Anda di halaman 1dari 35

Tanggal : 21 Februari 2023

Mapel : PKK

Kelompok :
- ANDRE PRAWIRA PUTRA UTAMA
- NOOR AISYAH
- TIARA NUR'AZIZAH
- YUANDA
C. BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON-PRODUKSI
Salah satu tujuan utama sistem manajemen
biaya adalah perhitungan harga pokok produk
untuk kepentingan pelaporan keuangan
eksternal. Oleh karena itu, kesepakatan
eksternal mengharuskan biaya diklasifikasikan
berdasarkan fungsionalnya yakni biaya
produksi dan biaya non produksi.
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan
dengan produksi barang atau penyediaan jasa.
Biaya non produksi adalah biaya yang
berhubungan dengan fungsi penjualan dan
administrasi. Untuk produksi barang berwujud,
biaya produksi dan biaya non- produksi sering
mengacu pada istilah biaya manufaktur dan
biaya non-manufaktur.
1. Biaya Produksi

Biaya produksi diklasifikasikan menjadi tiga


elemen yakni biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead. Tiga elemen biaya tersebutlah yang
dapat dibebankan pada produk untuk
kepentingan laporan keuangan eksternal.
a. Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya bahan baku langsung adalah biaya bahan
baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa
yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori
ini dapat secara langsung dikenakan pada produk
karena pengamatan secara fisik dapat digunakan
untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh
tiap produk.
Contoh bahan baku langsung antara
lain. Tepung terigu pada roti, pisang
pada pisang goreng. Kain kafan
untuk jasa penguburan, kawat untuk
koreksi gigi.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya


tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang
atau penyediaan jasa yang dihasilkan.
Pengamatan fisik dapat digunakan untuk
mengukur jumlah tenaga kerja yang
digunakan. untuk memproduksi barang
berwujud atau penyediaan jasa.
Contoh dari tenaga kerja langsung
ini misalnya, juru masak pada
rumah makan, juru parkir pada
pelayanan parkir, teller pada
bank, sopir pada TransJogja.
c. Biaya Overhead

Biaya overhead adalah semua biaya produksi


selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung. Banyak masukan yang diperlukan
untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa
selain bahan baku langsung dan tenaga kerja
langsung.
Perlu diingat dari komponen
biaya tenaga kerja langsung,
hanya biaya lembur yang
dikategorikan dalam biaya
overhead.
2. Biaya Non-Produksi
a. Biaya Penjualan
Biaya penjualan adalah biaya-biaya yang
diperlukan untuk memasarkan dan
mendistribusikan barang atau jasa. Biaya
tersebut sering mengacu pada biaya
mendapatkan pesanan/pelanggan dan
memenuhi pesanan/pelanggan.
Misalnya gaji tenaga penjual,
iklan, pergudangan, pelayanan,
pengiriman dan yang lainnya.
b. Biaya administrasi
semua biaya yang berhubungan dengan
administrasi umum organisasi yang tidak dapat
diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran
ataupun produksi. Contoh biaya administrasi adalah
gaji manajemen puncak, biaya administrasi,
pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum,
penelitian dan pengembangan dan lain-lain.
Biaya penjualan/pemasaran dan administrasi
adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau
disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak
dapat disimpan dibebankan pada periode di
mana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu
tidak satu pun dari biaya ini tampak sebagai
persediaan yang dilaporkan pada neraca.
D. ANALISA BIAYA PRODUKSI

Sebagai seorang wirausahawan haruslah


tau cara menghitung biaya produksi untuk
mengetahui laba/rugi suatu perusahaan
(usaha yang dilakukan), roda produksi
perusahaan setiap harinya memproduksi
barang dan jasa yang dinikmati konsumen.
Semua perusahaan mulai dari perusahaan
raksasa multinasional hingga ke pedagang kaki
lima mengeluarkan biaya agar bisa
menyediakan barang dan jasa yang dapat
dimanfaatkan konsumen. Biaya peluang
(opportunity cost) adalah pengorbanan yang
dilakukan seseorang karena mengambil sebuah
pilihan.
1. Biaya tetap (FC)

Biaya yang jumlahnya tidak berubah


ketika kuantitas output berubah. Biaya ini
akan tetap ada walaupun perusahaan tidak
melakukan produksi. Yang termasuk biaya
ini Sewa ruangan took, gaji pegawai, dan
penyusutan mesin-mesin.
2. Biaya Variabel (VC)

Merupakan biaya yang jumlahnya


berubah ketika jumlah barang yang
diproduksi berubah. Yang tergolong biaya
variable adalah biaya pembelian bahan
mentah atau bahan dasar yang digunakan
untuk prosuksi.
3. Biaya Total (TC)

Merupakan seluruh biaya atau


pengeluaran yang dibayar perusahaan
untuk membeli berbagai input (barang
atau jasa) untuk keperluan produksi.
RUMUS:
BIAYA TOTAL = BIAYA
TETAP + BIAYA VARIABEL
TC = FC+VC
catatan:
Biaya Tetap : Berapa pun jumlah barang yang
diproduksi, jumlah biaya tetap sama.
Biaya Variabel : Jumlah biaya berubah-ubah
besarnya tergantung pada kualitas produksi.
Contoh Kasus Menghitung Harga Pokok Produksi :
CV KM memproduksi 2 (dua) macam barang yakni
barang A dan B. Dari Budget Produksi, diperoleh data
tentang rencana produksi sebagai berikut :
Terdapat 2 (dua) bagian produksi, yakni bagian
produksi I, dan II, serta I (satu) bagian jasa
/pembantu, yakni bagian Reparasi. Bagian
Produksi I hanya dilalui oleh A, sedangkan
bagian Produksi II dilalui oleh kedua macam
barang (A dan B).Satuan kegiatan masing-
masing bagian adalah sebagai berikut:
Angka standar pada bagian Reparasi:
Biaya overhead yang akan timbul pada masing-
masing bagian diperkirakan sebagai berikut:
Dari anggaran bahan mentah diperoleh data
tentang rencana biaya bahan mentah untuk
masing-masing jenis barang sebagai berikut:
Sedangkan dari Anggaran biaya tenaga kerja
diperoleh data tertentu rencana biaya tenaga kerja
langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai
berikut:
Dengan data-data yang tersedia di atas
dapat dihitung harga pokok produksi (cost
of goods manufactured) masing-masing
barang yaitu sebagai berikut.
Langkah 1. Menghitung Tingkat Kegiatan Terlebih
dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing
bagian (baik bagian produksi maupun bagian
jasa/pembantu) sebagai berikut:
Tingkat kegiatan masing-masing bagian adalah:
Bagian Produksi I =
7.000 unit barang A
Bagian Produksi II =40.000 DMH
Bagian Reparasi = 4.200 DRH
Dengan demikian dapat ditabulasikan sebagai
berikut:
Langkah 2: Menghitung Tarif BOP
Setelah itu kemudian diadakan
perhitungan tarif biaya overhead
(overhead rate) bagi masing-masing
bagian produksi sebagai berikut:
Keterangan:
Rp 4.00
Rp 0, 50
1. Rp 28.000,00/7.000 unit = Rp 4,00 per
unit 2. Rp20.000,00/40.000 DMH = Rp
0,50 per DMH

Anda mungkin juga menyukai