BAB 4
Hakikat Ekonomi dan Bisnis
Disusun oleh:
Dahlia (3170007)
Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
2018
1
Hakikat Ekonomi dan Bisnis
HAKIKAT EKONOMI
Ekonomi berasal dari kata Yunani oikonomia yang berarti pengelolaan rumah (Capra,
2002). Yang dimaksud dengan pengelolaan rumah adalah cara rumah tangga memperoleh dan
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup (fisik) anggota rumah
tangganya. Dari sini berkembang disiplin ilmu ekonomi yang dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi.
Ilmu ekonomi berkembang berdasarkan asumsi dasar yang masih dipegang hingga saat
ini, yaitu adanya kebutuhan (needs) manusia yang tidak terbatas dihadapkan pada sumber
daya yang terbatas (scarce resources) sehingga menimbulkan persoalan bagaimana
mengekploitasi sumber daya yang terbatas tersebut secara efektif dan efisien guna memenuhi
kebutuhan manusia yang tak terbatas. Dengan demikian,ilmu ekonomi berkepentingan dalam
mengembangkan konsep, teori, hukum sistem, dan kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk
meningkatkan kemakmuran masyarakat.
2
variasinya—disebut sebagai sistem sosialis. Walaupun sistem kapitalis dan sistem komunis
sangat bertentangan, namun sebenarnya ada persamaan yang sangat esensial, yaitu keduanya
hanya ditujukan untuk mengejar kemakmuran/kenikmatan duniawi dengan hanya
mengandalkan kemampuan pikiran rasional dan melupakan tujuan tertinggi umat manusia
(kebahagiaan di akhirat).
3
a. Kekayaan mereka sudah semakin besar, bahkan sudah melewati pendapatan negara-
negara yang sedang berkembang.
b. Kekuasaan para pemiliknya telah melewati batas-batas wilayah suatu negara.
4
merealisasikan keuntungan tersebut. Pandangan idealis adalah suatu pandangan di mana
tujuan bisnis yang terutama adalah menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan keuntungan yang diperoleh merupakan
konsekuensi logis dari kegiatan bisnis tersebut. Inti dari pandangan idealis adalah bahwa
tujuan pokok dari bisnis adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sedangkan
keuntungannya hanyalah akibat dari kegiatan bisnis.
Fokus
Kriteria Etis Individu Perusahaan Masyarakat
Egoisme (pendekatan Kepentingan diri Kepentingan Efisiensi ekonomi
berpusat pada (self-interest) perusahaan
kepentingan diri) (company interest)
Benevolence Kepentingan Kepentingan tim Tanggung jawab
(pendekatan berpusat Bersama (team interest) sosial (social
pada kepentingan orang (friendship) responsibility)
lain)
Principles (pendekatan Moralitas pribadi Prosedur dan Kode etik dan
berpusat pada prinsip (personal peraturan perusahaan hukum
integritas) morality)
Dimensi Etis
5
Konsep bisnis bila dilihat dari dimensi ekonomi yaitu aktivitas produktif dengan tujuan
mencari keuntungan sudah sangat jelas dan dipahami oleh hampir semua pihak. Namun bila
dilihat dari dimensi etis, bisnis masih menimbulkan diskusi yang diwarnai oleh pro dan
kontra. Persoalan pro dan kontra dari dimensi etika ini dapat dimaklumi karena belum semua
pihak mempunyai pemahaman yang sama tentang pengertian etika dan ukuran yang tepat
untuk menilai etis tidaknya suatu tindakan bisnis.
Berikut ini adalah pembahasan bisnis dari dimensi etis. Pertama, kegiatan bisnis adalah
kegiatan produktif, artinya kegiatan menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa
untuk kebutuhan seluruh umat manusia. Kedua, bila dilihat dari pihak yang memperoleh
manfaat dari keuntungan suatu kegiatan bisnis (masalah keadilan dalam distribusi
keuntungan) dan tindakan bisnis dalam merealisasikan keuntungan itu, isu etika muncul untuk
memberikan penilaian atau dampak negatif yang ditimbulkan bagi masyarakat dan lingkungan
alam (merugikan orang lain atau menimbulkan kerusakan lingkungan).
Dimensi Hukum
Hukum dan etika sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat erat karena keduanya
mengatur perilaku manusia. Hukum dibuat oleh negara atau beberapa negara melalui suatu
mekanisme formal yang sesuai dengan konstitusi/aturan internasional dan mengikat seluruh
warga suatu negara atau lebih dari satu negara bila hukum/peraturan itu diratifikasi oleh lebih
dari satu negara.
Dimensi Sosial
Sebagai suatu sistem, artinya di dalam organisasi perusahaan terdapat berbagai elemen,
unsur, orang, dan jaringan yang saling terhubung (interconnected), saling berinteraksi
(interacted), saling bergantung (interdepended), dan saling berkepentingan. Sebagai sistem
terbuka, artinya keberadaan perusahaan ditentukan bukan saja oleh elemen-elemen yang ada
di dalam perusahaan atau yang sering disebut faktor internal, seperti: sumber daya manusia
(tenaga kerja, manajer, eksekutif) dan sumber daya non-manusia (uang, peralatan,
bangunan, dan sebagainya), tetapi juga oleh faktor-faktor di luar perusahaan atau yang sering
disebut faktor eksternal, yang juga terdiri atas dua elemen, yaitu: faktor manusia dan non-
manusia.
Dimensi Spiritual
6
Kegiatan bisnis dalam pandangan Barat tidak pernah dikaitkan dengan agama. Padahal
kalau ditelusuri dalam ajaran agama-agama besar, ada ketentuan yang sangat jelas tentang
kegiatan bisnis ini. Dalam agama Islam dijumpai suatu ajaran bahwa menjalankan kegiatan
bisnis ini merupakan bagian dari ibadah, asalkan kegiatan bisnis (ekonomi) diatur berdasarkan
wahyu yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul (Dawan Rahardjo, 1990).
Selanjutnya Dawan Rahardjo mengatakan bahwa ada tiga doktrin dalam Islam, yaitu: ibadah,
akhirat, dan amal saleh.
Kegiatan bisnis yang spiritual tumbuh berdasarkan paradigma sebagai berikut:
Pengelola dan pemangku kepentingan (stakeholders) menyadari bahwa kegiatan bisnis
adalah bagian dari ibadah (God devotion).
Tujuan bisnis adalah untuk memajukan kesejahteraan semua pemangku kepentingan
atau masyarakat (prosperous society).
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, pengelola mampu menjamin kelestarian alam
(planet conservation).
7
(STAKEHOLDER)
8
Hubungan Tingkat Kesadaran, Teori Etika, dan Paradigma Pengelolaan
Perusahaan
Tabel 4.2
Hubungan Tingkat Kesadaran, Teori Etika, dan
Paradigma Pengelolaan Perusahaan
Tingkat Paradigma
Teori Etika Sasaran Perusahaan
Kesadaran Pengelolaan
Kesadaran Teori Egoisme Paradigma Memperoleh kekayaan dan
Hewani Teori Hak Kepemilikan keuntungan optimal bagi
(Proprietorship pengelola yang sekaligus
Paradigm) merangkap sebagai pemilik
Paradigma perusahaan
Pemegang Saham
(Stockholders Pengelola (manajemen) sudah
Paradigm) terpisah dari para pemegang
saham selaku pemilik
perusahaan.
9
Berdasarkan pendekatan sistem, perusahaan adalah bagian atau unsur dari sistem yang
lebih besar (suprasystem). Sebagai suatu sistem terbuka, perusahaan saling berinteraksi
dengan semua pihak terkait (stakeholders) sehingga keberadaan perusahaan bersifat saling
mempengaruhi dengan semua pemangku kepentingan tersebut. Oleh sebab itu perlunya
menyadari pentingnya melakukan proses pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan dan
analisis pemangku kepentingan. Hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam proses
pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan pemangku kepentingan, antara lain:
a. Lakukan identifikasi semua pemangku kepentingan, baik yang nyata maupun yang
masih bersifat potensial.
b. Cari tahu kepentingan (interest) dan kekuasaan (power) setiap golongan pemangku
kepentingan.
c. Cari tahu apakah ada koalisi kepentingan dan kekuasaan antar golongan pemangku
kepentingan tersebut.
Pengertian kepentingan di sini adalah sesuatu yang menyebabkan kelompok pemangku
kepentingan ini tertarik atau peduli kepada perusahaan, sedangkan kekuasaan disini diartikan
sebagai seberapa kuat pengaruh / kekuatan kelompok ini dalam menentukan arah dan
keberadaan perusahaan.
10
pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan
kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi generasi mendatang.
Berangkat dari konsep 3P yang dikemukakan oleh Elkington, konsep CSR sebenarnya
ingin memadukan tiga fungsi perusahaan secara seimbang, yaitu:
a. Fungsi ekonomis
b. Fungsi sosial
c. Fungsi alamiah
11
Sonny Keraf (1998) telah mencoba menginventarisasi alasan-alasan bagi yang
mendukung dan menentang perlunya perusahaan menjalankan program CSR. Alasan-alasan
yang menentang CSR ini antara lain:
a. Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya mencari keuntungan,
bukan merupakan lembaga sosial.
b. Perhatian manajemen perusahaan akan terpecah dan akan membingungkan mereka
bila perusahaan dibebani banyak tujuan.
c. Biaya kegiatan sosial akan meningkatakan biaya produk yang akan ditambahkan pada
harga produk sehingga pada gilirannya akan merugikan masyarakat/konsumen itu
sendiri.
d. Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga yang terampil dalam menjalankan
kegiatan sosial.
12
Untuk contoh kasus yang saya pilih adalah kasus CSR di PT. Djarum. PT. Djarum yang kita
kenal bergerak di bidang industri rokok dan yang kita ketahui dengan maraknya issu Global
Warming/Pemanasan Global sangat dekat kaitannya dengan asap rokok yang dihasilkan
konsumen rokok itu sendiri. Namun PT. Djarum nampaknya punya beberapa gerakan CSR
yang salah satunya adalah program Djarum Environmental Initiatives yaitu program
penghijauan dan pencegahan erosi lahan hijau yang ada di Indonesia, berikut kutipan artikel
dari website PT. Djarum :
“PT. Djarum melalui salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility Djarum
Bakti Lingkungan kembali melakukan aksi pelestarian lingkungan. Kali ini, dalam program
bertajuk Trees for life, Djarum Bakti Lingkungan melakukan penanaman pohon trembesi di
sepanjang turus jalan Semarang-Kudus. Aksi program ini telah dicanangkan pada 24 februari
2010 dengan kehadiran Gubernur Jawa Tengah.
Djarum Bakti Lingkungan melalui Program Djarum Trees for Life melakukan
penanaman 2.767 pohon trembesi di sepanjang turus jalan Semarang-Kudus (sepanjang +/- 40
km). Pohon trembesi dipilih selain memiliki kemampuan sebagai peneduh, juga sebagai
pohon dengan serapan CO2 tertinggi. Pohon trembesi dewasa dapat menyerap CO2 sebanyak
78,826,296 kg/thn. Harapannya dapat mengurangi pemanasan global dan mendukung
program Pemerintah.”
Tak Hanya itu, PT Djarum melalui kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR) di bidang pendidikan memberikan kontribusi bagi kemajuan kualitas generasi muda,
khususnya mahasiswa. Program CSR tersebut yang kini disebut dengan nama program
Djarum Beasiswa Plus telah diberikan kepada lebih dari 6300 mahasiswa di Perguruan
Tinggi Negeri/Swasta di 24 Propinsi.
Dan yang tak kalah penting juga mempunyai dampak yang membanggakan bagi bangsa
Indonesia adalah hadirnya PB DJARUM yang kita kenal sebagai penghasil atlet-atlet
bulutangkis terbaik di dunia, nama nama seperti Liem Swie King, Hariyanto Arbi, Christian
Hadinata dan Icuk Sugiarto merupakan jebolan PB DJARUM yang berletak di Kudus, Jawa
Tengah.
Awalnya bagi PB DJARUM membagi kegiatan antara latihan bulu tangkis dengan
sekolah, memang bukan tugas yang mudah bagi para atlet, terlebih lagi mereka-mereka ini
yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD, SMP, dan SMA. Namun, untuk
menyelaraskan dua kegiatan tersebut, PB Djarum mengambil langkah bekerjasama dengan
13
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud). Sehingga, kegiatan antara latihan bulu
tangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para atlet bisa berjalan baik, dan tidak mengganggu
satu sama lain.
Selama ini sekolah-sekolah yang sudah diajak bekerjasama oleh PB Djarum guna
mendukung kemampuan akademis para atletnya yang berasal dari segala jenjang pendidikan
tersebut adalah SD Barongan II, SMP Taman Dewata, dan SMA Kramat.
14