Etika deontologis atau deontologi adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu
tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Secara Etimologi, Etika deontologi adalah istilah yang
berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti kewajiban (duty) dan logos berarti ilmu atau teori. Artinya
suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan
kewajiban. Karena bagi etika deontologi yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
Atau dengan kata lain tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri,
sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu tindakan dinilai buruk
secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan. Etika Deontologi adalah suatu
tindakan dinilai baik buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban maka
bersikap adil adalah tindakan yang baik dan sudah kewajiban untuk bertindak demikian. Etika
deontologi sama sekali tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut apakah baik atau buruk.
Akibat dari suatu tindakan tidak pernah diperhitungkan untuk menentukan kualitas moral suatu
tindakan. Atas dasar itu, etika deontologi sangat menekankan motivasi, kemauan baik dan watak yang
1) Egoisme etis memandang bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang berakibat baik untuk
pelakunya. Secara moral setiap orang dibenarkan mengejar kebahagiaan untuk dirinya dan dianggap
2) Utilitarianisme menilai bahwa baik buruknya suatu perbuatan tergantung bagaimana akibatnya
terhadap banyak orang. Tindakan dikatakan baik apabila mendatangkan kemanfaatan yang besar dan
memberikan kemanfaatan bagi sebanyak mungkin orang. Di dalam menentukan suatu tindakan
yang dilematis maka yang pertama adalah dilihat mana yang memiliki tingkat kerugian paling kecil
dan kedua dari kemanfaatan itu mana yang paling menguntungkan bagi banyak orang, karena bisa
jadi kemanfaatannya besar namun hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil orang saja.
1) Upaya suatu tindakan punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
2) Nilai moral dari tindakan itu tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk
3) Kewajiban yang dilaksanakan berdasarkan sikap hormat kepada hukum. Terutama hal ini sangat
melekat pada pola hidup masyarakat adat. Konsepsi hukum sebagai penjaga keharmonisan dalam
kepntingan-kepentingan hidup masyarakat yang sejalan dengan kearifan lokal masyarakat adat.
Hal ini sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal yang pada umumnya dilaksanakan oleh sebagian
besar anggota masyarakat. Salah satunya yaitu dalam tradisi yang wajib dilaksanakan oleh
masyarakat adat. Berlabel wajib karena menyangkut keselamatan dan menghargai apa yang telah
Dalam bisnis, etika entiologis yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut :
1) Bahwa motivasi tindakan atau putusan bisnis bukan untuk hal lain selain dari tujuan
moral perusahaan, tetapi sebenarnya melakukan apa kewajiban moral perusahaan itu sendiri.
Sebagai contoh dari kewajiban moral bisnis, adalah untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan
yang baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menggunakan sumber daya yang dimiliki
2) Bahwa setiap individual dan pemangku kepentingan memiliki kesetaraan yang sama tanpa
adanya diskriminasi. Sebagai contoh akuntan profesional, secara moral tidak dibenarkan untuk
memdayagunakan para mahasiswa yang sedang magang dalam melakukan pemeriksaan laporan
keuangan kliennya hanya karena akuntan tersebut dibayar dengan upah yang lebih kecil dari
keuntungan yang diperoleh klien tersebut. Hubungan antara pengusaha dengan karyawan,
antara eksekutif dengan bawahan harus berlandaskan alas rasa hormat, otonom, kreatif dan
bermartabat dan tidak dilandaskan alas kekuasaan, manipulasi, merendahkan serta intrik. Dalam
dunia bisnis setiap individual atau pemangku kepentingan bukan diperlakukan sebagai alat akan
tetapi sebagai tujuan akhir yang nantinya akan dicapai secara bersamaan.
3) Kewajiban untuk bertindak etis, tidak hanya berlaku untuk diri sendiri akan tetapi untuk orang
lain juga.
pada martabat manusia. Hal ini rerlihat dengan jelas dalam pandangan Immanuel Kant yang
menyatakan bahwa manusia tidak bisa diperalat. Manusia adalah tujuan pada dirinya sendiri.
Implikasinya, setiap orang mempunyai kewajiban untuk menghormati martabat manusia". Semua
elemen mendasar kemanusiaan adalah otonomi. Bagi Kant, otonomi moral merupakan hukum
2) Deontologi memberikan dasar yang kokoh bagi rasionalitas dan objektivitas kesadaran moral.
Suatu perbuatan dinilai baik atau buruk didasarkan pada kesadaran setiap orang dalam
menjalankan apa yang menjadi kewajiban moralnya. Jadi, kualitas perbuatan tidak dilihat
dari motif tertentu, tetapi hal yang mendasarinya. Dasar pada rasionalitas dan objektivitas untuk
mendasari sebuah perbuatan. Dengan kedua dasar ini, suatu perbuatan dapat
3) Deontologi memberikan tolak ukur untuk menilai perbuatan seseorang, yakni universalitas.
Dengan penegasan bahwa bertindaklah semata-mata menurut prinsip (maksim) yang dapat
sekaligus menjadi hukum umum karena menitikberatkan pada dasar prinsip humanisme yang
universal. Bahkan hal ini mendasari penghargaan pada humanitas sekaligus menjadi dasar untuk
1) Tidak ada peluang untuk dilema moral dan jalan keluar ketika sedang
menghadapi konflik prinsip moral. Dilema moral adalah situasi ketika suatu pelaku wajib
melakukan A dan B. Jika melakukan A, maka ia tidak dapat melakukan B. Hal ini bisa mengikis
keterbatasannya sebagai manusia dalam rangka melakukan dua tindakan secara bersama.
2) Norma yanh dilakukan tanpa pengecualian dengan mengindahkan akibat tindakan yang sulit
3) Imperatif kategoris termasuk kepada bidang yang formal dan tidak secara konkret mengikat
pelaku moral. Hal ini menunjukkan bahwa imperatif kategoris hanya menegaskan hal yang tidak
boleh dilaksanakan. Misalnya, bunuh diri, stress, dan berbohong. Moralitas hanya menetapkan
batas ruang lingkup manusia sekigus tidak memberi arahan yang tepat dan berjenjang. Imperatif
kategoris hanya memberi tolok ukur benar atau tindaknya kaidah. Namun, tidak membantu
mengetahui pelaku moral memeroleh kaidah yang mau diuji. Simpulannya, moralitas dalam etika
DISUSUN OLEH :
CAESSA PANJAITAN (220120003)
SETIAWATI KESUGIHEN (220120034)
ROY SINABUTAR (220120011)
SUCI PANJAITAN (220120031)
SOISE (220120020)