Anda di halaman 1dari 18

BAB 8

AKUNTANSI HARGA POKOK PROSES

PENGERTIAN METODE HARGA POKOK PROSES


Metode Harga pokok Proses adalah suatu cara penentuan Harga pokok yang digunakan untuk
barang yang diproduksi secara terus menerus.

CIRI DARI METODE HARGA POKOK PROSES


1. Produk dibuat secara massal.
2. Barang jadi antara produk satu dengan lainnya relatif sama.
3. Tidak untuk memenuhi pesanan.
4. Bertujuan untuk mengisi gudang.

HARGA POKOK PRODUK DALAM METODE HARGA POKOK PROSES


Sistem pembebanan Biaya dalam metode Harga pokok proses dapat dilakukan berdasarkan:
Biaya sesungguhnya, Biaya yang ditentukan dimuka atau Biaya normal. Dalam pembahasan
pada bab ini akan dipakai Sistem biaya sesungguhnya

PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN INDUSTRI


Proses produksi dalam perusahaan manufaktur dapat dilakukan dengan data sbb:
a) Pengolahan satu jenis produk melalui satu tahap produksi atau beberapa tahap produksi
b) Pengolahan beberapa jenis produk melalui satu tahap produksi atau beberapa tahap
produksi

ARUS PRODUK PADA HARGA POKOK PROSES


Produk dapat bergerak di pabrik dengan berbagai cara. Tiga bentuk arus atau aliran produk
yang berkaitan dengan perhitungan Harga pokok proses yaitu:
a) Arus Produk berurutan (Sequential Product Flow)
Pada arus ini bahan mula-mula dimasukkan ke dalam proses departemen paling awal
untuk kemudian dilanjutkan ke proses-proses pada departemen berikutnya.
b) Arus Produk Sejajar (Parallel Product Flow)
Pada arus ini bahan pertama kalinya dimasukkan ke dalam lebih dari satu departemen
yang berbeda, pada waktu bersamaan. Kemudian digabungkan pada proses berikutnya,
c) Arus Produk Selektif (Selective Product Flow)
Pada arus ini bahan pertama kalinya dimasukkan ke dalam satu departemen kemudian
dipindahkan ke departemen berikutnya yang berbeda, pada waktu bersamaan.

Contoh Ilustrasi Arus produksi berurutan dari Produksi kopi Bubuk

AKUNTANSI BAHAN, TENAGA KERJA, DAN BIAYA OVERHEAD


Pada perusahaan manufaktur, proses produksi dapat berlangsung melalui beberapa
departemen. Biaya-Biaya dikumpulkan pada masing-masing departemen pada suatu periode.
Pada arus produk yang berurutan, produk selesai dari departemen 1 akan menjadi bahan baku
(input) departemen 2 dan produk selesai di departemen 2 menjadi Persediaan barang selesai
yang siap dijual, bila dua tahapan produksi. Berdasarkan gambar ilustrasi tersebut jurnal yang
harus dibuat adalah:
Biaya yang terjadi di Departemen Pengeringan
Work in Process- Departemen Pengeringan XXXX
Material Inventory XXXX
Payroll XXXX
Factory Overhead Control-Departemen Pengeringan XXXX

Barang selesai di departemen Pengeringan:


Ditransfer dari Departemen Pengeringan Ke Departemen Penggilingan
Work in Process - Departemen Penggilingan XXXX
Work in Process - Departemen Pengeringan XXXX

Biaya yang terjadi di departemen penggilingan


Work in Process- Departemen Penggilingan XXXX
Payroll XXXX
Factory Overhead Control-Departemen Penggilingan XXXX
Barang selesai didepartemen Penggilingan:
Ditransfer dari Departemen Pengilingan Ke Departemen Pengepakan.
Work in Process - Departemen Pengepakan XXXX
Work in Process - Departemen Penggilingan XXXX

Biaya yang terjadi di departemen Pengepakan :


Work in Process- Departemen Pengepakan XXXX
Payroll XXXX
Factory Overhead Control-Departemen Pengepakan XXXX

Barang selesai di departemen Pengepakan :


Ditransfer dari Departemen Pengepakan Ke Gudang
Finished Goods Inventory XXXX
Work in Process - Departemen Pengepakan XXXX

Barang Belum selesai didepartemen Pengepakan:


Work In Process Inventory XXXX
Work in Process - Departemen Pengepakan XXXX

MASALAH-MASALAH KHUSUS DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK


Dalam proses produksi dapat terjadi adanya: Produk hilang, Produk rusak, Produk cacat,
Tambahan bahan dan adanya barang dalam proses awal

LAPORAN BIAYA PRODUKSI


Dalam metode Harga pokok proses, semua Biaya yang dibebankan ke sebuah departemen
akan diikhtisarkan dalam laporan Biaya produksi untuk departemen tersebut.
a. Pengertian Laporan Biaya produksi
Media yang di gunakan untuk menentukan Harga pokok produk bagi perusahaan yang
menggunakan metode Harga pokok proses.
b. Isi Laporan Biaya Produksi
Data Produksi
- Barang dalam proses (BDP) anal
- Barang yang dimasukkan dalam proses
- Produk yang selesai
- Barang dalam proses (BDP) akhir

Biaya yang dibebankan


- Biaya yang dikeluarkan pada periode laporan dan periode lalu.
- Biaya per-unit = Total Biaya: Unit Equivalen

Perhitungan Harga Pokok


- Jumlah yang dibebankan pada produk jadi
- Jumlah yang dibebankan pada BDP akhir di departemen yang bersangkutan

Ekuivalen / Seharga
Yaitu yang menyatakan banyaknya unit yang telah menggunakan biaya bahan, tenaga
kerja, overhead pabrik dalam satu periode.
Unit Ekuivalen = Unit selesai + (Unit Barang dalam proses akhir X /0 penyelesaian)
c. Waktu Penyusunan Laporan Biaya Produksi
- Setiap akhir periode
- Kapan saja bila manajemen menghendaki

Laporan Biaya produksi dapat merupakan sumber informasi untuk menyiapkan ayat jurnal
Ilustrasi rinci penyusunan laporan biaya produksi akan dibahas. Asumsi yang digunakan
bahwa perusahaan memproduksi satu jenis barang, melalui satu departemen atau beberapa
departemen produksi.
Contoh 1: Pengolahan satu jenis produk melalui satu departemen
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode Harga pokok proses
Berikut informasi kuantitas produksi
Masuk dalam proses 125.000 unit
Barang selesai 105.000 unit
Barang Dalam Proses Akhir 20.000 unit dengan tingkat penyelesaian Biaya bahan 100%,
Biaya konversi 75%

Informasi Biaya pada bulan Januari 2016:


- Biaya bahan Rp 5 000.000
- Biaya tenaga kerja Rp 2.400.000
- Biaya Overhead pabrik Rp 1.200.000
Diminta: a) Buatlah Laporan Biaya produksi
b) Buatlah Ayat jurnal yang diperlukan

Untuk membahas contoh 1 tersebut langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:


a) Menghitung unit equivalen dan Biaya perunit:
Unit ekuivalen: Bahan = 105.000+ (20.000 x 100%) = 125.000
Konversi = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000
Biaya per unit: Bahan = Rp 5.000.000: 125.000 = Rp 40
Tenaga kerja = Rp 2.400.000: 120.000 = Rp 20
Overhead pabrik = Rp 1.200.000: 120.000 = Rp 10 +
Rp 70
b) Mencatat Biaya produksi, produk selesai dan yang belum selesai.
Jurnal yang diperlukan untuk contoh 1
Description Debit Credit
Work in Process Rp. 8.600.000
Material Rp 5.000.000
Payroll Rp 2.400.000
FOH control Rp 1.200.000
Finished good inventory Rp 7.350.000
Work in Process Inventory Rp 1.250.000
Work in Process Rp 8.600.000
Pada akhir periode saat dihitung Harga pokok barang selesai dan Persediaan Work in Process,
Rekening Work in Process bersaldo nol.

c) Menyajikan laporan Biaya produksi


PT RAMA
DEPARTEMEN ......
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN JANUARI 2016

Kuantitas produksi
Masuk dalam proses 125.000 unit
Barang selesai 105.000 unit
Barang Dalam Proses Akhir (BB=100%, BK =-75%) 20.000 unit

Biaya yang dibebankan


Jenis Biaya Total biaya Biaya per unit
Bahan Rp 5.000.000 Rp 40
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 20
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 10
Jumlah Rp 8.600.000 Rp 70

Perhitungan Harga pokok


Harga pokok barang selesai ke gudang= 105.000 x Rp 70 Rp 7.350.000
Harga pokok BDP Akhir
Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000
Overhead pabrik 75% x 20.000 x Rp 10 = Rp 150.000 Rp 1.250.000
Jumlah Biaya yang dibebankan Rp 8.600.000

Contoh 2: Pengolahan satu jenis produk melalui dua departemen


PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode Harga pokok proses,
melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan Biaya
produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen. 2
Masuk dalam proses 125.000 unit 105.000 unit
Barang selesai 105.000 unit 95.000 unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 unit 10.000 unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir
- Biaya bahan 100% 100%
- Biaya konversi 75% 50%

Biaya Produksi Bulan Januari 2016


Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 -
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 6.000.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 4.000.000

Diminta: a) Buatlah Laporan Biaya produksi


b) Buatlah Ayat jurnal yang diperlukan.

a. Menghitung untuk departemen I


Unit ekuivalen : Bahan = 105.000+ (20.000 x 100%) = 125.000
Konversi = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000
Biaya per unit: Bahan = Rp 5.000.000: 125.000 = Rp 40
Tenaga kerja = Rp 2.400.000: 120.000 = Rp 20
Overhead pabrik = Rp 1 200.000: 120.000 = Rp 10 +
Rp 70
b. Menyajikan laporan Biaya produksi
PT RAMA
DEPARTEMEN 1
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN JANUARI 2016
Kuantitas produksi
Masuk dalam proses 125.000 unit
Barang selesai 105.000 unit.
Barang Dalam Proses Akhir (BB=100%, BK =75%) 20.000 unit

Biaya yang dibebankan


Jenis Biaya Total biaya Biaya per unit
Bahan Rp 5.000.000 Rp 40
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 20
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 10
Jumlah Rp 8.600.000 Rp 70

Perhitungan Harga pokok


Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 105.000 x Rp70=Rp 7.350.000
Harga pokok BDP Akhir
Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000
Overhead pabrik 25% x 20.000 x Rp 10 = Rp 150.000 Rp 1 250 000
Jumlah Biaya yang dibebankan Rp 8 600 000

Menghitung untuk departemen 2


Unit ekuivalen: Bahan = 95 000+(10.000 x 100%) =105.000
Konversi = 95.000 + (10.000 x 50%) = 100.000
Biaya per unit: Bahan = Rp 7.350.000 : 105.000 = Rp 70
Tenaga kerja = Rp 6.000.000 : 100.000 = Rp 60
Overhead pabrik = Rp 4.000.000 : 100 000 = Rp 40 +
Rp 170
PT RAMA
DEPARTEMEN 2
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN JANUARI 2016

Kuantitas produksi
Masuk dalam proses 105.000 unit
Barang selesai 95 000 unit
Barang Dalam Proses Akhir (BB=100%, BK =50%) 10.000 unit

Biaya yang dibebankan


Jenis Biaya Total biaya Biaya per unit
Bahan Rp 7.350.000 Rp 70
Tenaga kerja Rp 6.000.000 Rp 60
Overhead pabrik Rp 4.000.000 Rp 40
Jumlah Rp 17.350.000 Rp 170

Perhitungan Harga pokok


Harga pokok barang selesai ditransfer ke gudang= 95.000 x Rp 170= Rp 16.150.000
Harga pokok BDP Akhir
Bahan 100% x 10.000 x Rp 70 = Rp 700.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 60 = Rp 300.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000 Rp 1.200.000
Jumlah Biaya yang dibebankan Rp 17.350.000
c. Mencatat Biaya produksi, produk selesai dan yang belum selesai.
Jurnal yang diperlukan untuk contoh 2
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000 Work in process-Dept 2 10.000.000

Material 5.000.000 Payroll 6.000.000

Payroll 2.400.000 FOH control Dept 2 4.000.000

FOH control Dept 1 1.200.000

Work in process-Dept 2 7.350.000 Finished good inventory 16.150.000

Work in process Inventory 1.250.000 Work in process inventory 1.200.000

Work in process-Dept 1 8.600.000 Work in process-Dept 2 17.350.000


BAB 9
HARGA POKOK PROSES (Lanjutan)

PERLAKUAN PRODUK DALAM PROSES PADA AWAL PERIODE


Produk dalam proses (WIP) pada awal periode berasal dari produk dalam proses akhir
periode sebelumnya dan telah menikmati harga pokok pada periode sebelumnya sesuai
dengan departemen di mana produk masih dalam proses terjadi.
Untuk penentuan Harga pokok produksi periode berjalan, maka perlakuan Harga pokok WIP
awal dapat. digunakan salah satu metode yang umum digunakan yaitu:
1) Metode Harga pokok rata-rata (Average Costing)
2) Metode Harga pokok pertama masuk pertama keluar (FIFO Costing)
Perbandingan antara AVERAGE Costing dan FIFO Costing dalam laporan biaya produksi
Average Costing FIFO Costing

Kuantitas produksi Prosedurnya sama Prosedurnya sama


Equivalen produksi Barang selesai + WIP akhir yang selesai Barang selesai + WIP akhir yang selesai
– WIP awal yang selesai
Biaya yang Harga pokok WIP awal ditambahkan Harga pokok WIP awal dilaporkan
dibebankan pada biaya bulan sekarang per unsur terpisah, jadi hanya biaya periode
biaya produksi untuk menghitung biaya sekarang saja yang digunakan untuk
per unit menghitung biaya per unitnya
Perhitungan harga Harga pokok barang selesai adalah unit Harga pokok barang selesai adalah
pokok selesai X harga pokok per unit terdiri dari harga pokok WIP awal yang
telah selesai serta DM yang dimasukkan
periode sekarang.

CONTOH 1 METODE RATA-RATA


PT MELATI mengolah produk melalui 2 departemen, yaitu Departemen 1 dan Departemen 2,
dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut terdapat work in process awal periode. Data
produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2016 sebagai berikut

Keterangan Departemen A Departemen B


Barang dalam proses Awal 10.000 Unit 5.000 Unit
Masuk dalam proses 11.5.000 Unit 105.000 Unit
barang selesai 105.000 Unit 102.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 8.000 Unit
Tingkat Penyelesaian konversi
BDP awaL 80% 60%
BDP akhir 75% 50%
Tingkat penyelesaian biaya bahan semuanya 100%

Biaya Produksi bulan Mei 2016


Jenis biaya Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 5.175.000 -
Biaya Tenaga Kerja Rp 3.360.000 Rp 5.150.000
Biaya overhead pabrik Rp 2.800.000 Rp 4.120.000

Harga pokok BDP awal


Jenis biaya Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 450.000 Rp 390.000
Biaya tenaga kerja Rp 360.000 Rp 362.000
Biaya overhead pabrik Rp 80.000 Rp 332.000
Bila Biaya produksi BDP awal diperlakukan dengan menggunakan metode:
a. Average (rata-rata)
b. FIFO (pertama masuk pertama keluar)

Diminta:
1. Buatlah LAPORAN BIAYA PRODUKSI masing-masing departemen per 3 l Mei 20 l 6
2. Buatlah Ayat jurnal yang diperlukan

Menghitung untuk departemen A


Unit ekuivalen: Bahan = 105.000 + (20.000 x 100%) = 125.000
Konversi = 105.000 + (20.000 x 75%) = 120.000
Persediaan BDP Awal diperlakukan dengan metode rata-rata
PT MELATI
DEPARTEMEN A
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN MEI 2016
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal (BB=100%, 8K=80%) 10.000 Unit
Masuk dalam proses 115.000 Unit
Barang selesai 1.05.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=-100%,BK=75%) 20.000 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


Elemen Biaya Biaya bln Mei H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit
Bahan Rp 5.175.000 Rp 450.000 Rp 5.625.000 Rp 45
Tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 360.000 Rp 3.720.000 Rp 31
Overhead pabrik Rp 2.800.000 Rp 80.000 Rp 2.880.000 Rp 24
Jumlah Rp 11.335.000 Rp 890.000 Rp 12.225.000 Rp 100

PERHITUNGAN HARGA POKOK


Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Departemen B
105.000 X Rp 100 = Rp 10.500.000
Harga Pokok BDP Akhir
Bahan = 20.000 x 100% x Rp 45 = Rp 900.000
Tenaga kerja = 20.000 x 75% x Rp 31 = Rp 465.000
Overhead pabrik = 20.000 x 75% x Rp 24 = Rp 360.000 Rp 1.725.000
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 12.225.000

Menghitung untuk departemen B


Unit ekuivalen: Bahan = 102.000+ (8.000 x 100%) = 110.000
Konversi = 102.000 + (8.000 x 50%) = 106.000

PT MELATI
DEPARTEMEN B
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal (BB=100%, BK= 60%) 5.000 Unit
Masuk dalam proses 105.000 Unit
Barang. selesai 102.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%, BK= 50%) 8.000 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


Elemen Biaya Biaya bln Mei H.P BDP Awal Total Biaya Biaya per unit
H.P. Dep. A Rp 10.500.000 Rp 390.000 Rp 10.890.000 Rp 99
Tenaga kerja Rp 5.150.000 Rp 362.000 Rp 5.512.000 Rp 52
Overhead pabrik Rp 4.120.000 Rp 332.000 Rp 4.452.000 Rp 42
Jumlah Rp 19.770.000 Rp 1.084.000 Rp 20.854.000 Rp 193

PERHITUNGAN HARGA POKOK


H.P barang selesai yang ditransfer ke Gudang 102.000 X Rp 193 = Rp 19 686.000

Harga Pokok BDP Akhir


H.P. Dep. A = 8.000 x 100% x Rp 99 = Rp 792.000
Tenaga kerja = 8.000 x 50% x Rp 52 = Rp 208.000
Overhead Pabrik = 8.000 x 50% x Rp 42 = Rp 1.168.000 Rp 1.168.000

Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 20.854.000

Jurnal Harga Pokok WIP awal diperlakukan sebagai AVERAGE COSTING


Description Debit Credit Description Debit Credit
Jurnal reversing Jurnal reversing

Work in process-Dep A 890.000 Work in process-Dep B 1.084.000

Work in process inventory 890.000 Work in process inventory 1.084.000

Biaya produksi Dep A Biaya produksi Dep B

Work in Process Dep A 11.335.000 Work in Process Dep B 9.270.000

Material 5.175.000

Payroll 3.360.000 Payroll 5.150.000

Overhead Control 2.800.000 Overhead Control 4.120.000

Finished good & WIP Finished good & WIP

Work in process Dep B 10.500.000 Finished Good 19.686.000

Work in process inventory 1.725.000 Work in process inventory 1.168.000

Work in process Dep A 12.225.000 Work in process Dep B 20.854.000

Menghitung untuk departemen A


Unit ekuivalen: Bahan = 105.000 + (20.000 x 100%) - (10.000 x 100%) = 115.000
Konversi = 105.000 + (20.000 x 75%) - (10.000 x 80%) = 112.000
Persediaan BDP Awal diperlakukan dengan metode FIFO
PT MELATI
DEPARTEMEN A
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN MEI 2016
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal (BB=100%, BK=80%) 10.000 Unit
Masuk dalam proses 115.000 Unit
Barang selesai 105.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%, BK=75%) 20.000 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


HP. BDP Awal Rp 890.000
Elemen Biaya Biaya bln Mei Biaya per unit
Bahan Rp 5.175.000 Rp 45
Tenaga kerja Rp 3.360.000 Rp 30
Overhead pabrik Rp 2.800.000 Rp 25
Jumlah Rp 11.335.000 Rp 100

Jumlah yang dibebankan Rp 12.225 000

PERHITUNGAN HARGA POKOK


HP. BDP Awal ……………………….. Rp 890.000
Biaya konversi bulan Mei (10.000 x 20% x 55) Rp 110.000 Rp 1.000.000
H.P barang selesai bulan Mei 95.000 X Rp 100 Rp 9.500.000
H. P barang selesai yang ditransfer ke Departemen B (105.000) Rp 10 500.000
Harga Pokok BDP Akhir
Bahan = 20.000 x 100% x Rp 45 = Rp 900.000
Tenaga kerja = 20.000 x 75% x Rp 30 = Rp 450.000
Overhead pabrik = 20.000 x 75% x Rp 25 = Rp 375.000 Rp 1.725.000
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 12.225.000

Menghitung untuk Departemen B


Unit ekuivalen: Bahan = 102.000+ (8.000 x 100%) - (5.000 x 100%) = 105.000
Konversi = 102.000 + (8.000 x 50%) - (5.000 x 60%) = 103.000
PT MELATI
DEPARTEMEN B
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN MEI 2016
DATA PRODUKSI
Barang dalam proses Awal (BB=100%, BK = 60%) 5.000 Unit
Masuk dalam proses 105.000 Unit
Barang selesai 102.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%, BK= 50%) 8.000 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


HP. BDP Awal Rp 1.084.000
Elemen Biaya Biaya bln Mei Biaya per unit
H.P. Dep. A Rp 10.500.000 Rp 100
Tenaga kerja Rp 5.150.000 Rp 50
Overhead pabrik Rp 4.120.000 Rp 40
Jumlah Rp 19.770.000 Rp 190
Jumlah biaya dibebankan Rp 20.854.000

PERHITUNGAN HARGA POKOK


HP. BDP Awal ............................................. Rp 1.084.000
Biaya konversi bulan Mei (5.000 x 40% x 90) Rp 180.000 Rp 1.264.000
H.P barang selesai bulan Mei 97.000 X Rp 190 = Rp 18.430.000
H. P barang selesai yang ditransfer ke Departemen B (102.000) Rp 19.694.000

Harga Pokok BDP Akhir


H.P. Dep A =8.000 x 100% x Rp 100 =Rp 800.000
Tenaga kerja = 8.000 x 50% x Rp 50 = Rp 200.000
Overhead pabrik = 8.000 x 50% x Rp 40 = Rp 160.000 Rp 1.160.000
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 20.854.000

Jurnal H.P WIP awal diperlakukan sebagai FIFO COSTING


Description Debit Credit Description Debit Credit
Jurnal reversing Jurnal reversing

Work in process-Dep A 890.000 Work in process-Dep B 1.084.000

Work in process inventory 890.000 Work in process inventory 1.084.000

Biaya produksi Dep A Biaya produksi Dep B

Work in Process Dep A 11.335.000 Work in Process Dep B 9.270.000

Material 5.175.000

Payroll 3.360.000 Payroll 5.150.000

Overhead Control 2.800.000 Overhead Control 4.120.000

Finished good & WIP Finished good & WIP

Work in process Dep B 10.500.000 Finished Good 19.694.000


Work in process inventory 1.725.000 Work in process inventory 1.160.000

Work in process Dep A 12.225.000 Work in process Dep B 20.854.000

Sumber : H. M. Alam Jayatmaja, S.E, M.M Ak

Anda mungkin juga menyukai