Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ETIKA BISNIS

“SEKILAS TEORI ETIKA”

Dosen Pengampu : Drs. Hery Sutanto, MM

Kelompok 2:
Muhammad Faza Attaqi 141180096
Fauzy Isaura 141180103
Yusuf Kurniawan 141180132
Sufa Habibahtur Rohmah 141180148
Aldi Hamid Awalano 141180202
Kelas : EM – A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

TAHUN 2020

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apa yang membuat kehidupan manusia dan masyarakat menjadi baik? Kita
mempunyai alasan apa untuk memuji satu orang (atau kelompok orang) dari sudut
kualitas etisnya, sedangkang orang ataukelompok lain kita cela? Jikakita mencari dasar
lebih mendalam bagi perlakuan yang berbed-beda itu, kita memasuki wilayah teori etika.
Etika Bisnis adalah penerapan prinsip-prinsip etikayang umum pada suatu wilayah
perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan ekonomi dan bisnis. Prinsip-prinsip etika
tidak berdiri sendiri, tetapi tercantum dalam suatu kerangka pemikiran sistematis yang
kita sebut "teori". Sambil melewati banyak detail, disini kami berusaha menjelaskan inti
pemikiran moralnyang barangkali berguna bagi refleksi selanjutnya tentang aspek-aspek
etis dari praktik bisnis.
Secara konkret teori etika ini sering terfokuskan pada perbuatan. Ditanyakan : apa
yang mengakibatkan perbuatan ini menjadi baik, sedangkan perbuatan lain tanpa ragu-
ragukita tolak sebagai buruk atau malah buruk sekali? Kita mencati fundamen rasional
untu penilaian kia itu. Tentu saja kalau di sini kita berbicara tentang " Perbuatan baik",
yang kita maksud adalah baik dari sudut oandang moral, bukan dari sudut teknis atau
sebagainya. Bisa saja, menurut sudut pandang teknis suatu oerbuatan adalah baik sekali,
walaupun dari segi moral perbuatan ini justru buruk dan karena itu harus di tolak.
Bisa dikatakan juga bahwa teor etika membantu kita untuk menilai keputusan etis.
Teori etika menyediakan kerangka yang memungkinkan kita memastikan besar tidaknya
keputusan moral kita. Suatu teori etika membantu kita untuk mengambil keputusan moral
yang tahan uji, jika ditanyakan tentang dasarnya. Teori etika menyediakan justifikasi
untuk keputusan kita.

2
PEMBAHASAN

A. UTILITARIANISME
Utilitarianisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti "bermanfaat". Menurut
teori ini perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagain keseluruhan. Jadi,
utilitarianisme ini tidak boleh dimengerti dengan cara egoistis. Menurut suatu perumusan
terkenal, dalam rangka pemikiran utilitarianisme kriteria untuk menentukan baik
buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest number,
kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar. Utilitarianisme sebagai teori etika cocok
sekali dengan pemikiran ekonomi. Misalnya, teori ini cukup dekat dengan cost-benefit
analysis yang banyak dipakai dalam konteks ekonomi.
Dapat dipahami kalau Utilitarianisme sangat menekankan pentingnya konsekuensi
perbuatan dalam menilai baik buruknya. Kualitas moral suatu perbuatan-baik buruknya-
tergantung pada konsekuensi atau akibat yang dibawakan olehnya. Jika suatu perbuatan
mengakibatkan manfaat paling besar, artinya paling memajukan kemakmuran,
kesejahteraan, dan kebahagiaan masyarakat, maka perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya,
jika perbuatan membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat, perbuatan itu harus
dinilai buruk. Konsekuensi perbuatan di sini memang menentukan seluruh kualitas
moralnya. Karena disini konsekuensi begitu dipentingkan, Utilitarianisme kadang-
kadang dinamai juga "konsekuensialisme".
Utilitarianisme disebut juga teori teleologis, sebab menurut teori ini kualitas etis suatu
perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan. Dalam perdebatan antara para etikawan,
teori Utilitarianisme menemui banyak kritik. Keberatan utama yang dikemukakan adalah
bahwa utilitarianisme tidak berhasil menampung dalam teorinya duanoaham etis yang
amat penting, yaitu keadilan dan hak. Jika suatu perbuatan membawa manfaat sebesar-
besarnya untuk jumlah orang terbesar, maka menurut utilitarianisme perbuatan iti harus
dianggap baik. Akan tetapi, bagaimana kalau perbuatan itu serentak juga tidak adil bagi
suatu kelompok tertentu atau melanggar hak beberapa orang atau barangkali malah hanya
satu orang? Jika mereka konsisten, para pendukung utilitarianisme mesti mengatakan
bahwa dalam hal itu perbuatannya harus dinilai baik. Dengan maksud mencari jalan
keluar dari kesulitan terakhir ini, beberapa utilitarian telah mengusulkan untuk
membedakanndua macam utilitarianisme; utilitarianisme perbuatan dan utilitarianism

3
aturan. Kita dapat menyimpulkan bahwa utilitarianisme aturan membatasi diri pada
justifikasi aturan-aturan moral. Dengan demikian mereka memang dapat menghindari
beberapa kesulitan dari utilitarianisme perbuatan.

B. TEORI DEONTOLOGI
Disebut juga etika kewajiban. Menurut etika deontologis, yang berasal dari kata
Yunani deon yang berarti kewajiban, suatu tindakan itu dipandang benar bila tindakan itu
terjadi sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Berakar pada etika Immanuel Kant
(1724-1804) yang mengukur baik-buruk perbuatan dari motif pelaku tindakan. Perbuatan
hanya bisa disebut baik jika didasari oleh kehendak baik pula.
Etika deontologi sangatlah menekankan perlunya law and order dalam kancah
kehidupan bermasyarakat secara beradab yang hanya akan terjadi bila manusia itu
memenuhi aturan: aturan Allah, alam, negara, dsb. Kesulitan yang membelit etika
deontologis terletak dalam pengandaiannya (asumsi) bahwa fakta itu sudahlah selaras
dengan cita-cita, bahwa das Sein itu telah identik dengan das Sollen. Akibatnya, etika
deontologis itu sering memberi kesan kaku, legalistis dan konservatif: melestarikan status
quo! Misalnya, adalah benar bahwa manusia itu pada umumnya wajib taat kepada orang
tuanya atau patuh pada hukum negaranya, namun bagaimana bila kebetulan orang tua itu
adalah orang tua yang tirani atau negara itu adalah negara yang Zionistik serta rasialis.
Kelebihan dan Kelemahan Deontologi
1. Kelebihan
Deontologi menempatkan yang hak menjadi prioritas atas yang baik, tapi tidak
menganggap yang baik dan yang hak itu berbeda tingkatnya, melainkan keduanya
komplementer. Keadilan bukan masalah kebajikan atau kebaikan, melainkan masalah
kewajiban.
2. Kelemahan
Dalam kehidupan sehari-hari ketika menghadapi situasi yang dilematis, etika
deontologis tidak memadai untuk menjawab pertanyaan bagaimana saya harus
bertindak dalam situasi konkret yang dilematis itu. Ketika ada dua atau lebih
kewajiban yang saling bertentangan, ketika kita harus memilih salah satu sambil
melanggar yang lain, etika deontologis tidak banyak membantu karena hanya
mengatakan: bertindaklah sesuai dengan kewajibanmu.

4
Kekuatan etika deontologis Kant
1. Memberi dasar kokoh bagi rasionalitas dan objektivitas kesadaran moral
Dengan menekankan bahwa prinsip moralitas bisa diturunkan secara apriori
dari akalbudi murni dan tidak ditentukan baik oleh objek tindakan, oleh akibat-
akibatnya, maupun oleh kepentingan-kepentingan subjek pelaku, maka etika
deontologis Kant memberi dasar yang kokoh bagi rasionalitas dan objektivitas
kesadaran moral. Seperti sudah pernah kita bicarakan, rasionalitas kesadaran moral
menuntut bahwa penentuan benar salahnya tindakan atau baik buruknya kelakuan
manusia itu bukan hanya perkara selera atau perasaan belaka dari orang yang
memberi penilaian, melainkan bahwa itu berdasarkan suatu prinsip yang nalar
(masuk akal). Keputusan moral itu bisa dan perlu dipertang-gungjawabkan sehingga
kebenarannya dapat diuji oleh orang lain. Objektivitas kesadaran moral juga dijamin
oleh etika deontologis melawan arus subjektivisme dan relativisme, karena prinsip
yang secara apriori diturunkan dari akalbudi murni itu prinsip yang berlaku umum
dan mengikat secara mutlak setiap manusia sejauh ia mahkluk yang berakalbudi
(rasional).
2. Memberi tolak ukur yang perlu dan penting untuk menilai moralitas suatu
tindakan,   yakni prinsip universalitas
Imperatif kategoris Kant sebagaimana dirumuskan di atas, kendati, seperti
masih akan kita lihat di bawah, belum mencukupi sebagai tolok ukur penilaian
moralitas tindakan, sudah memberi salah satu unsur yang memang perlu dan
penting, yakni prinsip universalitas. Tindakan yang secara moral betul setidak-
tidaknya mesti didasarkan atas prinsip yang tidak hanya berlaku untuk subjek
pelaku tertentu dan pada waktu serta kondisi tertentu, melainkan pada prinsip yang
bisa disetujui dan berlaku untuk semua orang di mana dan kapan saja mereka
berada.
Kesulitan pokok etika deontologis Kant
1. Tidak memberi tempat bagi adanya dilema moral dan tidak bisa memberi jalan keluar
bila terjadi konflik prinsip moral
Dilema moral adalah situasi ketika seorang pelaku S secara moral wajib untuk
melakukan A dan sekaligus juga secara moral wajib untuk melakukan B, namun ia tak
dapat melakukan keduanya sekaligus, entah karena dengan melakukan A itu berarti ia
tidak melakukan B, atau karena keterbatasannya sebagai manusia tidak
memungkinkan untuk melakukan keduanya sekaligus. Sebagai contoh misalnya
5
dalam ceritera drama Sophocles yang berjudul Antigone, raja Creon menetapkan
bahwa upacara penguburan untuk Polyneices kakak Antigone dianggap melawan
hukum setempat yang melarang memeberikan penghormatan terhadap seorang
pengkianat seperti Polyneices. Dengan demikian Antigone telah melanggar
kewajibannya terhadap negara. Di lain pihak sebagai adik kandung Plyneices ia secara
keagamaan dan kekeluargaan berkewajiban untuk melakukan upacara penguburan itu.
Dalam ceritera sendiri Antigone memilih untuk mengikuti kewajibannya yang kedua,
tetapi sebenarnya kasus itu bisa merupakan contoh adanya dilemma moral. Etika
deontologis Kant menganggap bahwa orang tidak mungkin terikat oleh dua kewajiban
moral yang sama. Bagi Kant kalau Antigone wajib secara moral untuk melakukan
upacara penguburan untuk kakaknya, ia tidak terikat oleh kewajiban moral untuk
tunduk pada peraturan negara yang telah ditetapkan oleh rajanya. Menurut dia salah
satu kewajiban itu pasti keliru. Dalam praktek hidup, halnya tidak sesederhana itu.
Bahkan seandainya orang akhirnya terpaksa memilih salah satu, tetap dia merasa
bahwa kewajibannya yang lain bukanlah hal yang begitu saja dapat diabaikan.
Karena etika deontologis Kant tidak memberi ruang pada adanya dilemma
moral, maka ia juga tidak bisa memberi jalan keluar bila terjadi konflik prinsip moral.
Misalnya, seorang dokter berdasarkan prinsip informed consent wajib secara moral
memberitahukan kepada pasiennya apa yang menjadi penyakit dia sesungguhnya,
sehingga ia perlu menjalani treatment tertentu. Akan tetapi pasien tersebut juga
mengidap penyakit jantung dan ada kemungkinan besar bahwa pemberitahuan apa
adanya mengenai penyakitnya akan menyebabkan dia terkejut dan malah mati
mendadak. Dalam hal ini prinsip informed consent dan sekaligus prinsip larangan
untuk berbohong, bertabrakan dengan prinsip hormat terhadap hidup manusia. Karena
dalam sistem etika deontologis semua kewajiban moral mengikat setiap makhluk
rasional secara mutlak, maka dalam kasus tersebut dokter berhadapan dengan suatu
dilema moral yang sulit dicari jalan keluarnya. Etika deotologis tidak memberi tempat
bagi penentuan kewajiban kongkrit berdasarkan pertimbangan akibat tindakan.
2. Kemutlakan norma tanpa kemungkinan pengecualian dengan mengindahkan akibat
tindakan, sulit diterima
Teori etika deontologis tidak mengenal kekecualian; ada norma ada kewajiban
yang mengikat mutlak; jadi harus dilaksanakan entah apa pun akibatnya. Kant
misalnya memberi contoh bahwa orang wajib untuk mengatakan yang benar,
meskipun dalam kasus ada seorang pembunuh bayaran yang mencari seseorang yang
6
saya tahu di mana dia bersembunyi. Argumen dia yang mengatakan bahwa kalau kita
berdusta dengan maksud untuk melindungi atau menyelamatkan nyawa orang itu lalu
menunjuk suatu tempat lain, padahal kebetulan orang yang dimaksud tanpa
sepengetahuan kita sudah pindah ke tempat yang kita tunjuk itu, sehingga si
pembunuh tadi berhasil menemukan dan membunuh dia, kita salah dua kali: pertama
melanggar kewajiban untuk berkata benar, dan yang kedua menyebabkan orang itu
mati dibunuh. Sedangkan kalau kita mengatakan sebenarnya, andaikan orang itu lalu
terbunuh, maka pembunuhan itu bukanlah karena kesalahan kita. Argumen ini
rupanya tidak begitu meyakinkan.

C. TEORI HAK
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan
atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat
cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Teori hak sekarang begitu popular, karena dinilai cocok dengan penghargaan terhadap
individu yang memiliki harkat tersendiri. Karena itu manusia individual siapapun tidak
pernah boleh dikorbankan demi tercapainya suatu tujuan yang lain. Menurut Immanuel
Kant manusia merupakan suatu tujuan pada dirinya (an end in itself ). Karena itulah
manusia selalu harus dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh
diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain.
Sebagaimana halnya dalam pemikiran moral pada umumnya, demikian juga dalam
etika bisnis sekarang teori hak diberi tempat yang penting. Dalam hal ini etika bisnis
dalam bentuk sekarang hanya melanjutkan perjuangan di bidang sosio-ekonomi yang
berlangsung pada masa sebelumnya. Perjuangan kaum buruh dalam zaman industrialisasi
seluruhnya dilatarbelakangi wawasan hak. Demikian juga upaya kaum wanita untuk
mencapai status sama dengan pria (emansipasi wanita). Dalam perusahaan tentu juga
mempunyai hak, namun teori hak terutama diterapkan pada karyawan dengan
menonjolkan hak karyawan terhadap perusahaan. Karyawan mempunyai ha katas gaji
adil, lingkungan yang sehat dan aman. Karyawan wanita mempunyai hak diberlakukan
dengan cara yang sama seperti pria, misalnya diberikan gaji yang sama jika prestasi
kerjanya sama pula. Karyawan wanita berhak di tempat kerja tidak dilecehkan oleh rekan
7
pria. Konsumen berhak atas produk yang sehat serta aman dan sesua dengan harapannya
Ketika ia membelinya. Dengan demikian saat ini semakin banyak topik etika bisnis
didekati dari segi hak.

D. TEORI KEUTAMAAN
Dalam teori sebelumnya baik buruknya perilaku manusia dipastikan berdasarkan
suatu prinsip atau norma. Jika sesuai norma suatu perbuatan adalah baik, kalau tidak
sesuai maka perbuatan adalah perbuatan buruk. Jika utilitarianisme suatu perbuatan
adalah baik jika membawa kesenangan bagi jumlah orang banyak. Jika Deontologi
perbuatan baik jika sesuai dengan prinsip. Menurut teori HAK, perbuatan adalah baik jika
sesuai dengan hak manusia. Teori ini semua didasarkan atas prinsip (rule based).
Disamping teori teori ini, mungkin ada lagi suatu pendekatan lain yang tidak
menyoroti perbuatan, tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral.
Teori ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang.
Teori keutamaan sekarang untuk Sebagian besar menghidupkan kembali pemikiran
Aristoteles. Kadang-kadang virtue diterjemahkan sebagai “ kebajikan “ atau “kesalehan”.
Tetapi terjemahan lebih baik dalam Bahasa Indonesia adalah “Keutamaan”, karena
terjemahan itulah paling dekat dengan kata arete yang dipakai Aristoteles dan seluruh
tradisi filsafat Yunani.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang
dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Kebijaksanaan misalnya
merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam
setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selali
memberikan kepada sesame apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah
keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi
mengizinkan. Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi
kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan. Seseorang adalah orang yang baik, jika
memiliki keutamaan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan. Hitu yang baik
adalam virtuous life; hidup berkrutamaan.
Keutamaan tidak boleh dibatasi pada taraf pribadi saja tetapi harus ditempatkan dalam
konteks komuniter. Dalam etika bisnis, teori keutamaan belum banyak dimanfaatkan. Ada
banyak keutamaan dan semua keutamaan tidak sama pentingnya untuk setiap orang atau
setiap bidang kegiatan. Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis individual

8
dan keutamaan pada taraf perusahaan. Disamping itu ia berbicara lagi tetang keadilan
sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis.
Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut :
kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu
sama lain dan kadang malah ada tumpeng tindih diantaranya. Kejujuran secara umum
diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis.
Orang mempunyai keutamaan kejujuran tidak akan berbohong atau menipu dalam
transaksi bisnis bahkan kalau penipuan sebenarnya gampang.
Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra bisnis ingin
bertanya, pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan. Tetapi suasana
keterbukaan itu tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya. Dalam bidang
bisnis dan industry ada rahasia (trade secrets) yang oleh para karyawan tidak boleh
dibuka kepada pihak lain, walaupun ada banyak peminat untuk itu, khususnya pesaing.
Pemilik bisnis atau industry berhak bahwa rahasia itu tidak dibongkar oleh siapapun dan
keutamaan kejujuran sama sekali tidak mewajibkan mereka untuk membuka rahasia
tersebut.
Perlu diakui, tentang keutaamaan kejujuran kadang-kadang ada kesulitan juga. Garis
perbatasan antara kejujuran dan ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.
Semua sector bisnis tidak sama peka terhadap penipuan. Satu sector bisnis yang terkenal
rawan kadang bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Tetapi tidak pernah boleh
disampaikan informasi palsu yang menyesatkan. Dalam hal ini setiap informasi yang
tidak benar belum tentu menyesatkan juga. Contoh terkenal adalah Menteri keuangan
yang atas pertanyaan wartawan menegaskan tidak akan terjadi devaluasi mata uang.
Devaluasi mata uang adalah prosedur yang menurut hakikatnya bersifat demikian rupa
sehingga tidak mengizinkan diberikannya informasi yang benar. Mestinya para wartawan
dan public mengerti hal itu. Dalam konteks bisnis, hal serupa barangkali terjadi dalam
jual beli saham atau akuisisi perusahaan lain. Bagaimanapun, walaupun kejujuran adalah
keutamaan yang sangat diharapkan akan melekat pada setiap bisnis, namun itu tidak
berarti bahwa dalam praktek orang jujur lupur dari setiap kesulitan moral. Tetapi justru
yang memiliki keutamaan akan mendapatkan juga jalan keluar yang benar.
Kadang bisa dipertanggung jawabkan secara moral. Tetapi tidak pernah boleh
disampaikan informasi palus yang menyesatkan. Dalam hal ini perlu dicatat lagi bahwa
setiap informasi yang tidak benar belum tentu menyesatkan. Contoh terkenal adalah
mentrikeuangan yang atas pertanyaan wartwan menegaskan tidak akan terjadi devaluasi
9
mata uang, sedangkan ia tahu keesokan harinya ia harus mengumunkan terjadinya
devaluasi mata uang. Devaluasi keuangan adalah prosedur yang menurut hakikatnya
bersifat demikian rupa sehingga tidak mengizinkan diberikan informasi yang benar.
Mestinya para wartawan dan public mengerti hal itu. Menyangkal di sini agaknya satu-
satunya jawaban yang tepat. Dalam konteks bisnis, hal serupa barangkali bisa terjadi
dalam jual-beli saham atau akuisisi perusahaan lain. bagaimana pun, walaupun kejujuran
adalah keutamaan yang sangat diharapkan akan melekat pada setiap pelaku bisnis, namun
itu tidak berarti bahwa dalam praktek orang jujur luput dari setiap kesulitan moral. Tetapi
justru yang memiliki keutamaan akan mendapat juga jalan keluar yang betul.
Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan kedua
adalah fairness. Kata inggris ini sulit diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Kerap
kali diberi terjemahan “keadilan” dan memang fairness dekat dengan paham keadilan
tetapi tidak sama juga. Barangkali terjemaan yang tidak terlalu meleset adalah: sikap
wajar. Fairness adalah kesediaan unutk memberikan apa yang wajar kepada semua orang
dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat
dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbinis yang tidak
fair. Dengan insider trading dimaksudkan menjual-membeli saham berdasarkan informasi
“dari dalam” yang tidak tersedia bagi umum. Pada tahun 1980-an di Amerika Serikat
terjadi beberapa kasus yang menghebohkan. Dalam satu kasus, umpamanya, ada orang
yang akan membeli 150.000 saham dari suatu perusahaan, setelah ia mendengar informasi
bahwa merka akan mengadakan marger dengan perusahaan lain. public belum
mengetahui tentang rencana itu. Setelah rencana marger diumumkan, ia dapat menjual
sahamnya dengan untung 2,7 juta dollar. Kenapa insider trading seperti itu tidak fair?
Karena tidak disetujui oleh semua pihak yang berada didalam aktivitas saham tersebut.
Bursa efek sebagai institusi justru mengandaikan semua orang yang bergiat di sini
mempunyai pengetahuan yang sama tentang keadaan perusahaan yang mereka jual-
belikan sahamnya. Orang yang bergerak atas dasar informasi dari sumber tidak
umum(jadi,rahasia) tidak berlaku fair.
Kepercayaan (trust) juga adalah keutamaan yang penting dalam konteks bisnis.
Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik. Pembisnis yang memiliki
keutamaan yang sama. Ia bertolak pengandaian bahwa mitranya pantas diberi
kepercayaan atau bersifat bonafide. Sebagaimana ia bonafide juga terhadap mereka.
Pembisnis yang memiliki kepercayaan bersedia untuk menerima mitranya sebagai orang
yang bisa diandalkan. Hal itu sering mendesak, karena dalam dunia bisnis kerap kali
10
terdapat jarak waktu dan jarak tempat antara satu Langkah bisnis dan Langkah
berikutnya. Pengiriman barang sering dilakukan cukup lama sesudah dipesan.pembayaran
dilakukan sesudah waktu tertentu yang telah disetujui. Pemgusahan impor-ekspor
berurusan dengan mitranya yang berada di tempat jauh dan mereka jarang bertemu.
Dalam e-commerce atau interner shopping jarak bisa lebih jauh lagi dan barang yang
dipesan harus dibayar sebelum dikirim. Tentu saja, kepercayaan tidak sama dengan
navitasi. Tidak semua orang pantas dipercayai dan dalam memberi kepercayaan selalu
harus kita bersikap kritis. Kadang kala kita harus agak selektif dalam memilih mitra
bisnis. Dan dalam setiap perusahaan seharusnya ada system pengawasan yang efektif
terhadap semua karywan. Tetapi, bagaimana pun juga, bisnis tidak mungkin diadakan
tanpa kepercayaan. Salah satu cara ialah memberi garansi atau jaminan. Bila berdagang
mobil bekas adalah sector yang senantiasa dicurigai, bisnis ini bisa memberi garansi satu
tahun untuk setiap mobil yang dijualnya, guna menciptakan kepercayaan. Cara-cara
serupa itu bisa menunjang kepercayaan antara pembisnis, tetapi hal itu hanya ada
gunanya bila akhirnya kepercayaan melekat pada si pembisnis itu sendiri. Berikut 2
contoh kasus yang cukup ilistratif tentang kepercayaan:
1. Kasus: Eksportir kopi
Pada tahun 1950-an seorang eksportir kopi Indonesia menyetujiu menjadi
pemasok tetap bagi suatu pabrik kopi di belanda. Kopinya dijadikan suatu komponen
dari campuran kopi yang diproduksi perusahaan belanda itu. Beberapa tahun kemudia
eksportir memutuskan mengirim kopinya ke lelang kopi di London, karena harga
lebih tinggi disitu. Tetapi tahun berikutnya harga kopisangat terpuruk, seperti bisa
setalah panen berlimpah. Eksportir tersebut menawarkan Kembali kopinya ke
produsen belanda. Suratnya dikirim Kembali dalam keadaan tidak terbuka.
2. Kasus: Toko Intan
Taufik mewaris toko intan di Jakarta dari kakeknya. Pasokan selalu
didatangkan dari perusahaan intan terkenal di Amsterdam, Belanda, dan diperoleh
dengan cara konsinyasi. Pada tahun 1950-an seorang anak taufik membuka toko intan
di Singapura, dibantu dengan modal ayahnya. Ia mempergunakan jasa pemasok intan
yang sama di Belanda. Pada suatu hari naas, toko di Singapura tersebut didatangi
maling. Persediaan intan berharga setengah juta gulden belanda amblas. Karena tidak
mencakup asuransi, taufik menasihati anaknya untuk menjelaskan musibah itu
langsung kepada pemasok di belanda. Setibanya di Amsterdam, anak taufik diterima
dengan ramah oleh pengusaha intan intan belanda. “selama berdagang empat generasi,
11
baru kali ini perusahaan kami bertemu langusung dengan mitra dari Indonesia”,
sahutnya dan iya mengucapkan terimaksih karena merasa dihormati dengan
kunjungan itu. Kredit ditingkatkan sampai harga satu juta gulden dengan kesempatan
membayar Kembali setengah juta gulden pertama, bila keadaan mengizinkan.
(sumber: F.D. Bekkers, Seminar “Relevansi Etika Bisnis dalam Era Globalisasi”,
Universitas Atma Jaya, 19 Juni 1996).

Perhatian baru untuk kepercayaan dalam bisnis dipicu oleh studi besar berasal dari
ilmuan sosial Amerika, Francis Fukuyama (1995). Ia membedakan antara high-trust
societies dan low- trust societies. Masyarakat dalam katogori pertama terwujud di
Amerika Serikat, jerman, dan Jepang. Karena kepercayaan disitu tinggi, negara-negara
tersebut memiliki perusahaan swasta yang besar. Peranan negara pada bidang ekonomi
lebih bersifat tidak langsung. Masyarakat kategori kedua terwujud du Prancis, Italia,
Cina, Taiwan, Korea Selatan. Di situ perusahaan-perusahaan berbentuk lebih kecil dan
terutama dijalankan dalam rangka keluarga. Diluar lingkungan keluarga, orang tidak
mudah memberi kepercayaan kepada orang lain. unutk mengimbangi kekurangan
kepercayaan dalam masyarakat, negara lebih langsung berperan di bidang ekonomi dan
banyak perusahaan besar menjadi milik negara. Studi Fukuyama ini sangat menarik
dalam memperlihatkan bagaimana kepercayaan dalam bisnis bisa menjalankan perngaruh
besar dalam sekala makro. Kalua analisisnya benar, ada tidaknya kepercayaan akan
terjadi semakin menentukan untuk bisnis di masa mendatang.
Keutamaan keempat adalah keuletan ( Slomon menggunakan kata toughness).
Pebisnis harus bertahan dalam banyak situasi yang sulit. Ia harus sanggup mengadakan
negosiasi yang terkadang seru tentang proyek atau transaksi yang bernilai besar. Ia harus
berani juga mengambil resiko kecil ataupun besar, karena perkembangan banyak faktor
tidak bisa diramalkan sebelumnya. Ada kalanya ia tidak luput dari gejolak besar dalam
usahanya. Pengusaha indonesia yang terkenal, William Soerjadjaja, pendiri PT Astra
Internasional, mempunyai semboyan kerja yang dengan tepat sekali menandakan
keutamaan keuletan ini, yaitu per aspera ad astra(“melalui kesulitan menuju ke bintang” :
“bintang” dalam arti :cita-cita tertinggi). Nama perusahaannya diambil juga dari pepatah
Latn ini. Dalam usahanya ia sungguh menghayati makna semboyan tersebut. Selain selalu
bekerja keras, ia pernah ditipu teman, hingga mengalami kerugian jutaan mark Jerman. Di
kemudia hari Bank Summa, Salah satu usaha dalam grupnya, tersandung masalah kredit
macet akibat mismanagement anggota keluaranya, hingga harus dilikuidasi dan William
12
Soerjadja terpaksa harus membantu dengan melepaskan semua sahamnya di Astra.
Gejolak- gejolak seperti itu bisa terjadi, tetapi pebisnis yang berkekutamaan akan
bertahan terus. Ia tidak akan patah semangat di tengah kekecewaan dan kesulitan, di mana
orang lain barangkali sudah lama sebelumnya memutuskan mundur saja.Bisa terjadi juga,
ia harus mengambil tindakan yang keras dan berat. Keadaan ekonomis, umpamanya, bisa
memaksakan dia melangsingkan perusahaan untuk dapat bertahan hidup. Tidak bisa
dihindarkan, ia harus memberhentikan banyak karyawan, termasuk juga yang senior dan
banyak berjasa untuk perusahaannya. Dipandang dalam konteks terbatas, tindakan
semacam itu bisa tampak sebagai tidak adil. Tetapi ditempatkan dalam kerangka
menyeluruh, hal itu perlu untuk menyelamatkan perusahaannya. Seandainya ia
memberhentikan karyawan demi keuntungan atau kepentingan pribadi saja, ia adalah
orang yang biarpun dengan berat hati-untuk menyelamatkan perusahaan, ia mempunyai
keutamaan keuletan. Keuletan dalam bisnis itu cukup dekat dengan keutamaan lebih
umum yang disebut “keberanian moral”.
Kelompok keutamaan lain menandai orang bisnis pada taraf perusahaan. Dengan kata
lain, keutamaan- keutamaan ini dimiliki manajer dan karyawan sejauh mereka mewakili
perusahaan. Keempat keutaman ini adalah :keramahan, loyalitas , kehormatan, dan rasa
malu.
Keramahan tidak merupakan taktik saja untuk memikat para pelanggan , tapi
menyangkut inti kehidupan bisnis itu sendiri. Karyawan yang memiliki keutamaan ini
tidak main sandiwara saja, karena keramahan itu hakiki untuk setiap hubungan antar-
manusia, hubungan bisnis tisak terkecuali. Bagaimanapun juga, bisnis selalu mempunyai
segi melayani sesama manusia. Keramahan secara khusus berkaitan dengan segi tersebut .
Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata untuk mendapat gaji, tetapi
mempunyai juga komitmen yang tulus dengan perusahaan. Ia tidak tinggal sebagai orang
luar karena hanya “disewa” untuk bekerja tetapi sampai menjadi orang dalam bagi
perusahaannya. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi peka
terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan. Nasib perusahaan
dirasakan sebagai sebagian dari nasibnya sendiri. Ia merasa bangga , bila kinerja
perusahaan bagus. Sebaliknya, rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahaan
perusahaan. Walaupun ia sendiri barangkali tisak salah , ia merasa malu juga karena
perusahaannya salah.
Keuatamaan sebenarnya lebih cocok untuk digambarkan secara konkret daripada
diuraikan pada taraf teoritis. Dalam filsafat dewasa ini dikenal pendekatan yang sering
13
disebut “naratif”. Artinya, kebenaran filosofis yang mau dibicarakan, tidak diuraikan
secara teoritis , melainkan dikisahkan dalam suatu contoh atau kasus konkret. Keutamaan
termasuk topik yang hampir secara akami mengundang pendekatan naratif . Kita mengerti
apa maksudnya keutamaan secara paling baik, bilamanan bisa bejumpa dengan figur
pebisnis yang benar-benar mempraktekkan keutamaan.
Dibandingkan dengan teori-teori lain, teori keutaman mempunyai kelebihan lagi,
karena memungkinkan untuk mengembangkan penilaian etis yan g lebih positif. Teori –
teori yang didasarkan atas aturan, pada umumnya cenderung menilai perbuatan-perbuatan
dari segi negatif. Artinya mereka terutama menyoroti yang tidak etis. Mereka cenderung
menilai suatu perbuatan sebagai penipuan , pencurian, ketidakjujuran, dan sebagainya.
Pendeknya, secara khusus segi –segi negatif dalam tingkah laku manusia ditonjolkan.
Teori keutaman menyempatkan diri untuk menyoroti segi-segi lebih positif . Lawan dari
virtue adalah vice(keburukan), yang juga dibahas dalam teori keutamaan .Namun
demikian, teori keutamaan pada kenyataannya berorientasi positif, artinnya terutama
keutamaan dan bukan keburukan yang dibahas. Dalam rangka teori keutamaan, etika
bisnis bisa juga mengkuti kecenderungan positif ini. Misalnya,daripada selalu menyoroti
skandal-skandal bisnis, justru memberi perhatian pada perbuatannya positif dalam dunia
bisnis. Dalam hal ini pantas disebut suatu prakarsa di Amerika Serikat untuk menghargai
perusahaan –perusahaan yang berperilaku unggul dari segi moral. Himpunan perusahaan
asuransi dan keuangan yang bernama American Society of Chartered Life Underwriters
(CLU) and Chartered Financial Consultans(ChFC) yang mempunyai 36.000 anggota,
tersebar dalam 222 cabang (chapters), setiap tahun menganugerahkan America Business
Ethics Awards. Penghargaan ini diberikan kepada perusahaan yang menunjukkan kinerja
etis yang istimewa, entah dalam praktek sehari-hari, entah dalam policy moral mereka,
entah dalam menangani krisis atau tantangan khusus. Pengahrgaan ini diberikan menurut
empat kategori perusahaan publik (yang go public), perusahaan privat, perusahaan kecil
(sampai 100 karyawan), dan organisasi amal atau instansi pemerintah. Perusahaan
asuransi atau keuangan tentu tidak diperbolehkan ikut serta dalam nominasi.
Dianugerahkannya penghargaan ini bisa dilihat sebagai usaha untuk menonjolkan
perilaku yang berkeutamaan dalam bidang bisnis . Jadi, etika bisnis dalam arti positif.
Salah satu perusahaan yang mendapat penghargaan ini adalah Merck & Company.
Sebagai penutup uraian ini contoh perusahaan farmasi tersebut patut dikemukakan
sebagai kasus tentang etika bisnis dalam arti positif, yang jarang dikemukakan dalam

14
buku – buku etika bisnis. Pembaca budiman dipersilahkan mempertimbangkan segala
aspeknya, termasuk juga segi ekonomisnya.
Kasus Perusahaan Farmasi Merck & Company
Perusahaan farmasi Merck & Company telah berhasil mengembangkan obat
(Meetizan) yang membantu mencegah “river blindness” (onchoceciasis), sebuah penyakit
yang menimpa jutaan orang di Afrika. Namun, setelah Merck mengembangkan jenis obat
ini, mereka yang membutuhkannya tidak mempunyai uang untuk membelinya. Merck
berharap agar salah satu instansi negara atau organisasi internasional akan menyediakan
dana untuk membiayai obat itu. Tetapi harapan itu tidak terpenuhi . Karena itu Merck
memutuskan mereka akan menyediakan obat ini dengan gratis. Tetapi hal itu ternyata
tidak mudah juga, karena tidak ada sistem distribusif efektif yang dapat mengantar obat
ini sampai ke daerah terpencil Afrika di mana penduduk membutuhkannya. Karena itu
Merck memutuskan mengadakan sistem distribusi yang diperlukan atas biayanya sendiri
dan memastikannya bahwa obat akan mencapai para penderita. Akhirnya, Merck
melibatkan diri untuk terus mendistribusikan obat ini dengan gratis di masa depan juga
selama dibutuhkan.

15
KASUS

PT Megasari Makmur Yang Melanggar Etika Bisnis


Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT Megasari
Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari Makmur
juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengharum ruangan.
Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih
tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar
Indonesia.
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan
ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini
Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan
pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan
syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker
lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat
berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan
Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT
yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi
ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur
ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu
seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan,
setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

ANALISIS :
Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya
terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga tindakan
atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakah yang
bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?
Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan
bebas apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab. Lain
halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika
16
sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan
perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya
tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan kelompok bertanggung
jawab atas tindakan tersebut.
Kaum tradisional membantah bahwa, meskipun kita kadang membebankan tindakan kepada
kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah realitas moral dibalik semua
tindakan perusahaan itu. Individu manapun yang bergabung secara sukarela dan bebas dalam
tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud menghasilkan tindakan perusahaan,
secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan itu.

Namun demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan sengaja
dan dengan bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan
perusahaan atau untuk mengejar tujuan perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur
birokrasi organisasi besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan
perusahaan yang turut dia bantu, seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-
bersih di sebuah perusahaan. Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan
dalam organisasi perusahaan birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan
tanggung jawab moral orang itu.

Kita mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi
standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang
digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis
terhadap prinsip kejujuran perusahaan besarpun berani untuk mmengambil tindakan
kecurangan untuk menekan biaya produksi produk. Mereka hanya untuk mendapatkan laba
yang besar dan ongkos produksi yang minimal. Mengenyampingkan aspek kesehatan
konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya . dalam kasus HIT
sengaja menambahkan zat diklorvos untuk membunuh serangga padahal bila dilihat dari segi
kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran pernafasan dapat menimbulkan
kanker hati dan lambung.

17
Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga mengganti barang dengan
memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharusnya perusahaan
jugamemikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen rasakan bila dalam penggunaan
jangka panjang. Sebagai produsen memberikan kualitas produk yang baik dan aman bagi
kesehatan konsumen selain memberikan harga yang murah yang dapat bersaing dengan
produk sejenis lainnya.

Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT.Megasari Makmur dan Tindakan


Pemerintah

Pihak produsen (PT. Megasari Makmur) menyanggupi untuk menarik semua produk
HIT yang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi produk HIT
Aerosol Baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya.
HIT Aerosol Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari Pemerintah. Pada tanggal 08
September 2006 Departemen Pertanian dengan menyatakan produk HIT Aerosol Baru dapat
diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga (N0. RI. 2543/9-2006/S).Sementara itu pada
tanggal 22 September 2006 Departemen Kesehatan juga mengeluarkan izin yang menyetujui
pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh Indonesia.

18
PENUTUP

Kita dapat memahami secara garis besar bahwa etika bisnis merupakan penerapan
prinsip etika yang perlu diterapkan dalam kehidupan manusia terutama dalam kegiatan bisnis,
dalam etika bisnis kita juga mengenal beberapa macam teori yang dapat digunakan sebagai
dasar penilaian perbuatan seseorang baik itu dari segi negatif maupun segi positif. Etika
Bisnis yang diterapkan oleh para kaum pebisnis juga bisa menonjolkan sisi positif dadi
kegiatan bisnis yang mereka lakukan maupun secara personal dari masing-masing pelaku
kegiatan bisnis tersebut. Untuk itu kita menyadari bahwa mempelajari etika bisnis sangat
oenting dalam membantu kita dalam berperilaku, berhati-hati dan antisipasi dalam membantu
kelancaran bisnis kita.

19

Anda mungkin juga menyukai