Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Produk Hilang, Cacat dan Rusak Dalam Proses Terhadap

Perhitungan Harga Pokok

Saat aktivitas proses produksi, kadangkala terjadi produk hilang yang disebabkan produk
yang mudah menguap, menyusut tidak sesuai standar atau disebabkan proses produksi.
Produk hilang ini susah untuk ditelusuri karena tidak mempunyai wujud secara fisik dan
pada awal dan akhir proses kesulitan dalam mengindenfisikasi.
Berdasarkan saat terjadinya kehilangan :
1. Hilang di awal proses
2. Hilang di akhir proses

I. HILANG DI AWAL PROSES


a. Produk yang hilang diawal proses, dianggap tidak ikut menyerap biaya produksi
yang dikeluarkan oleh departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikut
sertakan dalam perhitungan unit ekuivalen produk
b. Dalam dept produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses berakibat
menaikkan harga pokok produksi persatuan
c. Dalam dept setelah dept produksi pertama, produk yang hilang pada awal proses
mempunyai dua akibat:
- Menaikkan harga pokok produksi per unit produk yang diterima dari dept
produksi sebelumnya
- Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam dept
produksi setelah dept produksi yang pertama

Contoh Kasus :
PT PERSADA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok
proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan
biaya produksi pada bulan Februari sbb:
Data Produksi Departemen 1 Departemen 2
Produk masuk proses 125.000 kg 100.000 kg
Produk selesai 100.000 kg 85.000 kg
Produk hilang awal 5.000 kg 5.000 kg
PDP Akhir 20.000 kg 10.000 kg
Tingkat penyelesaian
BB 100% 100%
BK 75% 50%
Biaya Produksi Departemen 1 Departemen 2
BBB Rp 6.000.000 -
BTK Rp 3.450.000 Rp 6.300.000
BOP Rp 1.725.000 Rp 3.600.000
Diminta :
Hitung Biaya Produksinya dan buatkan laporan biaya produksi per departemen.

Penyelesaian :
DEPARTEMEN 1
Menghitung Unit ekuivalen :
BB = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000
PT PERSADA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN 1
FEBRUARI
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 125.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Dept 2 100.000 kg
PDP akhir (BBB 100%, BK 75%) 20.000 kg
Produk yang hilang awal proses 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 125.000 kg
Biaya Yang Dibebankan Dept 1
Elemen Biaya Jumlah Biaya UE* HP/unit
Bahan baku = Rp.6.000.000 : 120.000 =Rp. 50
Biaya Tenaga kerja = Ro. 3.450.000 : 115.000 = Rp. 30
BOP =Rp. 1.725.000 : 115.000 = Rp. 15
Jumlah biaya Rp 11.175.000 = Rp 95
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 100.000 x Rp95 = Rp 9.500.000
Harga pokok BDP Akhir
BBB = 100% X 20.000 X Rp.50 = Rp. 1.000.000
BTK = 75% X 20.000 X Rp. 30 = Rp. 450.000
BOP = 75% X 20.000 X Rp. 15 = Rp. 225.000 Rp. 1.675.000
HP yang diperhitungkan Rp.11.175.000
DEPERTEMEN 2
Perhitungan Unit ekuivalen:
Biaya Bahan = 85.000+(10.000x100%) = 95.000
Konversi = 85.000+(10.000x 50%) = 90.000

PT PERSADA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
Data Produksi
Produk yg diterima dr Dept.1 100.000 kg
Produk selesai 85.000 kg
Peoduk yang hilang awal proses 5.000 kg
PDP Akhir (BBB 100%, BK 50%) 10.000 kg
Jumlah produk yg akan diproduksi 100.000 kg

Biaya dipebankan Departemen 2


Elemen Biaya Jumlah biaya UE* HP/unit
HP BDP dari Dept 1 = Rp. 9.500.000 95.000 = Rp. 100
BTK = Rp. 6.300.000 90.000 = Rp. 70
BOP = Rp. 3.600.000 90.000 = Rp. 40
Jumlah biaya dibebankan Rp.19.400.000 Rp. 210

Perhitungan harga pokok


Harga pokok barang selesai ditranfer ke gudang
85.000 x Rp210 = Rp 17.850.000
Harga pokok PDP Akhir
HP dari Dept 1 = 100% x 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000
BTK = 50% x 10.000 x Rp 70 = Rp 350.000
BOP = 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000
Rp 1.550.000
Jumlah HP yg diperhitungkan Rp 19.400.000
II. HILANG DI AKHIR PROSES
a. Produk yang hilang di akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga harus diperhitungkan
dalam perhitungan unit ekuivalensi
b. Produk hilang diakhir diperhitungkan ke dalam harga pokok produk selesai yang
ditranfer
c. Terjadi penambahan harga pokok produk selesai, karena yang ditansfer ke
departemen berikutnya atau gudang
Rumus Unit Ekuivalen
UE = total produk selesai + PDP akhir x TP % + P.hilang

Contoh Kasus :
PT PERSADA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok
proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan
biaya produksi pada bulan Februari sbb:
Data Produksi Departemen 1 Departemen 2
Produk masuk proses 125.000 kg 100.000 kg
Produk selesai 100.000 kg 85.000 kg
Produk hilang akhir 5.000 kg 5.000 kg
PDP Akhir 20.000 kg 10.000 kg
Tingkat penyelesaian
BB 100% 100%
BK 75% 50%
Biaya Produksi Departemen 1 Departemen 2
BBB Rp 5.000.000 -
BTK Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
BOP Rp 1.200.000 Rp 3.800.000
Diminta :
Hitung Biaya Produksinya dan buatkan laporan biaya produksi per departemen.
Penyelesaian :

DEPARTEMEN 1
Menghitung Unit ekuivalen :
BB = 100.000 + (20.000 x 100%)+ 5.000 = 125.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%)+ 5.000 = 120.000
PT PERSADA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN 1
FEBRUARI
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 125.000 kg
Produk yang hilang akhir proses 5.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Dept 2 100.000 kg
PDP akhir (BBB 100%, BK 75%) 20.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 125.000 kg

Biaya Yang Dibebankan Dept 1


Elemen Biaya Jumlah Biaya UE* HP/unit
Bahan baku = Rp.5.000.000 : 125.000 =Rp. 40
Biaya Tenaga kerja = Ro. 2.400.000 : 120.000 = Rp. 20
BOP =Rp. 1.200.000 : 120.000 = Rp. 10
Jumlah biaya Rp 11.175.000 = Rp 70

Perhitungan harga pokok


Harga pokok barang selesai = 100.000 x Rp. 70 = Rp. 7.000.000
Harga pokok barang hilang = 5.000 x Rp. 70 = Rp. 350.000
Harga pokok barang selesai di transfer ke dept 2 = Rp 7.350.000
Harga pokok PDP Akhir
BBB 100% x 20.000x Rp. 40 = Rp. 800.000
BTK 75% x 20.000x Rp. 20 = Rp. 300.000
BOP 75% x 20.000x Rp. 10 = Rp. 150.000
Rp. 1.250.000
Jumlah HP yang diperhitungkan Rp. 8.600.000

DEPERTEMEN 2
Perhitungan Unit ekuivalen:
Biaya Bahan = 85.000 + (10.000x100%) + 5.000 = 100.000
Konversi = 85.000 + (10.000x 50%) + 5.000 = 95.000
PT PERSADA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
DEPARTEMEN 2
FEBRUARI
Data Produksi
Produk yg diterima dr Dept.1 100.000 kg
Produk selesai 85.000 kg
Peoduk yang hilang akhir proses 5.000 kg
PDP Akhir (BBB 100%, BK 50%) 10.000 kg
Jumlah produk yg akan diproduksi 100.000 kg

Biaya Yang Dibebankan Dept 1


Elemen Biaya Jumlah Biaya UE* HP/unit
HP dr Dept 1 = Rp.7.350.000: 100.000 = Rp. 73,5
BTK = Rp.5.700.000: 95.000 = Rp. 60
BOP = Rp.3.800.000: 95.000 = Rp. 40 +
Jumlah biaya yg dibebankan Rp.16.850.000 Rp. 173,5

Perhitungan harga pokok


Harga pokok barang selesai = 85.000x Rp. 173,5 = Rp 14.747.500
Harga pokok barang hilang = 5.000x Rp. 173,5 = Rp. 867.500
Harga pokok barang selesai di transfer ke gudang = Rp.15.615.000
Harga pokok PDP Akhir
HP dari Dept 1 100% x 10.000xRp. 73,5 = Rp. 735.000
BTK 50% x 10.000xRp. 60 = Rp. 300.000
BOP 50% x 10.000 x Rp. 40 = Rp. 200.000 Rp. 1.235.000
Jumlah HP yang diperhitungkan Rp.16.850.000

III. PRODUK CACAT


Produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi tidak sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis dapat diperbaiki
dengan mengeluarkan biaya tertentu.
Faktor penyebab terjadinya produk cacat
a. Bersifat normal dimana setiap proses produksi tidak bisa dihondari terjadinya
produk cacat maka untuk biaya memperbaiki produk cacat dibebankan kepada
setiap departemen dimana terjadinya produk cacat
b. Akibat kesalahan dimana produk cacat diakibatkan kesalahan dalam proses
produksi sepertinya kurang perencanaan, pengawasan dan pengendalian serta
kelalaian dalam produksi
Dalam perhitungan ekuivalen yang terjadi pada produk cacat dalam unit ekuivalen
dianggap telah menyerap biaya.
Rumus :
UE = total produk selesai + (PDP akhir x TP) + Produk cacat

IV. PRODUK RUSAK


Produk rusak tidak dapat dihindari baik dioleh secara normal maupun adalah
kesalahan proses produksi. Produk rusak umumnya diketahui setelah proses produksi
selesai. Secara ekonimis produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan
biaya tertentu.
Faktor penyebab ternyadinya produk rusak
a. Bersifat normal dimana setiap proses produksi tidak bisa dihindari terjadinya
produk rusak maka perusahaan telah memperhitungkan sebelumnya bahwa
adanya produk rusak.
b. Akibat kesalahan dimana produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses
produksi sepertinya kurang perencanaan, pengawasan dan pengendalian serta
kelalaian dalam pekerjaan dll.
Dalam perhitungan ekuivalen yang terjadi pada produk rusak dalam unit ekuivalen
dianggap telah menyerap biaya.
Rumus :
UE = total produk selesai + (PDP akhir x TP) + Produk rusak
Perlakukan harga pokok produk rusak
a. Produk rusak bersifat normal, laku dijual
b. Produk rusak bersifat normal, tidak laku dijual
c. Produk rusak karena kesalahan, laku dijual
d. Produk rusak karena kesalahan, tidak laku dijual

Anda mungkin juga menyukai