Anda di halaman 1dari 19

ETIKA BISNIS

SALDI MAGRISA, S.E, M.M


Definisi Etika
 Menurut Keraf (2005:14) etika berasal dari kata Yunani
ethos, yang dalam bentuk jamaknya ta etha berarti “adat
istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok
masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai,
tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan
segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang
ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang
lain. Kebiasaan ini terungkap dalam perilaku berpola yang
terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
Menurut para ahli
Maryani & Ludigdo (2001)
Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang
harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan
masyarakat atau profesi.

James J. Spillane SJ
Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku
manusia dalam mengambi suatu keputusan yang berkaitan dengan
moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia
dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta
tingkah laku seseorang kepada orang lain.

Prof. DR. Franz Magnis Suseno


Etika merupakan suatu ilmu yang memberikan arahan, acuan dan
pijakan kepada tindakan manusia.
Definisi Bisnis
Secara umum, definisi bisnis dari segi etimologi adalah suatu
kondisi dimana seorang individu atau kelompok tengah sibuk
melakukan suatu pekerjaan yang bisa menghasilkan keuntungan
atau laba. Pada dasarnya, istilah bisnis diambil dari bahasa
Inggris yakni busy yaitu sibuk. Ada banyak sekali ahli yang
memberikan penjelasan mengenai istilah yang sering digunakan
dalam aktivitas manusia ini.
Menurut para ahli
Allan Afuah (2004)
Bisnis adalah suatu aktivitas atau kegiatan usaha individu atau
sekelompok orang yang terorganisasi dalam menghasilkan
serta menjual barang atau jasa agar bisa memperoleh
keuntungan.
Boone dan Kurtz (2002)

Bisnis adalah semua aktivitas yang bertujuan untuk mencari


laba dan perusahaan yang menghasilkan barang serta jasa
yang dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi.
Lowry dan Glos (1996)
Bisnis merupakan sekumpulan aktivitas manusia untuk
menciptakan suatu inovasi dengan cara mengubah,
mentransformasikan dan mengembangkan berbagai sumber
daya untuk diolah menjadi jasa atau barang yang dibutuhkan
konsumen.
Pengertian Etika Bisnis
 Velasquez (2002)

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai


moral yang benar dan salah.Studi berkonsentrasi pada standar
moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,institusi,dan
perilaku bisnis.
 Muslich (2004)
Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas yang berlaku secara universal.
 Bertens (2000)
Etika bisnis bahkan lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh
hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum
Perkembangan Etika Bisnis
Menurut Bertens (2000)
 Zaman Prasejarah
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles dan filsuf-filsuf
Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur
ehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas
bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
 Masa Peralihan pada tahun 1960-an
Dimulainya pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di
Amerika Serikat, revolusi mahasiswa di ibukota Prancis
penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini
memberi perhatian kepada dunia pendidikan khususnya bidang
ilmu manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru
dalam kurikulum dengan nama Business dan Society.
 Etika Bisnis Lahir di Amerika Serikat pada tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-
masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai
suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi
dunia bisnis di Amerika Serikat pada saat itu.
 Etika Bisnis Meluas ke Eropa Barat tahun 1980-an
Etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10
tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi
dari universitas-universitas serta sekolah bisnis yang disebut
European Business Ethics Network (EBEN).
 Etika bisnis menjadi Fenomena Secara Global pada tahun 1990-an
Etika bisnis tidak hanya terbatas lagi pada dunia barat. Etika bisnis
sudah dikembangkan di seluruh dunia. Bahkan telah didirikan
International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE)
yang telah diadakan pada tanggal 25-28 Juli 1996 beberapa tahun
lalu di Tokyo, Jepang.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
menciptakan Etika Bisnis
1. Pengendalian diri (self control)
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan (social
responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-
ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat KKN yang merusak tatanan moral
7. Harus mampu untuk menyatakan hal itu benar adalah benar
8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan penguasa atas
dengan golongan penguasa bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah
disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap
apa yang telah disepakati.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan
tingkah laku etika bisnis,Von der Embse dan R.A. Wagley dalam
artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988)

 Pendekatan Manfaat (Utilitarian Approach) : setiap tindakan


harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam
bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan
cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-
rendahnya.
 Pendekatan Hak Azazi Manusia (Individual Rights Approach) :
setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan
terjadi benturan dengan hak orang lain.
 Pendekatan Hukum (Justice Approach) : para pembuat keputusan
mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Teori-teori Etika

Etika Deontologi

Dasar Teori Etika Etika Teleologi

Etika Utilitarianisme
Teori-teori Etika
 TEORI DEONTOLOGI
Berasal dari bahasa yunani “DEON” berarti kewajiban.
Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk
bertindak secara baik. Oleh karena itu etika deontologi
menekankan kewajiban manusia untuk bertindak
secara baik. Menurut perspektif deontologi, suatu
tindakan itu baik bukanlah dinilai dan dibenarkan
berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu,
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai
baik menurut dirinya sendiri. Maka tindakan itu
bernilai moral/etis karena tindakan itu dilaksanakan
berdasarkan kewajiban.
 Konsep Deontologi

 Sistem etika ini hanya menenkankan suatu perbuatan di


dasarkan pada wajib tidaknya kita melakukan perbuatan
itu.
 Yang disebut baik dalam arti sesungguhnya hanyalah
kehendak yang baik, semua hal lain di sebut baik secara
terbatas atau dengan syarat. Contohnya: kesehatan,
kekayaan, intelegensia, adalah baik jika digunakan dengan
baik oleh kehendak manusia. Tetapi jika digunakan oleh
kehendak jahat, semua hal itu menajdi jahat sekali.
 Kehendak menjadi baik, jika bertindak karena kewajiban.
Kalau perbuatandilakukan dengan suatu maksud atau motif
lain, perbuatan itu tidak bisa disebut baik, walaupun
perbuatan itu suatu kecendrungan atau watak baik.
 Perbuatan dilakukan berdasarkan kewajiban, bertindak
sesuai dengan kewajiban si sebut legalitas. Dengan legalitas
kita memenuhi norma hukum.
 Prinsip Etika Deontologi

Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :


 Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus
dijalankan berdasarkan kewajiban.
 Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada
tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan
tergantung pada kemauan baik yang mendorong
seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti
kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah
dinilai baik.
 Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban
adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
 TEORI TELEOLOGI

Teleologi adalah Mengukur baik buruknya suatu tindakan


berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu,
atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan
itu.Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala
yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan,
akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan
bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses
perkembangan.
Berbeda dengan etika deontologi, etika teleologi justru
menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan
yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan
dinilai baik jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,
atau jika akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu baik.
Baik atau buruk nya tindakan mencuri, sebagai contoh, bagi
etika teleologi tidak ditentukan oleh tindakan itu sendiri
baik atau buruk, melainkan ditentukan oleh tujuan dan
akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka
tindakan mencuri dapat dipandang baik.
 TEORI UTILITARIANISME

Utiliatarianisme merupakan suatu tindakan yang dilakukan


dengan meminimalkan biaya dan mamaksimalkan
keuntungan. Utilitarianisme dalam pengertian yang paling
sederhana, menyatakan bahwa tindakan atau
kebijaksanaan yang secara moral benar adalah yang
menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi warga
masyarakat. “Utilitarianisme” berasal dari kata Latin, utilis
yang berarti “bermanfaat”.
 3 Konsep dasar Utilitarianisme

1. Suatu tindakan atau perbuatan atau pengambilan


keputusan yang secara moral adalah benar jika tindakan
atau perbuatan atau pengambilan keputusan itu
membuat hal terbaik untuk banyak orang yang
dipengaruhi oleh tindakan atau perbuatan atau
pengambilan keputusan.
2. Suatu tindakan atau perbuatan atau pengambilan
keputusan yang secara moral adalah benar jika terdapat
manfaat terbaik atas biaya – biaya yang dikeluarkan,
dibandingkan manfaat dari semua kemungkinan yang
pilihan yang dipertimbangkan.
3. Suatu tindakan atau perbuatan atau pengambilan
keputusan yang secara moral adalah benar jika tindakan
atau perbuatan atau pengambilan keputusan itu secara
tepat mampu memberi manfaat, baik langsung ataupun
tidak langsung, untuk masa depan pada setiap orang
dan jika manfaat tersebut lebih besar daripada biaya
dan manfaat alternatif yang ada.
THE END

Pratek perilaku Tidak Etis pada Karyawan


19

Anda mungkin juga menyukai