Anda di halaman 1dari 9

RESUME

BIAYA OVERHEAD PABRIK

Nama : Herlina Afriyanti


Npm : 2021101009
Prodi : S1 Akutansi
Matkul : Anggaran

Pengertian Biaya Overhead Pabrik


Biaya Overhead pabrik adalah biaya-biaya bahan tak langsung, buruh tak langsung dan biaya-biaya pabrik
lainnya yang tidak secara mudah dapat diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan,
hasil produksi atau tujuan biaya akhir (Usry dan Hammer, 1991 – 368).Pendapat ahli lainya menyatakan
bahwa biaya overhead pabrik merupakan setiap biaya yang tidak secara langsung melekat pada suatu produk,
yaitu semua biaya-biaya di luar biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrik mencakup biaya produksi lainnya seperti pemanasan ruang pabrik, penerangan, penyusutan pabrik
dan mesin mesin. Biaya pabrik seperti pemeliharaan, gudang bahan-bahan dan hal lain yang memberikan
pelayanan-pelayanan kepada bagian produksi juga merupakan bagian dari biaya overhead pabrik. Biaya
penjualan dan biaya distribusi, dan semua biaya administrasi juga diperhitungkan sebagai biaya overhead
sepanjang biaya-biaya tersebut tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan unit produk (Pass, Lowes
dan Davis, 1998 – 118). Berbagai macam biaya overhead pabrik harus dibebankan kepada semua pekerjaan
yang terlaksana selama suatu periode. Oleh karena itu, untuk dapat membebankan biaya overhead pabrik
secara merata kepada setiap produk digunakan tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini (Mulyadi, 1992 – 212):

1. Menyusun anggaran biaya over head pabrik.

2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk.

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.

C. Sistem Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.

Adapun Sistem pengalokasian biaya overhead itu meliputi :

1. Sistem Biaya Konvensional.


Menurut James A. Brimson (1991 : 7) sistem biaya konvensional mampu mengukur secara akurat
sumber daya yang dikonsumsi secara proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi dari suatu produk.
Sumber daya tersebut meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, jam mesin dan sebagainya. Dan biaya-
biaya yang timbul akibat pemakaian sumber daya tersebut dialokasikan pada produk berdasarkan jam kerja
langsung, bahan baku yang dibeli atau unit yang diproduksi. Sistem biaya tradisional dapat membantu
manajemen dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan di dalam perusahaan yang masih
menggunakan teknologi yang sederhana dalam proses produksinya untuk menghasilkan produk.

2. Activity-Based Cost System.

Timbulnya perhatian untuk merancang sistem akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas disebabkan
oleh karena selama ini akuntansi manajemen (sistem tradisional) menghasilkan informasi atas dasar
pengolahan angka-angka akuntansi keuangan yang terikat terhadap normanorma akuntansi keuangan bagi
kepentingan (entity) pihak luar perusahaan, sedangkan informasi yang dibutuhkan untuk manajer tingkat
intern perusahaan (yang berperan aktif untuk mengendalikan perusahaan tersebut) lebih membutuhkan
informasi yang dekat terhadap pengelolaan operasional. Kegunaan informasi akuntansi biaya yang relevan,
akurat, dan tepat waktu untuk proses pengambilan keputusan sangat dibutuhkan guna mencapai posisi
strategis perusahaan dalam lingkungan bisnis yang berubah setiap saat. Biaya atas aktivitas produksi
ditentukan oleh Cost Efectiveness perusahaan dalam proses manufaktur, dan harga produk ditentukan oleh
aktivitas mekanisasi pasar, yang mana harga tersebut merupakan suatu hal yang given dalam strategi
penetapan harga pokok. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat memperbaiki (improvement) kondisi
internnya secara terus menerus, sehingga harga produk yang ditawarkan dalam persaingan bisnis yang
berkompetisi secara tajam dapat mencapai Market Share yang besar.

A. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) biaya overhead pabrik variabel, (2)
biaya overhead pabrik tetap, dan (3) biaya overhead pabrik campuran. Biaya overhead pabrik variabel adalah
biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh biaya overhead pabrik variabel adalah biaya bahan penolong. Biaya overhead pabrik tetap adalah
biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya (dalam kisaran tertentu) tidak berubah walaupun terjadi
perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah pajak bumi dan bangunan, biaya
penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik. Biaya overhead pabrik campuran dapat dibedakan
menjadi biaya overhead pabrik semivariabel, misalnya biaya listrik pabrik dan biaya telepon pabrik, dan
biaya overhead pabrik bertahap, misalnya gaji supervisor dan gaji inspektur.

1. Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya


Bila suatu BOP terjadi maka harus dilakukan pencatatan. Sebagaimana pada biaya Bahan Baku dan
biaya Tenaga Kerja, jurnal-jurnal dibuat dan diposting ke rekening buku besar dan rekeningbuku pembantu.

Jurnalnya

BOP (sesungguhnya) xxx

Persediaan Bahan Baku xxx

Persediaan supplies xxx

Biaya Penyusutan aktiva xxx

Macam macam biaya xxx

2. Biaya Overhead Pabrik dibebankan

Setelah BOP sesungguhnya di catat di buku besar pembantu dan di rekening buku besar maka

harus dibuat pencatatan untuk mencatat BOP yang dibebankan ke produk.

Jurnalnya

Biaya Dalam Proses xxx

BOP (dibebankan xxx

3. Pembebanan BOP kepada produk atas dasar tarif

Tarif BOP yang telah ditentukan digunakan untuk membebankan BOP kepada produksi yang
diproduksi. Ada 2 metode penentuan harga pokok produksi yaitu: -

Full costing method


Adalah metode penentuan HPP yang memperhitungkan semua biaya produksi sebagai HPP. -
Variable Costing / Direct costing
Adalah metode penentuan HPP yang memperhitungkan BOP biaya produksi variable saja kedalam
HPP. (Harga Pokok Produksi).
Jika perusahaan menggunakan metode full costing di dalam penentuan HPPnya, produk akan

di bebani BOP dengan meggunakan tarif BOP variable dan tarif BOP tetap. Jika perusahaan

mengguanakn metode variable maka didalam penentuan HPP nya, produk akan dibebani BOP

dengan menggunakan tarif BOP variable saja.

C. Penggolongan BOP menurut sifatnya


Dalam perusahaan yang prodinya berdasarkan pesanan, BOP adalah : Biaya produk selain BBB &
BTKL. Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok BOP adalah :

1. Biaya bahan penolong

2. Biaya reparasi & pemeliharaan

3. Biaya tenaga kerja tidak langsung

4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

6. Biaya operasi pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.

1. Biaya bahan penolong

Adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian
produksi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila
dibandingkan dengan HPP tersebut. Dalam perusahaan percetakan misalnya yang termasuk bahan penolong
adalah : bahan perekat, tinta koreksi & pita mesin tik.

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan

Berupa biaya suku cadang dan biaya habis pakai.

3. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara kangsung kepada

produk / pesanan .

-Karyawan yang bekerja dalam / pada departemen pembantu, Seperti departemen pembangkit tenaga
listrik, uap, bengkel dan departemen gudang.

-Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, Seperti kepala departemen produksi,karyawan
administrasi pabrik dan mandor.

4. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

Biaya-biaya yang timbul dalam kelompok ini adalah biaya-biaya depresiasi bangunan pabrik, depresiasi
mesin dan peralatan dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik.

5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu.

Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok diatas adalah : biaya asuransi gedung, mesin dan peralatan,
kendaraan, kecelakaan karyawan.

6. BOP lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai.


Biaya yang termasuk kelompok ini adalah : Biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar
perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya

CARA PERHITUNGAN SEDERHANA BOB

Bahan penolong Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp xxx

Biaya Listrik Pabrik Rp xxx

Biaya Asuransi Rp xxx

Biaya Depresiasi Pabrik Rp xxx

Biaya Pabrik Lain-lain Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Rp xxx

Contoh Kasus

PT. XYZ

Diketahui

Biaya Overhead Tahun 200x sebagai berikut :

Bagian dari masing-masing bagian Ditanya

Bagian Produksi

) Biaya Overhead Pabrik (BOP) netto masing-masing bagian jasa

Pemakai jasa
Pemberi jasa Bagian produksi Bagian jasa
I II I II
Bagian Jasa I (X) 50 % 40 % - 10 %
Bagian Jasa II (Y) 55 % 30 % 15 % -
- Bagian Produksi I
- Bagian Produksi II
Bagian Jasa
- Bagian Jasa I
- Bagian Jasa II

Penggunaan Jasa dari Jasa Bagian I dan Jasa Bagian II

b) Jumlah BOP keseluruhan masing-masing bagian produksi

c) Tarif BOP masing-masing bagian produksi untuk setiap satuan kegiatan

Jawab,

a) Dengan menggunakan persamaan aljabar sederhana, maka biaya tiap bagian jasa dapat dibuat

persamaan sebagai berikut :

X= 80.000.000 + 0,15 Y

Y= 60.000.000 + 0,10 X

dengan mensubsitusikan kedua persamaan diatas, didapat :

X = 80.000.000 + 0,15 (60.000.000 + 0,10 X)

X = 80.000.000 + 9.000.000 + 0,015 X

X - 0,015 X = 89.000.000

0,985 X = 89.000.000

X = 90.355.329,945

X≈ 90.355.330 (dibulatkan)

Y= 60.000.000 + 0,10 X

Y = 60.000.000 + 0,10 (90.355.330)

Y = 60.000.000 + 9.035.533

Y = 69.035.533

: A. Kesimpulan

Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tudak langsung dann biaya

tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokan tersendiri yang disebut biaya

overhead pabrik. Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya
dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat lebih

mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya, sehingga dengan

demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu.

Dengan digunakannya tarif-tarif BOP yang berbeda-beda untuk tiap departemen, maka pesanan

atau produk yang melewati suatu departemen produksi akan dibebani dengan BOP. Sesuai dengan

departemen bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai