1. Competence
2. Confidentiality
3. Integrity
4. Objectivity
Actual cost adalah biaya yang benar-benar terjadi, biasanya berbeda dari
biaya yang ditargetkan (budgeted cost).
Cost object (objek biaya) adalah segala sesuatu (objek) dimana biayanya
dapat dihitung dan diukur. Misalnya produk, service/jasa, project, aktivitas,
departemen, dll.
TVC
VCU
FCU
TFC
Cost Driver
Adalah sebuah variable, seperti level aktivitas atau volume produksi, yang akan
mempengaruhi biaya pada rentang waktu tertentu. Dengan kata lain, ada hubungan
sebab akibat antara perubahan pada level aktivitas dan perubahan pada level total
cost. Sebagai contoh, jika jumlah biaya makan yang Anda keluarkan tergantung pada
jumlah potong pizza yang anda makan maka jumlah potong pizza menjadi cost driver
dalam biaya makan Anda.
Cost driver pada variable cost adalah level aktivitas atau volume produksi yang
perubahannya secara proporsional merubah total biaya variabel. Sementara pada
fixed cost, dalam jangka pendek tidak memiliki cost driver namun bisa memiliki cost
driver dalam jangka panjang.
Relevant Range
Adalah rentang dari level aktivitas/volume produksi normal, dimana ada hubungan
yang spesifik antara level aktivitas/volume produksi dengan biaya. Contohnya: fixed
cost dikatakan tetap hanya jika berhubungan dengan (rentang) range tertentu (yang
biasanya lebih luas) dari total aktivitas atau volume (dimana perusahaan diharapkan
beroperasi) dan untuk jangka waktu tertentu (biasanya periode anggaran tertentu).
Rp120jt
TFC
Rp 80 Jt
Relevant range
Rp 10 Jt Th 200x
Asumsi dasar dari relevant range juga bisa digunakan untuk variable cost. Yaitu jika
diluar relevant range, variable cost seperti direct material bisa tidak berubah secara
proporsional dengan perubahan pada volume produksi. Contohnya: diatas jumlah
volume tertentu, biaya direct material bisa semakin murah karena adanya diskon
pembelian.
Inventoriable cost adalah seluruh biaya produk yang diakui sebagai aset pada
saat terjadi, baru kemudian menjadi cost of goods sold setelah produk tersebut
terjual.
Period cost adalah seluruh biaya yang ada di Laporan Rugi Laba kecuali cost of
goods sold. (biaya yang ada langsung dibebankan sebagai expense di Laporan
Rugi Laba)
Prime cost adalah semua biaya manufaktur langsung (DM + DL).
Manufacturing Cost = biaya produksi atau biaya pabrik
o = Prime Cost + FOH
o = DM +DL + FOH
Commercial Exp. = marketing + administrasi
Total Operating Cost = Manufacturing Cost + Commercial Exp.
Conversion Cost = biaya untuk merubah material menjadi output.
= DL + FOH
Schedule of COGM
DM :
Beg xx
COGS Statement
F/G-beg xx
(+) COGM xx
cost of goods av. for sale xx
(-) F/G-end (xx)
COGS xx
Income Statement
Revenue xx
(-) COGS (xx)
Gross profit xx
(-) Operating exp. (xx)
Operating Income xx
2) Process-costing system
- Biasanya digunakan apabila produk yang dihasilkan seragam/sama dan
dalam jumlah massal.
- Biaya dihitung setiap periode kemudian dibagi dengan jumlah produksi
untuk menentukan per unit cost.
- Laporan yang digunakan yaitu berupa Cost of Production report (biasanya
dimiliki oleh masing-masing departemen proses)
Joint cost adalah biaya yang terjadi pada suatu proses produksi lebih dari 1
produk.
Split off points adalah saat ketika beberapa produk yang melewati 1 proses
yang samasudah dapat dipisahkan/diidentifikasikan secara terpisah.
Separable cost adalah biaya setelah joint cost yang dapat di-assign ke
masing2 produk.
Joint product adalah beberapa produk yang melewati 1 proses produksi
bersama.
Main product adalah produk utama/produk yang nilainya paling tinggi
dibandingkan produk lainnya dalam joint product.
By product adalah produk yang nilainya paling kecil dibanding produk lainnya
dalam joint product.
Main
Product
By
Product
SPLITOFF
POINT
Untuk perlakuan jurnal masing-masing bisa dilihat pada buku Horngren Halaman 636 –
640.
Bottleneck → terjadi saat operasi, pada saat pekerjaan yang dilakukan mendekati
atau melebihi kapasitas yang dapat dilakukan.
1. Purchasing cost, cost of goods yang diterima dari supplier, termasuk biaya
transportasi.
2. Ordering cost, biaya untuk mempersiapkan dan menerbitkan purchase order,
menerima dan memeriksa items yang ada di order, memeriksa kesesuaian
invoice yang diterima, purchase order, dan delivery record untuk pembayaran.
3. Carrying cost, biaya yang terjadi saat menyimpan inventory untuk dijual,
termasuk di dalamnya adalah opportunity cost atas investasi pada inventory
yang dimiliki tersebut.
4. Stockout cost, biaya yang terjadi akibat perusahaan tidak memiliki persediaan
yang diminta oleh konsumen, sehingga perusahaan harus secepatnya
memenuhi permintaan yang ada.
5. Quality cost, biaya yang timbul saat produk yang dihasilkan tidak sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan konsumen.
Economic Order Quantity (EOQ) adalah model keputusan yang mencoba untuk
mengoptimalkan kuantitas order yang dipesan agar memenuhi suatu asumsi tertentu.
Versi paling sederhana dari model EOQ ini yaitu mengasumsikan bahwa hanya ada
ordering cost dan carrying cost, model ini juga berasumsi:
1. Setiap tahun order pada kuantitas yang sama (reorder point
yang sama)
2. Permintaan, ordering cost, dan carrying cost diketahui
dengan pasti.
3. Purchasing cost per unit tidak dipengaruhi oleh kuantitas
yang dipesan.
4. Tidak ada stockout yang terjadi
5. Dalam memutuskan ukuran purchase order, manajer hanya
mempertimbangkan cost of quality yang mempengaruhi ordering cost atau
carrying cost.
Just in Time (JIT) Purchasing, yaitu pembelian material (atau barang) tepat pada
saat dibutuhkan.
Tujuan JIT :
Unt menghilangkan storage & carrying cost
Bagian yang penting dari TQM
Mangurangi WIP & raw materials
Backflush Costing, merupakan suatu job-costing system yang ada pada produksi
dengan menggunakan JIT dimana backflush costing menunda pencatatan beberapa
jurnal entry hingga akhir masa produksi atau akhir siklus penjualan, sehingga biaya
untuk penerapannya lebih rendah dibandingkan dua sisten costing lainnya (job order
dan process costing).
COST ACCUMULATION
1) Job order costing
2) Process costing
3) Backflush costing
Job Order Costing
Metode costing dimana biaya diakumulasi berdasarkan setiap job (customer order).
Job order cost sheet / cost sheet → detail mengenai job tertentu.
Dalam job costing :
DM, DL dan FOH diakui berdasarkan setiap order
Semua penggunaan DM, DL, FOH Applied ditampung dulu di akun WIP,
WIP xxx
Process Costing
Metode costing dimana biaya diakumulasi berdasarkan cost center (departemen
tempat terjadi proses produksi).
Production flow :
1) Sequential PF,
Dept 1 Dept 2 Dept 3 F/G
Berurutan → Man cost Man cost Man cost
→ → →
2) Parallel PF
Dept 1 Dept 2 Dept 5 F/G
Dept 3 Dept 4
3) Selective PF
Dept 1 Dept 2 Dept 3 (packaging)
F/G
Dept 2
FIFO method
Transfered out-nya ada :
+/ biaya inventory → cost to complete this period
started & completed this period
WIP
Klo di average method, transfered out (yang total ga ada beg & started &
completed)
- Internal failure cost : scrap, spoilage, rework, downtime from mesin rusak →
produk belum sampai ke konsumen.
- External failure cost : konsumen tidak puas, warranty, replacement →
produk sudah sampai ke konsumen.
Total Quality Management (TQM), yaitu pendekatan unt meningkatkan quality dlm
seluruh aktivitas & proses.
Customer oriented
Peran aktif manajemen
Peran employee
Sistem yang memungkinkan tercapainya tujuan
Achievement oriented
MATERIALS
Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah inventory yang dipesan pd satu waktu
yang meminimalkan inventory cost.
Jika beli tidak sering & dalam jumlah besar, mk carrying cost (cc) akan ↑.
Keuntungan :
Jika demand predictable
Jika demand pd level yang sama dari periode ke periode
Carrying cost rendah
Kekurangan :
Kemungkinan t’jadi stockout cost kalau keterlambatan datangnya inventory
Tidak bisa dipakai kalo demand flucktuated day to day
Susah unt melakukan shipping dengan cost yang murah t’utama klo Cuma
sedikit jumlah pesanannya.
Backflushing
Adalah pendekatan yang lebih sederhana, menyederhanakan akuntansi untuk flow
biaya manufaktur. Digunakan tidak seperti WIP, tapi melakukan koreksi pada akhir
periode.
Klo pake backflush costing, costing ditentukan pada saat produksi selesai.
Beban direct labor dan FOH Control langsung dimasukkan ke COGS.
FOH
OH rate base/OH allocation base adalah faktor yang dijadikan pembagi dalam OH rate.
Tujuan pemilihan base adalah supaya aplikasi FOH merupakan proporsi yang sesuai
dlm pemakaian SD tidak langsung dalam produk/job.
Base yang umum digunakan :
a) DM cost base
b) Direct labor cost base → base ini gak cocok klo depresiasi mesin besar.
c) DLH base
d) Machine hour base