Anda di halaman 1dari 20

Etika

dan
Praktik KELOMPOK 2
Our Team

Helmi Azizati Sakdiyah Wulan Novi


Manel (C1C017112) Hastuti
(C1C017104) (C1C017036)
Materi :
1. Sekilas Perkembangan

2. Penggolongan Etika

3. Etika dan Filsafat

4. Teori Etika

3
Sekilas
Perkembangan
SEKILAS PERKEMBANGAN
⦁ De George pada abad ke-20 melakukan pengkajian etika di wilayah Amerika Serikat
dengan mengamati bagaimana perguruan tinggi menyoroti permasalahan moral di
bidang ekonomi dan bisnis terutama disoroti dalam teologi.
⦁ Tahun 1960-an, merupakan masa persiapan terjadinya perkembangan baru timbulnya
rtika bisnis pada masa berikutnya. Terjadi banyak masalah yang berakibat kaum muda
khususnya mahasiswa membuat pernyataan anti-bisnis.
⦁ Tahun 1970-an, lahir etika bisnis dengan arti yang sebenarnya. Di masa ini merupakan
tanggapan kritis atas pernyataan persoalan moral yang melanda Amerika seputar
kegiatan berbisnis.
⦁ Tahun 1980-an, dampak dari revolusi etika bisnis di Amerika meluas ke Benua Eropa
yang dimulai dari Inggris, kemudian merambat pada negara-negara lain disekitar Eropa
Barat dengan menerapkan mata kuliah Etika Bisnis dan pengangkatan guru besar etika
bisnis.
⦁ Tahun 1990-an, dalam dekade ini etika bisnis sudah berkembang dan menyebar ke
seluruh penjuru dunia, tidak hanya di Eropa dan Amerika tapi perkembangannya 5
Penggolongan
Etika
Penggolongan Etika
⦁ Penggolongan menurut kriteria dan jenis :

Penggolongan
Etika

Etika Normatif Etika Terapan Etika Deskriptif Meta-Etika

7
Etika Normatif
⦁ Etika Normatif merupakan norma yang menuntun manusia bertindak baik dan
menghindari hal buruk, sesuai dengan kaidah yang berlaku dimasyarakat seperti tidak
melakukan Korupsi, Kolusi, dan Neporisme (KKN) karena dapat merugikan orang lain.

⦁ Etika normatif disebut bersifat preskriptif (memerintahkan), yaitu menentukan benar


tidaknya tingkah laku atau anggapan moral. Sehubungan dengan itu, etika normatif
mengemukakan berbagai argumentasi mengapa berlaku harus disebut baik atau
buruk, dan mengapa suatu anggapan moral dapat dianggap benar atau salah.
Berbagai argumentasi tersebut bertumpu pada norma-norma atau prinsip-prinsip etis
yang dianggap tidak dapat ditawar-tawar. Oleh karena itu, etika normatif bertujuan
merumuskan prinsipprinsip etis yang dapat dipertanggungjawabkan dengan cara
rasional dan dapat digunakan dalam praktik.

8
Etika Terapan
⦁ Etika terapan didefinisikan sebagai studi etika yang menitikberatkan pada aspek
aplikatif teori etika atau norma yang ada sehingga lebih mengutamakan dan
memperlihatkan sisi kegunaannya.

⦁ Etika terapan dibagi menjadi etika profesi, etika bisnis, dan etika lingkungan. Ada dua
hal yang diperlukan agar permasalahan dianggap sebagai masalah etika terapan
yaitu :

⦁ Pertama, permasalahan tersebut harus brsifat kontroversial dalam artian bahwa


ada kelompok-kelompok yang saling berhadapan terkait dengan permasalahan
moral.

⦁ Kedua, permasalahan akan menjadi permasalahan etika terapan ketika hal itu
mempunyai dimensi dilema etis.

9
Etika Deskriptif
⦁ Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, seperti adat kebiasaan
dan mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu, dalam
berbagai kebudayaan atau subkultur tertentu, dalam suatu periode sejarah, dan
sebagainya.

⦁ Etika deskriptif merupakan sebuah studi tentang apa yang dianggap ‘etis’ oleh individu
atau masyarakat. Dengan begitu, etika deskriptif bukan sebuah etika yang mempunyai
hubungan langsung dengan filsafat tetapi merupakan sebuah bentuk studi empiris
terkait dengan perilaku-perilaku indivual atau kelompok.

10
Meta-Etika
⦁ Meta-etika merupakan suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya suatu
tindakan atau peristiwa yaitu apa arti dari pernyataan-pernyataan etika.

⦁ Istilah “metaetika” (awalan meta dalam bahasa Yunani berarti “melebihi” atau
“melampaui”) dibuat untuk menunjukkan pembahasan yang bukan moralitas secara
langsung, melainkan mengacu berbagai konsep yang digunakan dalam bidang
moralitas. Metaetika seolah-olah bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku
etis, yaitu pada taraf “bahasa etis” atau bahasa yang digunakan dalam bidang moral.
Dapat dikatakan bahwa metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis.

11
Etika dan Filsafat
Etika dan Filsafat

Etika
Filosofis
Etika dan
Filsafat
Etika
Teologis

13
Etika Filosofis
⦁ Etika filosofis merupakan etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir,
yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya merupakan bagian dari
filsafat. Karena etika hakikatnya lahir dari filsafat. Kaidah dan sifat manusia dalam
memahami suatu ilmu yaitu :

⦁ The Knower, manusia memiliki kemampuan secara analitik yaitu kemampuan


kognitif, kemampuan afektif, dan kemampuan konatif.

⦁ Knowing atau Nalar/Berpikir, kesadaran merupakan landasan untuk nalar atau


berpikir.

⦁ Knowledge, berkaitan dengan kepercayaan, reliabilitas, dan solidaritas.

14
Etika Teologis
⦁ Etika teologis merupakan etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk
berdasarkan ajaran-ajaran agama. Namun, etika teologis bukan hanya milik agama
tertentu melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologis masing-masing.

⦁ Etika teologis memandang semua perbuatan moral sebagai :

⦁ Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehentak Tuhan atau sesuai dengan


kehendak Tuhan

⦁ Perbuatan-perbuatan sebagai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan.

⦁ Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.

15
Teori Etika
Teori Etika
Teori-teori yang mendasari dari lahirnya klasifikasi etika yaitu :

Teori Etika

Teori
Teori Teleologi Teori Hak Teori Virtue
Deontologi

17
Teori Etika
⦁ Teori teologis merupakan teori yang mengukur baik buruk nya tindakan berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai atau akibat yang ditimbulkan oleh tindakan tersebut. Dalam
pendekatan etika teologis terdapat faktor yang membagi etika tersebut dalam dua hal
yaitu sebagai berikut :

⦁ Egoisme, merupakan perilaku yang dapat diterima tergantung pada


konsekuensinya.

⦁ Utilitarianisme, yang berarti bermanfaat. Dengan demikian, semakin tinggi


kegunaannya maka semakin tinggi nilainya.

18
Teori Etika
⦁ Teori Deontologi, merupakan teori yang berarti pengetahuan. Sehingga etika
deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik.

⦁ Teori Hak, merupakan pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi
baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak merupakan suatu aspek dari
teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban

⦁ Teori Keutamaan (Virtue), memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan
apakah suatu perbuatan tertentu adil, jujur, atau murah hati dan sebagainya.

19
Thanks!
“Saying thank you is more than good manners, it is good
spirituality.”
—Alfred Painter

Anda mungkin juga menyukai