Anda di halaman 1dari 5

1

Modul 12
Bahan kuliah Akuntansi Dasar / Elementary Accounting 1
Fakultas Ilmu Administrasi – Prodi Administrasi Bisnis - Universitas Brawijaya
Di gunakan untuk pengayaan dan pemahaman materi ajar on line / Daring
oleh : Dr M Dzulkirom AR

Laporan Harga Pokok Produksi.


Kelompok besar beaya-beaya yang terjadi dan dibebankan pada perhitungan Harga Pokok
Produksi , meliputi :
a. Kelompok Beaya Bahan Baku Langsung ( Direct Material Cost).
b. Kelompok Beaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labaour cost)
c. Kelompok Beaya Produksi Tidak Langsung ( Beaya Overhead Pabrik / FOH)
Beaya Bahan Baku Langsung dan Beaya Tenaga Kerja Langsung lebih mudah diamati dan jenis
beaya bahan baku langsung relatif jenisnya tidak terlalu banyak , demikian juga Beaya Tenaga
Kerja Langsung. Biasanya untuk Beaya Produksi Tidak Langsung ( Beaya Overhead ) jenis
beayanya cukup beragam dan banyak jenis ragamnya , untuk itu maka beaya Overhead Pabrik
dimasukkan didalam daftar akun-akun yang terinci di dalam Laporan Harga Pokok Produksi (
Cost of Good Manufacturing Statment /CGM). Jumlah Total dari Harga Pokok Produksi , akan
dimasukkan dalam Laporan Rugi Laba.

Guna memberikan pemahaman yang jelas , dapat digambarkan sebagai berikut , khususnya untuk
Beaya Overhead , Laporan Harga Pokok Produksi , Laporan Rugi/Laba :
Daftar Laporan Harga Pokok Produksi
Beaya Overhead Pabrik:
Beaya Bahan Baku Tak Langsung………xx Beaya Bahan Baku Langsung…………....xxx
Beaya Tenaga Kerja Tak Langsung……..xx Beaya Tenaga Kerja Langsung…………..xxx
Beaya Sewa Gedung-Pabrik……………..xx Beaya Overhead Pabrik…………….…...400 (+)
Beaya Listrik-Pabrik……………………..xx Total Beaya Produksi…………………..xxx
Beaya Depresiasi-Gedung Pabrik……….xx (+) Pessd Barang Dllm Proses Awal …….xxx (+)
Beaya lain-2 - Pabrik…………………....xx (+) (-) Persd Barang Dlm Proses Akhir………xxx (-)
Total Beaya Overhead Pabrik…….. 400 Harga Pokok Produksi……………5.000

Laporan Rugi-Laba
Untuk Periode yag berakhit pada 31-12-2000
Penjualan Bersih……………………..xxxx
Persd Barang Jadi(awal)……xxxx
Harga Pokok Produksi……5.000 (+)
Persd Barang Jadi (akhir)…..xxxx (-)
Harga Pokok Penjualan…………….xxxx (-)
Laba Kotor………………………..xxxx
Beaya Adm & Penjualan…………. Xxxx (-)
Laba Bersih sebelum Pajak……xxxx

Masalah Penentuan Nilai Persediaan (akhir) pada Perusahaan Manufaktur.


Biasanya secara umum Perusahaan Manufaktur menggunakan Sistim Akuntansi Umum
( General Accounting procedure ) . Sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian khusus dan
penting pada akhir periode akuntansi , 31 Desember , pada saat menyusun Laporan Keuangan
adalah penentuan :
2

(a). “Nilai Persediaan (Akhir) Bahan Baku.


(b). “Nilai Persediaan (akhir) Barang Dalam Proses.
(c.) ”Nilai Persediaan (akhir) Barang Jadi.

a. Penentuan “Nilai Persediaan(Akhir) Bahan Baku dan Bahan Pembantu.


Besarnya Nilai (Rp) Persediaan akhir bahan baku dan bahan pembantu pada akhir periode
akuntansi masih sangat mudah , yakni dilakukan dengan menggunakan “stock opname”
( Penghitungan secara fisik) , hal ini disebabkan bahwa sisi bahan baku-akhir (yang masih
ada) bentuknya masih serupa dengan bahan baku pada saat dilakukan pembelian. Dengan
demikian berdasar jumlah fisik bahan baku yang masih ada di hubungkan dengan dokumen
pembelian ( persh industry kecil) , maka besarnya Nilai (Rp) barang yang masih ada dapat di
ketahui dan dihitung secara benar. Adapun untuk Penentuan Nilai Persediaan Akhir ( pada
perusahaan Industri menengah dan industry besar) , dari hasil stock opname kemudiaan
dihubungkan dengan sistim akuntansi pembukuan persediaan nya , maka dapat di hitung
secara wajar Nilai Persediaan akhir (Rp) pada akhir periode akuntansi.

b. Penentuan Nilai Persediaan (Akhir) Barang Dalam Proses.


Penentuan Nilai Persediaan akhir Barang Dalam Proses pada (akhir) tidaklah mudah, karena
didalam WIP tersebut yang nyata-nyata menyerap beaya dari (1).Bahan Baku yang
digunakan , kemudian (2). ditambahkan adanya beaya tenaga kerja langsung dan (3).beaya
Overhead yang semuanya (1, 2 dan 3) sudah terserap selama proses proses produksi.
Akibatnya proses tersebut memberikan bentuk barang nya sudah tidak sama lagi seperti
semula . Dengan demikian maka penentuan nilai Overhead selama periode yang diserap oleh
Persediaan Barang Dalam Proses (WIP) (akhir) perlu dilakukan “penaksiran” dan
“memperhitungkan” Nilainya berdasar bisa berdasar tarip % Bahan Baku Langsung atau %
Tenaga Kerja Langsung untuk Overhead yang telah dimasukkan dalam barang yang ada di
dalam proses.

Untuk menentukan Jumlah Nilai Beaya Overhead Pabrik selama periode berjalan yang
berakhir pada 31-Desember , lebih mudah diperhitungkan adalah dengan menggunakan
“anggapan” bahwa beaya overhead memiliki kaitan yang erat dengan “Beaya Tenaga Kerja
Langsung” dan hal ini logis dan dapat diterima. Dasar pemikiran bahwa Beaya Tenaga Kerja
Langsung terdapat hubungan yang erat dengan Beaya Pengawasan-Pabrik , Beaya Perbaikan
dan Perawatan Rutin-Pabrik , Beaya Perlengkapan-Pabrik, Beaya Listrik-Pabrik dan sebagai
nya. Dengan demikian apabila Beaya Tenaga Kerja Langsung dijadikan dasar pembebanan
(taksiran) beaya overhead untuk setiap unit barang yang masih ada di dalam proses (WIP )
selama periode untuk yang berakhir pada 31 Desember lebih mudah dilakukan.

Penaksiran Tarif % Total Beaya Overhead (FOH) pada akhir periode :

Total Beaya FOH (akhir Periode)


X 100% =
Total Beaya Tenaga Kerja Langsung (akhir periode)
3

Untuk memberikan gambaran yang jelas , di bawah ini di berikan contoh sebagai berikut :

Data Keuangan PT Bramanda Surya - industri plastic , sampai pada awal dan akhir Periode 2020
sebagai berikut :
- Total Beaya Tenaga Kerja Langsung selama th 2020 : Rp.60.000
- Total Beaya Overhead selama th 2020 : Rp.30.000
- Beaya Bahan Baku Langsung per unit : Rp.7,50
- Beaya Tenaga Kerja langsung per unit ; Rp.5,00
- Jumlah Unit Barang dalam Proses per 31 Des 2020 berdasar Stock
Opname : 1.000 unit

Taksiran Nilai Persediaan Barang Dalam Proses (akhir) , 31 Desember 2020 sbb :
(1). Unit Barang Dalam Proses = 1.000 unit
(2). Beaya Bahan Baku Langsung / unit = Rp.7,50
(3). Beaya Tenaga Kerja Langsung/uni = Rp.5,00
(4). Beaya FOH/Unit = dapat dihitung sebagai berikut

Total Beaya Overhead selama th 2020


Taksiran –Tarip(%) beban Nilai FOH = X 100% =
Total Beaya Tenaga Kerja Langsung-akhir

Rp. 30.000
= X 100% = 50%
Rp.60.000

Taksiran beban Nilai FOH / Unit = 50% X Rp.5,00


= Rp.2,50
Beban Nilai FOH 2020 (taksiran) = Rp.2,50 / unit
Jumlah Unit Barang Dalam Proses = 1.000 unit

Jadi Nilai Persediaan Barang Dalam Proses (akhir) 31-Desember 2020 :


Bahan Baku Langsung =(untuk 1.000 unit) = Rp.7,50 x 1.000 unit = Rp.7.500,-
Tenaga Kerja Langsung =(untuk 1.000 unit) = Rp.5,00 x 1.000 unit = Rp.5.000,-
Factory Overhead =(untuk 1.000 unit) = Rp.2,50 x 1.000 unit = Rp.2.500,-(+)
Nilai Persediaan Barang Dalam Proses (akhir) 31 Des 2020 Rp. 15.000,-

c. Penentuan Nilai Persediaan Barang Jadi ( akhir ).


Dari uraian diatas dapat disimpulkan Beaya Bahan Baku yang terserap pada Persediaan Barang
Jadi (akhir) yang meliputi : Beaya Bahan Baku Langsung yang diserap , Beaya Tenaga Kerja
Langsung yang diserap dan Beaya Overhead yang di bebankan , beserta Unit Barang Jadi yang
didasarkan Stock Opname.
4

Chart Flow of Cost ( Bagan Alur Beaya Perusahaan Manufaktur).


Account Payable Material Inventory Goods in Process
Material Material Utilized Direct Material Goods Completed
Purchase Utilized in
Production Direct Labour

Cash Factory Payroll Payable Applied Overhead


Labour Labour Utilized
Payment Production
Finished Goods
Completed
Goods Sold
Prepaid Insurance-Facory Manufacturing Overhead
(actual) (Applied)
Indirect Labour Estimated
Utulized Factory
Overhead Cost of Goods Sold
Accumulated Depre- Indirect Material Utilized in
Factory Utilized Production

Other indirect
Cost utilized

Utility Cost-Factory

Finney and Millers ., Principle of Accounting .,Prentice Hall Inc ., Englewood Cliffs .

Dari Flow of Cost Manufacturing ( Aliran Beaya untuk Perusahaan Industri ) maka dapat di
berikan kesimpulan bahwa sesungguhnya beaya keseluruhan untuk menciptakan dan membuat
sebuah produk mrlakukan produksi bahwa beaya yang di bebankan dan dikalkulasikan dalam
Harga Pokok Produksi ( Cost of Goods Manufacturing / CGM ) dapat digambarkan sebagai
berikut :

Cost of Cost of
CGM = Direct + Direct + Factory + beginning goods _ Cost of ending
Material Labour Overhead in process in proces

Total Production Cost utilized


during the current period
5

Adapun dari sisi “Laporan Rugi Laba” perbedaan perhitungan / kalkulasi dalam “Harga Pokok
Penjualan ( Cost of Goods Sold / CGS ) antara Perusahaan Industri ( Manufacturing Firm)
dengan Perusahaan Dagang ( Merchandising Firm ) dapat di gambarkan sebagai berikut :

Perusahaan Industri

Cost of Cost of
Cost of Begening Cost of goods _ Ending
Goods = finised goods + Manufacturing Finished goods
Sold Inventory (CGM) Inventory
( CGS )

Perusahaan Dagang

Cost of Cost of
Cost of Beginning Cost of Ending
Goods = Merchandise + Merchandise _ Merchandise
Sold Inventory Purchased Inventory
( CGS )

Medio Akhir Nopember 2021


M dzulkirom
Cc file

Anda mungkin juga menyukai