Contoh:
Taksiran BOP pada suatu periode adalah Rp.7.500.000 dan taksiran produk
yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan adalah 15.000 unit. Hitunglah
besarnya tariff BOP per unit dan BOP yang dibebankan pada produk, jika produk
yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan adalah 12.000 unit.
Jawab:
Berdasarkan BOP yang dibebankan pada produk adalah % BOP dari bahan
yang dikeluarkan pada periode yang bersangkutan.
Contoh:
Taksiran BOP pada periode tertentu adalah Rp.2.500.000 dan taksiran biaya
bahan baku yang dipakai pada periode yang bersangkutan adalah Rp.2.000.000.
Hitunglah % tarif BOP dari bahan dan hutang juga besarnya BOP yang dibebankan
pada suatu produk jika menurut catatan biaya bahan yang dikeluarkan untuk produk
tertentu adalah Rp.150.000.
Jawab:
Tarif BOP dari bahan = Rp.2.500.000 / Rp 2.000.000 x 100% 1,25%
=
BOP yang dibebankan pada 1,25% x Rp. 150.000 = Rp.187.500
produk adalah =
Contoh:
Taksiran BOP pada periode tertentu adalah Rp.1.000.000 dan taksiran biaya
tenaga kerja langsung sebesar Rp.1.250.000. Hitunglah % tariff BOP dari biaya
tenaga kerja langsung dan hitunglah besarnya BOP yang dibebankan pada suatu
produk jika biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk produk yang
bersangkutan adalah Rp.400.000.
Jawab:
Tarif BOP dari BTKL = Rp.1.000.000 / Rp 1.250.000 x 100% 80%
=
BOP yang dibebankan pada 80% x Rp. 400.000 = Rp.320.000
produk adalah =
Contoh:
Taksiran BOP pada periode tertentu Rp.1.000.000 dan taksiran jam tenaga kerja
langsung yang bisa dicapai pada periode yang bersangkutan adalah 2.500 jam.
Hitunglah besarnya tariff BOP per jam tenaga kerja langsung dan hitunglah besarnya
BOP yang dibebankan pada suatu produk jika jam tenaga kerja langsung yang bisa
dicapai pada periode yang bersangkutan adalah 2.000 jam.
Jawab:
Tarif BOP tiap jam tenaga kerja Rp.1.000.000 / Rp 2.500 = Rp 400
langsung =
BOP yang dibebankan pada 2.000 x Rp. 400 = Rp.800.000
produk adalah =
5) Atas dasar jam mesin
Jika tariff BOP didasarkan pada jam mesin, maka tariff BOP bisa dihitung
dengan membagi taksiran BOP dengan taksiran jam mesin. Berikut merupakan
rumus yang digunakan.
Taksiran biaya overhead pabrik = Tarif BOP per jam mesin
Taksiran jam kerja mesin
Contoh:
Taksiran BOP pada periode tertentu Rp.1.000.000 dan taksiran kan mesin yang
bisa dicapai adalah 4.000 jam. Hitunglah tarif BOP per jam mesin dan hitunglah
BOP yang dibebankan pada periode yang bersangkutan jika jam mesin yang bisa
dicapai adalah 3.000 jam.
Jawab:
Tarif BOP tiap jam mesin = Rp.1.000.000 / 4.000 = Rp 250
BOP yang dibebankan pada 3.000 x Rp. 250 = Rp.750.000
produk adalah =
Keterangan:
Taksiran BOP adalah sama dengan anggaran yang telah ditetapkan pada awal periode
(dalam contoh kasus adalah anggaran tahun 2019 = Rp 10.000.000)
Jam mesin yang bisa dicapai atau taksiran jam kerja mesin adalah sama dengan
kapasitas normal mesin tersebut beroperasi (dalam contoh kasus mesin memiliki
kapasitas normal 10.000 jam)
a. Tarif Total
Tarif total adalah suatu tarif BOP secara keseluruhan baik itu BOP variabel
atau BOP tetap. Rumus yang digunakan untuk menghitung tarif ini adalah sebagai
berikut.
Taksiran biaya overhead pabrik total
Ukuran Kemampuan Kapasitas
b. Tarif Tetap
Tarif tetap adalah tarif BOP yang tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
produksi. Rumus yang digunakan untuk menghitung tarif ini adalah sebagai berikut.
Taksiran biaya overhead pabrik tetap
Ukuran Kemampuan Kapasitas
c. Tarif Variabel
Tarif variabel adalah tarif BOP yang berubah sebanding dengan berubah nya
volume produksi. Rumus yang digunakan untuk menghitung tarif ini adalah sebagai
berikut.
Taksiran biaya overhead pabrik variabel
Ukuran Kemampuan Kapasitas
Contoh:
Perusahaan Solali bergerak di bidang industri pakaian menetapkan tarif BOP atas
dasar jam tenaga kerja langsung. Hitunglah besarnya tarif BOP tetap dan tarif BOP
variabel apabila diketahui.
Anggaran BOP tetap = Rp.2.000.000
Anggaran BOP variabel = Rp.3.000.000
Jumlah jam kerja langsung = 10.000 jam
Jawab:
Atau jika BOP tidak disebutkan secara rinci bisa dijurnal sebagai berikut:
Jika selisih BOP dibebankan rekening atau akun HPP (Harga Pokok Penjualan)
1) BOP lebih dibebankan
Tanggal Nama Akun Re Debet Kredit
f
BOP lebih dibebankan Rp. xxx
Harga pokok penjualan Rp. xxx
Buatlah jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat BOP jika tarif BOP berdasarkan jam
mesin
Jawab:
a. Jurnal untuk mencatat pembelian BOP.
Tanggal Nama Akun Re Debet Kredit
f
BOP - BDP Rp. 16.000.000
BOP dibebankan Rp. 16.000.000
Keterangan:
Tarif BOP = Rp.18.000.000 / 45.000 = Rp.400 / jam mesin
Jam mesin yang sesungguhnya terjadi adalah 40.000 jam
BOP yang dibebankan = 40.000 x Rp.400 = Rp.16.000.000
c. Jurnal yang dipakai untuk mencatat selisih BOP dan menutup BOP dibebankan
ke BOP sesungguhnya.
Tanggal Nama Akun Re Debet Kredit
f
BOP dibebankan Rp. 16.000.000
BOP kurang dibebankan Rp. 300.000
BOP sesungguhnya Rp. 16.300.000
“Jika BOP sesungguhnya lebih besar dari BOP yang dianggarkan pada
kapasitas sesungguhnya, maka akan timbul selisih rugi.
Sebaliknya jika BOP sesungguhnya lebih kecil dari BOP yang dianggarkan
pada kapasitas sesungguhnya, maka akan timbul selisih untung.”
b. Selisih kapasitas
Selisih kapasitas adalah selisih BOP dari perbedaan antara BOP tetap yang
dianggarkan dengan BOP tetap yang dibebankan kepada produk. Maka secara umum
selisih kapasitas bisa dihitung dengan rumus berikut ini.
BOP tetap yang dianggarkan Rp xxx
BOP tetap yang dibebankan pada produk Rp xxx -
(kapasitas sesungguhnya x tarif)
Selisih kapasitas Rp xxx
“Jika BOP tetap yang dianggarkan lebih besar dari BOP tetap yang
dibebankan pada produk, maka akan timbul selisih rugi.
Sebaliknya jika BOP tetap yang dianggarkan lebih kecil dari BOP tetap yang
dibebankan pada produk akan timbul selisih untung”
Contoh: .
Suatu perusahaan industri pada periode tertentu mempunyai data sebagai berikut.
Anggaran BOP tetap Rp. 6.750.000
Anggaran BOP variabel Rp.11.250.000
BOP sesungguhnya Rp.15.400.000
Jam mesin normal 45.000 jam
Jam mesin sesungguhnya 40.000 jam