Anda di halaman 1dari 22

Modul ke: KONSEP ETIKA BISNIS

01 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Disampaikan pada perkuliahan Etika dan Hukum Bisnis

H. U. ADIL, SS., SHI., MH.

Program Studi
Manajemen
Pengertian Etika (Etimologi)

Etika berasal dari kata Yunani Kuno: "ethikos",


berarti "timbul dari kebiasaan" adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar
dan penilaian moral.
TOLAK UKUR ETIKA

1. Ekonomis, bisnis adalah baik, kalau


menghasilkan laba.
2. Hukum, bisnis adalah baik, jika
diperbolehkan oleh hukum.
3. Etika atau moral, bisnis lebih sulit
ditentukan baik tidaknya bila dilihat dari
sudut pandang moral/etika.
TOLAK UKUR ETIKA MENURUT K. BERTENS

Menurut K. Bertens (2000) yang menjadi tolok ukur


untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan
atau tingkah laku adalah :
1. Hati Nurani (suatu perbuatan baik, bila dilakukan
sesuai hati nuraninya)
2. Kaidah Emas (Poistif: Perlakukan orang lain
sebagaimana ingin diperlakukan, Negatif: Jangan
perlakukan orang lain seperti itu jika Anda tidak mau
diperlakukan seperti itu)
3. Penilaian Umum (baik buruk dilihat dari
penilaiaian masyarakat umum)
Pengertian Etika Secara Terminologi

Kata etika sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari
Bertens 2000), mempunyai arti :
•Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak);
•Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
•Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
TEORI ETIKA

1. Teori Egoisme
2. Teori Utilitarisme “Utilitarisme“ berasal dari
kata latin utilis yang berarti “bermanfaat“.
Terdapat dua utilitarisme :
a. Utilitarisme Perbuatan (act utilitarianism)
b. Utilitarisme Aturan (rule utilitarianism)

2. Teori Deontologi: Istilah deontologi ini berasal


dari kata Yunani deon yang berarti “kewajiban“.
3. Teori Hak
4. Teori Keutamaan
5. Teori Teonom
TEORI ETIKA

1. TEORI EGOISME
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan
dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis.
Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa
semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat
diri. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan
diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme
psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis)
adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri
ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan
orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu
merugikan kepentingan orang lain.
2. TEORI UTILITARIANISME

TEORI UTILITARIANISME
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti
bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa
manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat
terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme
dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat
dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut
kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).

ADA 2 TIPE DALAM TEORI UTILITARISME


1. Act Utilitarianism (Utilitarisme Perbuatan)
Fokus dari bahasan utilitarisme perbuatan adalah penekanan terhadap dampak keputusan yang
diambil secara pribadi atas perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dalam jangka pendek.

2. Rule Utilitarianism (Utilitarisme Aturan)


Fokus dari utilitarisme aturan menekankan kepada dampak yang diperoleh terhadap kepatuhan
akan aturan-aturan yang ada dalam jangka waktu panjang akan memberikan hasil yang lebih
baik.
3. TEORI DEONTOLOGI
TEORI DEONTOLOGI
Teori ini lebih menekankan kepada pelaksanaan kewajiban.
Suatu perbuatan tidak bisa dinilai baik atau buruk berdasar
tujuannya semata. Tujuan yang baik belum tentu didapat dari
perbuatan baik.

Umat beragama cenderung menganut teori ini, semua


perbuatan yang telah diatur oleh Tuhan YME mengenai baik
atau buruknya merupakan sebuah keputusan final yang tidak
dapat ditawar-tawar.
4. TEORI HAK

TEORI HAK
Suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila
perbuatan atau tindakan tersebut sesuai dengan
HAM. Menurut Bentens (200), teori hak merupakan
suatu aspek dari deontologi (teori kewajiban) karena
hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Bila
suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka
sebenarnya tindakan yang sama merupakan
kewajiban bagi orang lain.
5. TEORI KEUTAMAAN

TEORI KEUTAMAAN (VIRTUE THEORY)

Teori ini berpendapat bahwa semua hal yang dikerjakan atau diperbuat
dengan menghasilkan manfaat bagi orang-orang disekitar merupakan
tindakan yang baik.

Teori ini menekankan bahwa suatu perbuatan dinilai melalui dampak yang
dihasilkan, dari sana akan dapat dilihat apakah perbuatan tersebut
mengandung nilai baik atau buruk.
6. TEORI KEUTAMAAN

TEORI ETIKA TEONOM

Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat kristen, yang mengatakan bahwa
karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian
hubungannya dengan kehendak Tuhan. Perilaku manusia secara moral
dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia
dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Tuhan
sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
PRINSIP TEORI KEUTAMAAN

Robert C. Solomon (K. Bertens, 2000:75)


keutamaan yang harus menandai pebisnis
yaitu :
1. Kejujuran (Sincerity)
2. Kewajaran (Fairness)
3. Kepercayaan (Trust)
4. Keuletan (Resilient)
PRINSIP TEORI KEUTAMAAN

Empat Prinsip Dalam Teori Keutamaan


1. Kejujuran (Sincerity)
Setiap pebisnis diharuskan untuk bersikap jujur dan
terbuka terhadap kebenaran. Dalam contoh kasus, jika
seorang mitra bertanya mengenai informasi yang
diperlukan untuk proses kelancaran kerjasama bisnis maka
partner bisnisnya wajib memberitahukan informasi
tersebut. Akan tetapi disini bukan berarti semua informasi
harus disampaikan, beberapa informasi krusial yang
menurut perusahaan atau mitra bisnis tidak perlu
disampaikan maka ada baiknya informasi tersebut tetap
dijaga kerahasiaannya.
PRINSIP TEORI KEUTAMAAN

2. Fairness (keadilan, sikap wajar)


Erat hubungannya dengan kesediaan untuk memberikan
kewajaran kepada semua orang, dan sikap wajar tersebut
ditujukan kepada setiap orang yang terlibat dalam sebuah
transaksi atau perjanjian bisnis.

Contoh kasus dalam insider trading. Kasus ini memunculkan


ketidak adilan bagi banyak orang. Ketika satu pihak
memperoleh informasi terutama mengenai saham atau nilai
perusahaan dari orang dalam dan memanfaatkan informasi
tersebut untuk mengambil keuntungan pribadi maka
prinsip keadilan sudah dilanggar dalam hal ini.
PRINSIP TEORI KEUTAMAAN

3. Trust (kepercayaan)
Kepercayaan merupakan faktor utama dalam terjadinya hubungan
kerjasama bisnis. Tanpa adanya kepercayaan, menurut salah satu studi
oleh Fukuyama, bisnis tidak akan dapat berkembang. Meningkatnya
kepercayaan akan semakin memberikan arah terhadap bisnis secara
global.

Dalam prinsip keutamaan, kepercayaan yang terjadi merupakan sebuah


hubungan timbal balik antara pihak yang terkait dengan perjanjian
kerjasama bisnis. Akan tetapi kepercayaan perlu diberikan patokan-
patokan atau aturan-aturan tertentu agar tidak disalah gunakan.

Misal dalam perjanjian pengiriman barang dari supplier perlu diberikan


batasan waktu, agar tidak terjadi keterlambatan dalam pengiriman.
PRINSIP TEORI KEUTAMAAN

4. Keuletan (Resilient)
Dalam keputusan bisnis selalu mengangdung sebuah resiko, baik kecil
maupun besar. Seorang pebisnis harus cermat dalam menganalisa
setiap keputusan yang diambil, karena hal tersebut akan berdampak
terhadap kelangsungan dari bisnis yang dijalankannya.

Seorang pebisnis juga diharapkan tetap tangguh dalam menghadapi


berbagai dinamika dalam dunia bisnis. Kegagalan harus disikapi
dengan kesabaran dan sikap pantang menyerah. Karena dalam dunia
bisnis, kesuksesan tidak dapat diraih dengan sekejap mata.
FUNGSI ETIKA

• Mengembangkan sikap toleransi.


• Membedakan mana perbuatan yang baik dan yang
tidak baik
• Menjadikan pribadi yang inklusif dan terbuka
• Membantu kita untuk maju dan sukses
HUBUNGAN ETIKA DAN BISNIS

• Etika merupakan sebuah norma atau prilaku mendasar dari


manusia dimana dalam setiap pengambilan keputusan
mempertimbangkan aspek moral baik dan buruk.

• Bisnis merupakan sebuah tata cara dalam pengelolaan


sumber daya agar dapat dimaksimalkan dalam rangka
memperoleh keuntungan yang maksimal dengan
penggunaan biaya yang minimal.
Sanksi Etika
Sanksi Etika terdiri dari:

•Sanksi sosial, skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
“dimaafkan”. Contohnya, kita mendapat teguran karena membuang sampah
sembarangan, mendapat nilai yang tidak baik, berpakaian yang tidak rapi, dll.

•Sanksi hukum, skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana
menempati prioritas utama dan diikuti hukum perdata. Contohnya, hukuman
penjara dan denda uang yang dijatuhkan untuk perampok, pemerkosa,
koruptor ; Hukuman mati dijatuhkan kepada terorisme ; dan lain sebagainya.
ETIKA BISNIS
• Menurut Para Ahli Menurut Velasques (2002) Etika bisnis
merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
• Menurut Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah standar
etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat
keputusan bisnis. Menurut Hill dan Jones (1998) Etika bisnis
merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah
dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah
moral yang kompleks.
Terima Kasih
H. U. ADIL SAMADANI, SS., SHI., MH.

Anda mungkin juga menyukai