Anda di halaman 1dari 9

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

1. PENGERTIAN ETIKA

Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah sebuah sesuatu dimana
dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.Secara metodologis, tidak setiap hal menilai
perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis
dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek
dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti
juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari
sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.Terdapat 2 jenis etika, antara lain:
Etika Filosofis
Merupakan etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh
manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.
Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan
hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-
masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak
unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah
memahami etika secara umum.

2. ETIKA BISNIS

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatanbisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.Ada beberapa pengertian etika bisnis menurut para ahli, antara lain:

1. Velasques (2002).

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.
b. Hill dan Jones (1998). Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah
dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika
mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral
yang kompleks. Lebih jauh ia mengatakan, Most of us already have a good sense of what is
right and what is wrong. We already know that is wrong to take action that put the lives other
risk (Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik dari apa yang benar dan apa yang
salah. Kita sudah tahu bahwa salah satu untuk mengambil tindakan yang menempatkan risiko
kehidupan yang lain.).
c. Steade et al (1984: 701) dalam bukunya Business, Its Natura and Environment An
Introduction memberi batasan yakni, business ethics is ethical standards that concern both the
ends and means of business decision making (Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan
dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.).

TEORI ETIKA BISNIS

1. Teori Teologi. Etika Teologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya
yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika
bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan
bermanfaat. Dalam etika teologi terdapat filosofinya, yaitu:
1. Egoisme. Perilaku yang dapat diterima tergantung pada konsekuensinya. Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan
untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan
moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.Egoisme
ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika
kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan
fisik yg bersifat vulgar. Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat dengan akibat yang
kita terima.
2. Utilitarianism. Semakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya. Berasal
dari bahasa latin utilisyang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah
baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua
orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran
utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the
greatest happiness of the greatest number, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang
terbesar.
b. Teori Deontologi. Teori Deontologi yaitu : berasal dari bahasa Yunani , Deon berarti
tugas dan logos berartipengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan
kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan,
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata
lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari
tujuan atau akibat dari tindkan itu.
c. Teori Hak. Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena
berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang
sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama.
Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
d. Teori Keutamaan (Virtue). Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan
apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan:
Kebijaksanaan
Keadilan
Suka bekerja keras
Hidup yang baik

TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN

Tanggung jawab sosial adalah etika ideologi atau teori bahwa sebuah entitas , baik itu sebuah
organisasi atau individu , memiliki kewajiban untuk bertindak untuk menguntungkan masyarakat
luas. Tanggung jawab sosial merupakan kewajiban setiap individu atau organisasi harus
melakukan sehingga dapat menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekosistem. Sebuah trade-
off selalu ada antara pembangunan ekonomi, dalam arti material, dan kesejahteraan masyarakat
dan lingkungan. Tanggung jawab sosial berarti mempertahankan keseimbangan antara keduanya.
Berkaitan tidak hanya untuk organisasi bisnis tetapi juga untuk semua orang yang tindakan
apapun dampak lingkungan. [1] Tanggung jawab ini dapat menjadi pasif, dengan menghindari
terlibat dalam tindakan sosial yang berbahaya, atau aktif, dengan melakukan kegiatan yang
secara langsung memajukan tujuan sosial. Bisnis dapat menggunakan pengambilan keputusan
etis untuk mengamankan bisnis mereka dengan membuat keputusan yang memungkinkan untuk
instansi pemerintah untuk meminimalkan keterlibatan mereka dengan perusahaan. (Kaliski,
2001) Sebagai contoh jika sebuah perusahaan dan mengikuti Amerika Serikat Environmental
Protection Agency (EPA) pedoman untuk emisi pada polutan berbahaya dan bahkan pergi
langkah tambahan untuk terlibat dalam masyarakat dan mengatasi kekhawatiran bahwa
masyarakat mungkin memiliki , mereka akan lebih kecil kemungkinannya untuk memiliki EPA
menyelidiki mereka untuk masalah lingkungan. [2] Unsur penting dari pemikiran terkini tentang
privasi, bagaimanapun, menekankan pengaturan diri daripada mekanisme pasar atau
pemerintah untuk melindungi informasi pribadi (Swire , 1997) Menurut beberapa ahli, aturan
dan peraturan yang paling terbentuk akibat kemarahan publik, yang mengancam maksimalisasi
keuntungan dan oleh karena itu kesejahteraan pemegang saham, dan bahwa jika tidak ada protes
akan sering regulasi terbatas. [3] Para kritikus berpendapat bahwa Tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) mengalihkan perhatian dari peran fundamental ekonomi usaha; lain
berpendapat bahwa itu tidak lebih dari dangkal window-dressing; yang lain berpendapat bahwa
itu adalah upaya untuk lebih dulu peran pemerintah sebagai pengawas di atas kuat Tricorp
perusahaan meskipun tidak ada bukti sistematis untuk mendukung kritik ini. Sejumlah besar
penelitian telah menunjukkan tidak ada pengaruh negatif pada hasil pemegang saham dari CSR
melainkan sedikit negetive Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan
erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam
bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin-dari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika merupakan cara berpikir mengenai perilaku manusia di bawah pangkal tolak pandangan
baik dan buruk atau benar dan salah dari norma-norma dan nilai-nilai, pertanggungjawaban dan
pilihan. Dalam dunia bisnis etika memiliki peranan yang sangat penting ketika keuntungan
bukan lagi menjadi satu-satunya tujuan organisasi. Bisnis juga akanmenjadi lebih sukses jika
mempunyai perhatian pada etika, karena hal ini akan meningkatkan reputasi organisasi dan
meningkatkan motivasi karyawan serta dapat mengurangi berbagaikerugian akibat perilaku yang
kurang etis yang dilakukan oleh karyawan. Perilaku yang tidak etis seperti minum-minuman
keras, penggunaan obat-obatan terlarang di tempat kerja, penyalah-gunaan email, tidak
melaporkan pelanggaran karyawan lain kepada manajemen, serta berbagai pelanggaraan etika
lainnya. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang serius mengingat perilaku yang tidak etis dapat
menjurus kearah tindakan kriminal serta perilaku lain yangmerugikan perusahaan, baik finansial
maupun non-finansial. Banyak sebab yang menjadikan perilaku yang tidak etis yang ditunjukkan
karyawan tersebut muncul. Hal ini terkait padaindividu karyawan saja, tetapi juga menyangkut
keseluruhan proses dalam organisasi. Dalamhal ini manajemen sumber daya manusia
mempunyai peran penting untuk menjamin bahwaorganisasi bertindak secara fair dan etis
karyawan , klien, serta stakeholder lainnya. Manajemensumber daya manusia memainkan peran
penting dalam membantu organisasi untuk meningkatkan nilai-nilai etika organisasi. Manajemen
merupakan pendorong organisasi dalamusaha melatih karyawan agar mempunyai etika bisnis
yang sesuai dengan organisasi, sehinggatindakan kurang etis dapat di cegah. Fungsi manajemen
sumber daya manusia adalahmelindungi organisasi dari tindakan yang tidak etis dari karyawan.
Manajemen sumber dayamanusia juga bertanggung jawab dalam usaha-usaha organisasi untuk
menangani etika perilaku, dapat mampu menjadi penggerak dalam organisasi dalam menanggani
isu-isu etika,serta bertanggung jawab dalam pengembangan dan pelatihan mengenai pentingnya
peningkatanmoral karyawan.

Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi

Lingkungan sebagai Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi


Suatu organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik
lingkungan yang secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan
organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi
bisnis. Pada intinya, setiap organisasi atau perusahaan perlu menyadari bahwa apa pun
yang dilakukannya merupakan suatu reaksi atau tuntutan dari lingkungan atau pun
sebaliknya yang merupakan suatu upaya untuk mempegaruhi lingkungannya. Tanggung
jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan
lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya, partisipasi perusahaan dalam
pembangunan lingkungannya, dll.

Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial

Beberapa Pandangan tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


Pandangan Kelompok yang Pro Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
Pandangan Kelompok yang Kontra Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
Kegiatan bisnis sering kali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan
bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Perusahaan tidak memilki ahli yang
mengkhususkan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan
bertanggung jawab.
Perusahaan adalah begian dari lingkungan sosial masyarakat, oleh karena itu sudah semestinya
ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di masyarakat. Perusahaan yang
ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam lingkungan sosial masyarakat justru akan
memiliki kekuatan untuk mengontrol masyarakat dan itu indikasi yang kurang baik seara sosial.
Perusahaanbiasanya memiliki sumber daya untuk menyelesaikan masalah di lingkungan sosial
masyarakat. Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyarakat jika perusahaan terlibat
dalam aktivitas sosial.
Perusahaan adalah partner dari lingkungan sosial kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga
pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya. Tujuan perusahaan bukan untuk motif sosial,
akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik
perusahaan.

Terlepas dari pro dan kontra tersebut selayaknya suatu perusahaan memiliki tanggung jawab
sosial sebagai konsekuensi logis keberadaanya dalam lingkungan dan masyarakat. Hanya saja
tanggung jawab sosial yang harus dipikul perusahaan ini semestinya diatur dengan lebih baik
oleh pemerintah sehingga porsinya tidak terlalu menjadi kekuatan yang dominan di masyarakat,
namun bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan ke arah
yang lebih baik.

Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan


4 strategi dalam tanggung jawab sosial menurut Kreitner antara lain adalah :
1. Reaktif
Cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
2. Defensif
Cenderung membela diri dalam menghindari tanggung jawab sosial.
3. Akomodatif
Melakukan tanggung jawab sosial untuk menghindari tekanan dari masyarakat.
4. Proaktif
Mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, membentuk model industri yang
bertanggung jawab sosial.

Manfaat Tanggung Jawab Sosial


Pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan manfaat dalam jangka panjang
bagi semua pihak yang terkait, dalam hal ini adalah perusahaan, masyarakat, dan
pemerintah.

Manfaat bagi Perusahaan


1. Munculnya citra positif dari masyarakat akan kehadiran perusahaan di lingkungannya.
2. Kegiatan perusahaan dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi
masyarakat.
3. Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama
masyarakat membantu dalam mewujudkan keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Manfaat bagi Masyarakat
1. Masyarakat akan memiliki pandangan baru bahwa hubungan antara masyarakat dan dunia
bisnis perlu diarahkan untuk kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
2. Hubungan masyarakat dan dunia bisnis tak lagi dipahami sebagai hubungan antara pihak yang
mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi tetapi hubungan kemitraan dalam membangun
masyarakat lingkungan yang lebih baik, tidak hanya di sektor perekonomian tetapi juga dalam
sektor sosial, pembangunan, dll.
Manfaat bagi Pemerintah
1. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan aturan main
dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak yang
melanggarnya.
2. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat ke
arah yang lebih baik akan mendapat partner dalam mewujudkannya.
3. Sebagian tugas pemerintah dapat dijalankan oleh anggota masyarakat, dalam hal ini
perusahaan atau organisasi bisnis.

Konsep Dasar Etika Manajemen

Dimensi Etika dalam Manajemen


Menurut Kreitner, Etika pada dasarnya adalah studi mengenai tanggung jawab moral
yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Griffin secara
ringkas menyatakan bahwa etika adalah keyakinan akan sesuatu yang dianggap baik dan
buruk. Namun Kreitner mengingatkan bahwa etika manajemen lebih jauh lagi berbicara
mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi sehubungan dengankegiatan bisnis yang
dijalankannya.

Nilai Personal sebagai Standar Etika


Nilai dan norma dalam personal merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen
sebab hal itu memiliki peranan penting dalam hal pengambilan keputusan dan etika
manajemen. Hal ini memunculkan perlunya pengkajian seputar nilai personal sebagai
standart etika.
Nilai sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara
pandang, cara berfikir, dan perilaku dari seseorang. Nilai personal pada dasarnya
merupakan cara pandang, cara berfikir dan keyakinan yang dipegang oleh seseorang
sehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya.
Nilai Terminal dan Nilai Instrumental
Menurut Kreitner nilai personal dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Nilai Terminal
Merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya,
yang di dorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.
2. Nilai Instrumental
Adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan
diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan
dijalankan.
Pandangan Empiris mengenai Nilai Personal
1. Nilai Terminal
Nilai-nilai yang perlu dimiliki oleh personal adalah kejujuran, tanggung jawab,
kapabilitas, ambisi, dan independensi.
2. Nilai Instrumental
Nilai-nilai yang mendominasi para pekerja antara lain adalah penghargaan terhadap
pribadi, keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja, kebebasan dan kemerdekaan,
dorongan untuh meraih sesuatu, dan kebahagiaan.
Konflik Nilai
Terdapat 3 jenis konflik nilai yang terdapat dalam perusahaan, yaitu :
1. Konflik Intrapersonal
Pada umumnya terjdi pada individu dengan individu lainnya karena memiliki pandangan
dan cara berfikir yang berbeda.
2. Konflik Individu-Organisasi
Merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan
dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan. Individu yang cenderung
menginginkan kebebasan akan berbenturan dengan nilai yang dianut organisasi yang
menuntutnya untuk patuh berdasarkan aturan main yang mungkin dirasakan sebagai
sesuatu yang formal dan mengikat.
3. Konflik antar budaya
Merupakan konflik antar individu maupun antar individu dengan organisasi yang
disebabkan oleh adanya perbedaan budaya di antara individu yang bersangkutan atau
juga organisasi yang bersangkutan.

Bebrapa Isu Seputar Etika


Kreitner mengemukakan beberapa uraian tentang isu seputar etika di masa kini yang
sering kali dihadapi oleh perusahaan, antara lain adalah :
1. Penggunaan obat-obatan terlarang
2. Pencurian oleh para pekerja atau korupsi
3. Konflik kepentingan
4. Pengawasan kualitas atau quality control
5. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
6. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
7. Penyalahgunaan penggunaan ase perusahaan
8. Pemecatan tenaga kerja
9. Polusi lingkungan
10. Cara bersaing dari perusahaan yang dianggap tidak etis
11. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
12. Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang
kebijakan, dll.

Cara Mengukur Etika Manajemen

4 kriteria etika untuk menilai suatu etika menurut Griffin yaitu :

1. Dari sisi manfaat (nenefits)


Semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai. Perusahaan
memperoleh manfaat dari hasil kerja karas pegawainya yang berprestasi demikian juga
bagi pegawainya. Insentif memberikan manfaat psikis berupa penghargaan terhadap kerja
kerasnya sekaligus manfaat fisik berupa balasan yang seimbang dengan apa yang telah
dilakukannya.
2. Pemenuhan hak-hak (rights)
Memberikan insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan
aturannya-memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi pegawai yang
menerima insentif maka ia terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi kepada
organisasi, bagi yang tidak berprestasi maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan
insentif hingga dia dapat menunjukkan prestasinya.
3. Prinsip keadilan (justice)
Tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan
yaitu dengan memberikan perlakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan
pegawai dalam pekerjaanya.
4. Pemeliharaan (caring)
Pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi,
dikarenakan jenis pemberian insentif dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih baik
bagi organisasinya. Disisi lain juga tetap memeliara motivasi pegawai yang telah
menunjukkan prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.

Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa etika manajemen sebagai bagian dari tanggung jawab sosial
perusahaan perlu diwujudkan di masa-masa mendatang. Ada beberapa hal yang mungkin dapat
dilakukan oleh perusahaan sehubungan dengan dorongan untuk melaksanakan etika dalam
manajemen. Beberapa hal yang mungkin dapat dilakukan, diantaranya adalah :

v Pelatihan Etika
Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu. Sebuah organisasi
dalam menjalankan kegiatan pada kenyataannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya.
Dengan demikian etika dalam bisnis maupun etika dalam manajemen perlu adanya pembiasaan-
pembiasaan yang diberlakukan kepada pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga
terendah.

v Advokasi Etika
Adalah upaya perusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara
menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahaan yang bertugas untuk
mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar etika.

v Standar aturan mengenai etika perusahaan


Implementasi dari hal ini akan efektif jika memenuhi dua syarat yaitu :
1. Perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada publik mengenai code of ethics yang
mereka jalankan
2. Agar code of ethics ini bisa berjalan secara efektif perlu adanya dukungan dari tim manajemen
puncak melalui sistem pengawasan tertentu seperti reward atau punishment system.

v Keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika bisnis


Upaya untuk menjamin perusahaan akan menjalankan kegiatannya secara lebih beretika adalah
dengan melibatkan publik dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak beretika. Upaya
ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar memperhatikan kepentingan publik, dan
mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan tidak etis dilakukan, maka perusahaan
akan menghadapi konsekuensi logis berupa penilaian buruk dari masyarakat
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://arsya-syasyo.blogspot.com/2011/09/pengertian-etika-bisnis-menurut-para.html
http://diahaja.wordpress.com/2010/12/17/teori-teori-etika-bisnis/
http://gietayonghwa.wordpress.com/2012/10/24/beberapa-teori-etika-bisnis/
http://dianpurnamasari1004.wordpress.com/2013/10/07/teori-etika-bisnis/
http://dhinowardhana.blogspot.com/2012/06/tanggung-jawab-sosial-dan-etika.html
http://nikmatulmaskuroh.blogspot.com/2013/10/pengantar-manajemen-tanggung-jawab.html

Advertisements
https://widyaarirosita.wordpress.com/2014/11/03/etika-bisnis-dan-tanggung-jawab-sosial/

Anda mungkin juga menyukai