Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan ringkasan materi kuliah ini dengan baik dan
tepat waktu sebagaimana yang diarahkan. Melalui kesempatan ini rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Ibu Ni Luh Putu Mita Miati, SE.,M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah
akuntansi biaya.
2. Rekan-rekan kelas C15.
3. Seluruh pihak terkait yang telah turut serta membantu penyelesaian tugas ini
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari, bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Begitu pula dengan
penulisan tugas ini, tentu masih terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan yang masih
membutuhkan perbaikan. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat
penulis butuhkan guna penyempurnaan tugas ini. Meski dengan segala keterbatasan
yang ada, besar harapan penulis agar tugas ini tetap memberikan manfaat bagi pembaca.
Tim Penulis
i
A. Produk Hilang Di Awal Proses
1. Produk Hilang Di Awal Proses Dalam Departemen Pertama
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap
biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan,
sehingga tidak diikutsertakan dalam perhitungan-pethitungan unit
ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut. Dalam
departemen produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses
mempunyai akibat menaikkan harga pokok produksi per satuan.
2. Produk Hilang Di Awal Proses Setelah Departemen Pertama
Produk yang Hilang pada Awal Proses di Departemen setelah
Departemen Pertama Produk yang hilang pada awal proses, yang terjadi di
departemen setelah departemen produksi pertama mempunyai dua akibat
tehadap (1) harga pokok per satuan produk yang berasal dari departemen
sebelumnya dan (2) harga pokok produksi per satuan yang dirambahkan
dalam departemen di mana produk yang hilang tersebut terjadi. Produk yang
hilang pada awal proses dalam departemen setelah departemen pertama akan
membuat :
1) menaiktan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari
departemen produksi sebelumnya.
2) menailkkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam
departemen produksi setelah departemen produksi yang pertama tersebut.
Karena harga pokok produksi di departemen setelah departemen pertama
dihitung secara kumulaif, maka terjadinya produk yang hilangdi departernen
B sebanyak 200 kg tersebut, mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi
per satuan produk yang berasal dari departemen A. Harga pokok produk
selesai yang berasal dari departemen A sebesar Rp111.300 yang semula
dipikul oleh 700 kg produk, dengan adanya produk yang hilang pada awal
proses di departetnen B sebanyak 200 kg, harga pokok produksi tersebut
hanya dipikul oleh jumdah produk yang lebih sedikit.
1
Metode perhitungan untuk produk yang hilang di awal proses pada
departemen pertama dan setelah departemen pertama :
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga
pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan
penyusunan laporan biaya produksi sebagai berikut :
Data Produksi :
Bahan Rp 6.000.000 --
Biaya perunit yang dibebankan Dep. 1 : Biaya yang terjadi : unit ekuivalen
Bahan = Rp.6.000.000 : 120.000 =Rp. 50
Tenaga kerja = Rp. 3.450.000 : 115.000 = Rp. 30
Overhead pabrik = Rp. 1.725.000 : 115.000 = Rp. 15
Jumlah biaya Rp 11.175.000 = Rp 95
2
MENGHITUNG UNTUK DEPARTEMEN 2
Unit ekuivalen : produk selesai + (produk dalam proses x presentasi produk dalam proses)
Bahan = 85.000+(10.000x100%) = 95.000
Konversi = 85.000+(10.000x 50%) = 90.000
3
satuan produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Karena produk yang hilang pada akhir proses ikut menyerap biaya yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, malka jumlah produk
yang hilang tersebut harus diperhitungkan dalam unit ekuivalensi biaya
produksi yang bersangkutan. Produk yang hilang pada akhir proses tidak
mempengaruhi harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari
departemen produksi scbelumnya.
4
5
DAFTAR PUSTAKA