarti pengganti, penerus dan wakil.
(Djamaluddin Darwis, 2006:111) Jadi, manusia adalah wakil atau pengganti di bumi
dengan tugas menjalankan mandat yang diberikan Allah kepadanya, membangun dunia
dengan sebaik-baiknya.

Untuk menjalankan tugasnya itu, manusia harus berbekal ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan mempunyai kedudukan tinggi dalam pandangan Islam diantaranya adalah:

1. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mencari kebenaran.

2. Ilmu pengetahuan sebagai prasyarat amal saleh.

3. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengelola sumber-sumber alam guna


mencapai ridha Allah SWT.

4. Ilmu pengetahuan sebagai alat pengembangan daya pikir.

5. Ilmu pengetahuan sebagai hasil pengembangan daya pikir.

Agama Islam memerintahkan supaya menuntut ilmu, karena menuntut ilmu adalah
kewajiban utama dan sarana terbaik untuk mencerdaskan umat dan pembangunan dunia,
khususnya bila ilmu itu disertai dengan amal. Menuntut ilmu dapat disebut pula dengan
mencari ilmu atau belajar. (Muhaimin, Abdul Mujib, 1993: 80-81)

Belajar ialah, berusaha menguasai ilmu pengetahuan baik dengan cara bertanya,
melihat atau pun mendengar. Islam membebankan juga kepada penganut-penganutnya
agar menjadi orang yang berpengetahuan. Mengetahui segala sebab kemaslahatan dan
jalan-jalan kemanfaatan. Menyelami hakikat alam, meninjau dan menganalisa umat
terdahulu, baik yang berkenaan dengan ‘aqo`id dan ibadah maupun yang berkaitan
dengan budi, sosial, ekonomi serta ilmu pengetahuan alam dan sebagainya.

2021 Pendidikan Agama Islam


16 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Keutamaan dan Tanggung Jawab Ilmuwan

Ilmuwan, sebagai manusia yang diberi kemampuan merenung dan menggunakan


pikirannya untuk bernalar. Kemampuan berfikir dan bernalar itu pula yang membuat kita
sebagai manusia menemukan berbagai pengetahuan baru. Pengetahuan baru itu
kemudian digunakan untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari
lingkungan alam yang tersedia di sekitar kita. Oleh karena itu, ilmuwan memiliki beberapa
tanggung jawab yang perlu dimiliki, seperti tanggung jawab profesional terhadap dirinya
sendiri, sesama ilmuwan dan masyarakat.

Ada dua fungsi utama manusia di dunia, yaitu sebagai Abdun(hamba Allah) dan
sebagai Khalifah Allah (wakil Allah) di bumi. Esensi dari Abdun adalah ketaatan,
ketundukan dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi dari
Khalifah adalah tanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya, baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam.

Fungsi Pertama dalam konteks Abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan
Allah yang memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada
penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta
dirinya akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang pencipta
kepadanya. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan manusia menghamba kepada
selain Allah, termasuk menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia
menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada
sesama manusia termasuk kepada dirinya.

Fungsi kedua adalah sebagai Khalifah (wakil Allah) di muka bumi. Dalam posisi ini
manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan
lingkungannya tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk
mengeksploitasi, menggali sumber-sumber alam, serta memanfaatkannya dengan
sebesar-besarnya untuk kemanfaatan umat manusia, asalkan tidak berlebih-lebihan dan
melampaui batas. Karena pada dasarnya, alam beserta isinya ini diciptakan oleh Allah
untuk kehidupan dan kemaslahatan manusia.

Untuk menggali potensi alam dan pemanfaatannya diperlukan ilmu pengetahuan yang
memadai. Hanya orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup (para ilmuwan atau
para cendekiawan) yang sanggup menggali dan memberdayakan sumber-sumber alam
ini. Akan tetapi, para ilmuwan juga harus sadar bahwa potensi sumber daya alam ini
terbatas dan akan habis terkuras apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh karena itu,

2021 Pendidikan Agama Islam


17 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tanggung jawab memakmurkan, melestarikan, memberdayakan dan menjaga
keseimbangan alam semesta banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendekiawan.
Mereka mempunyai amanat atau tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan
orang yang tidak mempunyai ilmu pengetahuan.

Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah tangan manusia
sendiri (Qs. Ar Rum: 41). Mereka banyak yang menghianati perjanjiannya sendiri kepada
Allah. Mereka tidak menjaga amanat sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga,
melestarikan alam ini. Justru mengeksploitir alam ini untuk kepentingan pribadi dan
kelompoknya.

Kedua fungsi manusia tersebut tidak boleh terpisah, artinya keduanya merupakan satu
kesatuan yang utuh yang seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika hal
tersebut dapat dilakukan secara terpadu, akan dapat mewujudkan manusia yang ideal
(insan kamil) yakni manusia sempurna yang pada akhirnya akan memperoleh
keselamatan hidup dunia dan akhirat.

2021 Pendidikan Agama Islam


18 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Kisah Inspiratif

Diriwayatkan bahwa pada hari kiamat Allah Ta'ala mengeluarkan sebuah kitab
dari bawah Arsy bertuliskan, "Ralımat-Ku mendahului kemarahan-Ku dan Aku Yang
Maha Penyayang di antara para penyayang." Maka Allah mengeluarkan penghuni
surga dari neraka.

Rasulullah Saw. bersabda, "Allah Azza Wa Jalla menani- pakkan diri kepada
kita di hari kiamat dengan gembira seraya berkata, Gembiralah wahai kaum muslimin,
karena tak seorang pun di antara kalian, melainkan telah aku gantikan tempatnya
dengan seorang Yahudi atau Nasrani."

Rasulullah Saw. bersabda, “Allah Ta'ala memberi izin kepada Adam untuk
memberi syafaat bagi keturunannya dalam 110 juta Orang”

Nabi Saw. bersabda bahwa Allah Azza wa Jalla berkata, “Keluarkanlah dari
neraka siapa yang menyebutKu pada suatu hari atau takut kepada-Ku dalam suatu
keadaan."

Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila penghuni neraka berkumpul di neraka


bersama ahli kiblat yang dikehendaki Allah, orang-orang kafir berkata kepada mereka:
Bukankah kalian orang muslim?

" Mereka menjawab, "Ya." Orang-orang kafir berkata, "Islam kalian tidak
berguna bagi kalian, karena kalian bersama kami di neraka."

Kemudian orang-orang muslim itu berkata “ kami punyai dosa-dosa, maka


kami dihukum karena dosa-dosa itu." Allah Azza wa Jalla mendengar apa yang
mereka katakan. Maka Dia menyuruh mengeluarkan orang-orang muslim yang ada di
dalam neraka, lalu mereka keluar. Ketika orang-orang kafir melihat itu, mereka
berkata, “Aduhai, kiranya kami menjadi orang muslim, lalu kami keluar sebagaimana
mereka dikeluarkan."

Jabir bin Abdillah ra. berkata, “Barangsiapa yang kebaikannya melebihi dosa-
dosanya di hari kiamat, maka itulah orang kebaikan-yang masuk surga tanpa dihisab.
Dan barangsiapa yang kebaikan- kebaikannya sama dengan dosa-dosanya di hari
kiamat, maka itulah orang yang dihisab (diperiksa) dengan pemeriksaan yang ringan,
kemudian masuk surga. Sesungguhnya syafaat Rasulullah adalah bagi siapa yang
membinasakan dirinya dan memberatkan punggungnya."

2021 Pendidikan Agama Islam


19 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Diriwayatkan bahwa Allah Ta'ala berfirman kepada Musa as.“Qarun meminta
tolong kepadamu, tetapi engkau tidak menolongnya. Demi keperkasaan dan
keagungan-Ku, seandainya ia minta tolong kepada-Ku tentu Aku menolongnya dan
Aku memaafkannya.”

Ash-Shanabihi berkata, “Aku masuk kepada Ubadah bin Shamit yang sedang
sakit menjelang wafatnya. Maka aku menangis." Ubadah berkata, “Sabarlah, kenapa
engkau menangis? Demi Allah, setiap hadis yang aku dengar dari Rasulullah Saw.
dan mengandung kebaikan, tentu aku sampaikan kepada kalian, kecuali sebuah
hadis. Sekarang akan kusampaikan hadis itu kepada kalian di saat menjelang ajalku.
Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad Rasul Allah, maka Allah Ta'ala mengharamkan neraka
atas dirinya.”

Abdullah bin Amru Ibnul Ash ra. berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Allah
memeriksa seorang dari umatku di depan para makhluk di hari kiamat. Kemudian
Allah membentangkan 99 buku catatan dan setiap buku catatan sepanjang
pandangan. Kemu- dian Allah berkata: Apakah engkau mengingkari sesuatu dari
catatan ini? Apakah para malaikat pencatat dan penjaga berbuat aniaya terhadapmu
sedikit pun?

" Orang itu menjawab, "Tidak, ya Tuhanku.”

Allah berkata, "Ya, sesungguhnya engkau mempunyai ke- baikan di sisi Kami.
Tiada kezaliman atas dirimu hari ini." Kemudian Allah mengeluarkan selembar kertas
bertuliskan:

‫أشهد أن ال إله إال اهلل وأشهد أن حممدا رسول اهلل‬


Maka orang itu berkata, “Ya Tuhanku, apa gunanya kertas ini bersama buku-
buku catatan ini?

Allah menjawab, “Engkau tidak dizalimi. Maka buku-buku catatan itu


diletakkan di satu sisi timbangan dan lembaran kertas di sisi timbangan yang lain.
Ternyata buku-buku catatan itu kalah beratnya dari selembar kertas itu. Maka tidak
ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan beratnya nama Allah."

Segala puji hanya bagi Allah dan shalawat semoga terlimpahkan atas Nabi-
Nya.

Wallaahu A'lam.

2021 Pendidikan Agama Islam


20 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Ajahari, 2017, Studi Islam, Yogyakarta: Aswaja Pressindo,


Djamaluddin Darwis, 2006, Dinamika Pendidikan Islam, Semarang: Rasail

Muhaimin, Abdul Mujib, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka
Dasar Operasionalnya, Bandung: PT Trigenda Karya

Suhartono. S, 1997, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Makassar: Program Pascasarjana


Universitas Hasanudin

2021 Pendidikan Agama Islam


21 Ayatullah, M.Pd
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai