Anda di halaman 1dari 7

LECTURER NOTES

MATA KULIAH : AKUNTANSI BIAYA


MATERI : PENGENALAN ISTILAH DAN TUJUAN BIAYA (2)
SESI PERTEMUAN : 3 (TIGA)
DOSEN : ANA YULIANA JASUNI, S.E. , M.M.

Jenis perusahaan
1. Perusahaan sektor manufaktur adalah perusahaan yang membuat dan menjual produk
mereka sendiri
Siklus akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur dimulai dari persiapan bahan
baku, proses pembuatan produk, sampai akhirnya menghasilkan produk jadi. Beberapa
akun yang ikut diperhitungkan dalam perhitungan akuntansi biaya perusahaan
manufaktur yaitu harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead produksi, dan harga pokok penjualan.
2. Perusahaan sektor perdagangan adalah perusahaan yang membeli kemudian menjual
produk berwujud tanpa mengubah bentuk dasarnya.
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah melakukan penjualan produk yang telah
dibeli oleh perusahaan kepada konsumen. Perlu diingat, perusahaan dagang tidak
memproduksi barang dagangannya sendiri, sehingga dia hanya mendistribusikan
barang dagangan saja. Adapun proses distribusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu proses
distribusi langsung (melalui perantara) dan proses distribusi tidak langsung. Terdapat 4
unsur yang menjadi dasar untuk menghitung akuntansi biaya pada perusahaan dagang,
yaitu:
• Kas keluar, yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
• Barang masuk, berupa barang yang dibeli oleh perusahaan untuk
diperdagangkan.
• Kas masuk, adalah uang yang diperoleh dari penjualan barang dagangan oleh
perusahaan.
• Barang keluar, adalah semua barang yang dijual oleh perusahaan.

3. Perusahaan sektor jasa adalah perusahaan yang menyediakan jasa (produk tidak
berwujud)
Perbedaan Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan Dagang
Kegiatan perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Kegiatan utama
perusahaan dagang adalah membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk
dasarnya atau menambah manfaat dari barang tersebut. Kegiatan utama perusahaan
manufaktur adalah membeli bahan serta komponen dan mengubahnya menjadi berbagai
barang jadi. Oleh karena itu proses akuntansi antara kedua jenis perusahaan tersebut juga
berbeda. Akuntansi perusahaan manufaktur dan akuntansi perusahaan dagang berbeda dalam
jenis-jenis rekening yang disajikan dalam laporan keuangan (yaitu neraca dan laporan laba
rugi). Di samping itu dalam perusahaan manufaktur harus membuat laporan biaya produksi.
Perbedaan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Perbedaan dalam neraca
Di dalam neraca perusahaan dagang hanya terdapat satu rekening persediaan yaitu
persediaan barang dagang (merchandising inventory). Di dalam neraca perusahaan
manufaktur rekening persediaan meliputi:
a) Persediaan bahan baku (direct material) yaitu semua bahan yang membentuk
keseluruhan integral dari barang jadi dan dimasukkan dalam perhitungan biaya
produk.
b) Persediaan bahan penolong (indirect material) yaitu semua bahan yang membantu
penyelesaian suatu produk (supplies pabrik).
c) Persediaan barang dalam proses (work in process) yaitu barang-barang yang baru
sebagian diselesaikan tetapi belum sepenuhnya selesai.
d) Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu barang yang sepenuhnya telah selesai
diproduksi tetapi belum terjual.
2. Perbedaan dalam laporan laba rugi
Perbedaan laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur
terletak pada perhitungan harga pokok penjualan. Di dalam laporan laba rugi
perusahaan dagang: ”Barang Tersedia Dijual” diperoleh dengan menjumlahkan
”Persediaan Awal Barang Dagangan” dan ”Pembelian Bersih”. Di dalam laporan laba
rugi perusahaan manufaktur: ”Barang Tersedia Dijual” diperoleh dengan
menjumlahkan ”Persediaan Awal Barang Jadi” dan ”Harga Pokok Produksi (Cost of
Goods Manufactured)”. Dalam laporan laba rugi perusahaan manufaktur, harga pokok
penjualan (cost of goods sold) ditampilkan sebagai suatu angka. Meskipun praktik ini
diikuti untuk laporan yang dipublikasikan, diperlukan juga tambahan informasi untuk
kebutuhan internal perusahaan. Dengan demikian, laporan pendukung untuk harga
pokok penjualan perlu dibuat.

Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured)


Harga pokok produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik
sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan. Semua biaya ini adalah biaya
persediaan. Biaya persediaan yaitu semua biaya produk yang dianggap sebagai aktiva dalam
neraca ketika terjadi dan selanjutnya menjadi harga pokok penjualan ketika produk itu
dijual. Harga pokok penjualan mencakup semua biaya produksi yang terjadi untuk membuat
barang yang terjual. Biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
a) Biaya bahan baku
Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan
menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan
yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis. Misalnya pemakaian
bahan berupa kulit, benang, paku, lem dan cat pada perusahaan sepatu yang menjadi
komponen utama produk, dapat ditelusuri secara langsung tanpa perlu alokasi dan
bersifat variabel.
b) Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada
tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga
kerja (buruh) yang terlibat secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung meliputi kompensasi atas seluruh
tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan
kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Misalnya upah yang dibayarkan
kepada buruh bagian pemotongan atau bagian perakitan atau bagian pengecatan pada
perusahaan mebel yang dibayarkan per jam kerja atau per unit produk tanpa perlu
alokasi dan bersifat variabel.
c) Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik (biaya produksi tidak langsung) adalah seluruh biaya
manufaktur yang terkait dengan objek biaya namun tidak dapat ditelusuri ke objek
biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis.
Contoh biaya overhead pabrik antara lain:
1) Biaya tenaga kerja tidak langsung (misalnya upah mandor, upah satpam pabrik
dan gaji manajer pabrik)
2) Biaya bahan penolong (misalnya pelumas, bahan pembersih dan lain-lain)
3) Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin pabrik
4) Biaya pemeliharaan gedung pabrik
5) Biaya penyusutan mesin pabrik

Perhitungan dan Akumulasi Biaya


Biaya yang terjadi di bagian penjualan dan pemasaran atau bagian umum dan administrasi
tidak digolongkan sebagai biaya produksi, karena biaya-biaya tersebut tidak dikeluarkan/
digunakan dalam proses produksi sehingga tidak termasuk ke dalam biaya overhead pabrik.
Biaya yang terjadi di bagian penjualan dan pemasaran atau bagian umum dan administrasi
termasuk ke dalam biaya periode (period cost) / beban komersial (commercial expense) /
total beban operasi (total operating expense) yaitu biaya-biaya yang terkait secara tidak
langsung dengan akuisisi atau produksi barang.

Biaya periode adalah semua biaya yang dibebankan berdasarkan periode yang tidak terkait
dengan penjualan produk, dicantumkan pada laporan laba rugi sebagai beban operasi. Biaya
periode akan diperlakukan sebagai beban periode akuntansi ketika biaya itu terjadi karena
diharapkan memberi manfaat pada periode berjalan dan diperkirakan tidak akan memberi
manfaat lagi pada periode berikutnya. Membebankan jenis biaya ini pada periode terjadinya
berarti menandingkan biaya terhadap pendapatan.

Biaya yang berhubungan langsung dengan transfer barang ke lokasi pembeli dan
pengubahan barang tersebut ke kondisi yang siap dijual disebut biaya produk (product cost)
/ total biaya manufaktur (total manufacturing cost). Beban komersial ditambah dengan total
biaya manufaktur disebut total biaya operasi (total operating cost). Biaya utama (prime cost)
adalah biaya produksi yang menjadi komponen utama dari suatu produk, contoh: pada
perusahaan padat karya maka prime cost = direct material + direct labor sedangkan pada
perusahaan padat modal maka prime cost = direct material + factory overhead. Biaya
konversi (conversion cost) adalah semua biaya produksi yang terjadi untuk mengubah bahan
baku menjadi barang jadi, dimana biaya ini terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik.
Metode Penentuan Biaya Produksi

Metode penentuan kos produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam
kos produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi, terdapat
dua pendekatan: full costing dan variable costing.

Full Costing
Merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan
demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut
ini:
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya overhead pabrik variable
- Biaya overhead pabrik tetap

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi
(biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya
overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum). Lihat Gambar 1.3 yang melukiskan unsur kos produksi dan kos
produk dengan pendekatan full costing.

Harga
Pokok
Produksi

Total Harga
Pokok
Produk

Biaya
Adm &
Umum

Biaya
Pemasaran
Variable Costing

Variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi yang terdiri dari, biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dengan
demikian kos produksi menurut metode wuriable costing terdiri DEN dari unsur biaya
produksi berikut ini:
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya overhead pabrik variable

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur kos
produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan
biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya
pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap). Lihat Gambar 1.4 yang melukiskan
unsur kos produksi dan kos produk dengan pendekatan variable costing.

HARGA BBB
POKOK
PRODUK BTK
VARIABLE
BOP-V
REFERENSI
1. Datar, Srikant M., Foster, George., dan Horngren, Charles T. (2006). Akuntansi Biaya:
Dengan Penekanan Manajerial. Edisi 12. Diterjemahkan oleh: Lestari, P.A., S.E. Penerbit
Erlangga, Jakarta.
2. Datar, Srikant M., Foster, George., dan Horngren, Charles T. (2011). Cost Accounting; A
Managerial Emphasis. 14th edition. Prentice Hall.
3. Mulyadi, 2014. Akuntansi Biaya Edisi 5. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai