Untuk menggambarkan penggunaan metode harga pokok pesanan, berikut contoh kasus
pengumpulan biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan dan
pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksi.
PT. Sayonara berusaha dalam bidang percetakan. Semua pesanan diproduksi berdasarkan
spesifikasi dari pemesan, dan biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan yang diterima.
Untuk dapat mencatat biaya produksi, tiap pesanan diberi nomor dan tiap dokumen sumber
dan dokumen pendukung diberi identitas nomor pesanan yang bersangkutan.
Dalam bulan November 1999, PT. Sayonara mendapat pesanan untuk mencetak undangan
sebanyak 1.500 lembar dari PT.Chimera. Harga yang dibebankan kepada pesanan tersebut
adalah Rp.3.000 per lembar. Dalam bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan
untuk mencetak pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT. Anbu, dengan harga yang
dibebankan kepada pemesan sebesar Rp. 1.000 per lembar. Pesanan dari PT. Chimera diberi
nomor 101 dan pesanan dari PT. Anbu diberi nomor 102.
Perhitungan dan jurnal nya:
Kartu Harga Pokok :
PT.Sayonara
Banjarmasin
KARTU HARGA POKOK
No.Pesanan
A-101
Jenis Produk
Tgl
Pesan
Tgl
Selesai
Undangan
PT. Chimera
Segera
02-Jan-99
Jumlah
500 Exemplar
22-Jan-99
Harga Jual
Rp.500.000
Pemesanan
Sifat
Pesanan
No.BPBG
Ket.
Tgl.
Jumlah
Tgl.
Jam
Mesin
Kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut, yaitu:
1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.
Pada tanggal 3 November perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong :
Bahan baku:
Kertas jenis X
Kertas jenis Y
10 Roll @Rp.350.000,-
Tinta jenis A
5 kg @Rp.100.000,-
500.000,-
Tinta jenis B
25kg @Rp.25.000,-
625.000,-
Rp. 850.000,3.500.000,-
Rp.5.475.000,-
Tarif
Jumlah
Bahan penolong P
17kg @Rp.10.000,-
170.000,-
Bahan penolong Q
60 liter @Rp.5.000,-
300.000,-
Rp. 470.000,-
Jumlah total
Rp.5.945.000,-
Bahan baku dan bahan penolong tersebut dibeli oleh Bagian Pembelian. Bahan tersebut
kemudian disimpan dalam gudang menanti saatnya dipakai dalam proses produksi untuk
memenuhi pesanan tersebut. Perusahaan menggunakan dua rekening kontrol untuk
mencatat persediaan bahan: Persediaan bahan baku dan Persediaan bahan penolong.
Pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut dijurnal:
Jurnal 1:
Persediaan bahan baku
Rp. 5.475.000,-
Utang dagang
Rp.5.475.000,-
Jurnal 2:
Persediaan bahan penolong
Rp. 470.000,-
Utang dagang
Rp. 470.000,-
85 ream @Rp.10.000,-
Rp. 850.000,-
Tinta jenis A
5 kg @Rp.100.000,-
500.000,-
Rp.1.350.000,-
Tinta jenis B
25 kg @Rp.
Rp.3.500.000,-
25.000,-
625.000,-
Rp.4.125.000,-
Rp.5.475.000,-
Pada saat memproses dua pesanan tersebut, perusahaan menggunakan bahan penolong
sebagai berikut:
Bahan penolong P
10 kg @Rp.10.000,-
Rp. 100.000,-
Bahan penolong Q
40 liter @Rp.5.000,-
200.000,-
Jumlah bahan penolong yang dipakai dalam produksi Rp. 300.000,Kartu Harga Pokok Pesanan 101
PT.Sayonara
Banjarmasin
KARTU HARGA POKOK
No.Pesanan
A-101
Pemesanan
PT. Chimera
Jenis Produk
Undangan
Sifat Pesanan
Segera
Tgl Pesan
02-Jan-99
Jumlah
500 Exemplar
Tgl Selesai
22-Jan-99
Harga Jual
Rp.500.000
Tgl.
Ket.
Jumlah
Kertas X
850,000
Tinta A
500,000
Jumlah
Tgl.
Jumlah
900,00
0
1,350,000
Jumlah
Jam
Mesin
B.Tenaga
kerja
langsung
900,00
0
Tarif
Jumlah
150%
1,
Jumlah
1,
3,
Pemesanan
Sifat
Pesanan
PT. Anbu
102
Pamflet
iklan
Jenis Produk
Biasa
Tgl Pesan
Tgl
Selesai
15-Nov-99
Jumlah
20.000 Lembar
16-Nov-99
Harga Jual
Rp.20.000.000
No.BPBG
Ket.
Kertas X
3,500,00
0
Tinta A
625,000
Jumlah
4,125,00
0
Tgl
.
No. Kartu
Kerja
Jam
Tgl.
Jam Mesin
Tarif
Jumlah
150%
7,500,000
5,000,00
0
B.Tenaga
langsung
Jumlah
5,000,00
0
kerja
Jumlah
Jurnal pencatatan bahan penolong yang merupakan unsur biaya produksi tidak
langsung :
Jurnal 4 :
7,500,000
16,625,00
0
Rp. 300.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 900.000,-
Rp.5.000.000,-
Rp.3.000.000,-
Jumlah upah
Rp.8.900.000,-
Rp.4.000.000,-
Rp.7.500.000,-
Jumlah gaji
Rp.11.500.000,-
Rp.20.400.000,-
Rp. 20.400.000,-
Rp.20.400.000,-
Rp.3.000.000,-
Rp.4.000.000,-
Biaya pemasaran
Rp.7.500.000,-
Rp.20.400.000,-
Rp.20.400.000,Rp.20.400.000,-
Rp. 1.350.000,-
Rp. 7.500.000,-
Rp. 8.850.000,-
Jurnal untuk mencatat beban biaya overhead pabrik kepada pesanan tersebut :
Jurnal 8 :
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik
Rp.8.850.000,-
Rp.8.850.000,-
Misalnya biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan
penolong Rp.300.000 dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp.3000.000,seperti pada jurnal 4 dan 6):
Biaya depresiasi mesin
Rp.1500.000,-
Rp.2000.000,-
Rp. 700.000,-
Rp.1000.000,-
Rp. 500.000,-
Jumlah
Rp.5700.000,-
Rp.5.700.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 2.000.000,-
Persekot asuransi
Rp. 700.000,-
Rp. 1.000.000,-
Rp.
500.000,-
Untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasar tarif
menyimpang dari biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, saldo rekening
biaya overhead pabrik yang dibebankan di tutup ke rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya. Jurnal penutupnya:
Jurnal 10:
Biaya overhead pabrik yang dibebankan
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam suatu periode akuntansi ditentukan dengan
Rp.
300.000,-
Jurnal 6
Rp. 3.000.000,-
Jurnal 9
Rp. 5.700.000,-
Jumlah debit
Rp. 9.000.000,-
Kredit :
Jurnal 10
Rp. 8.850.000,-
Rp.
150.000,-
Selisih biaya overhead pabrik pada akhirnya dipindahkan ke rekening selisih biaya
overhead pabrik. Jika terjadi selisih pembebanan kurang, jurnalnya:
Jurnal 11 :
Selisih biaya overhead pabrik
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 1.350.000,-
Rp.
Rp. 1.350.000,-
Rp. 3.600.000,-
900.000,-
Jurnal 12 :
Persediaan produk jadi
Rp. 3.600.000,-
Rp. 1.350.000,-
900.000,-
Rp. 1.350.000,-
Rp.16.625.000,-
Rp. 4.125.000,-
Rp. 5.000.000,-
Rp. 7.500.000,-
Rp. 3.600.000,-
Rp. 3.600.000,-
Rp. 4.500.000,Rp.4.500.000,-