Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI MANAJEMEN

COST CONCEPT AND BE HAVI OR 

Oleh

Kelompok 6:

I Gusti Putu Ngurah Eka Putra Wijaya (1981611020)

Ni Putu Reni Arisanti (1981611022)

Ni Wayan Sukma Kartika Dewi (1981611024)

Kadek Fitri Andriani (1981611029)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2019
 

A.   KONSEP DASAR MANAJEMEN BIAYA

Dalam arti umum manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,


 pengendalian, serta penggunaan sumber daya yang tersedia di organisasi guna mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Sedangkan, biaya adalah sumber
daya yang dikorbankan untuk mendapatakan barang atau jasa yang memberi manfaat saat
ini atau di masa depan. Sehingga, manajemen biaya adalah suatu sistem yang memberikan
informasi bagi manajemen organisasi untuk mengidentifikasi berbagai peluang untuk
 perencanaan strategi, penyempurnaan, dan pembuatan keputusan operasional mengenai
 pengadaan dan penggunaan sumber daya yang diperlukan oleh organisasi. 
1.   Pembebanan Biaya : Penelusuran Langsung (Direct Tracing), Penelusuran
Penggerak ( Driver Tr acing ), dan Alokasi ( Allocation) 

a.  Obyek Biaya


Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIM) dibuat untuk mengukur dan
membebankan biaya kepada entitas, yang disebut sebagai obyek biaya. Obyek biaya
dapat berupa produk, pelanggan, departemen, proyek atau yang lain yang diukur
 biayanya dan dibebankan. Pada perkembangannya aktivitas diakui sebagai obyek
 biaya. Aktivitas adalah unit dasar kerja yang dilakukan dalam organisasi. Misalnya
 pembelian komponen produksi. 
 b.  Keakuratan Pembebanan
Keakuratan merupakan suatu konsep yang relative dan harus dilakukan secara
wajar dan logis terhadap penggunaan pembebanan biaya, dengan tujuan untuk
mengukur dan membebankan biaya dari suatu odjek sebaik dan setepat mungkin.
Keakuratan dalam pembebanan biaya dapat dilakukan dengan ketertelusuran.
1)   Ketertelusuran (Traceability)

Ketertelusuran merupakan suatu kemampuan membebankan biaya pada objek


 biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab-
akibat. Ketertelusuran dilakukan untuk melihat hubungan antara obyek dan biaya
 berkaitan dengan pembebanan biaya. Biaya dapat secara langsung atau tidak

langsung berkaitan dengan obyek biaya. Biaya tidak langsung (indirect


cost)  adalah biaya yang tidak mudah ditelusuri sebagai objek biaya. Sedangkan
 biaya langsung (direct cost)  adalah biaya yang mudah ditelusuri sebagai objek
 biaya.
2)   Metode Penelusuran

Penelusuran merupakan pembebanan aktual biaya pada objek biaya dengan


menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh
objek biaya. Penelusuran biaya dapat dapat terjadi melalui cara berikut ini:
a.  Penelusuran langsung (direct tracing)  adalah satu proses pengidentifikasian
dan pembebanan biaya yang secara khusus dan fisik dengan suatu objek.
Penelusuran langsung dilakukan melalui pengamatan fisik.
 b.  Penelurusan penggerak (driver tracing)  adalah penggunaan penggerak untuk
membebani biaya ke obyek biaya. Dalam konteks pembebanan biaja,
 penggerak adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur

konsumsi sumber daya objek biaya.


3)   Membebankan Biaya Tidak Langsung (Alokasi)

Alokasi merupakan membebankan biaya tidak langsung ke objek biaya. Biaya


tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke objek-objek
 biaya baik dengan menggunakan penelusuran langsung atau penggerak.
  Biaya Produk
Biaya produk ( product cost)  adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan

 produk, dimana produk tersebut akan dijual. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang
terkait dengan pembuatan barang atau penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya
 biaya-biaya yang tidak secara langsung berkaitan dengan proses produksi seperti biaya

 penjualan dan aministrasi umum. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut
sebagai berikut:
a.  Bahan Langsung ( Direct Material) 
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau

 jasa yang sedang diproduksi. Biaya ini dapat langsung dibebankan pada produk karena
pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi setiap
produk.
 b.  Tenaga Kerja Langsung ( Direct Labor) 
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada

 barang atau jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan secara
fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang terlibat dalam memproduksi
suatu produk dan jasa.
c.  Overhead

Semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan
dalam satu kategori yang disebut overhead .
d.  Biaya Utama dan Biaya Konversi
1)   Biaya utama ( prime cost ) adalah gabungan biaya yang dikeluarkan untuk bahan

 baku langsung dan tenaga kerja langsung.


2)   Biaya konversi (conversion cost ) adalah gabungan biaya yang dikeluarkan
untuk tenaga kerja langsung dan overhead.
3.   Laporan Keuangan Eksternal

Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal biaya-biaya harus


diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Pada waktu menyusun laporan laba rugi biaya
 produksi akan dipisahkan dengan biaya pemasaran dan administrasi. Hal tersebut
dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai biaya produk. Sedangkan, biaya
 pemasaran dan administrasi dipandang sebagi biaya periode. Biaya produksi yang
melekat pada produk yang terjual diakui sebagai beban (biaya penjualan) pada laporan
laba rugi. Sementara biaya produk yang belum terjual akan dilaporkan sebagai
persediaan di neraca.
a.  Laporan Laba Rugi – Perusahaan Manufaktur
Pada laporan laba rugi perusahaan manufaktur pemasukan yang dihitung
 berdasarkan klasifikasi fungsional disebut perhitungan biaya absorbsi ( full costing) 
karena semua biaya manufaktur dibebankan ke produk. Berdasarkan pendekatan
 penghitungan biaya absorbsi, beban dipisahkan menurut fungsi dan kemudian
dikurangi dari pendapatan untuk menghasilkan laba sebelum pajak. Untuk
 pemahaman lebih lanjut, disajikan contoh berikut ini :
  PT. Manufaktur XYZ
Laporan Laba (Rugi)
untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2018

Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal barang jadi xxx
+ Harga Pokok Produksi xxx
Barang yang tersedia untuk dijual xxx
- Persediaan akhir barang jadi (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba (rugi) Kotor xxx
Beban Operasi:
Beban Penjualan xxx
Beban Administrasi Umum xxx
Total Beban Operasi (xxx)
Laba Sebelum Pajak

 b.  Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan
selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan ke barang yang diselesaikan
adalah biaya manufaktur bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Barang dalam proses terdiri dari semua unit yang telah diselesaikan sebagaian dalam
 produksi pada titik waktu tertentu.
 
PT. Manufaktur XYZ
Laporan Harga Pokok Produksi untuk Tahun
Berakhir 31 Desember 2018

Bahan Baku Langsung:


Persediaan awal xxx
+ Pembelian xxx
Bahan baku tersedia xxx
- Persediaan xxx
Bahan baku langsung terpakai xxx
Tenaga kerja langsung xxx
Overhead manufaktur:
Tenaga kerja tidak langsung xxx
Depresiasi xxx
Sewa xxx
Listrik, air, dll xxx
Pemeliharaan xxx
Total Overhead manufaktur xxx
Total Biaya tambahan manufaktur xxx
+ Barang dalam proses awal xxx
Total biaya manufaktur xxx
- Barang dalam proses akhir (xxx)
Harga pokok produksi xxx

c.  Laporan Laba Rugi – Perusahaan Jasa


Penghitungan jasa yang terjual berbeda dengan yang disajikan dalam laporan
laba rugi perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang
awal atau akhir barang jadi, namun mungkin memiliki persediaan barang dalam
 proses, bagi produk jasa yang dihasilkan.
  PT. Jasa XYZ Laporan Laba (Rugi)
untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2018

Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan Jasa:
Barang dalam proses awal xxx
+ Biaya Jasa:
Bahan baku langsung xxx
Tenaga kerja langsung xxx
Overhead xxx
Total Biaya Jasa xxx
Barang tersedia xxx
- Barang dalam proses akhir (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba (rugi) Kotor xxx
Beban Operasi:
Beban Penjualan xxx
Beban Administrasi Umum xxx
Total Beban Operasi (xxx)
Laba Sebelum Pajak xxx

4.   Jenis-Jenis Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen dapat diklasifikasikan secara umum sebagai sistem


 berdasarkan fungsi ( functional based management  –  FBM) dan sistem berdasarkan

aktivitas (activity based


management – ABM). a.  Tinjauan Biaya
FBM
Dalam sistem akuntansi FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-
unit fungsional dan kemudian ke produk. Dalam pembebanan biaya, digunakan
 penelusuran langsung dan penelusuran penggerak, akan tetapi dalam sistem FBM
 penelusuran penggerak hanya menggunakan penggerak produksi (tingkat unit),
 pengukuran konsumsi yang berkolerasi dengan keluaran produksi. Tujuan
 pembiayaan produk dari pembiayaan berdasar fungsional dapat dipenuhi dengan
 pembebanan biaya-biaya produksi untuk persediaan dan harga pokok penjualan untuk
tujuan pelaporan keuangan eksternal.
 b.  Tinjauan Biaya ABM
Dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing -ABC),
 biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk. Pembiayaan produk berdasar
aktivitas cenderung fleksibel. Informasi biaya dibuat untuk mendukung macam-
macam tujuan manjerial, termasuk tujuan pelaporan keuangan.
c.   Tinjauan Efisiensi Operasional FBM

Penyedia informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan


lainnya dari akuntansi manajemen. Pendekatan untuk unit organisasional dan
kemudian menuntut tanggung jawab unit manajer organisasional untuk pengendalian
 biaya yang dibebani.
d.   Tinjauan Efisiensi Operasional ABM

Subsistem pengendalian berdasarkan aktivitas juga dibebankan secara


signifikan dari sistem berdasarkan fungsional. Penekanan berdasarkan fungsional

adalah dalam pengelolaan biaya. Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada


aktivitas manajemen dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima oleh pelanggan
dan profit yang diterima dengan menyediakan nilai. Untuk memudahkan pemahaman,
 perbandingan antara sistem manajemen biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Perbandingan antara Sistem Manajemen Biaya
Berdasarkan Fungsi dan Aktivitas

Berdasarkan Fungsi Berdasarkan Aktivitas

Penggerak berdasarkan unit. Penggerak berdasarkan unti dan non unit.


Intensif dalam pengalokasian.Intensif dalam penelusuran.
Perhitungan harga pokok produk
Perhitungan
secaraharga pokok produk secara luas dan fleksibel.
sempit dan kaku. Berfokus pada pengelolaan aktivitas. 5. Informasi aktivitas
Berfokus pada pengelolaanterperinci.
biaya.
Informasi aktivitas sedikit. kinerjaunit6. Maksimalisasi kinerja seluruh sistem.
6. Memaksimalkan
individual.
7. Penggunaan ukuran keuangan untuk7. Penggunaan ukuran keuangan dan non
kinerja.keuangan untuk kinerja.
e.   Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang


 berarti, termasuk memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki
 pengambilan keputusan, meningkatkan perencanaan strategis, dan kemampuan yang
lebih baik dalam mengelola aktivitas. Sistem berdasarkan aktivitas secara khusus
sesuai untuk mendukung sasaran perbaikan berkelanjutan tujuan yang penting bagi
 perusahaan untuk bersaing secara global. Bagi banyak perusahaan manfaat dari
 perpindahan sistem FBM ke sistem ABM melebihi biayanya. Karenanya,
penggunaan ABC dan ABM telah semakin meluas dan perhatian akan akuntansi
manajemen
 berdasarkan aktivitas adalah tinggi.

B.   DASAR-DASAR PERILAKU BIAYA

1.   Perilaku Biaya

Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan


 perubahan penggunaan aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah
untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Biaya-
 biaya bereaksi pada perubahan output dengan berbagai macam cara yaitu: 
a.  Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang
yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. Rentang yang relevan adalah
rentang output di mana asumsi hubungan biaya/output berlaku.

Contoh: biaya listrik, biaya penyusutan, biaya sewa gedung 

 b.  Biaya variable


Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara proporsional
atau sebanding dengan perubahan output,

Rumus total biaya variabel = biaya variabel per unit x jumlah unit
Contoh : biaya bahan baku
c.  Biaya campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya
variabel sekaligus. Contoh : gaji dan bonus penjualan untuk bagian marketing.

Rumus total biaya = biaya tetap + total biaya variable

Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka


diperlukan berbagai pertimbangan atas dasar:

1)   Waktu

Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variabel
 bergantung pada batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung
dari prespektif tiap-tiap manajer.Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang
semua biaya merupakan biaya variabel sedangkan dalam jangka pendek minimal
ada satu biaya tetap.

Contoh : perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang
memandang sebagai biaya variabel karena dapat memberhentikan dan
mempekerjakan karyawan sesuai dengan kenaikan atau penurunan output. Tetapi
ada juga yang dipandang sebagai biaya tetap karena adanya kontrak yang
membuat pihak manajemen tidak bias seenaknya memberhentikan karyawan.
2)   Sumber daya dan ukuran output

Setiap aktivitas memerlukan sumber daya, sumber daya ini kemudian


digabungkan dan diolah untuk menghasilkan output. Salah satu bentuk untuk
mengukur output adalah frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut. Semakin
sering frekuensi melakukan aktivitas, semakin besar pula biayanya.
Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat memahami
 perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang
terkait, yang berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau penggerak aktivitas.
Penggerak aktivitas ini dibagi menjadi:
a)   Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika

unit yang diproduksi berubah. Contoh: biaya pemakaian bahan baku.


 b)  Penggerak tingkat non unit adalah perubahan dalam biaya ketika factor-faktor

lain selain unit berubah. Contoh: biaya penyusutan mesin


 

2.   Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya, dan Perilaku Biaya 


Kapasitas adalah kemampuan actual atau potensial untuk melakukan
sesuatu.Berapa banyaknya kapasitas tergantung pada tingkat kinerja yang

diminta.Tingkat yang efisien atas kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis
( practical capacity). Kadang-kadang terjadi kelebihan kapasitas.Untuk mengetahui
kelebihan kapasitas yang mempengaruhi perilaku biaya penting untuk mengetahui
sumber daya fleksibel dan sumber daya terikat. 
1)  Sumber daya fleksibel

Sumber daya yang dipasok saat digunakan atau dibutuhkan. Oleh karena itu biaya
sumber daya fleksibel merupakan biaya variable. Contoh : biaya bahan baku
 b.  Sumber daya terikat
Sumber daya yang harus ada sebelum dibutuhkan. Oleh karena itu sumber daya
terikat merupakan biaya tetap. Contoh : gedung. Dalam jangka yang lebih pendek
dikenal dengan biaya diskresi, biaya ini terjadi karena adanya perolehan kapasitas
aktivitas jangka pendek.Contoh : biaya iklan.

Dalam pembahasan perilaku biaya perilaku biaya diasumsikan bahwa biaya


 bersifat kontinyu, padahal dalam kenyataannya fungsi biaya tidaklah kontinyu yang
dikenal dengan fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang
konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang
lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang output yang sama.
Lebar dari tiap tahap menunjukkan rentang output yang mengharuskan diperolehnya
sumber daya tersebut, sedangkan penilaian rentang juga bersifat subjektif. Rentang
yang sempit akan menjadi biaya variabel, sedangkan rentang yang lebar merupakan
biaya tetap.

3.   Metode-Metode untuk Memisahkan Biaya Campuran ke dalam Komponen-

Komponen Tetap dan Variabel 


Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya campuran perlu dipisahkan ke dalam
komponen-komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode yang digunakan secara luas
untuk memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel., yaitu
metode tinggi rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing
metode menggunakan asumsi hubungan linear.
1)  Metode Tinggi Rendah

Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan


suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah)
yang akan digunakan untuk menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik
tinggi di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik
rendah di definisikan sebagai titik dengan tingkat output atau aktivitas terendah.
Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai
 berikut:

Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output


Biaya variabel per unit = (biaya tinggi  –  biaya rendah) / (output tinggi  – 
output rendah)

dan

Biaya tetap = biaya total titik tinggi – (biaya variabel per unit x output tinggi)
atau
Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah)

 b.  Metode Scatterplot


Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis
dengan memplot data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan
metode scatterplot adalah memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya
 penyetelan dan aktivitas dapat dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik
scatter memungkinkan seseorang untuk secara visual menyesuaikan suatu garis
dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam melakukan hal ini, garis yang dipilih
seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titik-titik tersebut. Keunggulan
signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk melihat data secara
visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif untuk memilih
garis terbaik.
 
c. Metode Kuadrat Terkecil
Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari
garis. Jarak vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang
diprediksi oleh garis. Untuk titik 5, biaya yang diprediksi adalah 5*, dan deviasinya
adalah jarak antara titik 5 dan 5* (jarak dari titik ke garis).

Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan


kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran
kedekatan keseluruhan. Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang
disebabkan oleh bauran angka positif dan negatif. Karena ukuran kedekatan adalah
 jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis, maka semakin kecil ukurannya, semakin
 baik garisnya. Garis yang lebih mendekati titik disbanding garis lainnya disebut garis
kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil.

d.  Penggunaan Program Regresi

Langkah pertama dalam penggunaan computer untuk menghitung koefisien


regresi adalah memasukkan data. Selanjutkan jalankan regresi, dalam Excel fungsi
regresi terdapat dalam menu “tools”, kemudian pilih “add in” dan tambahkan “data
analysis” klik dan pilih “regression”. Ketika layar regression muncul, kita dapat
memberitahu letak variabel terikat dan bebas. Terakhir beri perintah pada computer di
mana meletakkan output.
4.   Keandalan Rumus Biaya 

Kegunaan utama yaitu terletak pada kemampuannya menginformasikan


seberapa jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan.
1)  R Kuadrat – Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat


yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran
 goodness of fit.  Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang dijelaskan,
semakin bak garisnya. Karena koefisien determinasi tersebut merupakan
persentase variabilitas yang dijelaskan, nilainya berkisar antara 0-1. Tidak ada
batasan yang
 jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan buruk. Yang pasti, semakin dekat R
kuadrat ke-1, semakin baik garisnya.

 b.  Koefisien Korelasi


Ukuran alternatif untuk  goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari
koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai koefisien
korelasinya dapat berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya positif,
maka kedua variabelnya bergerak menuju arah yang sama dan terdapat korelasi
positif. Korelasi
 positif sempurna akan menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di lain pihak,
 jika koefisien korelasinya negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah yang
dapat diprediksi, tetapi berlawanan arah. Korelasi negatif sempurna akan
menghasilakan koefisien korelasi sebesar -1. Nilai koefisien yang mendekati nol
mengidentifikasi tidak adanya korelasi
5.  Regresi Berganda

Regresi berganda (multiple regresssion) adalah kuadrat terkecil yang digunakan


untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel penjelas. 
6.   Penilaian Manajerial 

Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam


menentukan perilaku biaya. Pertimbangan manajerial merupakan metode paling luas
yang digunakan. Metode ini memiliki banyak bentuk. Secara sederhana beberapa
manajer menentukan biaya aktivitas tertentu menjadi kategori tetap dan lainnya
menjadi kategori variabel, tanpa menghiraukan kemungkinan biaya campuran. Daya
tarik dari metode ini terletak pada kesederhanaannya. Sebelum memilih metode ini,
manajemen berupaya memastikan sebagian besar biaya adalah variabel atau tetap dan
keputusan yang dibuat tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan pengklasifikasian
 biaya.
Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan
membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan
 bagian biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel. Sebagai contoh, suatu pabrik
dapat memasukkan pembayaran sewa mesinn fotokopi dalam satu akun dan biaya
kertas dan tinta ke akun lainnya. Dengan demikian, akan mudah untuk
mengelompokkan akun pembayaran sewa dengan akun-akun biaya tetap lainnya, dan
memperlakukan biaya variabel secara terpisah. Kemudian, komponen variabel dapat
dihitung dengan menggunakan satu atau lebih data biaya/ volume. Hal ini memiliki
keunggulan akuntansi untuk biaya campuran, tetapi rentan terhadap jenis kesalahan,
yaitu manajemen mungkin saja salah dalam penilaiannya.
Kemungkinan terakhir adalah manajemen menggunakan pengalaman dan
 pertimbangan mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik. Keunggulan dari
 penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya tetap dan variabel
terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang baik.
Akan tetapi, kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki pertimbangan yang
 baik. Oleh karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer, potens kesalahan, dan
 pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan terkait merupakan hal yang

DAFTAR PUSTAKA 

Guan, Liming, Hansen, D.R. & Mowen, M.M. 2009. Cost Management.  6th Edition.Thomson:
South Western.

Anda mungkin juga menyukai