GRAPHIC DESIGN
TECHNOLOGY
SOAL UTAMA
SMAKTECH
PT. SMAKINDO SELULER PERSADA
Selama masa pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang lebih memilih beralih ke
sistem online. Hal ini tentu saja dipengaruhi faktor, seperti penerapan social distancing
maupun kesadaran orang untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Meskipun
perekonomian di banyak negara, termasuk Indonesia, menurun selama pandemi terjadi pada
2020 lalu, aktivitas online yang meningkat membuat pasar ponsel pintar tetap bergeliat.
Dengan adanya e-commerce sebagai media jual beli yang praktis dan efisien, masyarakat
tidak lagi perlu bingung dalam memenuhi kebutuhannya, termasuk dalam membeli gadget.
Maka itu, angka pembelian smartphone via e-commerce pun tetap tinggi pada 2020.
Perusahaan riset pasar Counterpoint Research melaporkan, rasio segmen penjualan online di
pasar smartphone 4 negara ASEAN, yakni Filipina, Vietnam, Thailand, dan Indonesia
meningkat 8 persen pada kuartal III 2020. Laporan Counterpoint Research menunjukkan
penjualan online itu memberikan pendapatan 20% lebih besar daripada sistem offline.
Di sisi lain, di kuartal III 2020, angka penjualan smartphone di pasar 4 negara itu
tercatat hanya turun 1 persen jika dibandingkan kuartal III 2019. "Samsung Electronics, Vivo
dan Oppo memiliki pangsa pasar lebih tinggi di pasar offline sedangkan Xiaomi dan Realme
melakukannya di pasar online," terang Counterpoint seperti dilansir Business Korea. "Vivo
menduduki puncak pasar offline Indonesia dan Filipina. Xiaomi melakukannya di pasar online
Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Samsung Electronics melakukannya dengan pangsa sekitar
40 persen di pasar offline Vietnam." Counterpoint pun mencatat bahwa Oppo meraih 20
persen pangsa pasar smartphone di Vietnam, Indonesia Filipina, dan Thailand, pada kuartal
III 2020. Sementara Samsung Electronic menempel ketat dengan 19 persen pangsa pasar.
Kondisi pasar smartphone di 4 negara ASEAN itu tak jauh berbeda dari situasi dunia.
International Data Corporation (IDC) menyimpulkan pasar smartphone dunia terus membaik
selama kuartal 4 2020, dengan pertumbuhan 4,3% (year on year). Data IDC Worldwide
Quarterly Mobile Phone Tracker menunjukkan, total pengiriman ponsel pintar dari seluruh
produsen di dunia pada kuartal 4 2020 mencapai 385,9 juta unit. Meskipun angka
keseluruhan penjualan smartphone selama 2020 turun 5,9 persen dibanding data pada 2019,
IDC menilai ada pemulihan pasar yang signifikan dan diperkirakan terus tumbuh tahun ini.
"Ada banyak elemen berperan untuk mendorong pemulihan pasar ponsel pintar, yaitu
permintaan yang semakin banyak, dorongan pasokan ponsel yang memiliki jaringan 5G,
promosi yang kian kencang, dan kepopuleran smartphone berharga murah," kata Nabila
Popal, Direktur Riset IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, dalam siaran persnya
pada 27 Januari 2021 lalu. "Vendor [produsen ponsel] tampaknya lebih siap menghadapi
lockdown kedua. Mereka sudah memiliki sarana yang tepat untuk memenuhi pesanan dan
menjangkau konsumen akhir. Lockdown juga membuat orang-orang mengeluarkan uang
lebih sedikit untuk rekreasi, perjalanan, dan makan di luar, dan [pasar] smartphone
mendapatkan keuntungan dari situasi ini," tambah dia. (Sumber: https://tirto.id/f9DE)
Jika dibaca dari uraian di atas, bahwa saat ini smartphone menjadi salah satu barang
yang memiliki cakupan pasar yang sangat luas. Dengan demikian potensi ekonomi yang
didapat dari industry ini pun juga luar biasa. Sehubungan dengan hal tersebut saat ini muncul
sebuah perusahaan baru bernama PT. SMKINDO SELULER PERSADA merupakan perusahaan