Anda di halaman 1dari 17

MODUL PERKULIAHAN

Bisnis dan Etika

ABSTRAK E-learning

3
Fakultas: Bisnis & Ilmu Sosial Kode Mata Kuliah :
Program Studi: Etika dan Hukum Bisnis Disusun Oleh : Natallios Peter Sipasulta, S.Kom., MMSI
Simple sentence adalah kalimat yang paling mendasar dalam bahasa Inggris. Ia terdiri dari
satu independent clause saja. Simple sentence yang lengkap terdiri dari subjek dan predikat.
TUJUAN
Etika bisnis merupakan cara untuk melak
ukan kegiatan bisnis, yang mencakup sel Tujuan dari e-learning pertama pada mata
uruh aspek yang berkaitan dengan indivi kuliah ini adalah :
du, perusahaan dan juga masyarakat. Eti
Mahasiswa mampu memahami lebih dalam
ka Bisnis dalam suatu perusahaan dapat lagi tentang bisnis dan etika.
membentuk nilai, norma dan perilaku kar
yawan serta pimpinan dalam membangu
n hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saha
m, masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang


baik adalah bisnis yang beretika, yakni bi
snis dengan kinerja unggul dan berkesin
ambungan yang dijalankan dengan ment
aati kaidah-kaidah etika sejalan dengan
hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan p


edoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai
pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang l
uhur, jujur, transparan dan sikap yang pr
ofesional

PEMBAHASAN
2020 Etika dan Hukum Bisnis
2 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
BAB 1
BISNIS DAN ETIKA DALAM DUNIA MODERN

     Kata " etika " dan " etis " tidak selalu dipakai dalam arti yang samadan karena itu
pula " etika bisnis " bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentang etika bisnis
sebaiknya dimulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti " etika " dan
" etis " dipakai. Perlu diakui, ada beberapa kemungkinan yang tidak seratus persen
sama untuk menjalankan penyelidikan ini. Cara yang kami piih untuk menganalisis arti
- arti " etika " adalah membedakan antara " etika sebagai praksis " dan " etika sebagai
refleksi ".
    Etika sebagai praksis berarti : Nilai - nilai dan norma - norma moral sejauh
dipraktekkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekan. Dapat
dikatakan juga, etika sebagai praksis adalah apa yang dilakukan sejauh seuai atau
tidak sesuai dengan nilai dan norma moral. 
    Sedangkan etika sebagai refleksi adalah : pemikiran moral. Dalam etika sebagai
refleksi kita berpikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi berbicara tentang
etika sebagai praksis atau mengambil praksis etis sebagai obyeknya. Tetapi etika
sebagai refleksi bisa mencapai taraf ilmiah juga. Hal itu terjadi, bila refleksi dijalankan
dengan kritis, metodis, dan sistematis, karena tiga ciri inilah membuat pemikiran
mencapai taraf ilmiah. Pemikiran ilmiah selalu bersifat kritis, artinya tahu membedakan
antara yang tahan uji dan yang tidak tahan uji, antara yang mempunyai dasar kukuh
dan yang mempunyai dasar lemah. Pemikiran ilmiah bersifat metodis pula, artinya
tidak semrawut tetapi berjalan secara teratur dengan mengikuti satu demi satu segala
tahap yang telah direncanakan sebelumnya. Akhirnya, pemikiran ilmiah bersifat
sistematis, artinya tidak membatasi diri pada salah satu sisi saja tetapi menyoroti suatu
bidang sebagai secara keseluruhan, secara komprehensif. 

 BAB 2
2020 Etika dan Hukum Bisnis
3 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
SEKILAS TEORI ETIKA

      Teori etika merupakan suatu tema yang tidak mudah dan tentu tidak mungkin
menguraikan di sini  segala seluk - beluknya. Namun demikian, pembahasan teori
etika tidak boleh dilewati juga. Etika bisnis adalah penerapan prinsip - prinsip etika
yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu kegiatan
ekonomi dan bisnis. Prinsip - prinsip etika tidak berdiri sendir, tetapi tercantum dalam
suatu kerangka pemikiran sistematis yang kita sebut " teori ". 
      

Teori-teori dalam etika bisnis :

 Utilitarisme,menurut teori ini semua kegiatan adalah baik jika membawa manfaat yang
menyangkut keseluruhan.
 Deontology,melepaskan sama sekali moralitas dari konsekkuensi perbuatan.
 Teori hak,pendekatan yang dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu
perbuatan atau perilaku.
 Teori keutamaan,memandang sikap atau akhlak seseorang.

BAB 3

EKONOMI DAN KEADILAN

      Keadilan merupakan suatu topik penting dalam etika. Secara khusus keadilan itu
penting dalam konteks ekonomi dan bisnis, karena tidak pernah sebatas perasaan
atau sikap batin saja tetapi menyangkut kepentingan atau barang yang dimiliki atau di
tuntut oleh berbagai pihak. 
     Ada tiga ciri khas yang selalu menandai keadilan : keadilan tertuju pada orang lain,
keadilah harug ditegakkan, dan keadilan menurut persamaan. Tiga unsur hakiki yang
terkandung dalam pengertian keadilan ini perlu dijelaskan lebih lanjut.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


4 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
 Pertama, keadilan selalu tertuju pada orang lain atau keadilan selalu di tandai other -
directedness     ( J. Finnis ). Mustahillah saya berlaku adil terhadap diri saya sendiri.
Kalau orang berbicara tentang keadilan atau ketidakadilan terhadap dirinya sendiri, ia
hanya menggunakan kata itu dalam arti kiasan, bukan dalam arti yang sesungguhnya.
 Kedua, keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan. Jadi, keadilan tidak diharapkan
saja atau di anjurkan saja. Keadilan mengikat kita, sehingga kita mempunyai
kewajiban. Ciri kedua ini disebabkan karena keadilan selalu berkaitan dengan hak
yang harus dipenuhi. Kalau ciri pertama tadi menyatakan bahwa dalam konteks
keadilan kita selalu berurusan dengan orang lain, maka ciri kedua menekankan bahwa
dalam konteks keadilan kita harus selalu berurusan dengan hak orang lain
 Ketiga, keadilan menuntut persamaan ( equality ). Atas dasar keadilan, kita harus
memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali.

       BAB 4
LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL

       Bab ini melanjutkan pembicaraan dalam bab sebelumnya tentang keadilan.
Masalah keadilan muncul antara lain dalam kaitan dengan milik. Tentang itu
Liberalisme dan Sosialisme mempunyai pandangan yang sangat berbeda. Liberalisme
menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting. Sosialisme
berpendapat bahwa milik tidak boleh dibatasi pada kepentingan individu saja,
melainkan mempunyai fungsi sosial.
         Terdapat beberapa tinjauan historis mengenai Liberalisme dan Sosialisme
sebagai perjuangan moral :

1. John Locke dan milik pribadi 


John Locke ( 1632 - 1704 ), menurutnya manusia mempunyai tiga " hak kodrat
" ( natural rights ) : " Life , freedom, and property." Yang paling penting adalah
hak atas milik karena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga. Jadi, hak atas
milik menyediakan pola untuk memahami kedua hak lain juga. Argumentasinya
mempengaruhi secara mendalam pemikiran tentang milik di kemudian hari.
Pemikirannya ini diuraikan dalam buku Two Treatises of Government ( 1690 )
2020 Etika dan Hukum Bisnis
5 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
2. Adam Smith dan pasar bebas
Adam Smith ( 1723 - 1790 ), Menurutnya pasar bebas adalah motivasi untuk
mengambil bagian dalam kegiatan tukar menukar adalah kepentingan pribadi.
3. Marxisme dan kritiknya atas milik pribadi
Marxisme menolak kepemilikan pribadi atas kapital atau modal, sebab yang
memilik kapital dengan sendirinya memiliki juga sarana - sarana produksi

       Liberalisme adalah Tekanan pada kebebasan individual. Sosialisme adalah


Manusia sebagai makhluk sosial. Liberalisme dan Sosialisme dirumuskan sebagai
berikut : 
" Liberalisme menempatkan individu diatas masyarakat, sedangkan sosialisme
menempatkan masyarakat di atas individu. Kekuatan liberalisme adalah bahwa milik
pribadi diakui sebagai cara penting untuk mewujudkan kebebasan pribadi. Kelebihan
liberalisme kurang memperhatikan nasib kaum miskin dan dalam masyarakat
berindustri. Kekuatan sosialisme menemukan dimensi transindividual dari milik.
Kelemahan sosialisme adalah Ekonomi yang di rencanakan dengan ketat dari atas
ternyata tidak bisa berhasil."
          Pentingnya etika tampak dari 2 segi :

 Pertama, dari segi keadilan sosial, supaya kepada semua peserta dalam kompetisi di
pasar diberikan kesempatan yang sama
 Kedua, Dalam konteks pasar bebas etika sangat dibutuhkan sebagai jaminan agar
kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral.

BAB 5

Keuntungan Sebagai Tujuan Perusahaan

       Keuntungan termasuk definisi bisnis. Sebab bisnis sering dilukiskan sebagai “to
provide products or services for a profit”, menyediakan suatu produk atau jasa secara
percuma tidak merupakan bisnis. Tetapi, tetaplah tujuannya mencari calon pembeli
dan karena itu tidak terlepas dari pencarian keuntungan. Keuntungan atau profit baru
2020 Etika dan Hukum Bisnis
6 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
muncul dengan kegiatan ekonomi yang memakai sistem keuangan. Bisnis merupakan
perdagangan yang bertujuan khusus memperoleh keuntungan finansial. Untuk
sebagian perolehan profit tergantung juga pada faktor mujur atau sial. Karena itu
diadakannya transaksi keuangan yang bisa menghasilkan keuntungan, selalu
mengandung risiko untuk mengalami kerugian. Faktor risiko dalam bisnis tidak boleh
diabaikan. Jika meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa batas menjadi upaya
pertama dari bisnis, tidak dapat dielakkan keberatan dari pihak etika.

1. Maksimalisasi keuntungan sebagai cita-cita kapitalisme liberal.

Maksimalisme keuntungan hanya dimaksud sebagai sekadar mmodel ekonomis yang


diharapkan akan memberi arah kepada strategi ekonomis yang bisa berhasil.

2. Masalah pekerja anak.

Yang dimaksud di sini adalah pekerjaan yang dilakukan oleh anak di bawah umur
demi pembayaran uang yang digunakan untuk membantu keluarganya. Untuk
membentuk pandangan yang seimbang tentang masalah pekerja anak, sebaiknya kita
tidak melupakan kasus-kasus konkret seperti, penderitaan anak-anak di sini harus
dinilai sudah keterlaluan. Tetapi di sisi lain harus dipertimbangkan juga bahwa anak-
anak ini bekerja karen terdesak oleh keadaan ekonomi keluarganya.

3. Relativasi keuntungan.

Beberapa cara untuk melukiskan relativitas keuntungan dalam bisnis, sambil tidak
mengabaikan perlunya, adalah sebagai berikut :

 Keuntungan merupakan tolok ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau efisiensi
manajemen dalam perusahaan.
 Keuntungan adalah pertanda yang menunjukkan bahwa produk atau jasanya dihargai
oleh masyarakat.
 Keuntungan adalah cambuk untuk meningkatkan usaha.
 Keuntungan mengimbangi risiko dalam usaha.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


7 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
4. Manfaat bagi stakeholders

Yang dimaksudkan dengan stakeholders adalah semua pihak yang berkepentingan


dengan kegiatan bisnis atau perusahaan. Paham stakeholders ini membuka perspektif
baru untuk mendekati masalah tujuan perusahaan. Bisa dikatakan bahwa tujuan
perusahaan adalah manfaat semua stakeholders

BAB 6 
Kewajiban Karyawan dan Perusahaan

      Dalam hubungan antara karyawan dan perusahaan mau tidak mau akan
menghadapi banyak kesulitan. Sebab, diantara karyawan terdapat banyak variasi: ada
posisi dan peran yang sangat beragam. Masalah etika dalam hubungan karyawan
dengan perusahaan, kita tidak bermaksud menyoroti semua macam masalah etika
yang dapat dibayangkan. Kita mebatasi diri pada masalah-masalah etika yang
menimbulkan kesulitan khusus.

1. Kewajiban karyawan terhadap perusahaan.

a. Tiga kewajiban karyawan yang penting.

 Kewajiban ketaatan, karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan.


 Kewajiban konfidensialitas, adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang
bersifat konfidensial dan karena itu rahasia yang telah diperoleh dengan menjalankan
suatu profesi.
 Kewajiban loyalitas, merupakan konsekuensi dari status seseorang sebagai karyawan
perusahaan.

b. Melaporkan kesalah perusahaan.

 Kesalah perusahaan harus besar.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
 Pelaporan harus didukung oleh fakta yang jelas dan benar.
 Pelaporan harus dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya kerugian bagi
pihak ketiga, bukan karena motif lain.
 Penyelesaian masalah secara internal harus dilakuka dulu, sebelum kesalahan
perusahaan dibawa keluar.
 Harus ada kemungkinan real bahwa pelaporan kesalahan akan mencatat sukses.

2. Kewajiban perusahaan terhadap perusahaan.

a. Perusahaan tidak boleh mempraktekkan diskriminasi.

 Diskriminasi dalam konteks perusahaan, diskriminasi bisa berlangsung dalam semua


sektor masyarakat, termasuk dunia bisnis.
 Argumentasi etika melawan diskriminasi, di sini diselidiki beberapa argumen yang
disajikan oleh utilitarisme, deontologi, dan teori keadilan. Semua argumentasi ini bisa
diterima sebagai dasar etika untuk menolak diskriminasi.
 Beberapa masalah terkait, penilaian terhadap diskriminasi bisa berubah karena kondisi
historis.

b. Perusahaan harus menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

 Aspek keselamatan kerja. 

Keselamatan dan kesehatan pekerja tidak pernah boleh dikorbankan kepada


kepentingan ekonomis.

 Pertimbangan etika, dalam menyediakan dasar etika bagi kewajiban perusahaan untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.
 Dua masalah khusus, di antara banyak masalah yang berkaitan dengan keselamatan
dan kesehatan kerja, dua persoalan yaitu pertama, pekerja berhak menolak tugas-
tugas berbahaya. Dan kedua, risiko untuk keturuna si pekerja “risiko reproduktif”.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


9 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
c. Kewajiban membagi gaji yang adil.

 Menurut keadilan distributif, gaji atau upah merupakan kasus jelas yang menuntut
pelaksanaan keadilan.
 Enam faktor khusus, (peraturan hukum, upah yang lazim dalam sektor industri
tertentu, kemampuan perusahaan, sifat khusus perusahaan tertentu, perbandingan
dengan upah/gaji lain dalam perusahaan, perundingan upah/gaji yang fair).
 Senioritas dan imbalan rahasia, senioritas adalah sebagai kriteria untuk menentukan
gaji. Maksudnya orang yang bekerja lebih lama pada suatu perusahaan atau instansi
mendapat gaji lebih tinggi

d. Perusahaan tidak boleh memberhentikan karyawan sewena-wena,

 Majikan hanya boleh memberhentikan karena alasan yang tepat


 Majikan harus berpegang pada prosedur yang semestinya
 Majikan harus membatasi akibat negatif bagi karyawan sampai seminimal mungkin.

BAB 7
Masalah Etis Seputar Konsumen

Konsumen merupakan stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern. Bisni
tidak mungkin berjalan, kalau tidak ada konsumen yang menggunakan produk atau
jasa yang di buat dan ditawarkan oleh bisnis. konsumen harus diperlakukan dengan
baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis, melainkan juga syarat mutlak
untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis. Etika dalam praktek bisnis sejalan dengan
kesuksesan dalam berbisnis. 

 Perhatian untuk konsumen

2020 Etika dan Hukum Bisnis


10 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
a. Hak Atas Keamanan

Banyak produk mengandung resiko tertentu untuk konsumen, khususnya resiko untuk
kesehatan dan keselamatan

b. Hak Atas Informasi

Konsumen berhak mengetahui segala informasi yang relevan mengenai produk yang
dibelinya, baik apa sesungguhnya produk itu maupun bagaimana cara memakainya,
maupun juga resiko yang menyertai pemakainnya

c. Hak Untuk Memilih

Dalam ekonomi pasar bebas di mana kompetisi merupaka unsur hakiki, konsumen
berhak untuk memilih antara pelbagai produk dan jasa yang di tawarkan

d. Hak Untuk Didengarkan

Konsumen adalah orang yang menggunakan produk atau jasa. Ia berhak bahwa
keinginannya tentang produk atau jasa itu didengarkan dan dipertimbangkan, terutama
keluhannya

e. Hak Lingkungan Hidup

Konsumen memanfaatkan sumber daya alam, sehingga tidak mengakibatkan


pencemaran lingkungan atau merugikan berkelanjutan proses-proses alam

f. Hak Konsumen atas Pendidikan

Konsumen mempunyai hak ia harus juga menyadari haknya. Karena itu konsumen
mempunyai hak juga untuk secara positif di didik.

2. Tanggung jawab bisnis untuk menyediakan produk yang aman.

a. Teori kontrak

2020 Etika dan Hukum Bisnis


11 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
Menurut pandangan ini hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya dilihat
sebagai semacam kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen didasarkan
atas kontrak itu.

b. Teori perhatian semestinya

Kita harus selalu memperlakukan orang lain sebagai tujuan pada dirinya dan tidak
boleh memperlakukan dia sebagai sarana belaka. Karena itu orang mempunyai hak
untuk positif untuk dibantu

c. Teori biaya sosial

Menegaskan bahwa produsen bertanggung jawab atas semua kekurangan produk dan
setiap kerugian yang di alami konsumen dalam memakai produk tersebut.

3. Tanggung jawab bisnis lainnya terhadap konsumen

a. Kualitas produk

Produk yang berkualitas dimaksudkan bahwa produk sesuai dengan apa yang
dijanjikan oleh produsen dan apa yang diharapkan oleh konsumen.

b. Harga

Harga merupakan buah hasil perhitungan faktor-faktor seperti biaya produksi, biaya
investasi, promosi, pajak, ditambah tentu laba yang wajar. Harga yang adil dihasilkan
oleh tawar-menawar sebagaimana dilakukan di pasar tradisional.

c. Pengemasan dan pemberian label.

Pengemasan produk dan label yang ditempelkan pada produk merupakan aspek
bisnis yang semakin penting.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


12 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
BAB 8
Periklanan dan Etika

        Periklanan atau reklame adalah bagian tak terpisahkan dari bisnis modern.
Kenyataan ini berkaitan erat dengan cara berproduksi industri modern yang
menghasilkan produk-produk dalam kuantitas besar, sehingga harus mencari pembeli.
Iklan justru dianggap cara ampuh untuk menonjol dalam persaingan.

1. Fungsi periklanan.

Tujuan yang terpeting adalah memperkenalkan sebuah produk atau jasa.Periklanan


dapat dibedakan 2 fungsi : fungsi informatif dan fungsi persuasif
Dunia bisnis sendiri sering berbicara tantang peiklanan seolah-seolah funsinya yang
utama adalah menyediakan informasi. Iklan tentang sebuah produk baru biasanya
mempunyai unsur informasi yang kuat.Tercampurnya unsur informati dan unsur
persuasif dalam periklanan membuat penilaina etis terhadapanya menjadi lebih
kompleks. Seandainya iklan semata-mata persuasif, tugas etika disni bisa menjadi
lebih mudah. Tapi pada kenyatannya tidak demikian, dengan akibat bahwa etika harus
bernuansa dalam menghadapi aspek-aspek etis dari periklanan.

2. Periklanan dan kebenaran

      Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reportasi baik sebagai pelindung atau
pejuang kebenaran. sebaliknya, kerapkali iklan terkesan suka membohongi,
menyesatkan , dan bahkan menipu publik. Periklanan hampir apriori disamakan
dengan tidak bisa di percaya. Unsur informasi selalu harus benar, karena informasi
selalu di berikan agar orang percaya. Masalah kebenaran dalam periklanan tidak bisa
di pecahkan dengan cara hitam putih. banyak tergantung pada situasi konkrit dan
kesediaan publik untuk menerimanya atau tidak.

3. Manipulasi dengan periklanan


2020 Etika dan Hukum Bisnis
13 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
     Masalah manipulasi terutama berkaitan dengan segi persuasif dari iklan. Dengan
“manipulasi” kita maksudkan : mempengaruhi kemauan orang lain sedemikaian rupa,
sehingga ia menghendaki atau menginginkan sesuatu sebenarnya tidak dipilih oleh
orang itu sendri.

4. Pengontrolan terhadap iklan

Dikatakan bahwa pengontrolan harus di jalankan dengan 3 cara :

a. Konrol oleh pemerintah, suatu tugas penting bagi pemerintah yang harus
melindungi masyarakat konsumen terhadap keganasan periklanan.
b. Kontrol oleh para periklan , menanggulani masalah etis tentang periklan dengan
menyusun sebuah kode etik. Sejumlah norma dan pedoman yang di setujui
olleh profesi periklanan, khususnya oleh asosiasi biro-biro periklanan.
c. Kontrol oleh masyarakat, masyarakat luas tentu harus diikutsertakan dalam
mengawasi mutu etis periklanan.

5. Penilaian etis terhadap iklan.

Prinsip-prinsip etis yang penting dalam konteks periklanan sudah dipelajari


sebelumnya.

a. Maksud si pengiklan,
b. Isi iklan, isi iklan harus benar dan tidak boleh mengandung unsur yang
menyesatkan.
c. Keadaan publik yang tertuju, yang di mengerti di sini dengan publik adalah
orang dewasa yang normal dan mempunyai informasi cukup tentang produk
atau jasa yang diiklankan.
d. Kebiasaan di bidang periklanan, periklanan selalu di praktekkan dalam rangka
tradisi. Dalam tradisi itu orang sudah biasa dengan cara tertentu disajikannya
iklan.

2020 Etika dan Hukum Bisnis


14 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
BAB 9
Tanggung Jawab Sosial Perusahaaan 

1. Tanggung jawab legal dan tanggung jawab moral perusahaan


    Kalau ditanyakan apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab legal,
jawabannya tidak bisa diragukan. Dengan jelas sekali perusahaan mempunyai
tanggung jawab legal, karena sebagai badan hukum ia memiliki status legal.
Karena merupakan badan hukum, perusahaan mempunyai banyak hak dan
kewajiban legal yang dimiliki juga oleh manusia perorangan dewasa, seperti
menuntut di pengadilan, dituntut di pengadilan, mempunyai milik, mengadakan
kontrak, dan  lain - lain. Hakim Agung Amerika, Marshall, pada 1819 : " Suatu
korporasi adalah suatu makhluk buatan, tidak kelihatan, tidak berwujud, dan
hanya berada di mata hukum. Karena semata - mata merupakan ciptaan
hukum, ia hanya memiliki ciri - ciri yang oleh akte pendiriannya diberikan
kepadanya. "

    Diantara para ahli etika bisnis terutama Peter French yang dengan gigih
membela status moral perusahaan, mulai dalam sebuah artikel dari 1979,
kemudian dilanjutkan dalam beberapa buku. Dengan tegas ia merumuskan
pendapatnya : " corporations can be full - fledged moral persons and have
whatever privileges, rights and duties as are, in the normal course of affairs,
accorded to moral persons ".
2. Pandangan Milton Friedman tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
     Yang dimaksudkan di sini dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah
tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab
moral perusahaan tentu bisa di arahkan kepada banyak hal : kepada dirinya
sendiri, kepada karyawan, kepada perusahaan lain, dan seterusnya. Jika kita
berbicara tentang tanggung jawab sosial, yang disoroti adalah tanggung jawab
moral terhadap masyarakat di  mana perusahaan menjalankan kegiatannya,
entah masyarakat dalam arti sempit seperti lingkungan di sekitar masyarakat

2020 Etika dan Hukum Bisnis


15 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
luas.
 
3. Tanggung Jawab Ekonomis dan Tanggung Jawab Sosial
      Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab ini : Tanggung Jawab Ekonomis
dan Tanggung Jawab Sosial. Dua tanggung jawab ini tidak dapat dipisahkan.
Sering terjadi, sebuah perusahaan negara merugi bertahun - tahun lamanya,
tetapi kegiatannya di biarkan berlangsung terus, karena suatu alasan non
ekonomis, misalnya karena perusahaan itu dinilai penting untuk kesempatan
kerja di suatu daerah.
       Tanggung jawab ekonomis mempunyai aspek sosial yang penting dan
mungkin aspek terutama yang di garis bawahi oleh Friedmen. Sedangkan
tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab terhadap masyarakat diluar
tanggung jawab ekonomis.

4. Kinerja Sosial perusahaan


     

Upaya kinerja sosial perusahaan sebaiknya tidak di kategorikan sebagai


pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Walaupun tidak secara langsung
dikejar keuntungan,namun usaha - usaha kinerja sosial ini tidak bisa dilepaskan
dari tanggung jawab ekonomis perusahaan. Disini tetap berlaku bahwa bisnis
bukan karya amal. Dan perbedaan yang menentukan antara keduanya adalah
pencarian keuntungan. Hanya saja, keuntungan bisa dicari secara langsung atau
melalui jalan putar yang panjang. Kinerja sosial perusahaan akhirnya bertujuan
juga untuk mencari keuntungan.

      

2020 Etika dan Hukum Bisnis


16 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
IsiPUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=etika+dan+sistem+ekonomi+pdf&oq=etika+dan+sistem+ekonomi+pdf&aqs=chrome..69i57j33.12835
j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-8

2020 Etika dan Hukum Bisnis


17 Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Natallios Peter Sipasulta, S.KOM., MMSI http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai