1
IDENTITAS SEKOLAH
LUAS LAHAN
a. Luas Lahan Keseluruhan : 16.271 M2
b. Luas Lahan Bangunan : 5.136,84 M2
c. Luas Lahan Tanpa Bangunan : 11.134,16 M2
ALAMAT SEKOLAH
a. Jalan : Jl. Kopral Ramli
b. Desa/ Kelurahan : Pasir Putih
c. Kecamatan : Jambi Selatan
d. Kabupaten/ Kota : Kota Jambi
e. Provinsi : Jambi
f. Kode Pos : 36139
g. Nomor Telepon : (0741) 572493
h. Nomor Faksimili : (0741) 570803
i. E-mail : smknduajambi@yahoo.co.id,
smknduajambi@gmail.com
j. Website : www.smkn2kotajambi.sch.id
i
b. Bisnis dan Manajemen : Pemasaran
: Manajemen Perkntoran dan Layanan Bisnis
: Akuntansi dan Keuangan Lembaga
c. Pariwisata : Usaha Layanan Pariwisata
d. Seni dan Ekonomi Kreatif : Desain Komunikasi Visual
: Broadcasting dan Perfilman
: Animasi
Jumlah Siswa keseluruhan dari 9 Kompetensi Keahlian : 2.437 siswa terdiri dari 68 Rombel
Jumlah Tenaga Pendidik : 121
Jumlah Tenaga Kependidikan : 21
Jumlah Assesor LSP P1 SMKN 2 Kota Jambi : 40 Orang
iii
NILAI-NILAI
Nilai-nilai yang harus dipedomani dan dijadikan acuan dalam bertindak dan berperilaku adalah:
1. Etika. Pembudayaan tata krama pada semua warga sekolah;
2. Kebersamaan. Menentukan tujuan bersama, memecahkan masalah bersama, membagi
dan menyelesaikan tugas bersama, mencapai hasil dan menikmatinya bersama;
3. Transparansi. Adanya keterbukaan dalam pengambilan keputusan (kebijakan) dan
hubungan antar sesama warga sekolah;
4. Tanggung jawab. Semua warga sekolah harus melaksanakan tugas dengan baik
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing – masing;
5. Saling Percaya. Seluruh warga sekolah saling mempercayai, berfikir positif dan tidak
saling mencurigai.
6. Saling Menghargai. Setiap warga sekolah harus saling menghormati tugas dan
fungsinya masing – masing;
7. Disiplin. Setiap warga sekolah harus menegakkan disiplin sesuai dengan aturan yang
berlaku
8. Kreativitas dan Inovasi. Tidak pernah merasa puas atas prestasi yang dicapai, tetapi selalu
mensyukurinya sebagai motivasi untuk selalu berkreasi (mengembangkan ide – ide baru)
dan mengadakan pembaharuan untuk keunggulan SMK Negeri 2 Kota Jambi;
9. Pelayanan Prima. Selalu memberikan pelayanan kepada semua stakeholder dengan sebaik
– baiknya dengan menerapkan prinsip A3 (attitude, attention, and action)
iv
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
v
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 2 KOTA JAMBI
Jln. Kopral Ramli Kel. Pasir Putih Kec. Jambi Selatan Kota Jambi 36139
Phone/Fax: 0741-572493 E-mail: smknduajambi@yahoo.co.id
Website: www.smkn2kotajambi.sch.id
Nomor : 17/I.10/SMK.2/Dg-2022
Lampiran : 1 berkas
Hal : Bantuan Pemerintah Pengembangan SMK Pusat Keunggulan
(Centre of Excellence) Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2022
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, bersama ini
kami mengajukan permohonan program Bantuan Pemerintah Pengembangan SMK Pusat
Keunggulan (Centre of Excellence) Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2022 di SMK
Negeri 2 Kota Jambi Provinsi Jambi
Sebagai bahan pertimbangan, kami lampirkan Proposal Bantuan Pemerintah Pengembangan
SMK Pusat Keunggulan (Centre of Excellence) Prioritas Sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2022.
2. ---------------Arsip--------------
vi
DAFTAR ISI
PROPOSAL
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDANAAN .............................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
29
A. Penguatan Proses Pembelajaran Berbasis Industri .............................................................
..................................................................................................................................................
29..............................................................................................................................................
B. Penguatan Budaya Kerja .....................................................................................................
..................................................................................................................................................
29
C. Pembangunan renovasi/rehabilitasi Ruang Praktik sisa dan, .............................................
..................................................................................................................................................
29
D. Pengadaan Peralatan Praktek Berstandar Industri ..............................................................
..................................................................................................................................................
29
BAB V
PENUTUP ....................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................
30
BAB I
PENDAHULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan yang bermutu merupakan keinginan dari berbagai pihak karena akan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu diperlukan
pengelolaan lembaga pendidikan yang sungguh-sungguh berdasarkan ketentuan
perundangan yang berlaku, menyesuaikan dengan perkembangan jaman serta
kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder).
Bidang garapan yang tidak pernah berakhir adalah upaya mewujudkan lembaga
pendidikan yang berkelanjutan sesuai perkembangan zaman. Supaya mampu
1
memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Oleh karena itu memberikan jaminan
pelayanan yang maksimal selama proses maupun pasca pendidikan harus bisa
dipertahankan.. Dibutuhkan desain yang tepat dan kinerja yang sungguh-sungguh agar
masyarakat tetap menaruh kepercayaan (trust) kepada SMK Negeri 2 Kota Jambi.
Untuk itu upaya menjadikan sekolah yang berdaya saing tinggi (competitiveness)
merupakan pilihan yang mutlak untuk diwujudkan. Salah satunya dengan
berkomitmen dalam nilai – nilai kepribadian yang berakhlaq mulia. Meningkatkan
prestasi SMK Negeri 2 Kota Jambi baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran
maupun unsur lainnya akan mampu menambah kepercayaan masyarakat dalam hal
pengelolaan Pendidikan. Kepercayaan yang tinggi ini pada akhirnya menjadikan
SMK Negeri 2
Kota Jambi sebagai sekolah TERKINI (Terampil berwirausaha, Energik, Religious,
Kreatif, Inovatif, Nyaman dan Inspiratif)
2
BAB
II
PAKET KEAHLIAN DAN DATA SISWA
4
6. Membuat berbagai jenis karya Memiliki bidang usaha (rumah
audio visual diantaranya produksi) yang berkaitan dengan audio
program berita dengan virtual visual dan animasi yang beranggotakan
set, iklan, film pendek, konten alumni Siswa Desain Komunikasi
kreatif berbasis animasi Visual ,Broadcasting dan Animasi
SMKN 2 Kota Jambi
7. Menjadikan lulusan SMKN2 Kota Semua lulusan harus dinyatakan
Jambi sebagai rumah produksi kompeten di Desain Komunikasi Visual
berskala lokal dan nasional
Semua poin yang sudah dijelaskan pada tabel, menunjukkan keseriusan pihak
SMKN 2 Kota Jambi khususnya Program Keahlian Desain Komunikasi Visual untuk
memberikan hasil yang terbaik bagi lulusan. Tidak hanya itu, dengan dijadikannya
SMKN 2 Kota Jambi sebagai tempat pusat belajar audio visual dan animasi , hal ini
akan membantu Provinsi Jambi dalam melahirkan lulusan SMK yang siap untuk
hidup mandiri dan mengikuti Pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
13 X Pemasaran 2 20 22 42
14 X Pemasaran 3 20 20 40
15 X Pemasaran 4 17 22 39
6
59 XII Bisnis daring dan pemasaran 4 19 10 29
60 XII Rekayasa Perangkat Lunak 1 18 15 33
61 XII Rekayasa Perangkat Lunak 2 28 8 36
7
BAB III
PROGRAM PENGEMBANGAN SMK PUSAT KEUNGGULAN
SEKTOR EKONOMI KREATIF
b) Alat Praktek
Jenis Alat Jumlah Kondisi & Pemanfaatan
1. PC Editing Photo 1 Baik & 90%
2. PC Editing Video 1 Baik & 90%
3. Kamera Video 2 Baik & 80%
4. Kamera Foto 1 Baik & 80%
5. Mesin Sablon Digital 1 Baik & 80 %
6. Mesin Laminating 1 Rusak
7. Mesin Press Mug 1 Moulding rusak
8. Mesin Press Pin 2 Baik & 90%
9. Mesin Cutting Stiker 6 Baik & 70%
10. Peralatan Sablon Manual 2 Baik & 75 %
11. Mesin Potong Kertas 2 Rusak Ringan
12. Tripod 3 Baik & 95%
13. Printer Cetak 2 Rusak
14. Meja Afdruk 2 Baik
15. Ofset 1 Rusak
16. Ploter 2 Rusak
17. Heat Gun 2 Baik
8
B. Ketersediaan Peralatan Praktik Keterampilan Kejuruan dan Rencana
Pengembangannya
Jumla
No Nama Spesifikasi Kondisi
h
1 Sony HXR MC Sony G lens with 12x Optical 1 Rusak Ringan
1500
zoom, 160x Digital zoom
9
Jumla
No Nama Spesifikasi Kondisi
h
film) 16:9 video mode:29.8 to
357.6mm 4:3 video mode:36.5 to
438mm 16:9 photo mode: 29.8 to
357.6mm 4:3 photo mode: 27.4 to
328.8mm
4) Media pendukung
No Nama Spesifikasi Jumlah Kondisi
1 Proyektor Epson 1 Baik
2 Proyektor Toshiba 1 Baik
3 Papan tulis General 1 Baik
4 Printer Epson 1 Baik
12
C. Program Penguatan Kualitas Pembelajaran
1) Penyedian dan Peningkatan Kualitas Guru
S2 5 13 12 6 17 1 0 0
S1 39 79 51 67 99 16 1 2
D4 0 1 1 0 1 0 0 0
D3 1 1 0 2 2 0 0 0
SMA 5 1 4 2 6 0 0 0
SMP 3 0 0 3 2 0 0 1
SD 1 1 0 2 1 1 0 0
Jumlah 54 96 68 82 128 18 1 3
Total 150 150 150
13
sangat penting. Apalagi magang di DUDI merupakan salah satu cara yang sangat
penting untuk pemutakhiran kompetensi. Magang guru di perusahaan juga dapat
menguatkan kerjasama pendidikan vokasi yang bersangkutan dengan DUDI untuk
kegiatan Prakerin peserta didik Kerjasama pendidikan vokasi dan DUDI dalam
bentuk magang guru telah terintegrasikan dalam instrumen akreditasi pendidikan
vokast (dalam Standar Pengelolaan) Akan tetapi, data tentang pengalaman industri
guru pendidikan vokasi belum tersedia secara sistematis Data ini dibutuhkan untuk
memetakan kebutuhan pembinaan guru agar lebih lebih mampu mentransfer
informasi serta keterampilan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru di
perusahaan perusahaan.
(c) Guru Produktif Magang di Industri Minimal 2 Bulan dalam 2 Tahun Pertama
sesuai dengan Kompetensi Keahlian yang Diampunya.
Kombinasi pembelajaran teori di ruang kelas dan perpustakaan (theoretical
learning) dan pembelajaran praktik di lab (practical learning) dirancang
sedemikian rupa dalam rangka menghasilkan lulusan dengan tingkat mutu
tertentu yang siap memasuki dunia kerja. Keberhasilan pendidikan vokasi
tidak hanya diukur dari segi mutunya saja, melainkan juga dari segi
relevansinya Hubungan mutu dan relevansi ibarat dua sisi dari satu keping
mata uang. Mutu lulusan pendidikan vokasi dianggap relevan oleh para
pengguna lulusan, yang dalam hal ini adalah sektor dunia usaha dan dunia
industri (DUDI) apabila apa yang mereka dapatkan sama dengan atau lebih
16
besar dari yang mereka harapkan. Kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya
DUDI menilai bahwa lulusan pendidikan vokasi belum siap kerja, mereka over
qualified but under experience. Berdasarkan pengalamannya, banyak pre-
rekruit menghadapi dilema karena banyak pelamar yang memiliki potensi
tinggi harus direlakan untuk tidak diseleksi lebih lanjut karena tidak memiliki
pengalaman kerja yang relevan sebagaimana seringkali diminta oleh pengguna
lulusan. Sekarang dan kedepan, para penyedia kerja mengharapkan dari para
lulusan tidak hanya memiliki pengetahuan dari bidang studi atau
keakhliannya saja, tetapi juga
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan kerja baru tempat mereka
bergabung, membawa keterampilanketerampilan komunikasi yang luar biasa,
kemampuan memimpin dan dipimpin, dan kemampuan yang teruji dapat
berfungsi secara efisien dan efektif. Ini berarti bahwa transferable skills
penting bagi para peserta didik.
Pengalaman kerja sama sekali berbeda dari eksperimen dan tidak dapat
digantikan oleh laboratorium. Bekerja di industri adalah cara terbaik untuk
mempelajari sikap profesional, interpersonal skills guru. Juga berbeda dengan
pembelajaran di kelas yang lebih didasarkan pemerolehan keterampilan teknis,
dan kegiatan-kegiatan pengajaran formal yang membekali peserta didik
dengan pengetahuan, skills dan konsep-konsep, dan penekanan pada
keterampilan keterampilan kognitif
17
Pembelajaran di tempat kerja atau program sandwich atau kerjasama
pendidikan atau penempatan kerja atau magang, bukan apprenticeship.
Sementara pembelajaran di tempat kerja adalah suatu pembelajaran yang
terstruktur, yaitu seseorang peserta didik diminta untuk bekerja di suatu
perusahaan atau organisasi dalam suasana kerja yang sesungguhnya..
20
tenaga kependidikan, perlu mendapatkan perhatian untuk peningkatan
kompetensi sehingga yang bersangkutan secara optimal dapat mendukung
proses pembelajaran
21
Secara umum struktur dual system meliputi beberapa aspek, berikut.
Pertama, kurikulum harus dirancang dengan berorientasi pada
penggabungan antara instruction dan construction sehingga pendekatan utama
dalam membentuk tahapan pembelajaran yang mengacu pada fase
pembelajaran sekolah ataupun praktik di industri dan berorientasi pada hasil
proses pembelajaran yang diinginkan. Selain itu, perlu mempertimbangkan
orientasi kompetensi pada berbagai level sejalan dengan pendesainan proses
pembelajaran.
Kurikulum yang dirancang menempatkan teknologi atau subjek
kejuruan sebagai disiplin utama ke dalam fokus pembelajaran teori. Oleh
karena itu, semua mata pelajaran dirancang untuk mendukung pembelajaran
kejuruan utama. Isi dan tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari
bidang kejuruan yang sesuai harus dipilih untuk pengembangan/perluasan
semaksimal
mungkin. Seluruh tujuan pendidikan vokasi berorientasi pada aktivitas dan
kekhususan bidang kejuruan, baik dalam hal isi maupun pelaksanaannya.
Kedua, praktik kerja. Perancangan program praktik tidak terlepas dari
implementasi silabus ke dalam pembelajaran, yang membutuhkan metode,
strategi, dan evaluasi pelaksanaan yang sesuai. Kemampuan-kemampuan yang
sudah dimiliki peserta didik, melalui latihan dan praktik di sekolah perlu
diimplementasikan secara nyata sehingga tumbuh kesadaran bahwa apa yang
sudah dimilikinya berguna bagi dirinya dan orang lain. Dengan begitu, peserta
didik akan lebih percaya diri karena orang lain dapat memahami apa yang
dipahaminya dan pengetahuannya diterima oleh dunia kerja/industri. Oleh
karena itu, pelaksanaan praktik di SMK secara umum menggunakan sistem
blok pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri.
23
industri, dan transfer pengetahuan antara industri dan dunia pendidikan mulai
dikembangkan dengan tujuan agar modernisasi pendidikan dapat berkontribusi
untuk meningkatkan kinerja inovasi industri.
Pada beberapa dekade belakangan ini, konsep Teaching Factory telah
menjadi daya tarik utama di berbagai negara, salah satunya Amerika. Teaching
Factory adalah sebuah proyek industri yang bertujuan untuk memberikan
pengalaman nyata dalam desain, manufaktur, dan realisasi produk. Teaching
Factory mengembangkan kurikulum yang memiliki keseimbangan antara
pengetahuan, teori dan analisis dengan manufaktur, perancangan, kegiatan
bisnis, dan keterampilan yang profesional untuk menghasilkan lulusan yang
profesional di bidangnya
Banyak institusi pendidikan berusaha untuk membawa praktik
pendidikan dekat dengan industri. Oleh karena itu, Teaching Factory telah
menjadi suatu pendekatan baru untuk pendidikan vokasi dengan tujuan (1)
memodernisasi proses proses pembelajaran dengan membawa kepada praktik
industri secara dekat; (2) mengungkit pengetahuan industri melalui
pengetahuan baru; (3) mendukung transisi dari manual menuju cara bekerja
otomatis dan mengurangi kesenjangan antara sumber daya industri (pekerja
dan modal) dan pengetahuan industri (informasi); dan (4) meningkatkan dan
menjaga pertumbuhan kekayaan industri, serta (5) pada akhirnya mendorong
pengembangan kapabilitas lulusan. Konsepsi dasar Teaching Factory adalah
"Factory to Classroom" yang bertujuan untuk melakukan transfer lingkungan
produksi di industri secara nyata ke dalam ruang praktik. Kehidupan produksi
yang nyata sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi pembelajaran
yang berbasis kehidupan nyata dari praktik industri pada setiap harinya. Di
Indonesia. penerapan konsep Teaching Factory telah diperkenalkan di SMK
pada tahun 2000 dalam bentuk yang sangat sederhana, yaitu berupa
pengembangan unit produksi yang sudah dilaksanakan di SMK-SMK
Kemudian konsep tersebut berkembang pada tahun 2005 menjadi
sebuah model pengembangan SMK berbasis industri. Setidaknya terdapat tiga
bentuk dasar kategori pengembangan SMK berbasis industri, yaitu: (1)
pengembangan SMK berbasis industri sederhana; (2) pengembangan SMK
berbasis industri yang berkembang, dan; 3) pengembangan SMK berbasis
industri yang berkembang dalam bentuk factory sebagai tempat belajar.
24
Selanjutnya, pada awal tahun 2011 pengembangan SMK dengan model yang
ketiga, yaitu pengembangan SMK berbasis industri yang berkembang dalam
bentuk factory sebagai tempat belajar sehingga dikenal dengan Teaching
Factory Factory di sini hanyalah istilah dan bukan berarti pabrik secara
hardware. Namun, bentuknya berupa pembelajaran yang dilakukan langsung di
tempat praktik, tidak di dalam kelas, dan praktik yang dilakukan berorientasi
pada produksi seperti di industri nyata. Penyelenggaraan model ini
memadukan sepenuhnya antara belajar dan bekerja, tidak lagi memisahkan
antara tempat penyampaian teori dan praktik.
26
SMK, Kemendikbud dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) telah
melaksanakan kegiatan pengembangan SMK menjadi Lembaga Sertifikasi
Pihak Pertama (LSP-P1).
Adapun lingkup kegiatan pengembangan SMK menjadi LSP-PI terdiri
dari (i) fasilitasi persiapan dan pelatihan asesor kompetensi; (ii) penyiapan
Tempat Uji Kompetensi (TUK); (iii) penyiapan materi uji kompetensi, serta
(iv) pelatihan penyusunan dan penerapan dokumen mutu. Nantinya setiap
calon lulusan SMK akan mengikuti uji kompetensi/sertifikasi kompetensi yang
dilaksanakan di LSP-PI di sekolah masing-masing atau pada LSP-PI SMK
terdekat. Jika lulus uji kompetensi, peserta akan mendapatkan sertifikat
sebagai bukti pengakuan atas kompetensi yang dimilikinya. Pembentukan
LSP-PI dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
Pendekatan area: jika di suatu wilayah terdapat beberapa SMK yang belum
memiliki LSP-PI maka akan dikembangkan satu LSP-PI yang selanjutnya
Pembentukan LSP-P1 difokuskan pada sekolah yang memiliki peserta
didik >600: saat ini SMK yang memiliki peserta didik >600 ada sekitar
4.000 SMK, dengan jumlah total peserta didik sebesar 90% total dari
jumlah peserta didik SMK seluruh Indonesia.
Jika kelak LSP-P1 sudah memenuhi kebutuhan maka Uji Kompetensi
Keahlian (UKK) dapat digantikan dengan uji kompetensi yang dilaksanakan
oleh LSP- P1, dalam hal ini biaya sertifikasi akan disubsidi pemerintah
melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Direktorat SMK
berencana membentuk
1,650 SMK yang akan berperan sebagai LSP-P1 sampai 2019.
Sampai dengan tahun 2015 pelaksanaan uji sertifikasi diprioritaskan pada pada
13 program keahlian (dengan 8 program keahlian diantaranya masuk dalam 12
sektor prioritas MEA), yaitu Kepariwisataan, Tata Boga, Tata Kecantikan,
Tata Busana, Keuangan, Administrasi, Teknik Mesin, Teknik Otomotif,
Teknologi Tekstil, Teknik Kimia, Teknik Komputer dan Informatika, dan
Teknik Telekomunikasi.
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan telah memfasilitasi
terbentuknya 35 Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) yang dibentuk oleh
organisasi profesi sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Setiap LSK
menetapkan tempat uji kompetensi (TUK). Dalam menyiapkan tempat uji
27
kompetensi, selain dibentuk di lembaga kursus dan pelatihan yang memenuhi
syarat untuk dijadikan TUK, juga dapat dibentuk di lembaga lain termasuk
SMK. Sampai 2015, hanya terdapat 1.020 lembaga kursus dan pelatihan dan
lembaga lain yang sudah ditetapkan menjadi TUK. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penguatan terhadap lembaga kursus dan pelatihan lainnya agar
dapat menjadi TUK dan apabila sudah terakreditasi dapat menyelenggarakan
kompetensi sendiri.
Untuk penilaian uji kompetensi juga dibutuhkan penguji dan master
penguji untuk melakukan penilaian kompetensi. Sayangnya, dari banyak
lembaga kursus, di Indonesia hanya terdapat 1.460 penguji dan 102 master
penguji Hal ini menyebabkan penyelenggaraan sertifikasi kompetensi bagi
peserta didik Lembaga Kursus dan Pelatihan belum merata, dan di banyak
daerah frekuensinya sangat Jarang
29
BAB IV
PENDANAAN
30
BAB V
PENUTUP
Demikian proposal pengembangan SMK Negeri 2 Kota Jambi sebagai SMK Pusat
Keunggulan ini dibuat dengan harapan dapat dipenuhi sebagaimana yang diharapkan guru
dan pegawai serta oleh siswa dan orang tua siswa, demi tercapainya upaya peningkatan mutu
pendidikan dalam bidang Ekonomi Kreatif.
Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya Peta Jalan Pengembangan SMK ini,
kami ucapkan terimakasih. Semoga tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan menjadi amal
ibadah. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindunganNya.
Kepala Sekolah
31