DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
2. Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi yangdilalui
untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan).
3. Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi
dengan unit produk selesai dalam periode tersebut.
4. Produk yang belum selesai pada akhir periode dicatat ke dalam rekening persediaan
barang dalam proses.
5. Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk setiap departemen.
6. Pada umumnya barang jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya
sampai produk selesai.
C. Alur Fisik Produksi
Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan tiga format alur fisik produksi. Tiga
format fisik produksi yang berkaitan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses antara
lain adalah :
a. Aliran Produk Berurutan (Sequentail Product Flow)
Yaitu proses produksi melalui usaha yang bersambungan/ berurutan secara terus-
menerus. Contoh: perusahaan garmen/ konveksi.
b. Aliran Produk Paralel (Parallel Product Flow)
Yaitu proses produksi melalui usaha dimana bagian/ departemen perusahaan tertentu
dikerjakan secara bersama-sama, baru kemudian digabung dalam satu proses
berikutnya. Contoh: perusahaan perakitan.
E. Ekuivalen unit adalah ketika akan memproduksikan suatu produk dengan menggunakan
proses yang berkelanjutan, perusahaan akan mengasumsikan semua unit yang
diproduksikan akan sama. Akibat proses berkelanjutan, terdapat unit produksi yang tidak
siap diproses, maka nilai tersebut disamakan dengan ekuivalen unit atau penyetaraan
produk dalam proses tersebut menjadi produk jadi.
Rumus menghitung ekuivalen:
Ekuivalen Unit Produk = Jumlah Barang Jadi + (Persediaan Akhir Barang Dalam
Proses x % Tingkat Kerampungan)
Contoh :
Merek sabun mandi “Wangi” yang diproduksikan sebuah perusahaan manufaktur. Produk
yang sudah selesai langsung ditransfer ke gudang barang jadi. Data berikut berhubungan
dengan produksi bulan Mei 2015 :
Bahan baku yang dimasukkan untuk proses produksi sebesar 120.000 unit. Produk jadi
ditransfer ke gudang barang jadi sebesar 90.000 unit. Pada akhir periode terdapat produk
yang belum selesai diproses sejumlah 30.000 unit dengan tingkat kerampungan 100 %
bahan dan 50% tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya yang terjadi selama
bulan Mei 2015:
Bahan Baku Rp 32.400
Rp 35.700
Tenaga Kerja Langsung
Rp. 33.600
Biaya Overhead Pabrik
Rp 101.700
Total Biaya Produksi
Diketahui:
Contoh :
PT. Sumber Rejeki mengolah produk melalui dua departemen produksi yaitu departemen
I dan departemen II. Produk yang telah selesai dikerjakan di departemen I langsung
ditransfer ke departemen II untuk diproses lebih lanjut, sedangkan produk yang telah
selesai diproses di departemen II ditransfer ke gudang barang jadi. Berikut adalah data
yang berkaitan dengan produksi pada bulan Februari 2015 :
DEPARTEMEN I
Ekuivalen unit
Bahan Baku = 322.000 Unit +(98.000 Unit x 100 %)
= 322.000 Unit + 98.000 Unit = 420.000 Unit
Unit Ekuivalen unit biaya konversi = 322.000 Unit +(98.000 unit x 40 %)
= 322.000 unit + 39.200 Unit = 361.200 Unit
DEPARTEMEN II
Ekuivalen unit biaya konversi = 280.000 Unit +(42.000 unit x 1/3)
= 280.000 unit + 14.000 unit = 294.000 unit