Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA BISNIS

“ TEORI-TEORI ETIKA BISNIS “

Dosen

Nining Harnani, S.Pd., M.M

Disusun Oleh:

Mochamad Iqbal Febriyansyah

4122.4.21.11.0518

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UNIVERSITAS WINAYA MUKTI

2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat
kebiasaan,nilai-nilai dan norma-norma perilakumanusia yang dianggap baik atau tidak
baik. Dalam etika masih banyak dijumpai teori yang mencoba untuk menjelaskan
suatu tindakan,sifat, atau obyek perilaku yang sama dari sudut pandang yang
berlainan. Sebagaimana dikatakan oleh peschke S.V.D.(2003), berbagai teori etika
muncul antara lain karena adanya perbedaan perspektif dan penafsiran tentang apa
yang menjadi tujuan akhir hidup umat manusia. Disamping itu, sifat teori dalam ilmu
etika masih lebih banyak untuk menjelaskan sesuatu, belum sampai pada tahap untuk
meramalkan, apalagi untuk mengontrol suatu tindakan atau perilaku.
Banyaknya teori yang berkembang tampak cukup membingungkan. Padahal, sifat
teori yang makinsederhana dan makin mengerucut menuju suatu teori tunggal yang
mampu menjelaskan suatu gejala secara komprehensif. Justru makin menunjukkan
kemapanan disiplin ilmu yang bersangkutan.

2. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini diangkat beberapa topik permasalahan yang nantinya akan
dibahas. Permasalahannya antara lain: Beberapa bentuk teori etika? Apa hubungannya
teori etika dengan hakikat manusia? Seperti apa tantangan ke depannya etika sebagai
ilmu?
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Teori –teori Etika Bisnis

1. Etika Teleologi

Berasal dari kata Yunani,  telos = tujuan -> Mengukur baik buruknya suatu
tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu, atau
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Contoh: seorang anak
kecil yang mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit (tidak dinilai
baik atau buruk berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari
tindakan itu. Kalau tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik).  Atas dasar ini,
dapat dikatakan bahwa etika teleologi lebih situasional, karena tujuan dan akibat
suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.Adapun
Alirannya adalah:

– Egoisme Etis

Inti pandangan egoisme -> tindakan setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Egoisme akan menjadi
persoalan yang serius ketika cenderung menjadi hedonistis ( ketika kebahagiaan
dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg
bersifat vulgar)

– Utilitarianisme

Berasal dari bahasa latin “utilis” -> Bermanfaat

Menurut teori ini, suatu tindakan atau perbuatan dikatakan baik jika membawa
manfaat, tidak hanya 1 atau 2 orang saja melainkan bermanfaat untuk masyarakat

Dalam rangka pemikirannya, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu


tindakan atau perbuatan adalah kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang
terbesar.
Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :
a. Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
b. Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)

2. Deontologi

Berasal dari kata  Yunani “deon” -> kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik
dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena
perbuatan pertama menjadi kewajiban  kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.

Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :

– Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan
kewajiban

– Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari
tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang
untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu
sudah dinilai baik

– Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya
dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral
universal

3. Teori Hak: pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik
buruknya suatu perbuatan atau perilaku.

Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan
kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena
itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. 

4. Teori Keutamaan ( Virtue): Memandang sikap atau akhlak seseorang.


Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati
dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak
yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik
secara moral.
Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Suka bekerja keras
d. Hidup yang baik

B. Hubungan Teori Etika dengan Hakikat Manusia

Tampaknya sampai saat ini telah muncul beragam paham atau teori etika,
dimana masing-masing teori mempunyai pendukung dan penentang yang cukup
berpengaruh.
2. Munculnya beragam teori etika karena adanya perbedaan paradigma, pola pikir
atau pemahaman tentang hakikat hidup sebagai manusia.
3. Hampir semua teori etika yang ada didasarkan atas paradigma tidak utuh
tentang hakikat manusia.
4. Semua teori yang seolah-olah saling bertentangan tersebut sebenarnya tidaklah
bertentangan.
5. Teori-teori yang tampak bagikan potongan-potongan terpisah ini dapat
dipadukan menjadi satu teori tunggal berdasarkan paradigm hakikat manusia
secara utuh.
6. Inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada:
 Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat dan kepentingan Tuhan.
 Keseimbangan moral materi (PQ dan IQ), modal sosial (EQ) dan modal
spiritual (SQ).
 Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat dan kebahgiaan
batin surgawi.
 Keseimbangan antara hak (individu) dengan kewajiban kepada masyarakat
dan Tuhan

C. Tantangan Ke depan Etika sebagai ilmu


Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan untuk mempermudah
pekerjaan manusia, tetapi kenyataannya telah menimbulkan keresahan dan
ketakutan baru bagi kehidupan manusia. Ibarat cerita raja midas yang
menginginkan setiap yang disentuhnya menjadi emas, ternyata ketika
keinginan dikabulkan dia tidak semakin senang tetapi justru menjadi
sebaliknya. John Naissbitt mengatakan bahwa, era informasi menimbulkan
gejala mabuk teknologi, yang ditandai dengan beberapa Indikator, yaitu;
1) Masyarakat lebih menyukai penyelesaian masalah secara kilat;
2) masyarakat takut dan memuja teknologi;
 3) masyarakat mengaburkan antara yang nyata dan yang semu;
4) masyarakat menerima kekerasan sebuah hal yang wajar;
5) masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk mainan;
6) masyarakat menjalani kehidupan yang berjarak dan terenggut.
Naisbitt ingin mengingatkan bahwa, ketika manusia mulai memuja dan
menjadikan teknologi sebuah patron tunggal dalam menjalani kehidupan,
maka yang sebenarnya terjadi adalah ilmu itu telah kehilangan ruh
fundamentalnya, karena Ilmu telah mengeliminir peran manusia dan
menjadikan manusia sebagai budaknya. Dengan demikian, Ilmu memerlukan
sebuah instrument agar mampu menempatkan ilmu tetap pada tempatnya, dan
instrument itu adalah filsafat. filsafat yang kemudian mengembalikan ruh dan
tujuan luhur Ilmu, agar Ilmu tidak menjadi boomerang bagi kehidupan umat
manusia. Di samping itu, salah satu tujuan filsafat ilmu adalah mempertegas
bahwa Ilmu dan perkembangannya merupakan sebuah instrument, bukan
Tujuan. Kemajuan Ilmu seiring perjalanannya, membuat manusia ingin
mendapatkan segala apa yang diinginkan. Sehingga, kemajuan ilmu menjadi
sebuah komoditas untuk dapat meraih segala keinginanya secara instant.
BAB 111

PENUTUP

Dari pembahasan pada bab sebelumnya mengenai Etika Bisnis kita dapat
memahami secara garis besar bahwa etika bisnis merupakan penerapan prinsip
etika yang perlu diterapkan dalam kehidupan manusia terutama dalam
kegiatan bisnis, dalam etika bisnis kita juga mengenal beberapa macam teori
yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian perbuatan seseorang baik itu
dari segi negatif maupun segi positif. Etika bisnis yang diterapkan oleh para
kaum pebisnis juga bisa menonjolkan sisi positif dari kegiatan bisnis yang
mereka lakukan maupun secara personal dari masing-masing pelaku kegiatan
bisnis tersebut. Untuk itu kita menyadari bahwa mempelajari etika bisnis
sangat penting dalam membantu kita dalam berperilaku, berhati-hati dan
antisipasi dalam membantu kelancaran bisnis kita.
BAB 1V

DAFTAR PUSTAKA

https://rizkiamaliafebriani.wordpress.com/2013/10/08/teori-teori-etika-bisnis/

http://mardianablognew.blogspot.co.id/2015/06/etika-dan-teknologi-
tantangan-masa-depan.html

Agus,sukrisno. dan I Cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai