Anda di halaman 1dari 34

Anggaran Overhead

Dr. Abd. Rasyid Syamsuri, S.E, M.Si


01
Pengertian
Anggaran
Overhead Pabrik
❑ Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP)
merupakan taksiran biaya yang muncul
dari pemakaian bahan tambahan, taksiran
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung,
taksiran Tenaga Pengawasan, taksiran Biaya
Pajak, taksiran Biaya Asuransi, hingga
taksiran fasilitas tambahan lainnya yang
diperlukan dalam proses produksi tersebut
pada periode yang akan datang.
❑ Penggolongan Biaya Overhead Pabrik
(BOP) berdasarkan sifatnya:
1. Biaya Bahan Penolong: Biaya bahan yang
tidak menjadi bagian dari hasil produksi,
atau jikapun bahan tersebut termasuk
pada bahan baku, nilainya relatif kecil
dibandingkan harga pokok produk secara
keseluruhan.
2. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung: Biaya
tenaga kerja yang upahnya tidak dapat
diperhitungkan secara langsung kepada
produk, seperti: Tunjangan
Kesejahteraan, dan Tunjangan lainnya
3. Biaya Reparasi/Pemeliharaan: Biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk keperluan
perbaikan/pemeliharaan mesin produksi,
kendaraan, dan alat-alat perusahaan
lainnya
4. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Penilaian
Aktiva Tetap:, seperti: depresiasi bangunan
pabrik, depresiasi mesin-mesin, alat kerja, dan
aktiva tetap lain yang digunakan pabrik.
5. Biaya yang Timbul Sebagai Akibat Berlalunya
Waktu: seperti: Biaya Asuransi Gedung, Biaya
Asuransi Mesin-mesin, Biaya Asuransi
Kendaraan, Biaya Asuransi Kecelakaan
karyawan.
6. Biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak
lain. Biaya ini biasanya berhubungan dengan
pihak lain untuk kelancaran proses produksi,
seperti: Biaya Listrik, Biaya Air dsb.
❑ Berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume produksi, dibagi menjadi:
1. BOP Tetap (fixed factory overhead cost): Biaya
Overhead Pabrik yang tidak berubah meskipun
terjadi perubahan tingkat/ volume produksi, seperti:
Biaya Penyusutan Gedung/Pabrik, Pajak Bumi dan
Bangunan pabrik dsb
2. BOP Variabel (variable factory overhead cost): Biaya
Overhead Pabrik yang terpengaruh dengan adanya
perubahan tingkat/ volume produksi, seperti: Biaya
listrik, Biaya bahan bakar, Uang
lembur dsb
3. BOP Semivariabel: Biaya Overhead Pabrik yang
mengandung unsur tetap dan juga mengandung
unsur variabel, atau dengan kata lain biaya yang
terpengaruh adanya perubahaan tingkat/volume
produksi, seperti PPh karyawan yang ditanggung
perusahaan, biaya dan pemeriksaan mesin dsb
Tabel BOP Menurut Perilaku, Dasar Pertimbangan dan Jenisnya
02

Metode
Penentuan
Tarif BOP
1. Tarif Tunggal (plantwide rate):
Perusahaan hanya menggunakan tarif
BOP untuk pembebanan BOP ke pesanan,
maupun produknya dari awal sampai
akhir proses (produk jadi).
2. Tarif Departementalisasi (departemental
rate): Perusahaan menetapkan tarif BOP
untuk setiap departemen produksi yang
ada di perusahaan. Jumlah tarif BOP
tergantung dari departemen produksi
yang ada
3. Tarif Setiap Aktivitas (activity rate):
Perusahaan menetapkan tarif BOP untuk
setiap aktivitas yang terjadi dalam
pembuatan produknya.
❑ Tingkat kapasitas yang dipakai sebagai dasar penaksiran
BOP, meliputi:
1. Kapasitas Teoritis merupakan kapasitas untuk
memproduksi tanpa berhenti dari
kapasitas yang ditetapkan. Dalam arti, perusahaan
beroperasi dari kapasitas yang direncanakan, dan dianggap
mampu, tanpa memperkirakan adanya hambatan baik dari
internal maupun dari eksternal perusahaan
2. Kapasitas praktis merupakan kapasitas teoritis dikurangi
dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena
adanya hambatan internal yang terjadi.
3. Kapasitas normal merupakan kemampuan aktivitas
ratarata perusahaan untuk memproduksi produknya dalam
jangka cukup lama/jangka panjang.
4. Kapasitas aktual/sesungguhnya ini merupakan jumlah
output yang diperkirakan, dapat diproduksi pada periode
tersebut.
03 Simulasi Anggaran BOP
Kapasitas suatu perusahaan dimuat pada tabel berikut:

Hitung:
1) Tarif BOP pada masing-masing tingkat kapasitas.
2) Jika jam sesungguhnya dan BOP sesungguhnya sama dengan estimasi pada kapasitas yang
sesungguhnya diharapkan, berapakah jumlah pembebanan (Lebih atau Kurang) BOP pada
tingkat kapasitas: a) Penjualan Rata-rata, b) Kapasitas Normal dan c) Kapasitas Praktis
Penyelesaian:
1) Perhitungan Tarif BOP
2. Perhitungan Pembebanan Lebih atau Kurang BOP:
Menghitung tarif BOP:
Dasar pembebanan BOP kepada produk dapat dipilih
berdasarkan Satuan Produk, Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga
Kerja Langsung, Jam Tenaga Kerja Langsung, Jam Mesin,
yaitu:
1. Satuan Produk. Jika memilih dengan metode satuan
produk, metode ini dianggap metode yang paling
sederhana, dan langsung membebankan BOP kepada
produk. Cara ini lebih cocok digunakan pada perusahaan
yang hanya memproduksi satu jenis produk.
Pembebanan BOP setiap produk dihitung:
2. Biaya Bahan Baku. Jika BOP yang dominan adalah bahan
baku, atau katakanlah cukup bervariasi tetapi perusahaan
berkeinginan menggunakan pembebanan BOP nya
dengan bahan baku, maka dasar untuk membebankan
BOP adalah bahan baku yang dipakai. Pembebanan tarif
BOP dapat dihitung adalah:
3. Biaya Tenaga Kerja. Jika sebagian besar elemen
BOP di perusahaan itu memiliki hubungan yang
erat dengan jumlah upah Tenaga Kerja
Langsung, maka dasar pembebanan BOP dari
perusahaan tersebut dapat menggunakan
pembebanan BOP dengan dengan biaya tenaga
kerja langsung. Pembebanan tarif
BOP menggunakan tenaga kerja langsung dapat
dihitung dengan:
4. Jam Tenaga Kerja Langsung. Oleh karena ada
keterkaitan yang sangat erat antara biaya Tenaga Kerja
Langsung dengan jumlah jam kerja langsung, maka
BOP dapat pula dibebankan atas dasar jam tenaga
kerja langsung. Pembebanan tarif BOP dengan jam
tenaga kerja langsung dapat dihitung dengan:
5. Jam Mesin. Apabila BOP beroperasi dengan waktu
penggunaan mesin, misalkan bahan bakar atau listrik
digunakan untuk menjalankan mesin-mesin tersebut,
maka dasar pembebanan BOP dapat juga digunakan
dengan pembebanan jam mesin. Tarif BOP dihitung
dengan:
❑ Metode Alokasi Bertahap (step method)
adalah metode yang digunakan apa bila jasa yang
dihasilkan Departemen Pembantu tidak hanya
dinikmati oleh departemen produksi saja,
melainkan digunakan pula oleh Departemen
Pembantu yang lainnya. Sebagai contoh
Departemen Pembantu terdiri
dari Departemen Pembangkit Tenaga Listrik dan
Departemen Pemeliharaan Mesin. Departemen
Pembangkit Tenaga Listrik menggunakan
sebagian jasa yang disediakan oleh Departemen
Pemeliharaan Mesin untuk memperbaiki
mesinnya. Dan sebaliknya.
❑ Dalam hal ini BOP yang timbul di masing-masing
Departemen dinyatakan dalam formula berikut:
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
Simulasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik Bertahap:
BOP suatu perusahaan:

Jam Mesin: direct mechine hours (DMH)


Jam buruh langsung: direct labor hours (DLH).
Jam reparasi langsung: direct Repair Hour (DRH)
kilowatt hour (kWh)

Penggunaan hasil kegiatan Departemen Pembantu:


Pertanyaannya:
1. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua
Departemen Pembantu.
2. Hitung besarnya BOP Netto masing-masing
Departemen Pembantu setelah saling memberi
dan menerima jasa masing-masing.
3. Hitung besarnya BOP keseluruhan masing-
masing Departemen Produksi.
b1= Persentase penggunaan jasa Departemen Pembantu
Diesel oleh Departemen Pembantu Bengkel.
b2= Persentase penggunaan jasa Deparetemen Pembantu
Bengkel oleh Dept. Pembantu Diesel
2. BOP masing-masing Departemen Pembantu:
3. Jumlah BOP keseluruhan masing-masing
Departemen Produksi
SOAL:
PT ABC mengolah produknya melalui tiga departemen produksi
yakni departemen A, Departemen B, dan Departemen C. Serta
diperbantukan oleh dua departemen Pembantu yaitu Departemen
X dan departemen Y. Seluruh Departemen Pembantu sepenuhnya
digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:

Perkiraan BOP masing-masing Departemen adalah sebagai berikut:


Pertanyaannya:
1. Tentukan persamaan yang berlaku untuk kedua
Departemen Pembantu.
2. Hitung besarnya BOP Netto masing-masing
Departemen Pembantu setelah saling memberi
dan menerima jasa masing-masing.
3. Hitung besarnya BOP keseluruhan masing-
masing Departemen Produksi.
Terima Kasih

abd.rasyidsyamsuri@gmail.com
0821630222228

Anda mungkin juga menyukai