Anda di halaman 1dari 6

“MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK”

By : PUJI TRI HASTUTI, S.Pd

Dalam dunia bisnis, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan dan
dipertimbangkan. Antara lain mengenai kemampuan melihat peluang, kemampuan
untuk menghadapi resiko, mengetahui bagaimana cara menghadapi dan
menyelesaikan kendala / masalah dalam bisnis, serta bagaimana cara agar mampu
menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menyelesaikan permasalahan konsumen.
Untuk memulai usaha, modal awal untuk memulai usaha memang me rupakan hal
utama yang harus dipikirkan. Namun selain itu, tentu masih banyak hal lain yang tidak
dapat terlepas dari bagian memiliki usaha.
Tujuan utama memiliki bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Namun
untuk mencapainya, tidak harus menggunakan c ara yang salah demi memenuhi target
keuntungan perusahaan. Banyak pelaku bisnis yang menerapkan prinsip
mengutamakan kualitas produk maupun pelayanan kepada konsumen dengan baik
sehingga mendapatkan profit bisnis yang diharapkan.Untuk mendapatkan
keuntungan, tentu setidaknya jenis usaha tersebut tidak mengalami kerugian atau
paling tidak minimal balik modal.
Sebelum menjalankan bisnis, memang diperlukan business plann yang baik,
terutama strategi dalam menjalankan usaha, serta menghadapi resiko untuk
meningkatkan skala perusahaan menjadi cakupan yang lebih besar ( scale up).Untuk
mendapatkan keuntungan bisnis yang diharapkan, pelaku bisnis tentu sudah
mengetahui bagaimana cara untuk mencapainya berdasarkan business plan yang
telah dibuat sebelumnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah
memperhitungkan mengenai biaya produksi. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa
biaya produksi adalah hal yang sepele sehingga menganggap remeh dan tidak
menyertakannya dalam perhitungan untung rugi sebuah usaha. Namun sebaliknya,
biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis. Perlu perhitungan yang tepat dan
kalkulasi yang akurat ditambah dengan perhitungan biaya produksi demi tercapainya
keuntungan bisnis yang diharapkan
A. PENGERTIAN BIAYA
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses
produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah
terjadi maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu :
1) Biaya Eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.
2) Biaya Implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya
penyusutan barang modal.
B. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA NON PRODUKSI
1) Pengertian Biaya produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam
proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-
biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang /
pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi
ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi suatu barang. Biaya produksi ini
memiliki definisi yang berbeda dengan biaya operasional. Bedanya dengan biaya
operasional adalah Biaya operasional merupakan biaya atau pengeluaran oleh suatu
perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut.Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan
toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan,
biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat
kantor / perusahaan atau biaya perawatan mesin, dan lain sebagainya. Dalam
memproduksi suatu barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang
dan terencana dengan baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar
berkualitas.
2) Pengertian Biaya Non Produksi
Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi
pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi
pada umumnya. Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua
kategori yakni :
a) Biaya Penjualan adalah biaya yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi,
dan pelayanan kepada pelanggan.
b) Biaya Administrasi adalah biaya yang melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi
umum dan pengembangan.
C. PERHITUNGAN DAN KONTROL BIAYA PRODUKSI.
Berikut akan diberikan contoh-contoh perhitungan dalam menghitung biaya
produksi. Diantaranya adalah analisa biaya produksi serta laporan biaya produksi.
1) Analisa Biaya Produksi
Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara
menambah Biaya Tetap / Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membeli semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses
produksidemi menghasilkan / produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk
memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya.
1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan cara
biaya total dibagi dengan jumlah produksi.
3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan cara
membagi Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi.
4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan cara
Biaya Total dibagi dengan jumlah produksi.
5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya
Produksi yang digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.
6. Buat Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan
laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu :
7. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang
melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta
keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu periode.
8. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan
per produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan overhead pabrik.
9. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok
ketika produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga
memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai diproduksi.
2) Buat Laporan Biaya Produksi
Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi.
Perhitungan laporan biaya produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu :

a. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk
yang melalui proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi,
serta keseluruhan jumlah produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam
satu periode.
b. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian
harga satuan per produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead pabrik.
c. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian
harga pokok ketika produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen
produksi, hingga memasuki gudang penempatan produk yang telah selesai
diproduksi.

D. UNSUR – UNSUR BIAYA PRODUKSI


Unsur-unsur biaya produksi adalah biaya langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead
pabrik.
1) Biaya Produksi Langsung
Yaitu bahan merupakan bagian tak terpisahkan di produk jadi dan dapat ditelusuri secara
fisik dan mudah ke produk tersebut. Pertimbangan utama dalam menggolongkan suatu bahan
kedalam bahan langsung adalah mudahnya bahan tersebut dapat ditelusuri sampai menjadi
barang jadi.

Menurut Norren (2000:50) mendefinisikan :


“Bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan
dapat ditelusuri secara fisik dan mudah ke produk tersebut”. Misalnya: kayu untuk meja. Istilah
ini kadang-kadang menyesatkan, karena tidak diproses seperti biji besi dan bubur kayu.
Sesungguhnya, bahan mentah berkaitan dengan semua jenis bahan yang digunakan dalam
pembuatan produk jadi dan produk jadi suatu perusahaan dapat menjadi bahan mentah
perusahaan lainnya.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja pada umumya dibedakan atas tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak
langsung. Yang dimaksud dengan tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang ditelusuri ke
barang atau jasa yang diproduksi. Tenaga kerja langsung disebut juga “Touch Labour”. Yang
termasuk dalam biaya tenaga kerja langsung adalah gaji para karyawan. Sedangkan yang
dimaksud tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri secara fisik
dalam pembuatan produk. Biaya tenaga kerja tidak langsung misalnya biaya untuk pembersih
gedung, penjaga malam dan lainnya.

Menurut Nafarin (2004:100) Mengemukakan bahwa :


” Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk.”
Contoh dari tenaga kerja langsung adalah perusahaan yang memproduksi rotan antara lain tukang
potong rotan, tukang ukur kursi rotan , tukang rakit kursi rotan, tukang ketam ( pelicin) kursi
rotan, dan tukang warna kursi rotan.
Standar Tenaga Kerja Langsung
Standar tenaga kerja langsung terdiri dari standar jam tenaga kerja langsung dan standar
tarif upah tenaga kerja langsung. Standar jam tenaga kerja langsung dapat ditentukan dengan
cara:
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikomsumsi dalam suatu pekerjaan dari harga pokok
periode yang lalu.
b. Menggunakan cara operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.
d. Mengadakan taksiran yang wajar.
e. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk isturahat, penundaan kerja yang tidak bisa
dihindari, dan faktor kelelahan.
3) Biaya Overhead Pabrik
Yaitu seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam produksi langsung dan tenaga
kerja langsung. Biaya overhead terdiri dari biaya bahan penolong, biaya kerja lansung dan biaya-
biaya produksi tidak langsung lainnya.

Menurut Usry (2004:26) menyatakan:


“Biaya overhead pabrik (factory overhead) dinamakan juga biaya pabrikase
(manufacturing overhead) atau beban dapat didefinisikan sebagai biaya bahan tidak langsung,
biaya tenaga kerja yang tidak dapat dinyatakan bahwa biaya overhead pabrik mencakup semua
biaya pabrikase kecuali produksi langsug dan tenaga kerja langsung”.

E. ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

Anggaran menurut Nafarin ( 2004 : 12 ) adalah “ Suatu rencana tertulis mengenai kegiatan
suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. Adapun Manfaat
Anggaran adalah sebagai berikut:
a. Sebagai Pedoman Kerja Budget berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah
sekaligus, memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di
waktu yang akan datang.
b. Sebagai Alat Pengkoordinasikan Kerja Budget berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasikan
kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang,
saling kerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan
demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
c. Sebagai Alat Pengawasan Kerja Budget berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat
pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan telah sukses bekerja.
F. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

Menurut Hansen & Mowen ( 2006 : 159 ) Perhitungan Biaya Produksi adalah: ”salah satu
kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan akurat, tepat dan jelas juga sangat penting dalam
menentukan harga pokok penjualan untuk mencapai target laba yang diharapkan”.
Tujuan perhitungan Biaya Produksi :
Pada umumnya perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba dengan memperoleh
pendapatan dan membandingkannya dengan pengorbanan yang dilakukan atau bila memungkinan
pengorbanan yang seminimal mungkin.
G. TUJUAN DARI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI
a) Untuk Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan menetapkan beberapa cara, salah satunya
ialah dengan sistem biaya standar. Sistem ini ditetapkan atas dasar pengalaman pada masa lalu
dan penelitian secara alamiah.
b) Untuk Perencanaan dan Pengukuran prestasi Kerja
Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat menetapkan kebijaksanaan pada masa yang
akan datang. Sebelum melaksanakan proses produksi langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik. Perencanaan mempunyai hubungan erat dengan pengawasan. Jadi, pemakai
sistem biaya standar dan pengawasannya dapat juga dipakai dalam perencanaan biaya produksi.
Hal ini berguna untuk mempertimbangkan kejadian-kejadian yang mungkin timbul pada masa
yang akan datang.
c) Untuk Penetapan Biaya
Sebelum hasil produksi di jual, maka terlebih dahulu ditetapkan harga jualnya, agar
perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan dalam penjualan produksinya. Dalam kenyataan
bahwa harga jual tidak selalu didasarkan pada biaya produksi karena masih ada faktor-faktor
lain yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga jual Tandan Buah Segar (TBS).
Misalnya permintaan dan penawaran dan peraturan pemerintah. Tetapi penetapan biaya
produksi merupakan langkah pertama dalam menentukan harga jual produksi sebelum
mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas. Selain itu juga penentuan biaya produksi
merupakan hal yang mutlak dalam penentuan tingkat laba yang diinginkan.
d) Untuk Penilaian persediaan
Pada umumya proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi selalu terdapat
persediaan, Ini merupakan persyaratan untuk menetapkan harga pokok penjualan secara cermat,
dalam pelaporan perhitungan laba rugi. Oleh karena itu pada setiap periode tertentu, persediaan
harus dinilai agar dapat ditentukan laba rugi perusahaan. Disamping penentuan biaya produksi,
penting bagi pimpinan untuk keperluan analisis dan pengambilan keputusan untuk
memecahkan persoalan.

Anda mungkin juga menyukai