Anda di halaman 1dari 36

Konsep Dasar

• Process Costing merupakan sistem perhitungan


biaya produk yang mengakumulasikan biaya
menurut proses atau departemen dan
membebankannya pada sejumlah besar produk
yang hampir serupa.
• Perhitungan ini menyediakan informasi untuk
menganalisis produk dan profitabilitas pelanggan
serta menentukan harga, bauran produk, dan
keputusan untuk perbaikan proses.
Persamaan & Perbedaan
Job Costing dengan Proses Costing
• Persamaannya terletak pada :
– Tujuan: membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja dan
overhead ke produk
– Jenis akun manufaktur yang digunakan: bahan baku,
overhead ,BDP, dan barang jadi.
– Aliran biaya melalui akun manufaktur.
• Perbedaannya terletak pada :
– Aliran unit dalam sistem perhitungan biaya (pesanan vs
terus-menerus)
– Unit yang diproduksi (heterogen vs homogen)
– Dokumen pengendali (kartu biaya vs laporan produksi per
departemen)
Aliran Biaya dalam Process Costing
• Departemen pemrosesan (processing departement)
adalah departemen di dalam organisasi yang
digunakan untuk menghasilkan produk dan tempat
dimana bahan, tenaga kerja dan biaya overhead
ditambahkan ke dalam produk.
• Contoh, suatu perusahaan yang memproduksi mainan
edukatif memiliki tiga departemen yaitu departemen
pembentukan, dimana plastik dipotong menjadi
bentuk-bentuk yang diinginkan; departemen perakitan
dimana plastik dirakit dan bahan pelengkap seperti alat
pengunci ditambahkan. Mainan yang sudah jadi dikirim
ke departemen pengemasan, dimana mainan
dimasukkan ke dalam kotak.
Aliran Biaya dalam Process Costing

Biaya Pemrosesan Biaya Pemrosesan Biaya Pemrosesan

Input Barang
Dept. Proses Dept. Proses
bahan Dept. Proses jadi
(memotong (merakit
(Pengemasan)
baku plastik) plastik)

Barang Barang
setengah setengah
jadi jadi
Aliran Biaya dalam Process Costing

Persediaan Bahan Baku Persed. Brg Dalam Proses-Dept A


A Bahan baku langsung A G
B Tenaga kerja langsung C
Overhead pabrik E

Gaji Ymh Dibayar Persed. Brg Dalam Proses-Dept B


C Biaya transfer G H
D Bahan baku langsung B
Tenaga kerja langsung D
Overhead F

Overhead Pabrik Persed. Barang Jadi


E H
F

6
Aliran Biaya dalam Process Costing

• Pada prinsipnya bahan dapat ditambahkan di


setiap departemen, namun pada umumnya
bahan hanya ditambahkan pada departmen
pertama dan dalam departemen berikutnya
hanya menambahkan biaya tenaga kerja dan
overhead sehingga membentuk barang
setengah jadi sampai menjadi barang jadi.
Unit Ekuivalen Produksi

• Pada sistem perhitungan biaya berdasarkan


proses, biaya produk untuk unit yang selesai
sebagian tidak tersedia, oleh karena itu perlu
dikonversi secara matematis barang setengah jadi
tersebut ke jumlah ekuivalen dari unit barang
yang telah selesai.
• Unit Ekuivalen merupakan jumlah unit selesai
yang seharusnya diperoleh dari bahan dan usaha
yang digunakan untuk menghasilkan barang jadi.
Unit Ekuivalen Produksi

• Contoh, pada bulan tertentu, perusahaan kimia


memproses 30.000 galon bahan kimia, dimana
20.000 galon telah selesai pada akhir bulan,
tetapi 10.000 galon sisanya hanya selesai 50
persen. Unit ekuivalennya menjadi sebesar
[20.000 + (10.000 x 50%)] = 25.000 unit.
• Persentase penyelesaian biasanya diukur dengan
persentase total biaya yang telah terjadi dalam
menghasilkan produk.
Biaya Konversi

• Biaya konversi merupakan jumlah biaya tenaga kerja


langsung dengan biaya overhead pabrik.
• Karena overhead seringkali dibebankan berdasarkan
jam tenaga kerja, beberapa perusahaan menggunakan
dua kategori : bahan baku langsung dan biaya konversi.
• Karena jumlah tenaga kerja langsung relatif kecil dalam
banyak industri pemrosesan, seperti industri
penyulingan minyak, alumunium, kertas, kimia, dan
farmasi, biaya overhead pabrik dan tenaga kerja
langsung terkadang dikombinasikan (biaya konversi)
untuk tujuan menghitung unit ekuivalen produksi
Sistem Pembebanan Biaya
dapat berdasarkan:
- Biaya sesungguhnya
- Biaya yang ditentukan di muka atau
- Biaya normal.

PROSES PRODUKSI :
1) Pengolahan satu jenis produk melalui satu tahap
produksi atau beberapa tahap produksi

2) Pengolahan beberapa jenis produk melalui satu


tahap produksi/beberapa tahap produksi
Arus Produk Pada HP Proses

Produk dapat bergerak di pabrik dengan


berbagai cara.

Bentuk arus/aliran produk yg berkaitan


dengan perhitungan harga pokok proses
yaitu :
- Arus Produk berurutan (Sequential Product Flow)
- Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)
- Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)
Akuntansi Bahan, Tenaga Kerja &
Biaya FOH
Proses produksi dapat berlangsung melalui
beberapa departemen.
Biaya-biaya dikumpulkan pada masing-masing
departemen pada suatu periode.

Bila dua tahapan produksi :


- arus produk yg berurutan, produk selesai dari
departemen 1 akan menjadi bahan baku (input)
departemen 2 dan
- produk selesai di departemen 2 menjadi
persediaan barang selesai yang siap dijual.
Laporan Biaya Produksi
Data Produksi
- Barang dalam proses (BDP) awal
- Barang yang dimasukkan dalam proses
- Produk yang selesai
- Barang dalam proses (BDP) akhir

Biaya yang dibebankan


- Biaya yang dikeluarkan pada periode laporan dan periode lalu.
- Biaya per-unit = Total Biaya : Unit Equivalen

(Unit Equivalen = Unit selesai + (Unit WIP akhir X % penyelesaian) )

Perhitungan Harga Pokok


- Jumlah yang dibebankan pada produk jadi
- Jumlah yang dibebankan pada BDP akhir di departemen ybs

Pada akhir periode saat dihitung :


- Harga pokok barang selesai  menjadi Finished Good Inventory
- Harga pokok barang belum selesai  menjadi WIP Inventory
Rekening Work in Process bersaldo nol.
Akuntansi Bahan, Tenaga Kerja &
Biaya FOH
Biaya yang terjadi di Dept. Pengeringan :
Work in Process - Dept. Pengeringan xxxx
Material Inventory xxxx
Payroll xxxx
Factory Control - Dept. Pengeringan xxxx

Barang selesai di Dept. Pengeringan :


(Ditransfer dari Dept.Pengeringan ke Dept.Penggilingan)

Work in Process – Dept. Penggilingan xxxx


Work in Process –Dept. Pengeringan xxxx

Biaya yang terjadi di Dept. Penggilingan :


Work in Process - Dept. Penggilingan xxxx
Payroll xxxx
Factory Control - Dept. Penggilingan xxxx
Barang selesai di Dept. Penggilingan:
(Ditransfer dari Dept. Penggilingan ke Dept. Pengepakan)

Work in Process – Dept. Pengepakan xxxx


Work in Process – Dept. Penggilingan xxxx

Biaya yg terjadi di Dept. Pengepakan:


Work in Process – Dept. Pengepakan xxxx
Payroll xxxx
FOH Control - Dept. Pengepakan xxxx

Barang selesai di Dept. Pengepakan:


(Ditransfer dari Dept. Pengepakan Ke Gudang)

Finished Goods Inventory xxxx


Work in Process – Dept. Pengepakan xxxx

Barang belum selesai di Dept. Pengepakan:


Work In Process Inventory xxxx
Work in Process – Dept. Pengepakan xxxx
Masalah-masalah Khusus Dalam
Perhitungan Harga Pokok
Dalam proses produksi dapat terjadi
adanya:
- Produk hilang
- Produk rusak
- Produk cacat
- Tambahan bahan
- Barang dalam proses awal
Contoh 1
(Pengolahan satu jenis produk melalui satu departemen)
PT. RIA JENAKA memproduksi makanan ringan dgn menggunakan
metode harga pokok proses
Informasi kuantitas produksi
Masuk dalam proses 130.000 unit
Barang selesai 110.000 unit
Barang Dalam Proses Akhir 20.000 unit
(Biaya bahan 100%, biaya konversi 75%)

Informasi biaya (bulan)


- Biaya bahan Rp6.500.000
- Biaya tenaga kerja Rp3.750.000
- Biaya overhead pabrik Rp2.500.00018
• Menghitung unit equivalen dan biaya perunit :
Unit ekuivalen : Bahan = 110.000 + (20.000 x 100%) = 130.000
Konversi = 110.000 + (20.000 x 75%) = 125.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 6.500.000 : 130.000 = Rp. 50


Tenaga kerja = Rp 3.750.000 : 125.000 = Rp. 30
FOH = Rp 2.500.000 : 125.000 = Rp. 20 +
Rp.100
• Perhitungan Harga Pokok :
HP barang selesai ke gudang = 110.000 x Rp.100 = Rp 11.000.000
Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan = 100% x 20.000 x Rp 50 = Rp 1.000.000
- Tenaga kerja = 75% x 20.000 x Rp 30 = Rp 450.000
- Overhead pabrik = 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000
Rp 1.750.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 12.750.000
PT. RIA JENAKA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN JANUARI 2014
Kuantitas produksi :
Masuk dalam proses 130.000 unit
Barang selesai 110.000 unit
Barang Dalam Proses Akhir (BB=100%, BK =75%) 20.000 unit

Biaya yang dibebankan :


Jenis biaya Total biaya Biaya per unit
- Bahan Rp 6.500.000 Rp 50
- Tenaga kerja Rp 3.750.000 Rp 30
- Overhead pabrik Rp 2.500.000 Rp 20
Jumlah Rp 12.750.000 Rp100

Perhitungan harga pokok :


Harga pokok barang selesai ke gudang = 110.000 x Rp100 = Rp11.000.000
Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan = 100% x 20.000 x Rp 50 = Rp1.000.000
- Tenaga kerja = 75% x 20.000 x Rp 30 = Rp 450.000
- Overhead pabrik = 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000 = Rp 1.750.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp12.750.000
Jurnal :
Mencatat biaya produksi, produk selesai dan yang belum selesai :

Description Debit Credit


Jurnal Biaya Produksi :
Work in Process Rp 12.750.000
Material Rp 6.500.000
Payroll Rp 3.750.000
FOH Control Rp 2.500.000
Jurnal Barang Selesai :
Finished Good Inventory Rp 11.000.000
Work in Process Inventory Rp 1.750.000
Work in Process Rp 12.750.000
Latihan 1
(Pengolahan satu jenis produk melalui satu departemen)
PT. RIA JENAKA memproduksi makanan ringan dgn menggunakan
metode harga pokok proses
Informasi kuantitas produksi
Masuk dalam proses 156.000 unit
Barang selesai 132.000 unit
Barang Dalam Proses Akhir 24.000 unit
(Biaya bahan 100%, biaya konversi 75%)

Informasi biaya (bulan)


- Biaya bahan Rp7.800.000
- Biaya tenaga kerja Rp4.500.000
- Biaya overhead pabrik Rp3.000.000
Contoh 2:
(Pengolahan satu jenis produk melalui dua departemen)
PT. RODEO memproduksi produk X menggunakan metode harga pokok proses,
melalui 2 departemen produksi. Informasi berkaitan dengan penyusunan laporan
biaya produksi sbb:
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 130.000 unit 110.000 unit
Barang selesai 110.000 unit 100.000 unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 unit 10.000 unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir :
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 60%

Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2


Bahan Rp 6.500.000 --
Tenaga kerja Rp 3.750.000 Rp 7.420.000
Overhead pabrik Rp 2.500.000 Rp 5.300.000
Jawaban :
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen :
- Bahan = 110.000 + (20.000 x 100%) = 130.000
- Konversi = 110.000 + (20.000 x 75%) = 125.000
Biaya per unit :
- Bahan = Rp 6.500.000 : 130.000 = Rp 50
- Tenaga kerja = Rp 3.750.000 : 125.000 = Rp 30
- Overhead pabrik = Rp 2.500.000 : 125.000 = Rp 20 +
Rp.100
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen :
- Bahan = 100.000 + (10.000 x 100%) = 110.000
- Konversi = 100.000 + (10.000 x 60%) = 106.000
Biaya per unit :
- Bahan = Rp 11.000.000 : 110.000 = Rp 100
- Tenaga kerja = Rp 7.420.000 : 106.000 = Rp 70
- Overhead pabrik = Rp 5.300.000 : 106.000 = Rp 50 +
Rp 220
PT RODEO
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN 1
BULAN JANUARI 2014
Kuantitas produksi :
- Masuk dalam proses 130.000 unit
- Barang selesai 110.000 unit
- Barang Dalam Proses Akhir (BB=100%, BK =75%) 20.000 unit
Biaya yang dibebankan :
Jenis biaya Total biaya Biaya per unit
- Bahan Rp 6.500.000 Rp 50
- Tenaga kerja Rp 3.750.000 Rp 30
- Overhead pabrik Rp 2.500.000 Rp 20
Jumlah Rp12.750.000 Rp 100

Perhitungan harga pokok :


Harga pokok barang selesai ditransfer ke Dept. 2
= 110.000 x Rp.100 = Rp11.000.000
Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan = 100% x 20.000 x Rp 50 = Rp1.000.000
- Tenaga kerja = 75% x 20.000 x Rp 30 = Rp 450.000
- Overhead pabrik = 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000 = Rp 1.750.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp12.750.000
PT RODEO
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN 2
BULAN JANUARI 2014

Kuantitas produksi :
- Masuk dalam proses 110.000 unit
- Barang selesai 100.000 unit
- Barang Dalam Proses Akhir (BB=100%, BK =60%) 10.000 unit
Biaya yang dibebankan :
Jenis biaya Total biaya Biaya per unit
- Bahan Rp 11.000.000 Rp 100
- Tenaga kerja Rp 7.420.000 Rp 70
- Overhead pabrik Rp 5.300.000 Rp 50
Jumlah Rp 23.720.000 Rp 220

Perhitungan harga pokok :


Harga pokok barang selesai ke gudang = 100.000 x Rp.220 = Rp22.000.000
Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan = 100% x 10.000 x Rp100 = Rp1.000.000
- Tenaga kerja = 60% x 10.000 x Rp 70 = Rp 420.000
- Overhead pabrik = 60% x 10.000 x Rp 50 = Rp 300.000 = Rp 1.720.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp23.720.000
Latihan 2:
(Pengolahan satu jenis produk melalui dua departemen)
PT. RODEO memproduksi produk X menggunakan metode harga pokok proses,
melalui 2 departemen produksi. Informasi berkaitan dengan penyusunan laporan
biaya produksi sbb:
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 156.000 unit 132.000 unit
Barang selesai 132.000 unit 120.000 unit
Barang dalam proses Akhir 24.000 unit 12.000 unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir :
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 60%

Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2


Bahan Rp 7.800.000 --
Tenaga kerja Rp 4.500.000 Rp 8.904.000
Overhead pabrik Rp 3.000.000 Rp 6.360.000
Produk Hilang
• Produk Hilang Awal Proses
Dengan anggapan produk hilang tersebut
belum menyerap biaya, maka tidak masuk
dalam perhitungan unit equivalen

• Produk Hilang Akhir Proses


Dengan anggapan produk hilang tersebut
telah menyerap biaya, maka dimasukkan
dalam perhitungan unit equivalen
28
Contoh 3:
(Produk Hilang Awal Proses)
PT. RODEO memproduksi produk X menggunakan metode harga pokok proses,
melalui 2 departemen produksi. Informasi berkaitan dengan penyusunan laporan
biaya produksi sbb:
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 130.000 unit 110.000 unit
Barang selesai 110.000 unit 100.000 unit
Barang dalam proses Akhir 15.000 unit 5.000 unit
Produk hilang awal 5.000 unit 5.000 unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir :
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 60%
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 6.875.000 --
Tenaga kerja Rp 3.637.500 Rp 6.180.000
Overhead pabrik Rp 3.031.250 Rp 5.150.000
Jawaban :
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen :
- Bahan = 110.000 + (15.000 x 100%) = 125.000
- Konversi = 110.000 + (15.000 x 75%) = 121.250
Biaya per unit :
- Bahan = Rp 6.875.000 : 125.000 = Rp 55
- Tenaga kerja = Rp 3.637.500 : 121.250 = Rp 30
- Overhead pabrik = Rp 3.031.250 : 121.250 = Rp 25 +
Rp.110
Perhitungan harga pokok :
• Harga pokok barang selesai ditransfer ke Dept. 2
= 110.000 x Rp.110 = Rp12.100.000
• Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan =100% x 15.000 x Rp 55= Rp 825.000
- Tenaga kerja = 75% x 15.000 x Rp 30= Rp 337.500
- Overhead pabrik = 75% x 15.000 x Rp 25= Rp 281.250 = Rp 1.443.750
Jumlah biaya yang dibebankan Rp13.543.750
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen :
- Bahan = 100.000 + (5.000 x 100%) = 105.000
- Konversi = 100.000 + (5.000 x 60%) = 103.000

Biaya per unit :


- Bahan = Rp 12.100.000 : 105.000 = Rp 115,24
- Tenaga kerja = Rp 6.180.000 : 103.000 = Rp 60
- Overhead pabrik = Rp 5.150.000 : 103.000 = Rp 50 +
Rp 225,24

Perhitungan harga pokok :


• Harga pokok barang selesai ditransfer ke Gudang
= 100.000 x Rp.225,24 = Rp 22.523.800
• Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan =100% x 5.000 x Rp115,24= Rp 576.200
- Tenaga kerja = 60% x 5.000 x Rp 60 = Rp 180.000
- Overhead pabrik = 60% x 5.000 x Rp 50 = Rp150.000 = Rp 906.200
• Jumlah biaya yang dibebankan Rp 23.430.000

31
Contoh 4:
(Produk Hilang Akhir Proses)
PT. ROMA memproduksi produk X menggunakan metode harga pokok proses,
melalui 2 departemen produksi. Informasi berkaitan dengan penyusunan laporan
biaya produksi sbb:
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 130.000 unit 110.000 unit
Barang selesai 110.000 unit 100.000 unit
Barang dalam proses Akhir 15.000 unit 5.000 unit
Produk hilang akhir 5.000 unit 5.000 unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir :
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 60%
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 6.875.000 --
Tenaga kerja Rp 3.637.500 Rp 6.180.000
Overhead pabrik Rp 3.031.250 Rp 5.150.000
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen :
- Bahan = 110.000 + (15.000 x 100%) + 5.000 = 130.000
- Konversi = 110.000 + (15.000 x 75%) + 5.000 = 126.250
Biaya per unit :
- Bahan = Rp 6.875.000 : 130.000 = Rp 52,9
- Tenaga kerja = Rp 3.637.500 : 126.250 = Rp 28,8
- Overhead pabrik = Rp 3.031.250 : 126.250 = Rp 24 +
Rp13.543.750 Rp.105,7
Perhitungan harga pokok :
• Harga pokok barang selesai ditransfer ke Dept. 2
= 110.000 x Rp.105,7 = Rp 11.627.000
* Harga Pokok barang hilang akhir = 5.000 X Rp.105,7 = Rp 528.500
Harga Pokok brg selesai ditransfer ke Dept 2 =Rp.12.155.500
• Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan =100% x 15.000 x Rp 52,9= Rp 793.500
- Tenaga kerja = 75% x 15.000 x Rp 28,8= Rp 324.000
- Overhead pabrik = 75% x 15.000 x Rp 24 = Rp 270.000=Rp.1.387.500
Jumlah biaya yang dibebankan Rp13.543.000
Menghitung untuk departemen 2
Unit ekuivalen :
- Bahan = 100.000 + (5.000 x 100%) + 5.000 = 110.000
- Konversi = 100.000 + (5.000 x 60%) + 5.000 = 108.000
Biaya per unit :
- Bahan = Rp 12.155.500 : 110.000 = Rp 110,5
- Tenaga kerja = Rp 6.180.000 : 108.000 = Rp 57,2
- Overhead pabrik = Rp 5.150.000 : 108.000 = Rp 47,7 +
Rp 23.485.500 Rp. 215,4
Perhitungan harga pokok :
• Harga pokok barang selesai ditransfer ke Gudang
= 100.000 x Rp.215,4 = R p21.540.000
* Harga Pokok barang hilang akhir = 5.000 X Rp.215,4 = Rp 1.077.000
Harga Pokok brg selesai ditransfer ke Gudang =Rp.22.617.000
• Harga pokok BDP Akhir :
- Bahan =100% x 5.000 x Rp 110,5 = Rp 552.500
- Tenaga kerja = 60% x 5.000 x Rp 57,2 = Rp 171.600
- Overhead pabrik = 60% x 5.000 x Rp 47,7 = Rp 143.100 = Rp 867.200
Jumlah biaya yang dibebankan Rp23.484.200
Mencatat biaya produksi, produk selesai dan yang belum selesai :
Description Debit Credit
Jurnal Biaya Produksi :
Work in Process – Dept. 1 16.252.200
Material Rp 8.250.000
Payroll Rp 4.365.000
FOH Control Dept. 1 Rp 3.637.200
Jurnal Barang Selesai :
Work In Process Dept 2 14.586.600
Work in Process Inventory 1.664.910
Work in Process-Dept. 1 16.251.600
Work in Process – Dept. 2 13.596.000
Payroll Rp 7.416.000
FOH Control Dept. 2 Rp 6.180.000
Finished Good Inventory 27.140.400
WIP inventory 1.040.640
WIP – Dept 2 28.181.040
Latihan 4:
(Produk Hilang Akhir Proses)
PT. ROMA memproduksi produk X menggunakan metode harga pokok proses,
melalui 2 departemen produksi. Informasi berkaitan dengan penyusunan laporan
biaya produksi sbb:
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 156.000 unit 132.000 unit
Barang selesai 132.000 unit 120.000 unit
Barang dalam proses Akhir 18.000 unit 6.000 unit
Produk hilang akhir 6.000 unit 6.000 unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir :
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 60%
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 8.250.000 --
Tenaga kerja Rp 4.365.000 Rp 7.416.000
Overhead pabrik Rp 3.637.200 Rp 6.180.000

Anda mungkin juga menyukai