Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA

“HARGA POKOK PROSES BAGIAN I, SIFAT DAN CIRI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

ANDI NUQIA AL HATIMAH MUCHTAR (A021221020)


JUAN SEBASTIAN WIJAYA (A021221027)
WITRI FAUZIANA UCHY (A021221048)

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :


Prof. Dr. Asri Usman, SE., M.Si. Ak., CA., CRP., CRA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Metode Harga Pokok Proses
Metode pengumpulan biaya produksi berdasarkan departemen atau pusat biaya
dinamakan metode harga pokok proses (process costing). Metode harga pokok proses
biasanya digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama (homogen) dan
melalui serangkaian proses yang sama.
B. Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

1. Proses produksi bersifat terus menerus.

2. Biaya produksi dikumpulkan dan dicatat dalam setiap departemen produksi yangdilalui
untuk jangka waktu tertentu (umumnya satu bulan).
3. Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi
dengan unit produk selesai dalam periode tersebut.
4. Produk yang belum selesai pada akhir periode dicatat ke dalam rekening persediaan
barang dalam proses.
5. Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi untuk setiap departemen.

6. Pada umumnya barang jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya
sampai produk selesai.
C. Alur Fisik Produksi
Suatu produk dapat berpindah di pabrik dengan tiga format alur fisik produksi. Tiga
format fisik produksi yang berkaitan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses antara
lain adalah :
a. Aliran Produk Berurutan (Sequentail Product Flow)
Yaitu proses produksi melalui usaha yang bersambungan/ berurutan secara terus-
menerus. Contoh: perusahaan garmen/ konveksi.
b. Aliran Produk Paralel (Parallel Product Flow)
Yaitu proses produksi melalui usaha dimana bagian/ departemen perusahaan tertentu
dikerjakan secara bersama-sama, baru kemudian digabung dalam satu proses
berikutnya. Contoh: perusahaan perakitan.

c. Aliran Produk Selektif (Selective Product Flow)


Yaitu proses produksi melalui usaha dimana produk suatu departemen mungkin
ditransfer ke departemen yang berbeda, tergantung pada hasil yang diinginkan.
Contoh: proses pemotongan hewan.

D. Manfaat Informasi Harga Pokok Proses

1. Menentukan harga jual produk


2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodic
4. Menetukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yangdisajikan
dalam neraca.

E. Ekuivalen unit adalah ketika akan memproduksikan suatu produk dengan menggunakan
proses yang berkelanjutan, perusahaan akan mengasumsikan semua unit yang
diproduksikan akan sama. Akibat proses berkelanjutan, terdapat unit produksi yang tidak
siap diproses, maka nilai tersebut disamakan dengan ekuivalen unit atau penyetaraan
produk dalam proses tersebut menjadi produk jadi.
Rumus menghitung ekuivalen:
Ekuivalen Unit Produk = Jumlah Barang Jadi + (Persediaan Akhir Barang Dalam
Proses x % Tingkat Kerampungan)

F. Laporan Biaya Produksi Satu Depatemen

Contoh :
Merek sabun mandi “Wangi” yang diproduksikan sebuah perusahaan manufaktur. Produk
yang sudah selesai langsung ditransfer ke gudang barang jadi. Data berikut berhubungan
dengan produksi bulan Mei 2015 :
Bahan baku yang dimasukkan untuk proses produksi sebesar 120.000 unit. Produk jadi
ditransfer ke gudang barang jadi sebesar 90.000 unit. Pada akhir periode terdapat produk
yang belum selesai diproses sejumlah 30.000 unit dengan tingkat kerampungan 100 %
bahan dan 50% tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya yang terjadi selama
bulan Mei 2015:
Bahan Baku Rp 32.400
Rp 35.700
Tenaga Kerja Langsung
Rp. 33.600
Biaya Overhead Pabrik
Rp 101.700
Total Biaya Produksi

Diketahui:

- Produk Masuk Proses 120.000 Unit


Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang 90.000 Unit
Persediaan Akhir Barang Dalam Proses 30.000 Unit
Total 120.000 Unit
- Ekuivalen unit Bahan Baku. = 90.000 Unit +(30.000 unit x 100 %)
= 90.000 unit + 30.000 unit = 120.000 Unit
Ekuivalen unit Tenaga Kerja = 90.000 Unit + (30.000 unit x 50%)
= 90.000 unit + 15.000 unit = 105.000 Unit
Ekuivalen unit Overhead Pabrik = 90.000 Unit + (30.000 unit x 50%)
= 90.000 unit + 15.000 unit = 105.000 Unit
UnsurBiaya Jumlah Ekuivalen Harga
Biaya (Rp) Unit per EU
BB 32.400 120.000 0,27
TKL 35.700 105.000 0,34
OH 33.600 105.000 0,32
Total 101.700 0,93
- Produk Selesai Ditransfer Ke Gudang (90.000 unit x Rp 0,93) Rp 83.700

Persediaan Akhir Barang Dalam Proses :


BB (30.000 unit x 100% x Rp 0,27) Rp 8.100
TKL (30.000 unit x 50% x Rp 0,34) 5.100
OH (30.000 unit x 50% x Rp 0,32) 4.800
BB+TKL+OH = 18.000
Total pertanggungjawaban Biaya : Rp. 101.700
G. Laporan Biaya Produksi Dua Pepartemen

Contoh :
PT. Sumber Rejeki mengolah produk melalui dua departemen produksi yaitu departemen
I dan departemen II. Produk yang telah selesai dikerjakan di departemen I langsung
ditransfer ke departemen II untuk diproses lebih lanjut, sedangkan produk yang telah
selesai diproses di departemen II ditransfer ke gudang barang jadi. Berikut adalah data
yang berkaitan dengan produksi pada bulan Februari 2015 :

DEPARTEMEN I
Ekuivalen unit
Bahan Baku = 322.000 Unit +(98.000 Unit x 100 %)
= 322.000 Unit + 98.000 Unit = 420.000 Unit
Unit Ekuivalen unit biaya konversi = 322.000 Unit +(98.000 unit x 40 %)
= 322.000 unit + 39.200 Unit = 361.200 Unit
DEPARTEMEN II
Ekuivalen unit biaya konversi = 280.000 Unit +(42.000 unit x 1/3)
= 280.000 unit + 14.000 unit = 294.000 unit

Anda mungkin juga menyukai