Anda di halaman 1dari 3

Teori Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah paham dalam filsafat moral yang menekankan manfaat atau kegunaan
dalam menilai suatu tindakan sebagai prinsip moral yang paling dasar, untuk menentukan
bahwa suatu perilaku baik jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen
atau masyarakat. 
Menurut paham Utilitarianisme bisnis adalah etis, apabila kegiatan yang dilakukannya dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya pada konsumen dan masyarakat. jadi
kebijaksanaan atau tindakan bisnis yang baik adalah kebijakan yang menghasilkan berbagai
hal yang baik, bukan sebaliknya malah memberikan kerugian.
Nilai positif Utilitarianisme terletak pada sisi rasionalnya dan universalnya. Rasionalnya
adalah kepentingan orang banyak lebih berharga dari pada kepentingan individual. secara
universal semua pebisnis dunia saat ini berlomba-lomba mensejahterakan masyarakat dunia,
selain membuat diri mereka menjadi sejahtera. berbisnis untuk kepentingan individu dan di
saat yang  bersamaan mensejahterakan masyarakat luas adalah pekerjaan  profesional sangat
mulia. dalam  teori sumber daya alam dikenal istilah Backwash Effect, yaitu di mana
pemanfaatan sumber daya alam yang terus menerus akan semakin merusaka kualitas sumber
daya alam itu sendiri, sehingga diperlukan adanya upaya pelastarian alam supaya sumber
daya alam yang terkuras tidak habis ditelan jaman.
Didalam utilitarianisme memiliki dua teori yaitu sebagai berikut yang pertama yaitu 
Utilitarianisme Tindakan yang artinya Suatu tindakan itu dianggap baik kalau tindakan itu
membawa akibat yang menguntungkan. Dan yang kedua yaitu  Utilitarianisme Peraturan
yang artinya Teori ini merupakan perbaikan dari utilitarianisme tindakan. Sesuatu itu
dipandang baik kalau ia berguna dan tidak melanggar peraturan yang ada.
Kelemahan Etika Utilitarisme:
• Pertama, manfaat merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan
menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit.
• Kedua, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd dirinya
sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dg akibatnya.
• Ketiga, etika utilitarisme tidak pernah  menganggap serius kemauan baik seseorang
• Keempat, variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
• Kelima, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan
ada kesulitan dlam menentukan proiritas di antara ketiganya
• Keenam, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan
demi kepentingan mayoritas
Nilai positif etika utilitarianisme
• Pertama, Rasionalitas :Utilitarianisme tidak menerima saja norma moral yang ada. Ia
mempertanyakan dan ini mengandaikan peran rasio. Utilitarianisme ini bersifat rasional
karena ia mempertanyakan suatu tindkan apakah berguna atau tidak. Dalam kasus seks pra
nikah tadi, utilitarianisme mempertanyakan sebab-sebab seks pra nikah dilarang.
•Kedua, utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral
• Ketiga, Universalitas :semboyan yang terkenal dari utilitarianisme adalah sesuatu itu
dianggap baik kalau dia memberi kegunaan yang besar bagi banyak orang. Hal ini sering
dipakai dalam politik dan negara.
Etika Bisnis dan Utilitarianisme dalam Bisnis sangat diperlukan dan berpengaruh besar dalam
bisnis karena pelanggan  merasa loyal dengan pelayanan yang dilakukan oleh si pelaku
bisnis, namun memiliki kelemahan yaitu mengorbankan kepentingan minoritas untuk
kepentingan yang lebih besar. Hal itu harus dicermati sebagai kekurangan yang harus
diperbaiki dengan cara meningkat kan  kepedulian terhadap kaum minoritas tersebut,
sehingga tidak merasa dikucilkan dalam Bisnis tersebut. Dengan cara baik dan saling
menguntungkan kaum minoritas dan mayoritas, maka bisnis yang dijalankan tersebut akan
mendapat  kepercayaan yang besar dari berbagai  kaum mayoritas maupun kaum minoritas
dalam bisnis yang dijalakan tersebut. Dengan demikian Etika Bisnis sebagai bentuk
pertanggaung jawaban yang baik dalam menjelaskan kepada seluruh orang yang terlibat
dalam bisnis agar memahami bisnis yang dilakukan dengan baik dan cara yang benar.
Teori Deontologi
Disebut juga etika kewajiban. Menurut etika deontologis, yang berasal dari kata
Yunani deon yang berarti kewajiban, suatu tindakan itu dipandang benar bila tindakan itu
terjadi sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Berakar pada etika Immanuel Kant (1724-
1804) yang mengukur baik-buruk perbuatan dari motif pelaku tindakan. Perbuatan hanya bisa
disebut baik jika didasari oleh kehendak baik pula.
Etika deontologi sangatlah menekankan perlunya law and order dalam kancah kehidupan
bermasyarakat secara beradab yang hanya akan terjadi bila manusia itu memenuhi aturan:
aturan Allah, alam, negara, dsb. Kesulitan yang membelit etika deontologis terletak dalam
pengandaiannya (asumsi) bahwa fakta itu sudahlah selaras dengan cita-cita, bahwa das
Sein itu telah identik dengan das Sollen. Akibatnya, etika deontologis itu sering memberi
kesan kaku, legalistis dan konservatif: melestarikan status quo! Misalnya, adalah benar
bahwa manusia itu pada umumnya wajib taat kepada orang tuanya atau patuh pada hukum
negaranya, namun bagaimana bila kebetulan orang tua itu adalah orang tua yang tirani atau
negara itu adalah negara yang Zionistik serta rasialis.
C.      Kelebihan dan Kelemahan Deontologi
a.         Kelebihan
-            Deontologi menempatkan yang hak menjadi prioritas atas yang baik, tapi tidak
menganggap yang baik dan yang hak itu berbeda tingkatnya, melainkan keduanya
komplementer.
-            Keadilan bukan masalah kebajikan atau kebaikan, melainkan masalah kewajiban.
b.         Kelemahan
-            Dalam kehidupan sehari-hari ketika menghadapi situasi yang dilematis, etika
deontologis tidak memadai untuk menjawab pertanyaan bagaimana saya harus bertindak
dalam situasi konkret yang dilematis itu. Ketika ada dua atau lebih kewajiban yang saling
bertentangan, ketika kita harus memilih salah satu sambil melanggar yang lain, etika
deontologis tidak banyak membantu karena hanya mengatakan: bertindaklah sesuai dengan
kewajibanmu.
Teori Virtuisme (Keutamaan)
Teori keutamaan dari etika yaitu memandang  sikap atau akhlak seseorang.  Tidak ditanyakan
apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.  Keutamaan
bisa didefinisikan  sebagai berikut : disposisi watak  yang telah diperoleh  seseorang dan
memungkinkan  dia untuk bertingkah  laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
1. Kebijaksanaan
2. Keadilan
3. Suka bekerja keras
4. Hidup yang baik
Keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness,
kepercayaan dan keuletan.Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-
kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.
Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan
wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu
transaksi. Keutamaan-keutamaan yang dimilliki manajer dan karyawan sejauh mereka
mewakili perusahaan, adalah : Keramahan, Loyalitas, Kehormatan dan Rasa malu.
Keramahan merupakan inti  kehidupan bisnis, keramahan  itu hakiki untuk setiap hubungan
antar manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak
bekerja semata-mata untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus
dengan perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka
terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Rasa malu membuat
karyawan solider dengan kesalahan  perusahaan.
https://www.indonesiana.id/read/118730/etika-utilitarianisme-dalam-berbisnis
http://windyarini12.blogspot.com/2017/03/etika-bisnis-teori-deontologi.html
http://anggartic.blogspot.com/2011/10/teori-teori-etika-bisnis_20.html

Anda mungkin juga menyukai