Anda di halaman 1dari 18

BAB 9

HARGA POKOK PROSES


(Masalah-masalah khusus)

TUJUAN BELAJAR
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat :
1. Memperlakukan dan mencatat produk hilang
2. Memperlakukan dan mencatat produk rusak
3. Memperlakukan dan mencatat produk cacat
4. Mencatat dan menghitung tambahan bahan

PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas tentang bagaimana mencatat dan menghitung biaya produksi, sehubungan
dengan adanya produk yang hilang, rusak, cacat dan tambahan bahan.

PRODUK HILANG DALAM PROSES


Bila nilai produk yang hilang cukup material, maka harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap
penentuan harga pokok produk. Untuk menyederhanakan kapan terjadi produk hilang tsb,
digunakan anggapan sbb :
A) Produk hilang dianggap terjadi pada awal proses
Anggapan ini bahwa produk hilang tersebut belum menyerap biaya, maka tidak masuk dalam
perhitungan unit equivalen
B) Produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses
Anggapan ini bahwa produk hilang tersebut telah menyerap biaya, maka dimasukan dalam
perhitungan unit equivalen

Contoh 1 (HILANG AWAL PROSES)


PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2
departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk hilang awal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir    
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya produksi
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 6.000.000 --
Tenaga kerja Rp 3.450.000 Rp 6.300.000
Overhead pabrik Rp 1.725.000 Rp 3.600.000

Menghitung untuk departemen 1

62
Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) = 120.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 6.000.000 : 120.000 = Rp 50


Tenaga kerja = Rp 3.450.000 : 115.000 = Rp 30
Overhead pabrik = Rp 1.725.000 : 115.000 = Rp 15 +
= Rp11.175.000 Rp 95
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 = 100.000 x Rp95=Rp 9.500.000
Harga pokok BDP Akhir
Bahan 100% x 20.000 x Rp 50 = Rp 1.000.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 30 = Rp 450.000
Overhead pabrik 75% x 20.000 x Rp 15 = Rp 225.000 Rp 1.675.000
------------------
Jumlah biaya yang dibebankan Rp11.175.000

Menghitung untuk departemen 2


Unit ekuivalen : Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%) = 95.000
Konversi = 85.000 + (10.000 x 50%) = 90.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 9.500.000 : 95.000 = Rp 100


Tenaga kerja = Rp 6.300.000 : 90.000 = Rp 70
Overhead pabrik = Rp 3.600.000 : 90.000 = Rp 40 +
= Rp19.400.000 Rp 210
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke gudang = 85.000 x Rp210=Rp 17.850.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 10.000 x Rp 100 = Rp 1.000.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 70 = Rp 350.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000 Rp 1.550.000
------------------
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 19.400.000

Mencatat biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai.
Jurnal yang diperlukan untuk contoh 3
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 11.175.000   Work in Process-Dept 2 9.900.000  
Material   6.000.000 Payroll   6.300.000
Payroll   3.450.000 FOH control Dept 2   3.600.000
FOH control Dept 1   1.725.000      
J. Biaya produksi Dept 1     J. Biaya produksi dept 2     
Work in Process-Dept 2 9.500.000   Finished Good Inventory 17.850.000  
Work in Process Inventory 1.675.000   Work in Process Inventory 1.550.000  
Work in Process-Dept 1   11.175.000 Work in Process-Dept 2   19.400.000
J. Brg selesai & WIP     J. Brg selesai & WIP    
Jurnal ini formatnya sama dengan kondisi produk tidak ada yang hilang, bedanya ada penyesuaian
harga per unit atas barang selesai yang ditransfer ke departemen 2

63
Contoh 2 (HILANG AKHIR PROSES)
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2
departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Hilang akhir 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya produksi
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 --
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 3.800.000

Menghitung untuk departemen 1


Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000 = 125.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000 = 120.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 5.000.000 : 125.000 = Rp 40


Tenaga kerja = Rp 2.400.000 : 120.000 = Rp 20
Overhead pabrik = Rp 1.200.000 : 120.000 = Rp 10 +
= Rp 8.600.000 Rp 70
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 100.000 x Rp 70 =Rp 7.000.000
Harga pokok barang hilang akhir = 5.000 x Rp 70 =Rp 350.000
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 =Rp 7.350.000
Harga pokok BDP Akhir
Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000
Overhead pabrik 75% x 20.000 x Rp 10 = Rp 150.000 Rp 1.250.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 8.600.000

Menghitung untuk departemen 2


Unit ekuivalen : Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000 = 100.000
Konversi = 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000 = 95.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 7.350.000 : 100.000 = Rp 73,5


Tenaga kerja = Rp 5.700.000 : 95.000 = Rp 60
Overhead pabrik = Rp 3.800.000 : 95.000 = Rp 40 +
= Rp16.850.000 Rp 173,5
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 85.000 x Rp173,5 =Rp 14.747.500
Harga pokok barang hilang akhir = 5.000 x Rp173,5 =Rp 867.500
Harga pokok barang selesai ditranfer ke gudang = Rp 15.615.000
Harga pokok BDP Akhir

64
Bahan 100% x 10.000 x Rp 73,5 = Rp 735.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 60 = Rp 300.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000 Rp 1.235.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 16.850.000
Mencatat biaya produksi dan produk selesai dan yg belum selesai.
Jurnal yang diperlukan untuk contoh 2
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000   Work in Process-Dept 2 9.500.000  
Material   5.000.000 Payroll   5.700.000
Payroll   2.400.000 FOH control Dept 2   3.800.000
FOH control Dept 1   1.200.000      
Work in Process-Dept 2 7.350.000   Finished Good Inventory 15.615.000  
Work in Process Inventory 1.250.000   Work in Process Inventory 1.235.000  
Work in Process-Dept 1   8.600.000 Work in Process-Dept 2   16.850.000

PRODUK RUSAK DALAM PENGOLAHAN


Produk rusak dapat terjadi pada tiap tingkatan produksi dan setiap departemen produksi. Produk
rusak telah menyerap biaya sehingga bagaimana perlakukan harga pokok produk rusak baik tidak
laku dijual maupun laku dijual.

Unit produk rusak


Unit produk rusak tersebut ditambahkan dalam unit equivalen produksi didepartemen yang
bersangkutan karena telah menyerap biaya.

Perlakuan harga pokok produk rusak


Harga pokok produk rusak akan ditambahkan pada :
a) Harga pokok barang selesai dan harga pokok barang dalam proses, bila rusak normal terjadi.
b) Rugi produk rusak, bila rusak abnormal terjadi

Perlakukan hasil penjualan produk rusak


Hasil penjualan produk rusak akan diperlakukan sebagai :
a) Pengurang elemen biaya produksi atau penambah other income bila rusak normal terjadi.
b) Pengurang rugi produk rusak, bila rusak abnormal terjadi

Contoh 3 (RUSAK NORMAL TIDAK LAKU DIJUAL)


PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2
departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk rusak normal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya produksi
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
65
Bahan Rp 5.000.000 --
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 3.800.000
Menghitung untuk departemen 1
Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000 = 125.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000 = 120.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 5.000.000 : 125.000 = Rp 40


Tenaga kerja = Rp 2.400.000 : 120.000 = Rp 20
Overhead pabrik = Rp 1.200.000 : 120.000 = Rp 10 +
= Rp 8.600.000 Rp 70
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 100.000 x Rp 70 =Rp 7.000.000
Harga pokok barang Rusak = 5.000 x Rp 70 =Rp 350.000
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2 =Rp 7.350.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000
Overhead pabrik 75% x 20.000 x Rp 10 = Rp 150.000 Rp 1.250.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 8.600.000

Menghitung untuk departemen 2


Unit ekuivalen : Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000 = 100.000
Konversi = 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000 = 95.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 7.350.000 : 100.000 = Rp 73,5


Tenaga kerja = Rp 5.700.000 : 95.000 = Rp 60
Overhead pabrik = Rp 3.800.000 : 95.000 = Rp 40 +
= Rp16.850.000 Rp 173,5
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai = 85.000 x Rp173,5 =Rp 14.747.500
Harga pokok barang Rusak = 5.000 x Rp173,5 =Rp 867.500
Harga pokok barang selesai ditranfer ke gudang = Rp 15.615.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 10.000 x Rp 73,5 = Rp 735.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 60 = Rp 300.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000 Rp 1.235.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 16.850.000

Mencatat biaya produksi, produk selesai dan yg belum selesai.


Jurnal yang diperlukan untuk contoh 3
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000   Work in Process-Dept 2 9.500.000  
Material   5.000.000 Payroll   5.700.000
Payroll   2.400.000 FOH control Dept 2   3.800.000
FOH control Dept 1   1.200.000      
Work in Process-Dept 2 7.350.000   Finished Good Inventory 15.615.000  

66
Work in Process Inventory 1.250.000   Work in Process Inventory 1.235.000  
Work in Process-Dept 1   8.600.000 Work in Process-Dept 2   16.850.000

Contoh 4 (RUSAK NORMAL LAKU DIJUAL)


PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2
departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk rusak normal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir    
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya produksi
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 --
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 3.800.000

Bila barang rusak laku dijual untuk departemen 1 Rp 40 per unit sedangkan didepartemen 2
Rp 100 per unit
Hasil penjualan Produk rusak tersebut dapat:
1. diperlakukan sebagai other income
2. diperlakukan mengurangi biaya produksi
3. diperlakukan mengurangi salah satu elemen biaya produksi

Bila Hasil penjualan diperlakukan sebagai other income


Jawaban contoh 4 sama dengan jawaban contoh 3, berbeda hanya jurnalnya yaitu adanya jurnal
hasil penjualan produk rusak.

Jurnal yang diperlukan untuk contoh 4


Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000   Work in Process-Dept 2 9.500.000  
Material   5.000.000 Payroll   5.700.000
Payroll   2.400.000 FOH control Dept 2   3.800.000
FOH control Dept 1   1.200.000      
           
Work in Process-Dept 2 7.350.000   Finished Good Inventory 15.615.000  
Work in Process Inventory 1.250.000   Work in Process Inventory 1.235.000  
Work in Process-Dept 1   8.600.000 Work in Process-Dept 2   16.850.000
           
Cash 200.000   Cash 500.000  
Other income   200.000 Other income   500.000

67
Contoh 5 (RUSAK ABNORMAL TIDAK LAKU DIJUAL)
PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2
departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk rusak Abnormal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir: Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya produksi
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 --
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 3.800.000

Menghitung untuk departemen 1


Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000 = 125.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000 = 120.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 5.000.000 : 125.000 = Rp 40


Tenaga kerja = Rp 2.400.000 : 120.000 = Rp 20
Overhead pabrik = Rp 1.200.000 : 120.000 = Rp 10 +
= Rp 8.600.000 Rp 70
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditransfer ke dep 2= 100.000 x Rp 70 =Rp 7.000.000
Harga pokok barang Rusak = 5.000 x Rp 70 =Rp 350.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000
Overhead pabrik 75% x 20.000 x Rp 10 = Rp 150.000 Rp 1.250.000
------------------
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 8.600.000

Menghitung untuk departemen 2


Unit ekuivalen : Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000 = 100.000
Konversi = 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000 = 95.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 7.000.000 : 100.000 = Rp 70


Tenaga kerja = Rp 5.700.000 : 95.000 = Rp 60
Overhead pabrik = Rp 3.800.000 : 95.000 = Rp 40 +
= Rp16.500.000 Rp 170
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditransfer ke gudang= 85.000 x Rp170=Rp 14.450.000
Harga pokok barang Rusak = 5.000 x Rp170 =Rp 850.000
Harga pokok BDP Akhir

68
Bahan 100% x 10.000 x Rp 70 = Rp 700.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 60 = Rp 300.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000 Rp 1.200.000
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 16.500.000
Mencatat biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan belum selesai.
Jurnal yang diperlukan untuk contoh 5
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000   Work in Process-Dept 2 9.500.000  
Material   5.000.000 Payroll   5.700.000
Payroll   2.400.000 FOH control Dept 2   3.800.000
FOH control Dept 1   1.200.000      
           
Work in Process-Dept 2 7.000.000   Finished Good Inventory 14.450.000  
Loss from spoiled good 350.000 Loss from spoiled good 850.000  
Work in Process Inventory 1.250.000   Work in Process Inventory 1.200.000  
Work in Process-Dept 1   8.600.000 Work in Process-Dept 2   16.500.000

Perbedaan rusak abnormal dengan rusak normal dalam kondisi tidak laku dijual
Pada laporan biaya produksi/perhitungan harga pokok, harga pokok barang rusak tidak
dibebankan pada barang selesai, tetapi dibebankan sebagai rugi produk rusak.
Sedangkan pada jurnal adalah adanya jurnal kerugian barang rusak

Contoh 6 (RUSAK ABNORMAL LAKU DIJUAL)


PT RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2
departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb:
Data Produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Produk rusak Abnormal 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP akhir    
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya produksi
Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Bahan Rp 5.000.000 --
Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 3.800.000
Bila barang rusak laku dijual untuk departemen 1 Rp 40 per unit sedangkan didepartemen 2 Rp
100 per unit

Jawaban contoh 6 sama dengan jawaban contoh 5, berbeda hanya jurnalnya yaitu adanya jurnal
hasil penjualan produk rusak.

69
Jurnal yang diperlukan untuk contoh 6
Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000   Work in Process-Dept 2 9.500.000  
Material   5.000.000 Payroll   5.700.000
Payroll   2.400.000 FOH control Dept 2   3.800.000
FOH control Dept 1   1.200.000      
           
Work in Process-Dept 2 7.000.000   Finished Good Inventory 14.450.000  
Loss from spoiled good 350.000 Loss from spoiled good 850.000  
Work in Process Inventory 1.250.000   Work in Process Inventory 1.200.000  
Work in Process-Dept 1   8.600.000 Work in Process-Dept 2   16.500.000
           
Cash 200.000   Cash 500.000  
Loss from spoiled good   200.000 Loss from spoiled good   500.000

Perbedaan rusak abnormal tidak laku dijual dengan rusak abnormal dalam laku dijual
Jawaban contoh 6 sama dengan jawaban contoh 5 untuk laporan biaya produksi/perhitungan harga
pokok, sedangkan pada jurnal adalah adanya jurnal penjualan barang rusak yang akan mengurangi
kerugian produk rusak.

PRODUK CACAT DALAM PENGOLAHAN


Produk cacat dapat terjadi pada tiap tingkatan produksi dan setiap departemen produksi. Produk
cacat masih ekonomis diperbaiki sehingga bagaimana perlakukan biaya perbaikan baik normal
terjadi maupun tidak normal.

Unit produk cacat


Unit produk cacat tersebut ditambahkan dalam unit equivalen produksi didepartemen yang
bersangkutan karena telah menyerap biaya.

Perlakuan biaya perbaikan produk cacat


Biaya perbaikan produk cacat akan ditambahkan pada :
a) Harga pokok produksi departemen ybs, bila cacat normal terjadi.
b) Rugi produk cacat, bila cacat abnormal terjadi

CONTOH 7 PRODUK CACAT NORMAL


PT SEHATI mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen 1 dan Departemen 2,
dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut mengalami cacat dan langsung diperbaiki menjadi
produk selesai. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2006 sebagai berikut
Data produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Barang Cacat 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP Akhir   
70
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya Produksi bulan Mei 2006


Jenis biaya Departemen 1Departemen 2
Biaya bahan Rp 5.000.000 --
Biaya tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Biaya overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 3.800.000

Biaya Perbaikan produk cacat


Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Biaya bahan Rp 250.000 Rp 625.000
Biaya tenaga kerja Rp 240.000 Rp 475.000
Biaya overhead pabrik Rp 120.000 Rp 475.000

Menghitung untuk departemen 1


Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000 = 125.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000 = 120.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 5.000.000 + 250.000 : 125.000 = Rp 42


Tenaga kerja = Rp 2.400.000 + 240.000 : 120.000 = Rp 22
Overhead pabrik = Rp 1.200.000 + 120.000 : 120.000 = Rp 11 +
= Rp 8.600.000 610.000 Rp 75
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke dept 2 = 105.000 x Rp 75=Rp 7.875.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 20.000 x Rp 42 = Rp 840.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 22 = Rp 330.000
Overhead pabrik 75% x 20.000 x Rp 11 = Rp 165.000 Rp 1.335.000
------------------
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 9.210.000

Menghitung untuk departemen 2


Unit ekuivalen : Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000 = 100.000
Konversi = 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000 = 95.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 7.875.000 + 625.000 : 100.000 = Rp 85


Tenaga kerja = Rp 5.700.000 + 475.000 : 95.000 = Rp 65
Overhead pabrik = Rp 3.800.000 + 475.000 : 95.000 = Rp 45 +
= Rp17.375.000 1.575.000 Rp 195
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditransfer ke gudang=90.000 x Rp195=Rp 17.550.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 10.000 x Rp 85 = Rp 850.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 65 = Rp 325.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 45= Rp 225.000 Rp 1.400.000
------------------

71
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 18.950.000

Jurnal yang diperlukan untuk contoh 7


Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000   Work in Process-Dept 2 9.500.000  
Material   5.000.000 Payroll   5.700.000
Payroll   2.400.000 FOH control Dept 2   3.800.000
FOH control Dept 1   1.200.000      
J. biaya produksi Dept 1      J. biaya produksi Dept 2     
Work in Process-Dept 1 610.000   Work in Process-Dept 2 1.575.000  
Material   250.000 Material   625.000
Payroll   240.000 Payroll   475.000
FOH control Dept 1   120.000 FOH control Dept 2   475.000
J. Biaya perbaikan Dept 1      J. Biaya perbaikan Dept 2    
Work in Process-Dept 2 7.875.000   Finished Good Inventory 17.550.000  
Work in Process Inventory 1.335.000   Work in Process Inventory 1.400.000  
Work in Process-Dept 1   9.210.000 Work in Process-Dept 2   18.950.000
J. Brg Selesai &  WIP    . Brg Selesai &  WIP    

CONTOH 8 PRODUK CACAT ABNORMAL


PT SEHATI mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen 1 dan Departemen 2,
dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut mengalami cacat dan langsung diperbaiki menjadi
produk selesai. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2006 sebagai berikut
Data produksi
Keterangan Departemen 1 Departemen 2
Masuk dalam proses 125.000 Unit 100.000 Unit
Barang selesai 100.000 Unit 85.000 Unit
Barang dalam proses Akhir 20.000 Unit 10.000 Unit
Barang Cacat 5.000 Unit 5.000 Unit
Tingkat Penyelesaian BDP Akhir   
Biaya bahan 100% 100%
Biaya konversi 75% 50%

Biaya Produksi bulan Mei 2006


Jenis biaya Departemen 1Departemen 2
Biaya bahan Rp 5.000.000 --
Biaya tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 5.700.000
Biaya overhead pabrik Rp 1.200.000 Rp 3.800.000

Biaya Perbaikan produk cacat


Jenis biaya Departemen 1 Departemen 2
Biaya bahan Rp 250.000 Rp 625.000
Biaya tenaga kerja Rp 240.000 Rp 475.000
Biaya overhead pabrik Rp 120.000 Rp 475.000

Menghitung untuk departemen 1

72
Unit ekuivalen : Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) + 5.000 = 125.000
Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) + 5.000 = 120.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 5.000.000 : 125.000 = Rp 40


Tenaga kerja = Rp 2.400.000 : 120.000 = Rp 20
Overhead pabrik = Rp 1.200.000 : 120.000 = Rp 10 +
= Rp 8.600.000 Rp 70
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditranfer ke Dept 2= 105.000 x Rp 70 =Rp 7.350.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp 800.000
Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp 20 = Rp 300.000
Overhead pabrik 75% x 20.000 x Rp 10 = Rp 150.000 Rp 1.250.000
------------------
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 8.600.000

Menghitung untuk departemen 2


Unit ekuivalen : Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%) + 5.000 = 100.000
Konversi = 85.000 + (10.000 x 50%) + 5.000 = 95.000

Biaya per unit : Bahan = Rp 7.350.000 : 100.000 = Rp 73,5


Tenaga kerja = Rp 5.700.000 : 95.000 = Rp 60
Overhead pabrik = Rp 3.800.000 : 95.000 = Rp 40 +
= Rp16.850.000 Rp 173,5
Perhitungan harga pokok
Harga pokok barang selesai ditransfer ke gudang= 90.000 x Rp173,5 =Rp 15.615.000

Harga pokok BDP Akhir


Bahan 100% x 10.000 x Rp 73,5 = Rp 735.000
Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp 60 = Rp 300.000
Overhead pabrik 50% x 10.000 x Rp 40 = Rp 200.000 Rp 1.235.000
------------------
Jumlah biaya yang dibebankan Rp 16.850.000

Jurnal yang diperlukan untuk contoh 8


Description Debit Credit Description Debit Credit
Work in Process-Dept 1 8.600.000   Work in Process-Dept 2 9.500.000  
Material   5.000.000 Payroll   5.700.000
Payroll   2.400.000 FOH control Dept 2   3.800.000
FOH control Dept 1   1.200.000      
J. biaya produksi Dept 1      J. biaya produksi Dept 2     
Loss from defetive good 610.000   Loss from defective good 1.575.000  
Material   250.000 Material   625.000
Payroll   240.000 Payroll   475.000
FOH control Dept 1   120.000 FOH control Dept 2   475.000
J. Biaya perbaikan Dept 1      J. Biaya perbaikan Dept 2    
Work in Process-Dept 2 7.350.000   Finished Good Inventory 15.615.000  
Work in Process Inventory 1.250.000   Work in Process Inventory 1.235.000  

73
Work in Process-Dept 1   8.600.000 Work in Process-Dept 2   16.850.000
J. Brg Selesai &  WIP    . Brg Selesai &  WIP    

TAMBAHAN BAHAN DI DEPARTEMEN BERIKUTNYA


Penambahan bahan di departemen ke dua atau berikutnya dapat mempengaruhi unit barang selesai
dan biaya dalam proses yaitu :
a. Menambah biaya tetapi tidak menambah produk selesai
b. Menambah biaya dan menambah produk selesai

CONTOH 9
TAMBAHAN BAHAN, MENAMBAH BIAYA TETAPI TIDAK MENAMBAH PRODUK
PT PELITA mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen A dan Departemen B,
dalam pengolahan di Departemen B, ada penambahan bahan, ada penambahan biaya, tetapi tidak
menambah produk. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2006 sebagai berikut :
Data produksi
Keterangan Departemen A Departemen B
Masuk dalam proses 14.000 unit 12.500 unit
Barang selesai 12.500 unit 10.000 unit
Barang dalam proses Akhir 1.500 unit 2.500 unit
Tingkat Penyelesaian BDP Akhir    
Biaya Bahan 100% 100%
Biaya konversi 2/3 80%

Biaya Produksi bulan Mei 2006


Keterangan Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 4.200.000 Rp 1.250.000
Biaya tenaga kerja Rp 5.400.000 Rp 2.400.000
Biaya overhead pabrik Rp 1.350.000 Rp 2.400.000
Diminta :
1. Buatlah LAPORAN BIAYA PRODUKSI masing-masing departemen per 31 Mei 2006
2. Buatlah Ayat jurnal yang diperlukan

JAWABAN 9
PT PELITA
DEPARTEMEN A
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN MEI 2006
DATA PRODUKSI
Masuk dalam proses 14.000 Unit
Barang selesai 12.500 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=2/3) 1.500 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


Elemen Biaya Total biaya Biaya per unit
Bahan Rp 4.200.000 Rp 300
Tenaga kerja Rp 5.400.000 Rp 400
Overhead pabrik Rp 1.350.000 Rp 100
---------------- ------------
Jumlah Rp10.950.000 Rp 800
74
PERHITUNGAN HARGA POKOK
H. P. barang selesai yang ditransfer ke Departemen B 12.500 X Rp 800 =Rp 10.000.000
Harga Pokok BDP Akhir
Bahan = 1.500 x 100% x Rp 300 = Rp 450.000
Tenaga kerja = 1.500 x 2/3 x Rp 400 = Rp 400.000
Overhead pabrik = 1.500 x 2/3 x Rp 100 = Rp 100.000 Rp 950.000
-------------------
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 10.950.000

UNIT EQUIVALEN DEPARTEMEN A


Biaya bahan : 12.500 + (1.500 x 100%) = 14.000 unit
Biaya konversi : 12.500 + (1.500 x 2/3) = 13.500 unit

UNIT EQUIVALEN DEPARTEMEN B


Biaya bahan : 10.000 + (2.500 x 100%) = 12.500 unit
Biaya konversi : 10.000 + (2.500 x 80%) = 12.000 unit

Ada tambahan bahan, ada tambah biaya pada departemen B tetapi tidak menambah Produk

PT PELITA
DEPARTEMEN B
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
BULAN MEI 2006
DATA PRODUKSI
Masuk dalam proses 12.500 Unit
Barang selesai 10.000 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK= 80%) 2.500 Unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


Elemen Biaya Total biaya Biaya per unit
H.P. dari Dep. A Rp 10.000.000 Rp 800

Bahan Rp 1.250.000 Rp 100


Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp 200
Overhead pabrik Rp 2.400.000 Rp 200
---------------- ------------
Jumlah Rp16.050.000 Rp 1..300
=========

PERHITUNGAN HARGA POKOK


Harga pokok barang selesai yang ditransfer ke Gudang
10.000 X Rp 1.300 = Rp 13.000.000
Harga Pokok BDP Akhir
H.P. Dep. A = 2.500 x Rp 800 = Rp 2.000.000
Bahan = 2.500 x 100% x Rp 100 = Rp 250.000
Tenaga kerja = 2.500 x 80% x Rp 200 = Rp 400.000
Overhead pabrik = 2.500 x 80% x Rp 200 = Rp 400.000 Rp 3.050.000
-------------------

75
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 16.050.000

Jurnal ada penambahan bahan menambah biaya tetapi tidak menambah produk
Date Description Debit Credit Date Description Debit Credit
Biaya Produksi Dep A Biaya Produksi Dep B
Work in Process-Dep A 10.950.000 Work in Process-Dep B 6.050.000
Material 4.200.000 Material 1.250.000
Payroll 5.400.000 Payroll 2.400.000
Overhead Control 1.350.000 Overhead Control 2.400.000

Finished good & WIP Finished good & WIP


Work in Process - Dep B 10.000.000 Finished good 13.000.000
Work in Process Inventory 950.000 Work in Process Inventory 3.050.000
Work in Process-Dep A 10.950.000 Work in Process 16.050.000

CONTOH 10 TAMBAHAN BAHAN, MENAMBAH BIAYA, dan MENAMBAH PRODUK


PT PELITA mengolah produk melalui 2 departemen , yaitu Depertemen A dan Departemen B,
dalam pengolahan di Departemen B, ada tambahan bahan, ada penambahan biaya, dan menambah
produk. Data produksi dan biaya produksi untuk bulan Mei 2006 sebagai berikut :
Data produksi
Keterangan Departemen A Departemen B
Tambahan produk   12.500 unit
Barang selesai 12.500 unit 22.500 unit
Barang dalam proses Akhir 1.500 unit 2.500 unit
Tingkat Penyelesaian BDP Akhir    
Biaya Bahan 100% 100%
Biaya konversi 2/3 80%

Biaya Produksi bulan Mei 2006


Keterangan Departemen A Departemen B
Biaya bahan Rp 4.200.000 Rp 1.250.000
Biaya tenaga kerja Rp 5.400.000 Rp 2.400.000
Biaya overhead pabrik Rp 1.350.000 Rp 2.400.000
Diminta :
1. Buatlah LAPORAN BIAYA PRODUKSI masing-masing departemen per 31 Mei 2006
2. Buatlah Ayat jurnal yang diperlukan
PT PELITA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A
BULAN MEI 2006
DATA PRODUKSI
Masuk dalam proses 14.000 Unit
Barang selesai 12.500 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK=2/3) 1.500 unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


Elemen Biaya Total biaya Biaya per unit
Bahan Rp 4.200.000 Rp 300
Tenaga kerja Rp 5.400.000 Rp 400
Overhead pabrik Rp 1.350.000 Rp 100
Jumlah Rp10.950.000 Rp 800

76
=========
PERHITUNGAN HARGA POKOK
H.P barang selesai yang ditransfer ke Departemen =12.500 X Rp 800 = Rp 10.000.000
Harga Pokok BDP Akhir
Bahan = 1.500 x 100% x Rp 300 = Rp 450.000
Tenaga kerja = 1.500 x 2/3 x Rp 400 = Rp 400.000
Overhead pabrik = 1.500 x 2/3 x Rp 100 = Rp 100.000 Rp 950.000
-------------------
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 10.950.000

UNIT EQUIVALEN DEPARTEMEN A


Biaya bahan : 12.500 + (1.500 x 100%) = 14.000 unit
Biaya konversi : 12.500 + (1.500 x 2/3) = 13.500 unit

UNIT EQUIVALEN DEPARTEMEN B


Biaya bahan : 22.500 + (2.500 x 100%) = 25.000 unit
Biaya konversi : 22.500 + (2.500 x 80%) = 24.500 unit

Jurnal ada penambahan bahan menambah biaya dan menambah produk


Date Description Debit Credit Date Description Debit Credit
Biaya Produksi Dep A Biaya Produksi Dep B
Work in Process-Dep A 10,950,000 Work in Process-Dep B 6,150,000
Material 4,200,000 Material 1,250,000
Payroll 5,400,000 Payroll 2,450,000
Overhead Control 1,350,000 Overhead Control 2,450,000

Finished good & WIP Finished good & WIP


Work in Process - Dep B 10,000,000 Finished good 14.625,000
Work in Process Inventory 950,000 Work in Process Inventory 1.525,000
Work in Process-Dep A 10,950,000 Work in Process 16,150,000

Ada tambahan bahan, ada tambahan biaya pada departemen B dan menambah Produk

PT PELITA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI
DEPARTEMEN B
BULAN MEI 2006
DATA PRODUKSI
Masuk dalam proses 12.500 Unit
Tambahan Produk adanya tambahan bahan 12.500 unit
Barang selesai 22.500 Unit
Barang dalam proses Akhir (BB=100%,BK= 80%) 2.500 unit

BIAYA YANG DIBEBANKAN


Elemen Biaya Total biaya Biaya per unit
H.P. dari Dep. A Rp 10.000.000 Rp 400
Bahan Rp 1.250.000 Rp 50
Tenaga kerja Rp 2.450.000 Rp 100
Overhead pabrik Rp 2.450.000 Rp 100
Jumlah Rp16.150.000 Rp 650
=========

77
PERHITUNGAN HARGA POKOK
H.P barang selesai yang ditransfer ke Gudang 22.500 X Rp 650 = Rp 14.625.000
Harga Pokok BDP Akhir
H.P. Dep. A = 2.500 x Rp 400 = Rp 1.000.000

Bahan = 2.500 x 100% x Rp 50 = Rp 125.000


Tenaga kerja = 2.500 x 80% x Rp 100 = Rp 200.000
Overhead pabrik = 2.500 x 80% x Rp 100 = Rp 200.000 Rp 1.525.000
-------------------
Jumlah harga pokok yang diperhitungkan Rp 16.150.000

RANGKUMAN
Dalam proses produksi dapat terjadi produk hilang, rusak dan cacat, Produk hilang disebabkan
oleh sifat proses produksi, produk rusak kemungkinan dapat saja laku dijual yang hasil penjualan-
nya dapat diperlukan sebagai other income atau mengurangi biaya produksi, sedangkan produk
cacat masalahnya biaya perbaikan.

SOAL LATIHAN
SOAL 1 (terjadi barang hilang)
PT TERLENA berproduksi berdasarkan proses. Bahan baku seluruhnya dimasukan pada awal
proses. Terdapat barang hilang akhir . Sebagai informasi, data kegiatan produksi selama bulan
April 2006 adalah
Unit Biaya (Rp)
Material Direct labour Factory overhead
Unit yang dimasukan dalam proses bulan April 5.000 4.567.800 5.765.500 3.456.700
Unit Selesai 4.000 - - -
Barang dalam proses akhir (75% konversi) 800 - - -
Produk hilang akhir 200
Diminta : Sertakan semua perhitungannya
a. Buatlah Laporan biaya produksi PT TERLENA bulan April 2006
b. Buatlah jurnal yang diperlukan

SOAL 2 (terjadi barang rusak abnormal)


PT LENA berproduksi berdasarkan proses. Bahan baku seluruhnya dimasukan pada awal proses.
Terdapat barang rusak terjadi abnormal. Sebagai informasi, data kegiatan produksi selama bulan
April 2006 adalah
Unit Biaya (Rp)
Material Direct labour Factory overhead
Unit yang dimasukan dalam proses bulan April 5.000 4.567.800 5.765.500 3.456.700
Unit Selesai 4.000 - - -
Barang dalam proses akhir (75% konversi) 800 - - -
Produk rusak abnormal 200
Diminta : Sertakan semua perhitungannya
c. Buatlah Laporan biaya produksi PT LENA bulan April 2006
d. Buatlah jurnal yang diperlukan

78
SOAL 3 (terjadi barang cacat)
PT TERA berproduksi berdasarkan proses. Bahan baku seluruhnya dimasukan pada awal proses.
Terdapat barang cacat terjadi normal. Sebagai informasi, data kegiatan produksi selama bulan
April 2006 adalah
Unit Biaya (Rp)
Material Direct labour Factory overhead
Unit yang dimasukan dalam proses bulan April 5.000 4.567.800 5.765.500 3.456.700
Unit Selesai 4.000 - - -
Barang dalam proses akhir (75% konversi) 800 - - -
Produk cacat dan Biaya perbaikannya 200 432.200 234.500 143.300
Diminta : Sertakan semua perhitungannya
e. Buatlah Laporan biaya produksi PT TERA bulan April 2006
f. Buatlah jurnal yang diperlukan

SOAL 4 ( Terjadi barang cacat)


PT TABERDAYA berproduksi berdasarkan proses. Bahan baku seluruhnya dimasukan pada awal
proses. Terdapat barang cacat terjadi normal 400 unit. Unit yang dimasukkan dalam proses
10.000, unit selesai 8.000 Unit masih dalam proses 1.600 dengan tingkat penyelesaian untuk
konversi 75% Informasi, biaya produksi dan Biaya perbaikan selama bulan April 2006 adalah
Biaya Biaya produksi Biaya perbaikan
Bahan baku Rp 4,600,000 Rp 400,000
Tenaga kerja 5,800,000 200,000
Overhead pabrik 3,500,000 100,000

79

Anda mungkin juga menyukai