Anda di halaman 1dari 39

PROPOSAL

BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SMK PUSAT KEUNGGULAN


(CENTRE OF EXCELLENCE) PRIORITAS SEKTOR EKONOMI KREATIF
TAHUN 2022

SMK : NEGERI 2 KOTA JAMBI


Kecamatan : JAMBI SELATAN
Kabupaten/Kota : JAMBI
Provinsi : JAMBI

PROGRAM KEAHLIAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

1
IDENTITAS SEKOLAH

NAMA RESMI SEKOLAH : SMK Negeri 2 Kota Jambi


NOMOR STATISTIK SEKOLAH
: 34.4.10.04.08.006
(NSS)
NPSN : 10504612
STATUS : Negeri
SK DAN TAHUN PENDIRIAN
a. Nomor SK : 748/B.3/Kedj
b. Tanggal SK : 19 November 1965

LUAS LAHAN
a. Luas Lahan Keseluruhan : 16.271 M2
b. Luas Lahan Bangunan : 5.136,84 M2
c. Luas Lahan Tanpa Bangunan : 11.134,16 M2

AKREDITASI SEKOLAH : A, No. 1214/BAN-SM/SK/2018

ALAMAT SEKOLAH
a. Jalan : Jl. Kopral Ramli
b. Desa/ Kelurahan : Pasir Putih
c. Kecamatan : Jambi Selatan
d. Kabupaten/ Kota : Kota Jambi
e. Provinsi : Jambi
f. Kode Pos : 36139
g. Nomor Telepon : (0741) 572493
h. Nomor Faksimili : (0741) 570803
i. E-mail : smknduajambi@yahoo.co.id,
smknduajambi@gmail.com
j. Website : www.smkn2kotajambi.sch.id

IDENTITAS KEPALA SEKOLAH


a. Nama Lengkap : SRI DARMAYANTI, M.Pd
b. Tempat/ Tgl. Lahir : Padang, 10 Mei 1974
c. Alamat Lengkap : Jl. Kembar RT. 33 Kel. Talang Bakung Kec. Paal
d. Telepon/ Hp Merah
e. SK. Pengangkatan Kepala : 0852 6604 0835
Sekolah : No. 620/SPT/DISDIK-5.2/V/2020
Tanggal 12 Mei 2020

Bidang Keahlian Program Keahlian


a. Teknologi Informasi : Pengembangan Perangkat Lunak dan GIM
: Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi

i
b. Bisnis dan Manajemen : Pemasaran
: Manajemen Perkntoran dan Layanan Bisnis
: Akuntansi dan Keuangan Lembaga
c. Pariwisata : Usaha Layanan Pariwisata
d. Seni dan Ekonomi Kreatif : Desain Komunikasi Visual
: Broadcasting dan Perfilman
: Animasi

Jumlah Siswa keseluruhan dari 9 Kompetensi Keahlian : 2.437 siswa terdiri dari 68 Rombel
Jumlah Tenaga Pendidik : 121
Jumlah Tenaga Kependidikan : 21
Jumlah Assesor LSP P1 SMKN 2 Kota Jambi : 40 Orang

VISI DAN MISI


Visi SMK Negeri 2 Kota Jambi pada tahun 2020 - 2024 adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya peserta didik yang berkarakter, mandiri, kreatif, berprestasi dan
berwawasan global”

Misi SMK Negeri 2 Kota Jambi


Misi SMK Negeri 2 Kota Jambi pada tahun 2020 - 2024 adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan pembelajaran berbasis pendidikan karakter
3. Menumbuhkembangkan jiwa berwirausaha siswa
4. Mewujudkan siswa yang Tangguh, pantang menyerah dan mampu menghadapi
tantangan
5. Mengembangkan rasa tanggung jawab, rasa social serta rasa saling menghargai
antar warga sekolah
6. Mengadakan program kegiatan yang sifatnya mengembangkan kreativitas serta
kemandirian
7. Menyelenggarakan pendidikan berbasis TIK
8. Memberdayakan potensi kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
kecerdasan social, dan kecerdasan religius siswa
9. Menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk merealisasikan program sekolah
10. Meningkatkan layanan dalam proses pembelajaran berbasis Teknologi Informasi

iii
NILAI-NILAI
Nilai-nilai yang harus dipedomani dan dijadikan acuan dalam bertindak dan berperilaku adalah:
1. Etika. Pembudayaan tata krama pada semua warga sekolah;
2. Kebersamaan. Menentukan tujuan bersama, memecahkan masalah bersama, membagi
dan menyelesaikan tugas bersama, mencapai hasil dan menikmatinya bersama;
3. Transparansi. Adanya keterbukaan dalam pengambilan keputusan (kebijakan) dan
hubungan antar sesama warga sekolah;
4. Tanggung jawab. Semua warga sekolah harus melaksanakan tugas dengan baik
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing;
5. Saling Percaya. Seluruh warga sekolah saling mempercayai, berfikir positif dan tidak
saling mencurigai.
6. Saling Menghargai. Setiap warga sekolah harus saling menghormati tugas dan
fungsinya masing – masing;
7. Disiplin. Setiap warga sekolah harus menegakkan disiplin sesuai dengan aturan yang
berlaku
8. Kreativitas dan Inovasi. Tidak pernah merasa puas atas prestasi yang dicapai, tetapi selalu
mensyukurinya sebagai motivasi untuk selalu berkreasi (mengembangkan ide – ide baru)
dan mengadakan pembaharuan untuk keunggulan SMK Negeri 2 Kota Jambi;
9. Pelayanan Prima. Selalu memberikan pelayanan kepada semua stakeholder dengan sebaik
– baiknya dengan menerapkan prinsip A3 (attitude, attention, and action)

iv
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL

BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SMK PUSAT


KEUNGGULAN (CENTRE OF EXCELLENCE) PRIORITAS SEKTOR
EKONOMI KREATIF TAHUN 2022
SMK NEGERI 2 KOTA
JAMBI

v
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 KOTA JAMBI
Jln. Kopral Ramli Kel. Pasir Putih Kec. Jambi Selatan Kota Jambi 36139
Phone/Fax: 0741-572493 E-mail: smknduajambi@yahoo.co.id
Website: www.smkn2kotajambi.sch.id

Nomor : 17/I.10/SMK.2/Dg-2022
Lampiran : 1 berkas
Hal : Bantuan Pemerintah Pengembangan SMK Pusat Keunggulan
(Centre of Excellence) Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2022

Yth. Direktur Sekolah Menengah Kejuruan


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
di Jakarta

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, bersama ini
kami mengajukan permohonan program Bantuan Pemerintah Pengembangan SMK Pusat
Keunggulan (Centre of Excellence) Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2022 di SMK
Negeri 2 Kota Jambi Provinsi Jambi
Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan Proposal Bantuan Pemerintah Pengembangan
SMK Pusat Keunggulan (Centre of Excellence) Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2022.

Atas perhatiannya, kami sampaikan terima kasih.


Kota Jambi , 12 Januari 2022

Tembusan disampaikan kepada:


1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi

2. ---------------Arsip--------------

vi
DAFTAR ISI
PROPOSAL

IDENTITAS SEKOLAH ............................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL ....................................................................................


.......................................................................................................................................................
vi

DAFTAR ISI.................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
vii

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

LATAR BELAKANG ................................................................................................................. 1

TUJUAN DAN SASARAN.......................................................................................................... 2

BAB II

PAKET KEAHLIAN DAN DATA SISWA ................................................................................ 3


A.Program Keahlian Desain Komunikasi Visual..................................................................... 3
B. Program Keahlian yang Dikembangkan.............................................................................. 4
C. Data siswa dan Data Penerimaan siswa tahun 2021/2022................................................... 5

BAB III

PROGRAM PENGEMBANGAN SMK PUSAT KEUNGGULAN SEKTOR EKONOMI


KREATIF...................................................................................................................................... 8

A. Data Keberadaan Peralatan Praktik Keterampilan Jurusan ................................................ 8


B. Ketersediaan Peralatan Praktik Keterampilan dan Rencana Pengembangannya ............... 9
..................................................................................................................................................
C. Program Penguatan Kualitas Pembelajaran ........................................................................
..................................................................................................................................................
13

BAB IV

PENDANAAN .............................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
29
A. Penguatan Proses Pembelajaran Berbasis Industri .............................................................
..................................................................................................................................................
29..............................................................................................................................................
B. Penguatan Budaya Kerja .....................................................................................................
..................................................................................................................................................
29
C. Pembangunan renovasi/rehabilitasi Ruang Praktik sisa dan, .............................................
..................................................................................................................................................
29
D. Pengadaan Peralatan Praktek Berstandar Industri ..............................................................
..................................................................................................................................................
29

BAB V
PENUTUP ....................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
30
BAB I
PENDAHULUHAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan yang bermutu merupakan keinginan dari berbagai pihak karena akan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu diperlukan
pengelolaan lembaga pendidikan yang sungguh-sungguh berdasarkan ketentuan
perundangan yang berlaku, menyesuaikan dengan perkembangan jaman serta
kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder).

Undang-undang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah


usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Tujuan pendidikan nasional dalam pasal 3 Undang – undang system
Pendidikan nasional menytatakan bahwa berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sedangkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlaq mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya, agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan ketrampilan maka harus:
memiliki stamina yang tinggi, menguasai bidang keahlian dan dasar - dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu
berkomunikasi sesuai tuntutan pekerjaan serta memiliki kemampuan mengembangkan
diri. Hal tersebut dapat diintisarikan bahwa tujuan pendidikan sekolah menengah
kejuruan adalah membentuk siswa yang berkarakter, unggul, berprestasi serta
berteknologi sebagaimana visi SMK Negeri 2 Kota Jambi.

Bidang garapan yang tidak pernah berakhir adalah upaya mewujudkan lembaga
pendidikan yang berkelanjutan sesuai perkembangan zaman. Supaya mampu

1
memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Oleh karena itu memberikan jaminan
pelayanan yang maksimal selama proses maupun pasca pendidikan harus bisa
dipertahankan.. Dibutuhkan desain yang tepat dan kinerja yang sungguh-sungguh agar
masyarakat tetap menaruh kepercayaan (trust) kepada SMK Negeri 2 Kota Jambi.
Untuk itu upaya menjadikan sekolah yang berdaya saing tinggi (competitiveness)
merupakan pilihan yang mutlak untuk diwujudkan. Salah satunya dengan
berkomitmen dalam nilai – nilai kepribadian yang berakhlaq mulia. Meningkatkan
prestasi SMK Negeri 2 Kota Jambi baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran
maupun unsur lainnya akan mampu menambah kepercayaan masyarakat dalam hal
pengelolaan Pendidikan. Kepercayaan yang tinggi ini pada akhirnya menjadikan
SMK Negeri 2
Kota Jambi sebagai sekolah TERKINI (Terampil berwirausaha, Energik, Religious,
Kreatif, Inovatif, Nyaman dan Inspiratif)

B. TUJUAN DAN SASARAN


SMK Pusat Keunggulan yang dicanangkan oleh Pemerintah khususnya di DITPSMK
bertujuan untuk :
1. Mendorong peningkatan kualitas kejuruan sesuai bidang keahlian yang
dikembangkan menjadi pusat keunggulan.
2. Meningkatkan kualitas fasilitas pendidikan kejuruan di SMK Negeri 2 Kota
Jambi dengan Standar Kebutuhan Program Keahlian dan Standar IDUKA.
3. Menciptakan praktek kejuruan yang berkualitas sehingga dapat menjadi
sekolah penggerak bagi pengembangan SMK lainnya sesuai dengan kebutuhan
IDUKA.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran di SMK Negeri 2 Kota Jambi.

2
BAB
II
PAKET KEAHLIAN DAN DATA SISWA

A. Program Keahlian Desain Komunikasi Visual


Kebutuhan akan seni dan industri kreatif khususnya di kota Jambi merupakan sebuah
keharusan. Padatnya aktivitas dan mobilitas penduduk dengan keterbatasan
pergerakan dimasa pandemi menuntut perkembangan desain komunikasi visual yang
dapat diakses secara mobile. Kota Jambi yang mayoritas dihuni oleh para pendatang
dari berbagai penjuru wilayah merupakan satu dari sekian banyak faktor akan
kebutuhan seni, desain dan teknologi. SMK Negeri 2 Kota Jambi sebagai salah satu
sekolah terbesar dalam jumlah siswa di Propinsi Jambi berupaya memberikan
kontribusi terhadap para calon lulusan agar memiliki skill dalam penggunaan
teknologi khusus nya perkembangan desain komunikasi visual (DKV )
Kerjasama SMKN 2 Kota Jambi dengan Jambi TV, Jek TV dan CV. Bintang Senja
Pratama terhadap Program Keahlian Desain Komunikasi Visual dalam
mengembangkan bahan belajar Komputer Grafis, Desain Publikasi, Fotografi dan
Videografi yang merupakan sebuah wujud dari inovasi pembelajaran. Sebagaimana
Kita ketahui bersama bahwa seiring berkembangnya teknologi dan pesatnya
kebutuhan komunikasi audio visual yang dikemas dalam bentuk konten kreatif maka hal
ini mempermudah masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan akurat.
Hal ini sangat memberikan peluang bagi siswa – siswa Desain Komunikasi Visual
SMKN 2 Kota Jambi untuk mampu menimba ilmu sesuai kebutuhan pasar.
Pihak Jambi TV, Jek TV dan CV. Bintang Senja Pratama secara maksimal berupaya
memberikan layanan yang maksimal. Mulai dari technical meeting untuk
melakukan berbagai tahap produksi, diantara nya pra produksi, produksi sampai
pasca produksi. Dengan kerjasama ini memberikan peluang kepada Siswa Desain
Komunikasi Visual untuk mengembangkan kompetensi nya bidang Desain Grafis,
Desain Media Interaktif ,Tata Kamera dan Editing Audio Video. Dalam melanjutkan
proses pembelajaran SMKN 2 Kota Jambi, juga bekerjasama dengan PT. Jambi
Televisi, JEK Tv, CV. Bintang Senja Pratama , Adam Offset, Davinci Photography ,
The Quenn Photostudio, Doctor Photo Videography serta Ventura Studio. Dunia
Industri yang sudah kerjasama memberi kesempatan magang siswa rutin setahun 2
kali dengan periode 3 bulan pada tingkat XI dan XII, serta magang guru pada waktu
3
libur semester.
SMK Negeri 2 Kota Jambi merupakan salah satu SMK di Provinsi Jambi yang
mendapatkan kerjasama dengan pihak Jambi TV, Jek TV dan CV. Bintang Senja
Pratama.
Maka dari itu kami dari SMKN 2 Kota Jambi sangat bersyukur bisa lolos dalam
seleksi SMK PK 2022 tahap 1 . Karena dengan mendapatkan bantuan SMK PK,
Kami lebih bisa mengembangkan kompetensi Siswa dan Guru melalui bantuan yang
diberikan.

B. Program Keahlian yang akan dikembangkan


Kegiatan inovasi pembelajaran yang akan dilakukan dengan keberadaan Tefa
DKV di SMKN 2 Kota Jambi adalah sebagai berikut :

NO Jenis Inovasi Target Pencapaian


1 Memproduksi produk advertising Seluruh siswa mendapatkan materi
dan percetakan tentang pengetahuan produk
berbasis digital
2 Siswa mampu membuat karya Seluruh Siswa Desain Komunikasi
audio visual berstandar Nasional Visual SMKN2 Kota Jambi dapat
(sudah dilakukan pada tahun menghasilkan karya yang dinikmati
2021) dan dijadwalkan tayang melalui Siaran Televisi maupun
pada tahun 2022 di Televisi media sosial lainnya
Edukasi

3 Siswa menguasai teknik Program keahlian Desain


pengambilan gambar, perekaman Komunikasi Visual menjadi
suara dan editing untuk live official media partner pada acara
streaming skala sekolah, swasta maupun
pemerintahan
4 Siswa menguasai teknik real set dan Memiliki sarana dan prasarana
virtual set dalam berbagai jenis yang menjangkau untuk
program acara dilakukannya real set dan virtual
set untuk karya audio visual dari
berbagai jenis program acara
5 Menjadikan SMKN 2 sebagai Memiliki SDM yang diandalkan dan
tempat pusat belajar SMK lain mempunyai pegalaman setelah magang
yang memiliki Bidang diindustri yang sesuai
Keahlian Seni dan Ekonomi
Kreatif

4
6. Membuat berbagai jenis karya Memiliki bidang usaha (rumah
audio visual diantaranya produksi) yang berkaitan dengan audio
program berita dengan virtual visual dan animasi yang beranggotakan
set, iklan, film pendek, konten alumni Siswa Desain Komunikasi
kreatif berbasis animasi Visual ,Broadcasting dan Animasi
SMKN 2 Kota Jambi
7. Menjadikan lulusan SMKN2 Kota Semua lulusan harus dinyatakan
Jambi sebagai rumah produksi kompeten di Desain Komunikasi Visual
berskala lokal dan nasional

Semua poin yang sudah dijelaskan pada tabel, menunjukkan keseriusan pihak
SMKN 2 Kota Jambi khususnya Program Keahlian Desain Komunikasi Visual untuk
memberikan hasil yang terbaik bagi lulusan. Tidak hanya itu, dengan dijadikannya
SMKN 2 Kota Jambi sebagai tempat pusat belajar audio visual dan animasi , hal ini
akan membantu Provinsi Jambi dalam melahirkan lulusan SMK yang siap untuk
hidup mandiri dan mengikuti Pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan.

C. Data siswa dan Data Penerimaan siswa Tahun 2021/2022


Jumlah
No Program Keahlian Keterangan
L P Jml
1 X Akuntansi dan Keuangan Lembaga 1 6 31 37
2 X Akuntansi dan Keuangan Lembaga 2 7 33 40
3 X Akuntansi dan Keuangan Lembaga 3 9 31 40
4 X Manajemen Perkantoran & Layanan Bisnis 1 7 33 40

5 X Manajemen Perkantoran & Layanan Bisnis 2 5 33 38

6 X Broadcasting dan Perfilman 13 26 39

7 X Desain Komunikasi Visual 26 14 40


8 X Animasi 1 19 20 39
9 X Animasi 2 20 18 38
10 X Animasi 3 18 19 37
11 X Animasi 4 20 18 38
12 X Pemasaran 1 19 19 38

13 X Pemasaran 2 20 22 42

14 X Pemasaran 3 20 20 40

15 X Pemasaran 4 17 22 39

16 X Pengembangan Perangkat Lunak & GIM 1 29 8 37

17 X Pengembangan Perangkat Lunak & GIM 2 29 9 38

18 X Teknik Komputer dan Komunikasi Jaringan 21 17 38

19 X Usaha Layanan Wisata1 13 24 37


5
20 X Usaha Layanan Wisata2 14 27 41
Jumlah Kelas X 332 444 776
21 XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga 1 9 29 38
22 XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga 2 13 26 39

23 XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga 3 7 32 39

22 XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga 4 11 26 37


23 XI Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 1 3 36 39
24 XI Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 2 3 33 36
25 XI Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 3 7 31 38
26 XI Produksi dan Siaran Program Televisi 26 12 38
27 XI Produksi Grafika 27 10 37
28 24 11 35
XI Multimedia1
29 XI Multimedia2 21 18 39
30 XI Multimedia3 25 11 36
31 XI Multimedia4 23 9 32
32 XI Bisnis Daring dan Pemasaran 1 23 9 32
33 XI Bisnis Daring dan Pemasaran 2 21 16 37

34 XI Bisnis Daring dan Pemasaran 3 27 12 39

35 XI Bisnis Daring dan Pemasaran 4 19 19 38


36 XI Rekayasa Perangkat Lunak 1 23 15 38
37 XI Rekayasa Perangkat Lunak 2 28 10 38
38 XI Rekayasa Perangkat Lunak 3 20 17 37
39 XI Teknik Komputer dan Jaringan 21 18 39

40 XI Usaha Perjalanan wisata 1 7 32 39

41 XI Usaha Perjalanan wisata 2 10 29 39

Jumlah Kelas XI 417 478 895


42 XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 1 9 27 36
43 XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 2 4 32 36
44 XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 3 10 25 35
45 XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 4 9 26 35
46 XII Akuntansi dan Keuangan Lembaga 5 21 15 36
47 XII Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 1 5 31 36

48 XII Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 2 0 36 36

49 XII Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 3 6 30 36

50 XII Produksi dan Siaran Program Televisi 17 19 36

51 XII Produksi Grafika 28 6 34


52 XII Multimedia 1 26 9 35
53 XII Multimedia 2 27 6 33
54 XII Multimedia 3 20 16 36
55 XII Multimedia 4 22 15 37
56 XII Bisnis daring dan pemasaran 1 17 18 35
57 XII Bisnis daring dan pemasaran 2 16 18 34
58 XII Bisnis daring dan pemasaran 3 16 17 33

6
59 XII Bisnis daring dan pemasaran 4 19 10 29
60 XII Rekayasa Perangkat Lunak 1 18 15 33
61 XII Rekayasa Perangkat Lunak 2 28 8 36

62 XII Rekayasa Perangkat Lunak 3 22 9 31

63 XII Teknik Komputer dan Jaringan 28 7 35

64 XII Usaha Perjalanan wisata 1 11 25 36

65 XII Usaha Perjalanan wisata 2 9 23 32

Jumlah 388 443 831


Jumlah Siswa Keseluruhan XI, XII dan XIII) 1137 1365 2505

7
BAB III
PROGRAM PENGEMBANGAN SMK PUSAT KEUNGGULAN
SEKTOR EKONOMI KREATIF

A. Data Keberadaan Peralatan Praktik Keterampilan Kejuruan


Peralatan praktek keterampilan kejuruan khususnya sektor ekonomi kreatif di SMK
Negeri 2 Kota Jambi mencakup laboratorium, alat praktek, dan kelengkapannya. Masing-
masing memiliki luas tempat praktek, jumlah dan spesifikasi yang berbeda. Berikut ini
adalah pemetaan peralatan praktek keterampilan kejuruan di SMK Negeri 2 Kota Jambi
secara keseluruhan untuk Program keahlian dengan rumpun ekonomi kreatif.
a) Labor dan Ruang Praktek
Jenis Ruang Luas (m2) Kondisi & Pemanfaatan
1. TEFA DKV 15 Baik & 80%

b) Alat Praktek
Jenis Alat Jumlah Kondisi & Pemanfaatan
1. PC Editing Photo 1 Baik & 90%
2. PC Editing Video 1 Baik & 90%
3. Kamera Video 2 Baik & 80%
4. Kamera Foto 1 Baik & 80%
5. Mesin Sablon Digital 1 Baik & 80 %
6. Mesin Laminating 1 Rusak
7. Mesin Press Mug 1 Moulding rusak
8. Mesin Press Pin 2 Baik & 90%
9. Mesin Cutting Stiker 6 Baik & 70%
10. Peralatan Sablon Manual 2 Baik & 75 %
11. Mesin Potong Kertas 2 Rusak Ringan
12. Tripod 3 Baik & 95%
13. Printer Cetak 2 Rusak
14. Meja Afdruk 2 Baik
15. Ofset 1 Rusak
16. Ploter 2 Rusak
17. Heat Gun 2 Baik
8
B. Ketersediaan Peralatan Praktik Keterampilan Kejuruan dan Rencana
Pengembangannya

B.1. Ketersediaan Peralatan Praktik Keterampilan Kejuruan

Ketersediaan peralatan praktek keterampilan kejuruan mencukupi berdasarkan


yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan khususnya bidang sarana dan
prasarana. Namun untuk standar dunia usaha maupun industri, peralatan praktek
keterampilan kejuruan di SMK Negeri 2 Kota Jambi, masih belum sesuai
dengan tuntutan maupun kesesuaian baik itu spesifikasi maupun fungsinya.
Berikut ini adalah data ketersediaan peralatan praktek keterampilan kejuruan di
SMK Negeri 2 Kota Jambi khususnya untuk Program Keahlian Desain
Komunikasi Visual.
1) Data Komputer
No Nama Spesifikasi Jumlah Kondisi
1 PC Intel i7 – 6700K 1 Baik
Editing Asus EX-A320M (DDR4) (Harus
Video Corsair Value 8 gb ddr4 (2 pcs) Upgrade)
Sandisk Solid State drive ultra ii 240 gb
Seagate hdd 2 tb
Msi gtx 1050 2gb gddr5
Corsair carbide 200r
Dvd rw lg sata oem
Enlight 400 w
Fan prosesor deep cool ice blade 200m
2 PC PC ALL In One Asus 1 Baik
Editing Intel® Core™ I3 -7100U CPU @2.40GHz
Photo Windows 10 Pro- 64 Bit
RAM On Board 4096MB ( 4Gb DDR 3)
Intel® HD Graphic

2) Data Perangkat Kamera

Jumla
No Nama Spesifikasi Kondisi
h
1 Sony HXR MC  Sony G lens with 12x Optical 1 Rusak Ringan
1500
zoom, 160x Digital zoom

 Focal length (equivalent to 35mm

9
Jumla
No Nama Spesifikasi Kondisi
h
film) 16:9 video mode:29.8 to
357.6mm 4:3 video mode:36.5 to
438mm 16:9 photo mode: 29.8 to
357.6mm 4:3 photo mode: 27.4 to
328.8mm

2 Sony NX – 1  3 sensor 1/2.8″ Exmor XMOS 1 Baik


Sensor

 14x Optical Zoom

 30x Clear Image Zoom

 AVCHD 2.0 (1080/50p) dan


DV recordings

 Slow and quick motion


options at Full HD

 Dual SD Memory Card Slots

 Uncompressed 8-Bit 4:2:2 via


HDMI Out

 Simultaneous and relay


recording

3 Canon DSLR  18MP APS-C 'Hybrid CMOS' 1 Rusak Ringan


700d sensor.
 Phase detection AF from
imaging sensor for Live View and
Video.
 Continuous autofocus in
movie mode with subject tracking.
 14-bit DIGIC 5 processor.
 ISO 100-12800 standard,
25600 expanded.
 5 fps continuous shooting.
 9 point AF system.

3) Data Perangkat Pendukung

No Nama Spesifikasi Jumlah Kondisi


1. Mixer Audio Ashley 4 chanel FX402i 1 Baik
2. Switcher Video Datavideo SE-500HD 4 chanel 1 Baik
3. Mixer Audio Panasonic 1 Baik
Video
4. Tripod Video Excell 1 Baik
10
No Nama Spesifikasi Jumlah Kondisi
5. Tripod Video Benro 1 Baik
6. Tripod Foto Excell 1 Baik
7. Monopod Benro 1 Baik
8. Dolly Standard 1 Baik
9. Minicrane Standard 1 Baik
10. Lighting Redhat 800watt 2 Baik
11. Hinomaru 50watt 6 Baik
12. Stand Lighting Standard 2 Rusak ringan
13. Mic wireless Rode 1 Rusak berat
Boya 1 Rusak ringan
14. Hand mic Boya 2 Baik
15. Mic Podcast Condenser USB Mikrofon Studio 2 Rusak ringan
with Stand - UD-800
16 Televisi Sharp 40 inch 1 Baik
17. Plotter Digital Printing Flora 2 Rusak Berat
18 Mesin Offset Offset Manual 1 Rusak Berat
19. Mesin Mug Mug Digital 1 Rusak
20. Mesin Press Laminating Panas 1 Rusak
21. Cutting Mesin Cutting Stiker 1 Rusak
22. Mesin Potong Cutting Manual 1 Baik
23. Mesin PIN Mesin Press PIN 2 Baik
24 Meja Afdruk Meja Sablon Manual 2 Baik
25. Mesin Press Press Sablon Digital 2 Baik
Baju
26. Heat Gun Lem Pemanas 2 Baik

4) Media pendukung
No Nama Spesifikasi Jumlah Kondisi
1 Proyektor Epson 1 Baik
2 Proyektor Toshiba 1 Baik
3 Papan tulis General 1 Baik
4 Printer Epson 1 Baik

B2. Rencana Pengembangannya

Norma, standard, prosedur dan kriteria peralatan praktek SMK ini


dikembangkan berlandaskan dokumen standar sarana dan prasarana dalam SNP SMK
2018 dan struktur kurikulum SMK 2018 untuk menjabarkan lebih spesifik peralatan
praktik yang menunjang Program Keahlian. Untuk memenuhi kebutuhan SDM di era
4.0 diperlukan meng-upgrade peralatan sesuai dengan spesifikasi terbaru dan/atau
menambah ruang praktik baru sebagai pengembangan dari SNP SMK 2018
11
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2020
merupakan salah satu produk hukum yang dikeluarkan oleh Kemendikbud tentang
Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan Tahun 2020.
Peraturan ini merupakan pengganti Permendikbud No. 1 Tahun 2019.
Standar Tefa DKV :
1. Standar Prasarana Ruang Praktik Tefa DKV
2. Standar Ruang Praktik Desain
3. Standar Peralatan Praktik Desain
Ruang praktik Program Keahlian Desain Komunikasi Visual berfungsi sebagai
tempat pelaksanaan kegiatan pembelajaran : Komputer Grafis, Desain Publikasi,
Fotografi dan Videografi.
Luas minimum ruang Praktik Program Desain Komunikasi Visual Keahlian tertuang
pada tabel berikut :
Area Luasan Total
No Rasio Kapasitas
Kerja/Laboratorium/Ruang (m2) Luas (m2)
1 Ruang praktik Desain 12 4 48
2 Ruang praktik fotografi 12 6 72
3 Ruang praktik Videografi 12 6 72
4 Ruang logistic 6 4 24
5 Ruang instruktur dan 9 6 54
penyimpanan

Disiapkan kotak kontak/stop kontak 1 phasa dengan jarak masing-masing 3 m,


pada sepanjang dinding bagian dalam ruang praktik.
Selain dari pada melengkapi alat prakti, bentuk pengembangan program keahlian
Desan Komunikasi Visual (DKV) adalah dengan menciptakan inovasi
pembelajaran terhadap siswa siswi guna menumbuhkembangkan jiwa
berwirausaha dalam upaya mempertajam pembelajaran berbasis TEFA dan
PJBL. Upaya inovasi tersebut selain membentuk karakter siswa yang berbasis
industry juga akan menjadi siswa yang Ber AKHLAK (Amanah, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif ) sesuai dengan budaya kerja yang
ada di industry.

12
C. Program Penguatan Kualitas Pembelajaran
1) Penyedian dan Peningkatan Kualitas Guru

Jumlah Tenaga Pendidik/Guru berdasarkan Kualifikasi Pendidikan terakir

Jenis Kelamin Status Kepegawaian Agama yang dianut


Jenjang
L P PNS NON PNS ISLAM KRISTEN KATOLIK BUDHA

S2 5 13 12 6 17 1 0 0
S1 39 79 51 67 99 16 1 2
D4 0 1 1 0 1 0 0 0
D3 1 1 0 2 2 0 0 0
SMA 5 1 4 2 6 0 0 0
SMP 3 0 0 3 2 0 0 1
SD 1 1 0 2 1 1 0 0
Jumlah 54 96 68 82 128 18 1 3
Total 150 150 150

Source: dapodik terbaru 2021

Penyelenggaraan pendidikan vokasi yang berkualitas harus mampu


sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika
kebutuhan tenaga kerja. Guru dan tenaga pendidik sebagai pelaksana kegiatan
pembelajaran di sekolah memiliki tanggung jawab untuk mampu beradaptasi
dengan berbagai perkembangan yang cepat dan tuntutan standar yang makin
tinggi.

Secara umum, kurangnya guru dan tenaga pendidik yang berkualitas,


distribusi guru yang tidak merata di berbagai wilayah Indonesia, serta belum
terpenuhinya kebutuhan guru produktif merupakan beberapa tantangan utama
terkait guru di lembaga pendidikan vokasi saat ini.

Pembelajaran di lembaga pendidikan vokasi yang mengutamakan


penguasaan kompetensi membutuhkan para pendidik yang memahami
perkembangan usaha dan industri di luar sekolah. Oleh sebab itu, pengalaman para
guru pendidikan vokasi untuk terjun langsung dalam kegiatan di industri menjadi

13
sangat penting. Apalagi magang di DUDI merupakan salah satu cara yang sangat
penting untuk pemutakhiran kompetensi. Magang guru di perusahaan juga dapat
menguatkan kerjasama pendidikan vokasi yang bersangkutan dengan DUDI untuk
kegiatan Prakerin peserta didik Kerjasama pendidikan vokasi dan DUDI dalam
bentuk magang guru telah terintegrasikan dalam instrumen akreditasi pendidikan
vokast (dalam Standar Pengelolaan) Akan tetapi, data tentang pengalaman industri
guru pendidikan vokasi belum tersedia secara sistematis Data ini dibutuhkan untuk
memetakan kebutuhan pembinaan guru agar lebih lebih mampu mentransfer
informasi serta keterampilan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru di
perusahaan perusahaan.

Secara umum, pendidikan kejuruan harus mengambil inisiatif untuk


membuka peluang magang guru di perusahaan. Minat dari DUDI masih belum
optimal untuk mengembangkan kegiatan magang guru pendidikan vokasi
menjadi kegiatan yang
bermanfaat untuk perusahaan. Sekalipun ada kesadaran untuk menjadikan magang
guru di perusahaan sebagai kegiatan yang terstruktur, manajemen sekolah tidak
selalu mampu melaksanakannya.

Kendala utama dalam pelaksanaan program magang tersebut adalah masih


terbatasnya peluang magang di DUDI. Akibatnya, pelaksanaan program menjadi
tidak berkala serta tergantung pada informasi dari DUDI atau inisiatif guru.

2) Langkah-Langkah Peningkatan Keterampilan Guru Produktif


(a) Guru Pembelajar
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar merupakan proses
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas profesinya. SMK
Negeri 2 Kota Jambi ditunjuk oleh GTK Dikmen sebagai salah satu sekolah
penggerak Salah satu ciri dari sekolah penggerak, tenaga pendidik dituntut
untuk terus mengembangkan kompetensinya sebagai guru pembelajar.
Peningkatan kemampuan tersebut mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan
untuk perbaikan dan pertumbuhan kemampuan (abilities), sikap (attitude), dan
keterampilan (skill). Kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan suatu
perubahan perilaku guru yang secara nyata perubahan perilaku tersebut
14
berdampak pada peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di
kelas
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar merupakan salah satu cara
untuk memenuhi standar kompetensi guru sesuai dengan tuntutan profesi dan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Program Peningkatan
Kompetensi Guru Pembelajar menjadi bagian penting yang harus selalu
dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk menjaga
profesionalitas guru. Oleh karena itu, Program Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar harus dirancang untuk memberikan pengalaman baru dalam
membantu meningkatkan kompetensi sesuai bidang tuginnya agar guru
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan meningkatkan sikap perilaku
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
tanggung jawabnya.

(b) Setiap Guru Kejuruan Mempunyai Minimal 1 Sertifikat Keahlian Level 3


KKNI Sertifikasi Kompetensi Kerja guru diawali dengan uji kompetensi. Uji
tersebut dilakukan melalui proses penilaian (assesment) baik teknis maupun
nonteknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah
seseorang telah kompeten atau belum kompeten pada skema sertifikasi
tertentu. Uji kompetensi bersifat terbuka, tanpa diskriminasi dan
diselenggarakan secara transparan Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam
uji kompetensi adalah valid, reliable, fleksibel, adil. efektif dan
efisien.berpusat pada peserta uji kompetensi dan memenuhi syarat
keselematan kerja Sertifikasi kompetensi berkaitan dengan kompetensi terkini
daripada pencapaian masa lalu, dan yang perlu di tekankan bahwa lembaga
yang dapat menentukan seseorang bekerja atau tidak adalah industri
Saat ini terdapat 3 (tiga) jenis penerapan sertifikasi kompetensi, yaitu pertama,
penerapan wajib sertifikasi. Kedua, penerapan disarankan sertifikasi (advisory)
dan ketiga, penerapan sukarela (voluntary). Penerapan Wajib pada sertifikasi
kompetensi dilakukan oleh otoritas kompeten sesuai bidang teknisnya. Sesuai
dengan regulasi perdagangan jasa antarnegara (WTO World Trade
Organization) terutama GATS (General Agreement on Trade and Services)
yang diratifikasi Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994,
maka penerapan wajib sertifikasi harus mengacu pada perjanjian ini.
Penerapan wajib sertifikasi kompetensi didasarkan pada hal-hal yang berkaitan
15
dengan keselamatan (safety), keamanan (security), dan atau mempunyai
potensi dispute besar dimasyarakat, dan seharusnya dinotifikasikan ke WTO,
karena berlaku tidak hanya kepada tenaga Indonesia, tetapi juga tenaga asing
yang masuk ke Indonesia.
Sistem sertifikasi kompetensi kerja dibuat agar kredibel. Penyelenggaraan
pendidikan pelatihan (diklat) kejuruan keterampilan adalah hal yang sangat
penting untuk distandarkan Diklat tersebut harus didasarkan pada dua prinsip
utama, yaitu pertama. penyiapan tenaga kerja didasarkan atas kebutuhan
pengguna (demanddriven), duy kedua proses diklar sebagai wahana penyiapan
tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan pelatihan berbasis
kompetensi (Competency Based Training/ CBT).
Dalam skema bantuan smk pusat keunggulan, direktorat menunjuk dua
perguruan tinggi yang relevan dengan kompetensi yang dikembangkan sebagai
pembimbing sekaligus pengarah terutama pengembangan kompetensi guru
kejuruan dengan berbasis sertifikasi kompetensi kerja.
Penerapan sertifikasi kompetensi kerja yang dilakukan secara menyeluruh dan
penyelenggaraan Diklat yang terstandar diharapkan menjadi salah satu
"barrier" bagi para tenaga kerja asing yang akan "menyerbu" Indonesia. Sesuai
dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level kompetensi
profesi guru berada pada level 7, sehingga kompetensi pedagogik yang
dimiliki oleh guru harus mencapai level 7. Disamping itu, untuk memenuhi
persyaratan kompetensi keahlian, guru diwajibkan memiliki satu sertifikat
keahlian level 3 (KKNI) sesuai dengan bidangnya.

(c) Guru Produktif Magang di Industri Minimal 2 Bulan dalam 2 Tahun Pertama
sesuai dengan Kompetensi Keahlian yang Diampunya.
Kombinasi pembelajaran teori di ruang kelas dan perpustakaan (theoretical
learning) dan pembelajaran praktik di lab (practical learning) dirancang
sedemikian rupa dalam rangka menghasilkan lulusan dengan tingkat mutu
tertentu yang siap memasuki dunia kerja. Keberhasilan pendidikan vokasi
tidak hanya diukur dari segi mutunya saja, melainkan juga dari segi
relevansinya Hubungan mutu dan relevansi ibarat dua sisi dari satu keping
mata uang. Mutu lulusan pendidikan vokasi dianggap relevan oleh para
pengguna lulusan, yang dalam hal ini adalah sektor dunia usaha dan dunia
industri (DUDI) apabila apa yang mereka dapatkan sama dengan atau lebih
16
besar dari yang mereka harapkan. Kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya
DUDI menilai bahwa lulusan pendidikan vokasi belum siap kerja, mereka over
qualified but under experience. Berdasarkan pengalamannya, banyak pre-
rekruit menghadapi dilema karena banyak pelamar yang memiliki potensi
tinggi harus direlakan untuk tidak diseleksi lebih lanjut karena tidak memiliki
pengalaman kerja yang relevan sebagaimana seringkali diminta oleh pengguna
lulusan. Sekarang dan kedepan, para penyedia kerja mengharapkan dari para
lulusan tidak hanya memiliki pengetahuan dari bidang studi atau
keakhliannya saja, tetapi juga
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan kerja baru tempat mereka
bergabung, membawa keterampilanketerampilan komunikasi yang luar biasa,
kemampuan memimpin dan dipimpin, dan kemampuan yang teruji dapat
berfungsi secara efisien dan efektif. Ini berarti bahwa transferable skills
penting bagi para peserta didik.

Transferable skills adalah keterampilan-keterampilan atau kemampuan


kemampuan yang dapat diaplikasikan secara sama dari pekerjaan satu ke
pekerjaan lainnya. Keterampilan-keterampilan ini juga dikenal dengan
keterampilan keterampilan kunci (key skills), keterampilan-keterampilan
generik (generic skills) atau keterampilan-keterampilan inti (core skills).
Keterampilan-keterampilan tersebut meningkatkan employability lulusan dan
dapat diperbaiki melalui pembelajaran di tempat kerja. Untuk mengatasi
kekurangannya, guru perlu mendapatkan experiential learning. Di samping itu,
fasilitas laboratorium yang tersedia pada umumnya berupa miniatur simulatif
inkubatif eksperimentatif sebagai sarana belajar, bukan untuk memproduksi
barang atau/dan jasa yang riil untuk pasar.

Pengalaman kerja sama sekali berbeda dari eksperimen dan tidak dapat
digantikan oleh laboratorium. Bekerja di industri adalah cara terbaik untuk
mempelajari sikap profesional, interpersonal skills guru. Juga berbeda dengan
pembelajaran di kelas yang lebih didasarkan pemerolehan keterampilan teknis,
dan kegiatan-kegiatan pengajaran formal yang membekali peserta didik
dengan pengetahuan, skills dan konsep-konsep, dan penekanan pada
keterampilan keterampilan kognitif

17
Pembelajaran di tempat kerja atau program sandwich atau kerjasama
pendidikan atau penempatan kerja atau magang, bukan apprenticeship.
Sementara pembelajaran di tempat kerja adalah suatu pembelajaran yang
terstruktur, yaitu seseorang peserta didik diminta untuk bekerja di suatu
perusahaan atau organisasi dalam suasana kerja yang sesungguhnya..

Pembelajaran ditempat kerja mempunyai tujuan belajar dari kerja dengan


disupervisi oleh tutor akademik dan supervisor di tempat kerja, belajar secara
mandiri yang didukung oleh kontrak-kontrak pembelajaran dan petunjuk-
petunjuk pembelajaran.
Sehubungan dengan itu, guru harus memahami, menginternalisasi
pembelajaran yang sebenarnya pada tempat kerja. Hal tersebut dapat
menajamkan dan menumbuhkan kompetensi yang sebenarnya antarkompetensi
keahlian, kompetensi metode, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Oleh karena itu, seorang guru diharapkan merupakan Guru kejuruan yang
magang di industri minimal 2 bulan dalam 2 tahun pertama sesuai dengan
kompetensi keahlian yang diampunya.

(d) Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Kejuruan


Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang
tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen
pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi
lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala
sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan
efisien.

Kepala sekolah selaku supevisor pendidikan memiliki fungsi


mengarahkan, membimbing, dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan dan
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru yang ditunjang oleh pegawai di
sekolah. Kepala sekolah hendaknya melakukan observasi yang terus-menerus
18
tentang kondisi kondisi dan sikap-sikap di kelas, di ruangan guru, di ruang tata
usaha, dan pada pertemuan-pertemuan staf pengajar.
Tujuan hal tersebut adalah untuk memberikan bantuan pemecahan atas
kesulitan-kesulitan yang dialami guru dan pegawai serta melakukan perbaikan
perbaikan baik langsung maupun tidak langsung mengenai kekurangan
kekurangannya, sehingga secara bertahap kualitas dan produktivitas kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan staf kepala sekolah, guru di kelas, kinerja
wali kelas, dan pegawai tata usaha akan menjadi semakin baik secara
berkelanjutan.

Dengan kemampuan profesional manajemen pendidikan, kepala sekolah


diharapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif, menciptakan iklim
sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja personel sekolah serta
dapat membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran. Dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki
kompetensi supervisi berupa (1) merencanakan program supervisi akademik
dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, (2) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat, dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik
terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

(e) Pengembangan Kompetensi Pengawas SMK


Pasal 55, ayat (1), Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa pengawasan satuan
pendidikan memiliki peran dan tugas untuk pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan yang harus dilakukan secara
teratur dan kesinambungan. Lebih lanjut, pada Pasal 57 ditegaskan bahwa
tugas supervisi meliputi supervisi akademik dan manajerial terhadap
keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan pendidikan disekolah.
Tugas pokok pengawas adalah (1) melaksanakan pengawasan akademik, yaitu
membina guru agar dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran bimbingan
dan hasil belajar peserta didik, dan (2) melaksanakan pengawasan manajerial,
yaitu membina kepala sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat
19
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang dibinanya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah berisi standar kualifikasi dan
kompetensi pengawas sekolah. Standar kualifikasi menjelaskan persyaratan
akademik dan nonakademik untuk diangkat menjadi pengawas sekolah.
Standar kompetensi memuat seperangkat kemampuan yang harus dimiliki dan
dikuasai pengawas sekolah untuk dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi,
dan tanggung jawabnya. Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai
pengawas sekolah yakni (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi supervisi
manajerial, (3) kompetensi supervisi akademik, (4) kompetensi evaluasi
pendidikan, (5) kompetensi penelitian dan pengembangan, dan (6) kompetensi
sosial.
Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan perlu memprogramkan agar pengawas
sekolah tampil menjadi motivator disekolah. Selain itu, perlu pula
memprogramkan peningkatan atau pelatihan pengawas sekolah agar akhirnya
pengawas sekolah bekerja dengan efektif dan efesien.

(f) Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan


Tenaga kependidikan adalah tenaga/pegawai yang bekerja pada satuan
pendidikan selain tenaga pendidik Pasal I Avat (5) Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 menyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdi diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Pasal 39 Ayat (1) UU Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi
pendidikan pada satuan pendidikan.
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pasal 40 Ayat (2) UU
Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik
dan tenaga kependidikan berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis; (2) mempunyai
komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan (3)
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Karena pentingnya

20
tenaga kependidikan, perlu mendapatkan perhatian untuk peningkatan
kompetensi sehingga yang bersangkutan secara optimal dapat mendukung
proses pembelajaran

(g) Penyelarasan Kurikulum


Saat ini pemerintah telah melakukan penyelarasan secara periodik dan
melibatkan penggunaan lulusan. Penyelarasan adalah mempertemukan antara
sisi pasokan (supply) dan sisi permintaan (demand) yang mencakup beberapa
dimensi, yaitu kualitas, kompetensi, kuantitas, lokasi dan waktu.
Selain reorientasi program keahlian kejuruan di SMK agar lebih
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, ada beberapa strategi
untuk memastikan agar kurikulum bisa lebih selaras sehingga peserta didik
bisa
mengembangkan kompetensinya, yaitu dual system. Dual system pada
pendidikan vokasi merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian profesional yang memadukan secara sistematik dan sinkron program
pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, terarah untuk mencapai
suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Pada hakikatnya dual system
merupakan suatu strategi yang mendekatkan peserta didik ke dunia kerja dan
ini adalah strategi proaktif yang menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta
fungsi pelaku pendidikan di tingkat SMK, masyarakat, dan dunia
usaha/industri dalam menyikapi perubahan dinamika tersebut.
Bila pada pendidikan umum, program pendidikan direncanakan,
dilaksanakan, dan dievalusi secara sepihak dan lebih bertumpu kepada
kepemimpinan kepala sekolah dan guru, maka pada program dual system
pendidikan direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi bersama secara terpadu
antara sekolah dan institusi pasangannya. Oleh karena itu, fungsi operasional
di lapangan dilaksanakan bersama antara kepala sekolah, guru, instruktur, dan
manager terkait. Untuk itu, perlu diciptakan adanya keterpaduan peran dan
fungsi guru serta instruktur sebagai pelaku pendidikan yang terlibat langsung
dalam pelaksanaan PSG di lapangan secara kondusif. Tujuan utama dual
system adalah untuk menjamin keberlanjutan keterserapan tenaga kerja pada
pasar kerja sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.

21
Secara umum struktur dual system meliputi beberapa aspek, berikut.
Pertama, kurikulum harus dirancang dengan berorientasi pada
penggabungan antara instruction dan construction sehingga pendekatan utama
dalam membentuk tahapan pembelajaran yang mengacu pada fase
pembelajaran sekolah ataupun praktik di industri dan berorientasi pada hasil
proses pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, perlu mempertimbangkan
orientasi kompetensi pada berbagai level sejalan dengan pendesainan proses
pembelajaran.
Kurikulum yang dirancang menempatkan teknologi atau subjek
kejuruan sebagai disiplin utama ke dalam fokus pembelajaran teori. Oleh
karena itu, semua mata pelajaran dirancang untuk mendukung pembelajaran
kejuruan utama. Isi dan tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari
bidang kejuruan yang sesuai harus dipilih untuk pengembangan/perluasan
semaksimal
mungkin. Seluruh tujuan pendidikan vokasi berorientasi pada aktivitas dan
kekhususan bidang kejuruan, baik dalam hal isi maupun pelaksanaannya.
Kedua, praktik kerja. Perancangan program praktik tidak terlepas dari
implementasi silabus ke dalam pembelajaran, yang membutuhkan metode,
strategi, dan evaluasi pelaksanaan yang sesuai. Kemampuan-kemampuan yang
sudah dimiliki peserta didik, melalui latihan dan praktik di sekolah perlu
diimplementasikan secara nyata sehingga tumbuh kesadaran bahwa apa yang
sudah dimilikinya berguna bagi dirinya dan orang lain. Dengan begitu, peserta
didik akan lebih percaya diri karena orang lain dapat memahami apa yang
dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh dunia kerja/industri. Oleh
karena itu, pelaksanaan praktik di SMK secara umum menggunakan sistem
blok pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri.

Pengorganisasian praktik di SMK adalah sebagai berikut:


A. Tahun Pertama adalah Praktik Keterampilan Kejuruan yang merupakan
bagian dari rencana pembelajaran tingkat dasar yang dilaksanakan di
Ruang Praktik Sekolah.
B. Tahun Kedua adalah Praktik Kompetensi Kerja untuk 6 bulan pertama
dan Praktik Realisasi Produk di Teaching Factory dasar yang
dilaksanakan di Ruang Praktik Praktik Sekolah. Tahapan ini merupakan
tahap spesialisasi pertama, tetapi spesialisasi ini masih bersifat luas.
22
Spesialisasi ini berorientasi pada kemampuan khusus yang esensial pada
suatu ruang lingkup kelompok kejuruan kecil.
C. Tahun Ketiga adalah Praktik Magang Industri pada 6 bulan pertama dan
diikuti dengan Transisi Jenjang Karier, Pelaksanaan UN, dan Sertifikasi.
Praktik Magang Industri dilakukan di Industri/Dunia Kerja difokuskan
pada spesialisasi keterampilan khusus dari suatu bidang kerja dan yang
secara khusus diperlukan oleh tempat kerja. Adapun untuk SMK 4 tahun
dilakukan Praktik Magang Industri Tahap ke-1 pada 6 bulan pertama,
kemudian dilanjutkan dengan Praktik Realisasi Produk di Teaching
Factory dasar yang dilaksanakan di Ruang Praktik Sekolah.
D. Tahun Keempat adalah Praktik Magang Industri Tahap ke-2 pada 6 bulan
pertama dan diikuti dengan Transisi Jenjang Karier, Pelaksanaan
UN, dan Sertifikasi diklat difokuskan pada spesialisasi keterampilan
khusus dari suatu bidang kerja dan yang secara khusus diperlukan oleh
tempat kerja.

(h) Teaching factory


Perkembangan dunia industri telah memasuki era baru, yaitu para
pekerja mulai dari tingkat teknisi sampai dengan tingkat pimpinan akan terus
membutuhkan suatu skema belajar seumur hidup untuk bersaing dengan
kemajuan pesat dalam produksi terkait teknologi, peralatan canggih dan
teknik. Mengingat pentingnya industri sebagai kegiatan yang menghasilkan
kekayaan bagi bangsa mana pun, maka promosi keunggulan industri akan
selalu menjadi target strategis dalam tahun-tahun mendatang.
Hubungan antara dunia industri dan pendidikan vokasi sangat erat
karena pendidikan vokasi menjadi penggerak utama berkembangnya kemajuan
industri. Selain itu, masyarakat selalu menghargai keterampilan kejuruan.
Beberapa penelitian telah mengungkapkan hubungan antara kualitas
pendidikan vokasi dan pertumbuhan ekonomi, menyoroti fakta bahwa
modal manusia adalah kunci untuk pertumbuhan. Namun, seringkali
pendidikan vokasi tidak secara terus-menerus mengikuti kemajuan teknologi.
Akibatnya, pendidikan vokasi saat ini masih dirasa kurang memberikan
kompetensi kejuruan bagi suplai tenaga kerja yang akan terjun ke dalam
industri. Oleh karena itu, berbagai konsep modern skema pelatihan, belajar di

23
industri, dan transfer pengetahuan antara industri dan dunia pendidikan mulai
dikembangkan dengan tujuan agar modernisasi pendidikan dapat berkontribusi
untuk meningkatkan kinerja inovasi industri.
Pada beberapa dekade belakangan ini, konsep Teaching Factory telah
menjadi daya tarik utama di berbagai negara, salah satunya Amerika. Teaching
Factory adalah sebuah proyek industri yang bertujuan untuk memberikan
pengalaman nyata dalam desain, manufaktur, dan realisasi produk. Teaching
Factory mengembangkan kurikulum yang memiliki keseimbangan antara
pengetahuan, teori dan analisis dengan manufaktur, perancangan, kegiatan
bisnis, dan keterampilan yang profesional untuk menghasilkan lulusan yang
profesional di bidangnya
Banyak institusi pendidikan berusaha untuk membawa praktik
pendidikan dekat dengan industri. Oleh karena itu, Teaching Factory telah
menjadi suatu pendekatan baru untuk pendidikan vokasi dengan tujuan (1)
memodernisasi proses proses pembelajaran dengan membawa kepada praktik
industri secara dekat; (2) mengungkit pengetahuan industri melalui
pengetahuan baru; (3) mendukung transisi dari manual menuju cara bekerja
otomatis dan mengurangi kesenjangan antara sumber daya industri (pekerja
dan modal) dan pengetahuan industri (informasi); dan (4) meningkatkan dan
menjaga pertumbuhan kekayaan industri, serta (5) pada akhirnya mendorong
pengembangan kapabilitas lulusan. Konsepsi dasar Teaching Factory adalah
"Factory to Classroom" yang bertujuan untuk melakukan transfer lingkungan
produksi di industri secara nyata ke dalam ruang praktik. Kehidupan produksi
yang nyata sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran
yang berbasis kehidupan nyata dari praktik industri pada setiap harinya. Di
Indonesia. penerapan konsep Teaching Factory telah diperkenalkan di SMK
pada tahun 2000 dalam bentuk yang sangat sederhana, yaitu berupa
pengembangan unit produksi yang sudah dilaksanakan di SMK-SMK
Kemudian konsep tersebut berkembang pada tahun 2005 menjadi
sebuah model pengembangan SMK berbasis industri. Setidaknya terdapat tiga
bentuk dasar kategori pengembangan SMK berbasis industri, yaitu: (1)
pengembangan SMK berbasis industri sederhana; (2) pengembangan SMK
berbasis industri yang berkembang, dan; 3) pengembangan SMK berbasis
industri yang berkembang dalam bentuk factory sebagai tempat belajar.

24
Selanjutnya, pada awal tahun 2011 pengembangan SMK dengan model yang
ketiga, yaitu pengembangan SMK berbasis industri yang berkembang dalam
bentuk factory sebagai tempat belajar sehingga dikenal dengan Teaching
Factory Factory di sini hanyalah istilah dan bukan berarti pabrik secara
hardware. Namun, bentuknya berupa pembelajaran yang dilakukan langsung di
tempat praktik, tidak di dalam kelas, dan praktik yang dilakukan berorientasi
pada produksi seperti di industri nyata. Penyelenggaraan model ini
memadukan sepenuhnya antara belajar dan bekerja, tidak lagi memisahkan
antara tempat penyampaian teori dan praktik.

Pada tahun 2011, Direkorat Pembinaan SMK bekerja sama dengan


pemerintah Jerman melalui program SED TVET mengembangkan konsep
Teaching Factory Awalnya konsep Teaching Factory mengadaptasi dari
metode pembelajaran Dual System yang telah lama diterapkan dalam
pendidikan TVET
di negara Jerman dan Swiss. Metode pembelajaran ini merupakan metode yang
mengintegrasikan dua lingkungan utama dalam setiap kegiatan peserta didik,
yakni lingkungan sekolah dan lingkungan perusahaan (industri). Peserta didik
tidak hanya melakukan kegiatan belajar di sekolah, tetapi juga melakukan
praktik (kompetensi dasar) dan kerja (mengaplikasikan kompetensinya) di
industri dalam jangka waktu yang relatif panjang. Secara fundamental, Dual
System bertujuan untuk menempatkan peserta didik dalam situasi nyata di
tempat kerja secara menyeluruh Dengan praktik yang demikian, peserta didik
tidak hanya memperoleh pengetahuan teoretis, tetapi juga mampu menerapkan
praktik berbasis produksi sebagaimana yang selalu diterapkan dalam kegiatan
industri. Hal ini membuat peserta didik mampu memperoleh keterampilan,
proses dan sikap yang sesuai dengan standar industri sehingga hasil pendidikan
sesuai dengan kebutuhan industri.
Konsep pembelajaran berbasis industri berarti bahwa setiap produk
praktik yang dihasilkan adalah sesuatu yang berguna dan bernilai ekonomi
atau daya jual dan diterima oleh pasar Sinergi antara sekolah dan industes
merupakan elemen kunci sukses utama dalam Teaching Factory, karena
Teaching Factory akan menjadi sarana penghubung untuk kerja sama antara
sekolah dan industri. Interaksi sekolah-industri yang berkesinambungan akan
mendorong terjadinya perbaikan secara terus-menerus dalam hal teknologi,
25
kurikulum dan budaya industri sehingga akan berdampak terhadap lulusan
yang kompeten dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan yang
disyaratkan oleh industri, yaitu sadar akan kualitas dan efisiensi sebagaimana
yang selalu diterapkan dalam kegiatan industri.

(i) Sertifikasi Kompetensi Lulusan


Mutu lulusan pendidikan vokasi secara ideal ditentukan berdasarkan
penguasaan atas suatu standar kompetensi kerja (Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia). Berdasarkan standar kompetensi tersebut, dirumuskan
suatu sistem pengujian dan sertifikasi. Namun, sampai dengan saat ini belum
semua program keahlian telah tersedia SKKNI-nya dan beberapa SKKNI yang
sudah ada belum direfleksikan dalam kurikulum Saat ini sedang diadakan
koordinasi tingkat kementerian lembaga dalam membuat SKKNI bagi tiap
program keahlian kejuruan yang ada.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk meminimalisasi kesenjangan
kompetensi kerja lulusan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia usaha/
dunia industri, antara lain melalui penyusunan skema sertifikasi bagi lulusan
pendidikan vokasi dengan melibatkan asosiasi profesi dan DUDI maupun
dalam pelaksanaan uji kompetensi.
Lulusan yang memperoleh sertifikat adalah lulusan yang memenuhi
persyaratan kecakapan kerja. Persyaratan tersebut dimulai dari (1)
pembelajaran yang benar di sekolahnya, yaitu menjadikan peserta didik
sebagai subjek pembelajar yang miliki karakter, kompetensi, mandiri,
bertanggung jawab, kreatif, inovatif, dan kemampuan kewirausahaan; (2)
tersedianya peralatan uji sesuai dengan standar kompetensi di sekolahnya; dan
(3) asesor yang memiliki sertifikat. Sertifikasi Kecakapan Kerja tersebut
diberikan oleh BNSP dan Asosiasi Profesi. Seperti peserta didik di SMK,
sertifikasi kecakapan kerja dilakukan karena pada umumnya lulusan SMK
langsung terjun ke dunia kerja sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya. Oleh karena itu, lulusan SMK diwajibkan memiliki minimal satu
kecakapan kerja bersertifikat.
Dalam rangka membekali lulusan SMK dengan sertifikat kompetensi
yang diakui dunia usaha/dunia industri sehingga lulusan SMK tersebut
memiliki daya saing yang tinggi, maka sejak tahun 2015 Dit. Pembinaan

26
SMK, Kemendikbud dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) telah
melaksanakan kegiatan pengembangan SMK menjadi Lembaga Sertifikasi
Pihak Pertama (LSP-P1).
Adapun lingkup kegiatan pengembangan SMK menjadi LSP-PI terdiri
dari (i) fasilitasi persiapan dan pelatihan asesor kompetensi; (ii) penyiapan
Tempat Uji Kompetensi (TUK); (iii) penyiapan materi uji kompetensi, serta
(iv) pelatihan penyusunan dan penerapan dokumen mutu. Nantinya setiap
calon lulusan SMK akan mengikuti uji kompetensi/sertifikasi kompetensi yang
dilaksanakan di LSP-PI di sekolah masing-masing atau pada LSP-PI SMK
terdekat. Jika lulus uji kompetensi, peserta akan mendapatkan sertifikat
sebagai bukti pengakuan atas kompetensi yang dimilikinya. Pembentukan
LSP-PI dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
 Pendekatan area: jika di suatu wilayah terdapat beberapa SMK yang belum
memiliki LSP-PI maka akan dikembangkan satu LSP-PI yang selanjutnya
 Pembentukan LSP-P1 difokuskan pada sekolah yang memiliki peserta
didik >600: saat ini SMK yang memiliki peserta didik >600 ada sekitar
4.000 SMK, dengan jumlah total peserta didik sebesar 90% total dari
jumlah peserta didik SMK seluruh Indonesia.
Jika kelak LSP-P1 sudah memenuhi kebutuhan maka Uji Kompetensi
Keahlian (UKK) dapat digantikan dengan uji kompetensi yang dilaksanakan
oleh LSP- P1, dalam hal ini biaya sertifikasi akan disubsidi pemerintah
melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Direktorat SMK
berencana membentuk
1,650 SMK yang akan berperan sebagai LSP-P1 sampai 2019.
Sampai dengan tahun 2015 pelaksanaan uji sertifikasi diprioritaskan pada pada
13 program keahlian (dengan 8 program keahlian diantaranya masuk dalam 12
sektor prioritas MEA), yaitu Kepariwisataan, Tata Boga, Tata Kecantikan,
Tata Busana, Keuangan, Administrasi, Teknik Mesin, Teknik Otomotif,
Teknologi Tekstil, Teknik Kimia, Teknik Komputer dan Informatika, dan
Teknik Telekomunikasi.
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan telah memfasilitasi
terbentuknya 35 Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang dibentuk oleh
organisasi profesi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Setiap LSK
menetapkan tempat uji kompetensi (TUK). Dalam menyiapkan tempat uji

27
kompetensi, selain dibentuk di lembaga kursus dan pelatihan yang memenuhi
syarat untuk dijadikan TUK, juga dapat dibentuk di lembaga lain termasuk
SMK. Sampai 2015, hanya terdapat 1.020 lembaga kursus dan pelatihan dan
lembaga lain yang sudah ditetapkan menjadi TUK. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penguatan terhadap lembaga kursus dan pelatihan lainnya agar
dapat menjadi TUK dan apabila sudah terakreditasi dapat menyelenggarakan
kompetensi sendiri.
Untuk penilaian uji kompetensi juga dibutuhkan penguji dan master
penguji untuk melakukan penilaian kompetensi. Sayangnya, dari banyak
lembaga kursus, di Indonesia hanya terdapat 1.460 penguji dan 102 master
penguji Hal ini menyebabkan penyelenggaraan sertifikasi kompetensi bagi
peserta didik Lembaga Kursus dan Pelatihan belum merata, dan di banyak
daerah frekuensinya sangat Jarang

(j) Dunia Usaha dan Industri sebagai Tempat Magang Kerja


Sistem magang (apprenticeship) merupakan sistem pendidikan vokasi
yang paling tua dalam sejarah pendidikan vokasi. Sistem magang merupakan
sistem yang cukup efektif untuk mendidik dan menyiapkan seseorang untuk
memperdalam dan menguasai keterampilan yang lebih rumit yang tidak
mungkin atau tidak pernah dilakukan melalui pendidikan massal di sekolah.
Dalam sistem magang seseorang yang belum ahli (novices) belajar
dengan orang yang telah ahli (expert) dalam bidang kejuruan tertentu. Sistem
magang kerja di industri memberikan pengalaman langsung bagi para peserta
didik mengenai kegiatan bekerja langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya,
dengan tujuan untuk menguasai kompetensi yang sesuai dengan industri, serta
memahami budaya kerja, sikap profesional yang diperlukan, budaya mutu, dan
pelayanan konsumen. Industri sebagai tempat magang kerja tidak hanya
memberikan manfaat bagi para peserta didik, tetapi industri juga merasakan
kontribusi para peserta didik selama pelaksanaan magang serta industri bisa
membentuk para peserta didik untuk menjadi seorang tenaga terampil yang
siap bekerja. Tentunya hal ini akan menguntungkan bagi industri untuk
memperoleh tenaga kerja yang sudah terlatih sehingga tidak perlu lagi
mengadakan pelatihan dalam menyiapkan tenaga kerja yang mereka butuhkan.
Mengingat industri sebagai tempat peserta didik untuk magang daya
tampungnya lebih kecil dibandingkan dengan jumlah peserta didik yang
28
memerlukan tempat magang, maka dikembangkanlah teaching factory.
Teaching factory, yang dibahas secara terinci pada bagian-bagian di belakang,
merupakan pabrik atau tempat berproduksi yang sekaligus sebagai tempat
peserta didik pendidikan vokasi melaksanakan praktik peningkatan
keterampilan.

29
BAB IV
PENDANAAN

Rencana pembiayaan, meliputi kegiatan sebagai berikut:

A. Penguatan proses pembelajaran berbasis industri;


Penguatan proses pembelajaran berbasis industri meliputi berbagai kegiatan terkait
dengan sinkronisasi kurikulum dengan industri, kegiatan magang guru maupun siswa,
sertifikasi kejuruan berstandar industri, upgrading tenaga pendidik dan kependidikan.

B. Penguatan Budaya Kerja


Penguatan budaya kerja mengacu pada sosialisasi dan penguatan profil pancasila serta
pencegahan perundungan dan tindak kekerasan di sekolah.

C. Pembangunan/renovasi/rehabilitasi Ruang Praktik Siswa


Pembangunan ruang praktek siswa di SMK Negeri 2 Kota Jambi untuk bantuan SMK
Pusat Keunggulan diproyeksikan untuk Program Keahlian Broadcasting dan
Perfilman meliputi mulai biaya perancangan, pelaksanaan dan pelaporan. Menurut
acuan dari permendikbud no 5 untuk ruang bangunan praktek siswa Program
Keahlian Desain Komunikasi Visual minimal seluas 270 m2 digunakan untuk 6 area
fungsi atau area kerja diantaranya, ruang praktik Desain, ruang praktik Fotografi,
ruang praktik Videografi, ruang logistic dan ruang instruktur dan penyimpanan
peralatan.

D. Pengadaan peralatan praktik berstandar industri.


Pengadaan peralatan praktek untuk SMK Negeri 2 Kota Jambi Program Keahlian
Desain Komunikasi Visual berdasarkan acuan dari permendikbud no 5 tahun 2021.
Selain itu karena pengadaan standar peralatan harus mengacu pada standar industri,
maka SMK Negeri 2 Kota Jambi bekerja sama dengan PT. Jambi Televisi, PT.Jek TV,
CV. Bintang Senja Pratama dan Ventura Studio membuat satu area kerja
pengembangan Tefa DKV.

30
BAB V
PENUTUP

Demikian proposal pengembangan SMK Negeri 2 Kota Jambi sebagai SMK Pusat
Keunggulan ini dibuat dengan harapan dapat dipenuhi sebagaimana yang diharapkan guru
dan pegawai serta oleh siswa dan orang tua siswa, demi tercapainya upaya peningkatan mutu
pendidikan dalam bidang Ekonomi Kreatif.

Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya Peta Jalan Pengembangan SMK ini,
kami ucapkan terimakasih. Semoga tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan menjadi amal
ibadah. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindunganNya.

Jambi, 12 Januari 2022

Kepala Sekolah

Sri Darmayanti, M.Pd

31

Anda mungkin juga menyukai