Anda di halaman 1dari 9

TEORI ETIKA

Disusun oleh:

Rahman Kurnianto (15.05.52.0223)


Lutviyani Indasah (15.05.52.0248)
Naza Esa Rizki (15.05.52.0269)
Ega Arminta (15.05.52.0275)
Dyah Setyawati (15.05.52.0284)
Ari Tanjung Noor (15.05.51.0292)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
2016
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................................ 1


Daftar Isi ................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................................................. 3
2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
3. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika .......................................................................................................... 4
2. Teori-Teori Etika ......................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................................... 9

Teori Etika | 2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Teori Etika menyediakan kerangka yang dapat digunakan untuk memastikan
benar tidaknyakeputusan moral. Keputusan moral yang diambil bisa menjadi beralasan
( memiliki moralreasoning ) berdasarkan suatu Teori Etika . Namun sering terjadi
benturan – benturan yang diakibatkan karena pada kenyataanya banyak terdapat teori
etika, yang mengakibatkan penilaianberbeda – beda sebagai akibat dari tidak adanya
kesepakatan oleh semua orang.
Teori Deontologi sering disebut sebagai etika kewajiban karena berpendapat
bahwa tugas merupakan moral dasar dan tidak tergantung pada konsekuensi yang
ditimbulkan, yang terdiri dari teori hak ( rights), Keadilan ( Justice ), perhatian ( care ),
dan keutamaan (Virtue). Teori Teleologi berpandangan bahwa suatu tindakan benar
atau salah tergantung pada konsekuensi yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Teori
ini sering juga disebut dengan pendekatan konsekuensialis. Teori Etika utlitiarianisme
berakar dari teori Teleologi dan sering digunakan untuk menilai kebijakan pemerintah
dan komoditas public

2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan Etika?
b. Sebutkan dan jelaskan berbagai macam teori etika!
c. Sebutkan contoh kasus dari masing-masing teori etika!

3. TUJUAN PENULISAN
a. Menjelaskan pengertian dari etika.
b. Menyebutkan dan menjelaskan berbagai macam teori etika.
c. Memberikan contoh kasus dari masing-masing teori etika.

Teori Etika | 3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Etika
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya
“Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas
perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia.

2. Teori-Teori Etika
a. Egoisme
Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme,
yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang
menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri.
Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang
membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk
kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan
berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain,
sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
Contoh kasus Egoisme:
 Seorang anak mencuri untuk membeli obat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini
baik untuk moral dan kemanusiaan tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar
hukum sehingga etika teleologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan
akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.

Teori Etika | 4
b. Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata
Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan
dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat,
atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest
numbers”. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada
siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan
individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak
(kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).
Paham utilitarianisme dapat diringkas sebagai berikut :
- Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan
atau hasilnya).
- Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting
adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
- Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya.
Contoh kasus Utilitarianisme:
 Kasus tentang Pewarna Pakaian yang digunakan pada makanan anak-anak. Sebagai
contoh di satu sekolah ada penjual jajanan anak-anak yang menjual agar-agar dan
gulali (harum manis) dan ternyata pewarna yang digunakan adalah pewarna pakaian
bukan pewarna pasta makanan. Secara etis hal ini sangat tidaklah beretika, karena
akan merugikan orang lain namun dalam konsep utilitarinisme hal ini akan
menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit bagi penjualnya karena dia mampu
menggantikan pewarna yang mahal dengan pewarna yang murah. Dengan demikian,
kasus ini akan menyebabkan kerugian dan telah mengesampingkan hak orang lain.
Disinilah letak minus prinsip utilitarianisme walaupun menguntungkan pada salah
seorangnya.

c. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Paham
deontologi mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada kaitannya sama
sekali dengan tujuan, konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut. Konsekuensi suatu

Teori Etika | 5
tindakan tidak boleh menjadi pertimbangan untuk menilai etis atau tidaknya suatu
tindakan.
Contoh kasus Deontologi:
 Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas maka itu
dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas
 Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi bukan karena tindakan
itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya melainkan karena tindakan itu sejalan
dengan kewajiban si pelaku untuk misalnya menberikan pelayanan terbaik untuk
semua konsumennya, untuk mengembalikan hutangnya sesuai dengan perjanjian ,
untuk menawarkan barang dan jasa dengan mutu sebanding dengan harganya.

d. Teori Hak
Suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan tersebut
sesuai dengan HAM. Menurut Bentens (200), teori hak merupakan suatu aspek dari
deontologi (teori kewajiban) karena hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Bila
suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka sebenarnya tindakan yang sama
merupakan kewajiban bagi orang lain. Teori hak sebenarnya didasarkan atas asumsi
bahwa manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang
sama. Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu:
- Hak hukum (legal right), adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi hukum
suatu negara, di mana sumber hukum tertinggi suatu Negara adalah Undang-Undang
Dasar negara yang bersangkutan.
- Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right), dihubungkan dengan pribadi
manusia secara individu, atau dalam beberapa kasus dihubungkan dengan kelompok
bukan dengan masyarakat dalam arti luas. Hak moral berkaitan dengan kepentingan
individu sepanjang kepentingan individu itu tidak melanggar hak-hak orang lain
- Hak kontraktual (contractual right), mengikat individu-individu yang membuat
kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-masing
kontrak.
Contoh kasus Teori Hak:
 Buruh pabrik yang mempunyai hak untuk mendapatkan gaji bulanannya setelah ia
melakukan kewajibannya mengurus pekerjaan di pabrik.

Teori Etika | 6
 “Saya seorang mahasiswa yang tinggal di Negara Indonesia kewajiban saya sebagai
warga Negara Indonesia adalah belajar dan hak saya sebagai warga Negara Indonesia
adalah mendapatkan perlindungan dan mendapatkan keamanan yang layak”.

e. Teori Keutamaan (Virtue Theory)


Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut: disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Kebijaksanaan, misalnya, merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang
mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain yang
membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya.
Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri,
sekalipun situasi mengizinkan. Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat
seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan. Ada banyak
keutamaan semacam ini. Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan.
Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan (virtuous life).

Contoh kasus Teori Keutamaan:


 Kebijaksanaan: seorang pemimpin yang memiliki sifat bijaksana dalam segala urusan.
 Keadilan: mampu bersifat adil dalam menentukan pilihan.
 Suka bekerja keras : mau terus berjuang dalam bekerja, sehingga pada akhirnya dapat
menikmati hasil jerih payahnya yang baik.
 Hidup yang baik: tidak pernah melakukan hal-hal yang dapat merugikan sekitarnya,
dapat menikmati hidup dengan tenang, nyaman dan damai.

f. Teori Etika Teonom


Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir
yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk
memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat risten, yang
mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian
hubungannya dengan kehendak Tuhan. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika
sepadan dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak
mengikuti aturan/perintah Tuhan sebagaimana dituangkan dalam kitab suci. Sebagaimana

Teori Etika | 7
teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat diperlukan untuk
mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak.
Kelemahan teori etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan
tertinggi yang harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika
kewajiban mutlak. Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu dikatakan
dengan tujuan tertinggi umat manusia. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat
diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak melampaui
tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.

Teori Etika | 8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Etika terdiri dari beberapa
teori, yaitu: Egoisme, Utilitarianisme, Deontologi, Teori Hak, Teori Keutamaan
(Virtue Theory), Teori Etika Teonom.
Teori Etika menyediakan kerangka untuk memastikan benar tidaknya
keputusan moral kita. Norma moral yang menjadi standar masyarakat untuk
menentukan baik buruknya perilaku dan tindakan seseorang, terkadang hanya
dianggap suatu aturan yang disetujui bersama tanpa dipertimbangkan mengapa aturan-
aturan moral tersebut harus kita patuhi. Menurut teori Etika Denteologi suatu tindakan
itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang
memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat tindakan itu. Teori Etika
Teleologi menilai suatu tindakan itu baik atau buruk dari sudut tujuan,hasil,sasaran
atau keadaan optimim yang dapat dicapai. Sedangkan menurut Teori Teori
Utilitarianime menyatakan bahwa tindakan yang benar dalam situasi adalah tindakan
yang menghasilkan utilitas besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya.

Teori Etika | 9

Anda mungkin juga menyukai