ABSTRAK E-learning
3
Fakultas: Bisnis & Ilmu Sosial Kode Mata Kuliah :
Program Studi: Etika dan Hukum Bisnis Disusun Oleh : Natallios Peter Sipasulta, S.Kom., MMSI
Simple sentence adalah kalimat yang paling mendasar dalam bahasa Inggris. Ia terdiri dari
satu independent clause saja. Simple sentence yang lengkap terdiri dari subjek dan predikat.
TUJUAN
Etika bisnis merupakan cara untuk melak
ukan kegiatan bisnis, yang mencakup sel Tujuan dari e-learning pertama pada mata
uruh aspek yang berkaitan dengan indivi kuliah ini adalah :
du, perusahaan dan juga masyarakat. Eti
Mahasiswa mampu memahami lebih dalam
ka Bisnis dalam suatu perusahaan dapat lagi tentang bisnis dan etika.
membentuk nilai, norma dan perilaku kar
yawan serta pimpinan dalam membangu
n hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saha
m, masyarakat.
PEMBAHASAN
2020 Etika dan Hukum Bisnis
2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
BAB 1
BISNIS DAN ETIKA DALAM DUNIA MODERN
Kata " etika " dan " etis " tidak selalu dipakai dalam arti yang samadan karena itu
pula " etika bisnis " bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentang etika bisnis
sebaiknya dimulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti " etika " dan
" etis " dipakai. Perlu diakui, ada beberapa kemungkinan yang tidak seratus persen
sama untuk menjalankan penyelidikan ini. Cara yang kami piih untuk menganalisis arti
- arti " etika " adalah membedakan antara " etika sebagai praksis " dan " etika sebagai
refleksi ".
Etika sebagai praksis berarti : Nilai - nilai dan norma - norma moral sejauh
dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekan. Dapat
dikatakan juga, etika sebagai praksis adalah apa yang dilakukan sejauh seuai atau
tidak sesuai dengan nilai dan norma moral.
Sedangkan etika sebagai refleksi adalah : pemikiran moral. Dalam etika sebagai
refleksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi berbicara tentang
etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai obyeknya. Tetapi etika
sebagai refleksi bisa mencapai taraf ilmiah juga. Hal itu terjadi, bila refleksi dijalankan
dengan kritis, metodis, dan sistematis, karena tiga ciri inilah membuat pemikiran
mencapai taraf ilmiah. Pemikiran ilmiah selalu bersifat kritis, artinya tahu membedakan
antara yang tahan uji dan yang tidak tahan uji, antara yang mempunyai dasar kukuh
dan yang mempunyai dasar lemah. Pemikiran ilmiah bersifat metodis pula, artinya
tidak semrawut tetapi berjalan secara teratur dengan mengikuti satu demi satu segala
tahap yang telah direncanakan sebelumnya. Akhirnya, pemikiran ilmiah bersifat
sistematis, artinya tidak membatasi diri pada salah satu sisi saja tetapi menyoroti suatu
bidang sebagai secara keseluruhan, secara komprehensif.
BAB 2
2020 Etika dan Hukum Bisnis
3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
SEKILAS TEORI ETIKA
Teori etika merupakan suatu tema yang tidak mudah dan tentu tidak mungkin
menguraikan di sini segala seluk - beluknya. Namun demikian, pembahasan teori
etika tidak boleh dilewati juga. Etika bisnis adalah penerapan prinsip - prinsip etika
yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan
ekonomi dan bisnis. Prinsip - prinsip etika tidak berdiri sendir, tetapi tercantum dalam
suatu kerangka pemikiran sistematis yang kita sebut " teori ".
Utilitarisme,menurut teori ini semua kegiatan adalah baik jika membawa manfaat yang
menyangkut keseluruhan.
Deontology,melepaskan sama sekali moralitas dari konsekkuensi perbuatan.
Teori hak,pendekatan yang dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku.
Teori keutamaan,memandang sikap atau akhlak seseorang.
BAB 3
Keadilan merupakan suatu topik penting dalam etika. Secara khusus keadilan itu
penting dalam konteks ekonomi dan bisnis, karena tidak pernah sebatas perasaan
atau sikap batin saja tetapi menyangkut kepentingan atau barang yang dimiliki atau di
tuntut oleh berbagai pihak.
Ada tiga ciri khas yang selalu menandai keadilan : keadilan tertuju pada orang lain,
keadilah harug ditegakkan, dan keadilan menurut persamaan. Tiga unsur hakiki yang
terkandung dalam pengertian keadilan ini perlu dijelaskan lebih lanjut.
BAB 4
LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL
Bab ini melanjutkan pembicaraan dalam bab sebelumnya tentang keadilan.
Masalah keadilan muncul antara lain dalam kaitan dengan milik. Tentang itu
Liberalisme dan Sosialisme mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Liberalisme
menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting. Sosialisme
berpendapat bahwa milik tidak boleh dibatasi pada kepentingan individu saja,
melainkan mempunyai fungsi sosial.
Terdapat beberapa tinjauan historis mengenai Liberalisme dan Sosialisme
sebagai perjuangan moral :
Pertama, dari segi keadilan sosial, supaya kepada semua peserta dalam kompetisi di
pasar diberikan kesempatan yang sama
Kedua, Dalam konteks pasar bebas etika sangat dibutuhkan sebagai jaminan agar
kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral.
BAB 5
Keuntungan termasuk definisi bisnis. Sebab bisnis sering dilukiskan sebagai “to
provide products or services for a profit”, menyediakan suatu produk atau jasa secara
percuma tidak merupakan bisnis. Tetapi, tetaplah tujuannya mencari calon pembeli
dan karena itu tidak terlepas dari pencarian keuntungan. Keuntungan atau profit baru
2020 Etika dan Hukum Bisnis
6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
muncul dengan kegiatan ekonomi yang memakai sistem keuangan. Bisnis merupakan
perdagangan yang bertujuan khusus memperoleh keuntungan finansial. Untuk
sebagian perolehan profit tergantung juga pada faktor mujur atau sial. Karena itu
diadakannya transaksi keuangan yang bisa menghasilkan keuntungan, selalu
mengandung risiko untuk mengalami kerugian. Faktor risiko dalam bisnis tidak boleh
diabaikan. Jika meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa batas menjadi upaya
pertama dari bisnis, tidak dapat dielakkan keberatan dari pihak etika.
Yang dimaksud di sini adalah pekerjaan yang dilakukan oleh anak di bawah umur
demi pembayaran uang yang digunakan untuk membantu keluarganya. Untuk
membentuk pandangan yang seimbang tentang masalah pekerja anak, sebaiknya kita
tidak melupakan kasus-kasus konkret seperti, penderitaan anak-anak di sini harus
dinilai sudah keterlaluan. Tetapi di sisi lain harus dipertimbangkan juga bahwa anak-
anak ini bekerja karen terdesak oleh keadaan ekonomi keluarganya.
3. Relativasi keuntungan.
Beberapa cara untuk melukiskan relativitas keuntungan dalam bisnis, sambil tidak
mengabaikan perlunya, adalah sebagai berikut :
Keuntungan merupakan tolok ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau efisiensi
manajemen dalam perusahaan.
Keuntungan adalah pertanda yang menunjukkan bahwa produk atau jasanya dihargai
oleh masyarakat.
Keuntungan adalah cambuk untuk meningkatkan usaha.
Keuntungan mengimbangi risiko dalam usaha.
BAB 6
Kewajiban Karyawan dan Perusahaan
Dalam hubungan antara karyawan dan perusahaan mau tidak mau akan
menghadapi banyak kesulitan. Sebab, diantara karyawan terdapat banyak variasi: ada
posisi dan peran yang sangat beragam. Masalah etika dalam hubungan karyawan
dengan perusahaan, kita tidak bermaksud menyoroti semua macam masalah etika
yang dapat dibayangkan. Kita mebatasi diri pada masalah-masalah etika yang
menimbulkan kesulitan khusus.
Pertimbangan etika, dalam menyediakan dasar etika bagi kewajiban perusahaan untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.
Dua masalah khusus, di antara banyak masalah yang berkaitan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja, dua persoalan yaitu pertama, pekerja berhak menolak tugas-
tugas berbahaya. Dan kedua, risiko untuk keturuna si pekerja “risiko reproduktif”.
Menurut keadilan distributif, gaji atau upah merupakan kasus jelas yang menuntut
pelaksanaan keadilan.
Enam faktor khusus, (peraturan hukum, upah yang lazim dalam sektor industri
tertentu, kemampuan perusahaan, sifat khusus perusahaan tertentu, perbandingan
dengan upah/gaji lain dalam perusahaan, perundingan upah/gaji yang fair).
Senioritas dan imbalan rahasia, senioritas adalah sebagai kriteria untuk menentukan
gaji. Maksudnya orang yang bekerja lebih lama pada suatu perusahaan atau instansi
mendapat gaji lebih tinggi
BAB 7
Masalah Etis Seputar Konsumen
Konsumen merupakan stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern. Bisni
tidak mungkin berjalan, kalau tidak ada konsumen yang menggunakan produk atau
jasa yang di buat dan ditawarkan oleh bisnis. konsumen harus diperlakukan dengan
baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis, melainkan juga syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis. Etika dalam praktek bisnis sejalan dengan
kesuksesan dalam berbisnis.
Banyak produk mengandung resiko tertentu untuk konsumen, khususnya resiko untuk
kesehatan dan keselamatan
Konsumen berhak mengetahui segala informasi yang relevan mengenai produk yang
dibelinya, baik apa sesungguhnya produk itu maupun bagaimana cara memakainya,
maupun juga resiko yang menyertai pemakainnya
Dalam ekonomi pasar bebas di mana kompetisi merupaka unsur hakiki, konsumen
berhak untuk memilih antara pelbagai produk dan jasa yang di tawarkan
Konsumen adalah orang yang menggunakan produk atau jasa. Ia berhak bahwa
keinginannya tentang produk atau jasa itu didengarkan dan dipertimbangkan, terutama
keluhannya
Konsumen mempunyai hak ia harus juga menyadari haknya. Karena itu konsumen
mempunyai hak juga untuk secara positif di didik.
a. Teori kontrak
Kita harus selalu memperlakukan orang lain sebagai tujuan pada dirinya dan tidak
boleh memperlakukan dia sebagai sarana belaka. Karena itu orang mempunyai hak
untuk positif untuk dibantu
Menegaskan bahwa produsen bertanggung jawab atas semua kekurangan produk dan
setiap kerugian yang di alami konsumen dalam memakai produk tersebut.
a. Kualitas produk
Produk yang berkualitas dimaksudkan bahwa produk sesuai dengan apa yang
dijanjikan oleh produsen dan apa yang diharapkan oleh konsumen.
b. Harga
Harga merupakan buah hasil perhitungan faktor-faktor seperti biaya produksi, biaya
investasi, promosi, pajak, ditambah tentu laba yang wajar. Harga yang adil dihasilkan
oleh tawar-menawar sebagaimana dilakukan di pasar tradisional.
Pengemasan produk dan label yang ditempelkan pada produk merupakan aspek
bisnis yang semakin penting.
Periklanan atau reklame adalah bagian tak terpisahkan dari bisnis modern.
Kenyataan ini berkaitan erat dengan cara berproduksi industri modern yang
menghasilkan produk-produk dalam kuantitas besar, sehingga harus mencari pembeli.
Iklan justru dianggap cara ampuh untuk menonjol dalam persaingan.
1. Fungsi periklanan.
Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reportasi baik sebagai pelindung atau
pejuang kebenaran. sebaliknya, kerapkali iklan terkesan suka membohongi,
menyesatkan , dan bahkan menipu publik. Periklanan hampir apriori disamakan
dengan tidak bisa di percaya. Unsur informasi selalu harus benar, karena informasi
selalu di berikan agar orang percaya. Masalah kebenaran dalam periklanan tidak bisa
di pecahkan dengan cara hitam putih. banyak tergantung pada situasi konkrit dan
kesediaan publik untuk menerimanya atau tidak.
a. Konrol oleh pemerintah, suatu tugas penting bagi pemerintah yang harus
melindungi masyarakat konsumen terhadap keganasan periklanan.
b. Kontrol oleh para periklan , menanggulani masalah etis tentang periklan dengan
menyusun sebuah kode etik. Sejumlah norma dan pedoman yang di setujui
olleh profesi periklanan, khususnya oleh asosiasi biro-biro periklanan.
c. Kontrol oleh masyarakat, masyarakat luas tentu harus diikutsertakan dalam
mengawasi mutu etis periklanan.
a. Maksud si pengiklan,
b. Isi iklan, isi iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang
menyesatkan.
c. Keadaan publik yang tertuju, yang di mengerti di sini dengan publik adalah
orang dewasa yang normal dan mempunyai informasi cukup tentang produk
atau jasa yang diiklankan.
d. Kebiasaan di bidang periklanan, periklanan selalu di praktekkan dalam rangka
tradisi. Dalam tradisi itu orang sudah biasa dengan cara tertentu disajikannya
iklan.
Diantara para ahli etika bisnis terutama Peter French yang dengan gigih
membela status moral perusahaan, mulai dalam sebuah artikel dari 1979,
kemudian dilanjutkan dalam beberapa buku. Dengan tegas ia merumuskan
pendapatnya : " corporations can be full - fledged moral persons and have
whatever privileges, rights and duties as are, in the normal course of affairs,
accorded to moral persons ".
2. Pandangan Milton Friedman tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Yang dimaksudkan di sini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah
tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab
moral perusahaan tentu bisa di arahkan kepada banyak hal : kepada dirinya
sendiri, kepada karyawan, kepada perusahaan lain, dan seterusnya. Jika kita
berbicara tentang tanggung jawab sosial, yang disoroti adalah tanggung jawab
moral terhadap masyarakat di mana perusahaan menjalankan kegiatannya,
entah masyarakat dalam arti sempit seperti lingkungan di sekitar masyarakat