Anda di halaman 1dari 12

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

ANALISIS TEORI ETIKA DAN IMPLEMENTASI ETIKA DALAM

PROFESI AKUNTAN

Oleh :

Putu Nita Winidiantari (2281611033/8)

Disampaikan Kepada :
Dr. Ni Ketut Rasmini ,S.E.,MSi,Ak,CA

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
Pengertian Etika : Etika merupakan bagian fungsional untk
menetapkan tingkah laku yang baik.

Tujuan Etika :
-Membantu individu menyelesaikan masalah kompleks manusia.
-Memberi wawasan prinsip dan tindakan untuk mengasah
penalaran.
-Untuk menguji pendapat yang layak atau tidak

Egoisme
Kelebihan : setiap individu memiliki
Teori Etika kepercayaan diri yang tinggi.
Kekurangan : individu tidak dapat memcahkan
konflik kepentingan lain

Utilitarianisme
Kelebihan : memiliki pedoman asas manfaat
yang baik untuk entitas bisnis
Kekurangan : terlalu mementingkan hasil
perbuatan untuk khalayak luas

Deontologi
KONSEP Kelebihan :fokus pada tujuan awal yang hars
ETIKA baik yang sesuai dengan etika moral.
Kekurangan : karena terlalu fokus pada tujuan
awal, jika keinginan awal yang kurang baik
tapi tujuan akhirnya baik tetap dianggap salah.

Virtue Theory
Kelebihan : pandangan ini membangun
objektivitas untuk mengevaluasi diri kita
Kekurangan: implementasi yang sulit jika
watak atau pola pikir kita yang dari awal
masih bertentangan.

Teonom
Kelebihan : dengan adanya peran agama
menjadikan pedoman dalam etika bertambah
Kekurangan :banyak perbedaan pendapat
mengenai kepercayaan sehingga menimbulkan
gesekan antar nalar dan firma tuhan

Hak, Kelebihan :menegakkan hak dalam


konteks etika
Kekurangan: tuntutan hak yang berlebih bisa
menjadi boomerang.

Lima Prinsip Dasar Etika Akuntan :


1. Integritas, 2.Objektivitas,
Implementasi
3. Kompetensi dan Kehati-hatian professional,
Pada Profesi 4. Kerahasiaan, 5. Perilaku Profesional.
1. Konsep Etika
1.1 Pengertian Etika
Etika merupakan bagian fungsional mengenai kewajiban manusia. Istilah Etika itu
sendiri berasal dari bahasa Prancis yakni Etiquete yang berarti tata pergaulan yang baik
antara manusia atau peraturan/ketentuan yang menetapkan tingkah laku yang baik dalam
hubungan dengan orang lain. Istilah yang sepadan dengan etika seperti tatakrama, tata
sopan santun, norma sopan santun, tata cara bertingkah laku yang baik, perilaku yang baik
dan menyenangkan. Kata tata krama berasal dari kata tata yang berarti adat aturan atau
norma, sedangkan kata krama berarti sopan santun, kelakuan, tindakan dan perbuatan,
sedangkan kata pergaulan menunjukkan hubungan manusia dengan manusia lain
(Hudiarini, 2017)
Etika atau norma dibutuhkan sebagai pengantar pemikiran kritis yang dapat
membedakan antara hal yang sah dan hal yang tidak sah, hal yang baik dan buruk, serta hal
yang salah dan hal yang benar. Etikawan dari Yunani Kuno mengembangkan berbagai
pemikiran untuk mendiskusikan berbagai cara untuk menjadikan kebahagiaan dan
kesempurnaan dalam hidup sesuai dengan tujuan hidup dan cita-citanya.
1.2 Tujuan Etika
Etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada
kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu, adapun beberapa alasan
untuk mempelajari etika:
1.2.1 Studi tentang etika dapat membantu individu menyelesaikan masalah
kompleks ini dengan melihat prinsip apa yang bekerja dalam kasus
tersebut.
1.2.2 Dapat memberikan wawasan tentang bagaimana memutuskan antara
prinsip-prinsip yang saling bertentangan dan dapat menunjukkan
mengapa tindakan tertentu lebih diinginkan daripada yang lain. Studi
tentang etika dapat membantu mengembangkan keterampilan penalaran
etika.
1.2.3 Untuk memahami apakah dan mengapa pendapat kita layak dipegang.
Socrates berfilsafat hidup yang tidak diperiksa tidak layak dijalani.
Mempelajari etika adalah untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar etika yang dapat
diterapkan dalam tindakan. Prinsip- prinsip ini akan memungkinkan untuk menentukan
apa yang harus dilakukan dan untuk memahami mengapa seseorang harus beretika dalam
setiap kesempatan agar mendapatkan hasil yang baik.

2. Teori Etika
Fungsi teori dan ilmu pengetahuan adalah untuk menjelaskan dan mengontrol sebuah
fungsi. Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik.
Setiap entitas dapat memperoleh ilmu etika melalui teori etika, selain pengalaman dan informasi
moral yang diterima dari berbagai sumber. Teori etika adalah aturan prinsip yang menentukan
benar atau salah dalam situasi tertentu. Sebagai ilmu, etika belum semapan ilmu fisika atau ilmu
ekonomi. Berikut ini diuraikan secara garis besar beberapa teori yang berpengaruh.
2.1 Teori Egoisme
Teori ini menitikberatkan kepada kepentingan individu yang dimiliki seseorang yang
selalu bertindak untuk keinginannya sendiri disebut egoisme psikologis, yang dimana teori
ini menjelaskan tentang bagaimana orang berperilaku. Perbedaan antara egoisme psikologis
dengan egoisme etis yaitu egoisme psikologis menggambarkan bagaimana kita sebenarnya
berperilaku, sedangkan egoisme etis menentukan bagaimana kita harus berperilaku. Dengan
cara ini, ilmu ekonomi, yang terlihat netral nilai, karena mengasumsikan setiap orang selalu
bertindak untuk kepentingan mereka sendiri, mencoba untuk mengatur sistem yang akan
paling produktif, sistem yang, jika ingin bekerja harus bertolak ukur pada dirinya.
Menurut teori ini, orang boleh saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat
luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan atau tindakan
yang suka berkorban tersebut hanya ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya peduli
pada dirinya sendiri. Jadi, menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat
altruisme. Altruisme adalah suatu tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan
kepentingan orang lain dengan mengorbakankan kepentingan dirinya.
2.2 Teori Utilitarianisme
Teori utilitarianisme merupakan teori etika yang menggunakan pendekatan biaya-
manfaat. Beberapa masalah yang dapat muncul dengan adanya prinsip-prinsip utilitarian
yaitu: Masalah utama yang akan timbul yaitu masalah distribusi, dimana ungkapan bahwa
kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbesar bersifat ambigu. Manfaat merupakan
konsep yang sangat luas sehingga dalam kenyataan praktis dapat menimbulkan kesulitan
yang dikarenakan persepsi dari manfaat itu sendiri berbeda-beda bagi setiap orang. Masalah
lain dari utilitarianisme adalah memutuskan apa yang dianggap sebagai suatu hal yang baik.
Seorang utilitarian perlu menentukan hal-hal yang bagaimana yang dapat dikatakan sebagai
hal yang serta perlu memahami betul antara apa yang kita butuhkan dengan apa yang kita
inginkan.
Etika Utilitarianisme menurut John S. Mill dalam buku kamus filsafat mengatakan
bahwa etika utilitarianisme merupakan teori etika yang mengatakan bahwa hal-hal yang
baik merupakan hal yang bermanfaat, berguna, dan menguntungkan. Sebaliknya hal-hal
yang jahat dan tidak baik merupakan hal-hal yang merugikan, tidak bermanfaat dan tidak
menguntungkan, dari karena itu baik atau buruknya sesuatu ditentukan berdasarkan manfaat
yang diperoleh, berguna atau tidak berguna dan menguntungkan atau tidak menguntungkan
(Bagus, 2000). Etika Utilitarianisme mengungkapkan bahwa suatu tindakan dikatakan baik
jika mampu memberikan manfaat bukan kepada satu atau dua masyarakat saja melainkan
masyarakat besar.
2.3 Teori Deontologi
Teori deontologi menolak pendirian bahwa konsekuensi merupakan faktor
relevan untuk menentukan apa yang harusnya dilakukan manusia. Teori deontologis
berpandangan bahwa masalah etika berkaitan dengan tindakan itu sendiri yang melarang
tindakan tersebut, terlepas dari konsekuensinya. Deontologist berasal dari kata Yunani
“deontos,” yang berarti apa yang harus dilakukan atau diterjemahkan juga sebagai
kewajiban. Salah stau deontolog yang rasa kewajiban moral dan membandingkannya
dengan kecenderungan atau keinginan. Kant berpendapat bahwa, jika seseorang
bertindak hanya karena kecenderungan atau keinginan, maka orang tersebut sama sekali
tidak bertindak secara moral.
Menurut Kant, manusia bertindak pada tingkat moral yang melampaui naluri dan
kecenderungan hewan merupakan hal yang istimewa, sehingga membuat manusia
menjadi bermoral dan memberi kita martabat dan hak. Seseorang membuat keputusan
berdasarkan kewajiban yang memenuhi syarat, yang menentukan baik atau buruknya
yaitu apakah keputusan tersebut mencapai tujuannya atau tidak. Oleh karena itu, menurut
Kant, jika seseorang melakukan sesuatu hanya untuk memenuhi keinginannya, maka
orang tersebut tidak bertindak atas dasar motif moral.
Menurut Sutrisna (2010) Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi dalam menerapkan
teori deontologi, yaitu:
2.3.1 Suatu tindakan punya nilai moral, maka tindakan itu harus dijalankan
berdasarkan aturan, prosedur, atau kewajiban.
2.3.2 Nilai moral dari suatu tindakan tidak ditentukan oleh tujuan atau
hasil yang dicapai, melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakn tersebut.
2.4 Teori Kebajikan (Virtue Theory)
Karakter dari teori kebajikan mengraikan pertanyaan tentang bagaiman menjadi
seseorang, daripada pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan seseorang. Kata virtue
berasal dari bahasa Latin yaitu “virtus”, yang berarti kekuatan atau kapasitas, dan virtus
digunakan untuk menerjemahkan kata Yunani arête, yang artinya sangat baik. Bagi filsuf
Yunani kuno, terutama Aristoteles, kehidupan yang baik (kehidupan yang sejahtera)
adalah kehidupan di mana seseorang melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitasnya yang
luar biasa atau aktivitas sesuai dengan kebajikan.
Keutamaan didefinisikan sebagai penggambaran watak menganai perilaku
seseorang dan memungkinkan nya bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan,
merupakan suatu keutamaan seseorang sehingga bermodal hal tersebut seseorang mampu
mengambil keputusan tepat dalam berbagai kondisi. Keadilan merupakan perwujudan nilai
keutamaan lainnya mendorong seseorang mampu memberikan kepada sesama segala
sesuatu yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan dimana seseorang tidak
ingin menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja keras juga nilai
keutamaan yang menjamin seseorang untuk menghindari tindakan bermalas-malasan.
Prestasi bisnis yang baik adalah prestasi bisnis didasari oleh nilai nilai keutamaan. Hidup
yang baik adalah virtuous life: hidup keutamaan, Life is precious, hidup adalah utama dan
sangat berharga maka gunakanlah setiap menit yang ada untuk berbuat sesuatu kebaikan
kepada umat manusia.
2.5 Teonom
Teori etika teonom salah satu teori yang dilandasi oleh filsafat Kristen. Teori
Teonom adalah salah satu aliran moral yang meletakkan dasar moralnya pada perintah
Allah secara mutlak. Menurut aliran ini Perintah Allah mutlak dijalankan oleh semua
orang tanpa pengecualian. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan
dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti
aturan-aturan Allah sebagaimana telah dituangkan dalam kitab suci. Tradisi agama ini,
Allah sendiri menawarkan suatu hukum yang sifatnya harus ditaati. Pada dasarnya Tuhan
tidak memaksa manusia untuk menerima hukum-hukum yang Ia tawarkan, karena
manusia diciptakan secara bebas tetapi secara mendasar, teori ini mengajarkan bahwa
benar secara moral apabila sesuai dengan perintah Allah, salah secara moral apabila tidak
sesuai Allah, dan sifatnya wajib atau mengikat bila diperintahkan Allah.
Etika ini terdiri dari dua macam, yaitu Etika Teonom Murni dan Etika Hukum
Kodrat. Etika teonom murni mengajarkan bahwa tindakan dikatakan benar (baik) bila
sesuai dengan kehendak Allah, dan dikatakan salah (buruk) apabila tidak sesuai dengan
kehendak-Nya. Menurut teori ini Allah sama sekali bebas dalam menentukan apa yang
harus kita anggap buruk. Tugas manusia dalam hal ini adalah menerima apa yang
diajarkan Allah terhadapnya jangan sampai berpikir sendiri karena pikirannya tidak
berdaya. Sedangkan etika hukum kodrat mengatakan bahwa baik dan buruk ditentukan
oleh Allah semata-mata. Sesuatu dikatakan benar jika sesuai dengan tujuan manusia atau
sesuai dengan kodrat manusia.
2.6 Teori Hak
Penentuan hak merupakan evaluasi dalam setiap kejadian dan peristiwa. Teori hak
memiliki hubungan dengan teori deontologi yang berdasarkan dengan kewajiban, karena
hak dan kewajiban adalah hal yang terhubung dan tidak terpisahkan. Seseorang melakukan
sesuatu pekerjaan memiliki hak dan kewajiban dalam setiap peristiwa ekonomis. Legalitas
hak didasarkan dalam system atau yuridikasi hukum suatu negara, sumber hukum tertinggi
suatu negara adalah Undang-Undang Dasar Negara yang bersangkutan. Teori hak ini
mengacu kepada distrubusi moral yang dihubungkan dengan pribadi dan kelompok,
sehingga bisa dibagi menjadi : Hak legal dan hak moral, hak khusus dan hak umum, hak
negatif dan hak positif.
Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu: hak hukum
(legal right), hak moral atau kemanusiaan (moral, human right), dan hak kontraktual
(contractual right). Hak legal adalah hak yang didasarkan atas sistem atau yuridiksi
hukum suatu negara, di mana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-
Undang Dasar negara yang bersangkutan. Hak moral dihubungkan dengan pribadi
manusia secara individu, atau dalam beberapa kasus dihubungkan dengan kelompobukan
dengan masyarakat dalam arti luas. Hak kontraktual mengikat individu-individu yang
membuat kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing
pihak.
2.7 Tabel Pemetaan Teori Etika
No Teori Etika Ciri Khas Kelebihan Kekurangan
1 Egoisme Teori ini lebih cenderung Dengan Paham egoisme
berpusat pada diri sendiri menggunakan ini tidak mampu
dan memaksimalkan teori ini memecahkan
kepentingan individu tanpa seseorang konflik
mementingkan tindakannya menjadi lebih kepentingan
pada orang lain pecaya pada antar kelompok
dirinya sendiri karena hanya
berfokus pada
dirinya sendiri
2 Utilitarianisme Dasar dari teori ini Teori ini baik Pemahaman
menyatakan bahwa hal-hal digunakan utilitarianisme
yang baik merupakan hal dalam bisnis ini bisa
yang bermanfaat, berguna, karena asas menyebabkan
dan menguntungkan. manfaatnya jika kontradiksi
Sebaliknya hal-hal yang dihubungkan karena
jahat dan tidak baik dengan prinsip seseorang wajib
merupakan hal-hal yang ekonomi dan memikirkan hal
merugikan, tidak entitas bisnis itu baik atau
bermanfaat dan tidak yang tidak terhadap
menguntungkan, dari memperhatikan orang banyak,
karena itu baik atau banyak orang. sedangkan tidak
buruknya sesuatu semua hal bisa
ditentukan berdasarkan dihubungkan
manfaat yang diperoleh. dengan
masyarkat luas
3 Deontologi Teori deontologi ini lebih Teori ini Pandangan teori
melihat bahwa etika memperhatikan ini hanya
bertumpu pada kewajiban tujuan awal yg berfokus kepada
seseorang dalam melakukan harus baik kewajiban awal
peranan tugasnya. Sesorang sehingga tanpa terlalu
dikatakan sudah bisa peranan etika memperhatikan
memenuhi teori ini ketika menjadi moral konsekuensi
motivasi dan kemauan yang yang baik dari suatu
baik. tindakan
tersebut
4 Virtue Ethics Hal mendasar dari teori ini Pandangan teori Implementasi
adalah tidak saja menyoroti kebajikan atau dari teori ini
perbuatan manusia tetapi keutamaan ini bisa
memandang manusia lebih objektif menyulitkan
sebagai perilaku moral yang dalam ketika seseorang
melakuakn perbuatan baik mengevaluasi merubah watak
untuk manusia diri kita. yang sudah
terbentuk untuk
menjadi lebih
baik lagi.
5 Teonom Teori ini memiliki landasan Peran agama Seseorang yang
agama terutama filsafat menjadi salah tidak memiliki
kristen yang dimana satu hal penting agama dianggap
perbuatan baik atau buruk untuk sesorang belum
serta etika seseorang melakukan mengimplement
berhubungan langsung perbuatan yang asikan etika
kepada Tuhan. baik dan yang benar
dianggap benar sehingga teori
ketika dilandasi ini tidak
firman Tuhan. mendukung
khalayak yang
luas dan hanya
benar untuk
penganut agama
tertentu.
6 Hak Suatu perbuatan yang etis Sisi positif dari Tuntutan hak
didasarkan oleh hak teori ini bisa bisa menjadi
individu untuk memilih, menegakkan boomerang
teori ini saling melengkapi hak manusia ketika seseorang
dengan deontologi yang dalam landasan lalai dengan
didasarkan kewajiban etika yang kewajibannya
dilindungi oleh dan hanya
hukum sehingga menuntut
bisa menjadi haknya sehingga
evaluasi baik tidak seimbang
atau buruknya dalam perlakuan
perbuatan konsep etika.
seseorang.
3. Implementasi Etika dalam Profesi Akuntan
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang
biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagisetiap orang yang
mengemban profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan dasar dalam menjalankan
atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh setiap profesi. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi
akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku
bisnis. Para pelaku bisnis ini diharapkan memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi. Etika
profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya dengan profesi lain yang
berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya.
Berikut Lima prinsip dasar etika untuk Akuntan adalah:
3.1 Integritas - bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.
Akuntan harus mematuhi prinsip integritas, yang mensyaratkan Akuntan untuk bersikap
lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis. Integritas menyiratkan
berterus terang dan selalu mengatakan yang sebenarnya. Akuntan tidak boleh secara
sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, atau informasi lain ketika Akuntan
percaya bahwa informasi tersebut: Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan
secara material, Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati,
Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan,
sehingga akan menyesatkan.
3.2 Objektivitas - tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak
lain. Akuntan harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Akuntan tidak
mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena adanya bias,benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain. Akuntan tidak boleh
melakukan aktivitas profesional jika suatu keadaan atau hubungan terlalu memengaruhi
pertimbangan profesionalnya atas aktivitas tersebut
3.3 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional - untuk:
3.3.1 Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesional pada level
yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya
bekerja memperoleh jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar
profesional dan standar teknis terkini serta ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku; dan
3.3.2 Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar
teknis yang berlaku Pemberian jasa kepada klien dan organisasi tempatnya
bekerja dengan kompetensi profesional mensyaaratkan Akuntan untuk
menggunakan pertimbangan yang baik dalam menerapkan pengetahuan dan
keahlian profesional ketika melakukan aktivitas profesional. Menjaga
kompetensi profesional mensyaratkan suatu kesadaran yang berkelanjutan dan
pemahaman atas perkembangan teknis, profesional, serta bisnis yang relevan.
Pengembangan profesional berkelanjutan memungkinkan Akuntan untuk
mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bekerja secara kompeten
dalam lingkungan profesional.
3.4 Kerahasiaan - menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan
profesional dan bisnis. Akuntan harus mematuhi prinsip kerahasiaan, yang
mensyaratkan Akuntan untuk menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai
hasil dari hubungan profesional dan bisnis. Prinsip kerahasiaan merupakan bentuk
perlindungan kepentingan publik karena memfasilitasi aliran informasi yang bebas dari
klien atau organisasi tempatnya bekerja kepada Akuntan dengan pemahaman bahwa
informasi tersebut tidak akan diungkapkan kepada pihak ketiga.
3.5 Perilaku Profesional - mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
menghindari perilaku apa pun yang diketahui oleh Akuntan mungkin akan
mendiskreditkan profesi Akuntan. Akuntan harus mematuhi prinsip perilaku
profesional, yang mensyaratkan Akuntan untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan menghindari perilaku apa pun yang diketahui atau
seharusnya diketahui yang dapat mendiskreditkan profesi. Akuntan tidak boleh terlibat
dalam bisnis, pekerjaan, atau aktivitas apa pun yang diketahui merusak atau mungkin
merusak integritas, objektivitas, atau reputasi baik dari profesi, dan hasilnya tidak sesuai
dengan prinsip dasar etika.

REFERENSI

Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. (2014). Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba Empat.

Hudiarini Sri. (2017). Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik Di Kalangan Dunia
Pendidikan Tinggi. Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol. 2. No. 1.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Kode Etik Akuntan Indonesia: Prinsip Dasar Etika.

Ronald F, B.S Dusca, & J. Ragatz (2011). Accounting Ethics. Wiley-Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai