Anda di halaman 1dari 15

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

TEORI ETIKA

KELOMPOK 8

Disusun Oleh :

Dyah Kartika Kusumanigtyas 171600017


Khoyum Ayu Wulandari 171600038
Yunita Lindasari 171600061

Dosen Pembimbing :

Nurdina, S.E., M.S.A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI (A/2017)


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
OKTOBER 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .....................................................................................................................i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah .............................................................................................. 1

1.3 Tujuan dan Manfaat ........................................................................................... 1

BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
2.1. Pengertian Etika Bisnis ................................................................................... 2

2.2. Bentuk Teori Etika .......................................................................................... 3

2.3. Studi Kasus Pelanggaran Etika Bisnis........................................................... 6

BAB III ...........................................................................................................................12


PENUTUP ......................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan..................................................................................................... 12

3.2. Daftar Pustaka ............................................................................................... 12

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Teori
Etika”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan
Profesi. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Nurdina, S.E., M.S.A. selaku Dosen yang telah membimbing dalam
matakuliah ini. Kami berharap adanya saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan penyusunan makalah yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat dapat berguna untuk menambah wawasan serta menambah pengetahuan bagi
pembaca ataupun penulis.

Surabaya, Oktober 2020

Penulis

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika Sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis
tentang adat kebiasaan, nilai – nilai dan norma – norma perilaku manusia yang
dianggap baik atau tidak baik. Dalam etika masih banyak dijumpai teori yang
mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau obyek perilaku yang
sama dari sudut pandang yang berlainan. Sebagaimana dikatakan oleh peschke
S.V.D(2003), berbagai teori etika muncul antara lain karena adanya perbedaan
perspektif dan penafsiran tentang apa yang menjadi tujuan akhir hidup umat
manusia. Disamping itu, sifat teori dalam ilmu etika masih lebih banyak untuk
menjelaskan sesuatu, belum sampai pada tahap untuk meramalkan, apalagi
untuk mengontrol suatu tindakan atau perilaku. Banyaknya teori yang
berkembang tampak cukup membingungkan. Padahal, sifat teori yang makin
sederhana dan makin mengerucut menuju suatu teori tunggal yang mampu
menjelaskan suatu gejala secara komprehensif. Justru makin menujukkan
kemapanan disiplin imu yang bersangkutan.

1.2 Rumusan masalah


Dalam makalah ini ada beberapa topik permasalahan yang nantinya akan
dibahas, antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis?
2. Apa saja bentuk teori etika?
3. Bagaimana penilaian dari contoh kasus PT. PLN menurut teori etika?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian etika bisnis.
2. Untuk mengetahui bentuk teori etika.
3. Untuk mengetahui penilain dari contoh kasus PT. PLN menurut teori etika.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Etika Bisnis


Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – taetha), berarti adat
istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai,
tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang
dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi
yang lain.

Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama
bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku
yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia.
Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena
pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk
mempunyai ukuran (criteria) yang berlainan. Etika terbagi menjadi tiga bagian
utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai
etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).

Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret


sebagai pegangan siap pakai. Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan
rasional mengenai :
a. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup
baik sebagai manusia.
b. Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai
dan norma moral yang umum diterima.
2.2. Bentuk Teori Etika

Etika memberi manusia pegangan dalam menjalani kehidupan di dunia.


Hal ini berarti tindakan manusia selalu mempunyai tujuan tertentu yang ingin
dicapainya. Berikut ini macam macam teori etika, yaitu sebagai berikut :

a. Etika Deontologi
Istilah “Deontologi” berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk
bertindak secara baik. Misalnya, suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh
etika deontology bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi
pelakunya, melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si
pelaku. Seperti memberikan pelayanan yang baik kepada semua konsumen
dan sebagainya. Atas dasar itu, etika deontology sangat menekankan
motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat dari pelaku.

“Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai
buruk”, deontology menjawab : “karena perbuatan pertama menjadi
kewajiban kita dank arena perbuatan kedua dilarang”. Yang menjadi dasar
baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah
diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori
etika yang terpenting. Ada tiga prinsip yang harus dipenuhi :
1.Supaya tindakan mempunyai nilai moral, tinndakan ini harus
dijalankan berdasarkan kewajiban.
2.Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan
dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang
mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun
tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
3.Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang
niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada
hokum moral universal.

Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sebagai perintah tak bersyarat
(imperatif kategoris), yang berarti hukum moral ini berlaku bagi semua
orang pada segala situasi dan tempat. Perintah bersyarat adalah perintah
yang dilaksanakan kalau orang menghendaki akibatnya, atau kalau akibat
dari tindakan tersebut merupakan hal yang diinginkan dan dikehendaki
oleh orang tersebut. Sedangkan perintah tak bersyarat adalah perintah
yang dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa
mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah akibatnya
tercapai dan berguna bagi orang tersebut.

Contoh: Manusia beribadah kepada Tuhan karena sudah merupakan


kewajiban manusia untuk menyembah Tuhannya, bukan karena
perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala.

b. Etika Teleologi
Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani, telos = tujuan, yaitu mengukur
baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan
tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan
membawa akibat yang baik dan berguna.
Misalnya, mencuri bagi teleology tidak dinilai baik atau buruk
berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu.
Kalau tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik. Seperti, seorang anak
kecil yang mencuri demi biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit. Atas
dasar ini, dapat dikatakan bahwa etika teleology lebih situasional, kerena
tujuan dan akibat suatu tindakan bisa sangat tergantung pada situasi khusus
tertentu.
Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi 2
(dua) yaitu:
Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yang
bertujuan untuk mencari kenikmatan dan kesenangan.
Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan
yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki.
Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”, etika teleologi dibedakan
menjadi dua yaitu:
Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinnya sendiri.
Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoism ini baru
menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedoistis,
yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan
semata-mata sebagai kenikmatan fisik yang bersifat vulgar.
Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna dan membawa manfaat
bagi semua pihak. Manfaat yang dimaksudkan utlitarianisme bisa
dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit
dan debet dalam konteks bisnis. Utilitarianisme, dibedakan menjadi
dua macam :
1. Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
2. Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
c. Tori hak

Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya
suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek dari teori
deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban
bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok
dengan suasana pemikiran demokratis.

d. Teori keutamaan (Virtue)


Memandang sikap atau akhlak sesorang. Tidak ditanyakan apakah suatu
perbuatan itu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan
bisa didefinisikan sebagai berikut : diposisi watak yangtelah diperoleh
seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
a. Kebijaksanaan
b. Keadilan
c. Suka bekerja keras
d. Hidup yang baik

Keutamaan – keutamaan yang dimiliki manajer dan karyawan sejauh


mereka mewakili perusahaan, adalah : Keramahan, Loyalitas, Kehormatan,
dan Rasa malu. Keramahan erupakan inti kehidupan bisnis, keramahan itu
hakiki untuk setiap hubungan antar manusia, hubungan bisnis tidak
terkecuali. Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata – mata
untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan
perusahaan. Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan
menjadi peka terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan
perusahaan. Rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan.

e. Teori Relativisme
Relativisme adalah teori bahwa masyarakat yang berbeda memiliki
keyakinan etis yang berbeda. Apakah tindakan secara moral benar atau salah,
tergantung kepada pandangan masyarakat itu. Relativisme etis mengingatkan
kita bahwa masyarakat yang berbeda memiliki keyakinan moral yang
berbeda, dan kita hendaknya tidak secara sederhana mengabaikan keyakinan
moral kebudayaan lain ketika mereka tidak sesuai dengan standar moral kita.
Setelah melihat penting dan relevansi etika bisnis ada baiknya jika kita tinjau
lebih lanjut apa saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu.

2.3. Studi Kasus Pelanggaran Etika Bisnis


Contoh Studi Kasus Pelanggaran Etika Bisnis PT. PLN

Gambar 1.1 (Gambar Logo PT. PLN 2020)


PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang
bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih
merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam
hal ini PT. PLN sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi
masyarakat, dan mendistribusikannya secara merata.Usaha PT. PLN termasuk
kedalam jenis monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena PT. PLN merupakan
penjual atau produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa barang pengganti
yang dekat, serta kemampuannya untuk menerapkan harga berapapun yang
mereka kehendaki.

Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan
hukumnya ada pada negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa perekonomian
Indonesia akan ditopang oleh 3 pemain utama yaitu koperasi, BUMN/BUMD
(Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah), dan swasta yang akan
mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta
intervensi pemerintah, serta pengakuan terhadap hak milik perseorangan.
Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak
selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya dalam bentuk kemampuan
untuk melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar
perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan mayoritas masyarakat dan
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN adalah:


1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik
mulai dipecah. Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya
pembangkitan tenaga listrik. Sementara untuk distribusi dan transmisi
tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27 Independent Power
Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric,
Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui
& Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding,
dan masih banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang
harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.

2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah
termasuk Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini
diperparah oleh pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu
dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati,
dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel. Dengan
alasan klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya
listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara
pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit
Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang
bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan
bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara
Karang.

Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan


listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka
sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang
kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi
pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian
ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan
investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

Kasus Pelanggaran menurut Teori Etika Bisnis :


1. Teori Etika Deontologi
Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya
mempunyai tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan perbuatan
atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi
kebutuhan listrik secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika
deontologi tidak etis dalam kegiatan usahanya.

2. Teori Etika Teleologi


Dalam kasus ini, monopoli di PT. PLN terbentuk secara tidak langsung
dipengaruhi oleh Pasal 33 UUD 1945, dimana pengaturan,
penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya
alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara untuk
kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Maka PT. PLN dinilai etis bila ditinjau dari teori etika teleologi.

3. Teori Etika Utilitarianisme


Tindakan PT. PLN bila ditinjau dari teori etika utilitarianisme dinilai
tidak etis, karena mereka melakukan monopoli. Sehingga kebutuhan
masyarakat akan listrik sangat bergantung pada PT. PLN.

4. Teori Etika Keutamaan


Tindakan PT. PLN jika ditinjau dari teori keutamaan masih dinilai
belum adil. Ini disebabkan karena masih adanya beberapa wilayah
pelosok yang belum tersentuh listrik. penyebaran tidak merata
mengakibatkan beberapa daerah kesulitan beraktivitas, mengingat
kebutuhan listrik semakin meningkat. Maka PT. PLN dinilai tidak etis
bila ditinjau dari teori etika keutamaan.

5. Teori Etika Relativisme


PT. PLN menerapkan beberapa kebijakan yang mengharuskan
pemadaman listrik secara sepihak yang tentunya dianggap merugikan
masyarakat. Padahal ada alasan dibalik PT. PLN melakukan tindakan
tersebut salah satunya yakni untuk mengurangi kebutuhan listrik rumah
tangga yang semakin tinggi. Jika pada zaman dulu orang dapat hidup
tanpa listrik namun orang pada zaman sekarang tidak akan bisa hidup
tanpa listrik, karena pada umumnya masyarakat modern menggunakan
listrik sebagai salah satu sumber kehidupannya. Maka PT. PLN dinilai
etis dan tidak etis bila ditinjau dari teori relativisme.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’ berarti adat istiadat. Etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun
pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang
baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan
dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi yang lain.Tujuan etika
dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh
manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan
buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia.Teori etika terdiri
dari 5 macam yaitu, teori deontologi, teori teleologi, teori hak, teori keutamaan,
dan teori relativisme.
DAFTAR PUSTAKA

Agus,sukrisno. dan I Cenik Ardana. 2014. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Salemba
Empat.https://www.academia.edu/23493227/MAKALAH_ETIKA_BISNIS_TEORI_T
EORI_ETIKA_BISNIS_
Arfansyah Rachman (2016). Contoh Kasus Teori Etika Bisnis
http://etikabisnisrpa.blogspot.com/

Jannata, Della. (2016). Studi Kasus Pelanggaran Teori Etika Bisnis. Diambil
dari http://dellajannatapoliwangi14a.blogspot.co.id/2016/03/studi-kasus-pelanggaran-
teori-etika.html
Purba Rianto (2013). Teori Etika Bisnis http://riantopurba.blogspot.com/
Rizky, Ria. (2016). Studi Kasus Teori Etika Bisnis. Diambil
dari http://riarizky12.blogspot.co.id/2016/03/studi-kasus-teori-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai