Anda di halaman 1dari 11

Auditing 114

BAHAN UJIAN KOMPREHENSIF


AUDITING

Chapter I AUDITING DAN JASA ASSURANCE LAINNYA

Jasa Assurance adalah jasa professional independent yang meningkatkan kualitas


informasi untuk pengambilan keputusan. Jasa Atestasi adalah Suatu jasa akuntan
untuk mengeluarkan komunikasi tertulis tentang keandalan suatu asersi tertulis untuk
pertanggungjawaban ke pihak lain. Jenis-jenis jasa atestasi: (1) Audit laporan
keuangan historis, (2) Review laporan keuangan historis, (3) Jasa atestasi lainnya. Jadi
audit merupakan bagian atestasi, bukan atestasi bagian dari audit.

Hbungan antara jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa non assurance

Auditing adalah Pengumpulan dan pengevaluasian bukti informasi yang dilakukan oleh
seorang atau sekelompok orang yang independen dan berkompeten untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang didapat
dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Perbedaan akuntansi dengan auditing


Akuntansi adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisatan kejadian
ekonomi dengan cara yang logis untuk menyediakan informasi keuangan guna
pengambilan keputusan. Dalam mengaudit data akuntansi, penekannya adalah
apakah informasi yang tercatat telah mencerminkan kejadian ekonomi yang
sebenarnya pada periode yang bersangkutan.

Jenis-jenis audit :
a. Financial Statement Audit; untuk menentukan apakah laporan keuangan
secara keseluruhan telah dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
b. Operational Audit; review terhadap bagian-bagian dari prosedur dan
metode operasi perusahaan dengan tujuan untuk mengevaluasi efektifitas dan
efisiensi kegiatan operasional perusahaan.
c. Compliance Audit; atau audit kepatuhan adalah untuk menentukan
apakah auditee (pihak yang diaudit) telah mengikuti prosedur, aturan dan regulasi
spesifik yang telah ditentukan oleh badan/otoritas yang lebih tinggi.

Jenis-jenis auditor :
a. Akuntan Publik/Auditor Independen
Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 115

b. Auditor Pemerintah (BPK)


c. Auditor Pajak
d. Internal Auditor
Chapter II PROFESI AKUNTAN

Standard auditing merupakan pedoman umum bagi auditor dalam memenuhi


tanggung jawab profesionalnya. Secara umum ada 10 standar yang ada dalam GAAS
yang dibagi dalam Standar Umum (General Standards), Standar Pekerjaan Lapangan
(Standards of Field Work), dan Standar Pelaporan (Standards of Reporting).

Standar Umum
• Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
• Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
• Auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya.

Standar Pekerjaan Lapangan


• Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
• Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang
dilakukan.
• Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, tanya jawab, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar Pelaporan
• Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi
tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada
periode sebelumnya.
• Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
• Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dihubungkan
dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggungjawab yang
dipikulnya.

Chapter III LAPORAN AUDIT

Bagian dari laporan auditor bentuk baku :


1. Judul laboran  memuat kata independen
2. Alamat klien
3. Paragraf pendahuluan, memuat bahwa (1) KAP telah melaksanakan audit, (2)
laporan keuangan yang diaudit beserta periodenya, (3) serta menyatakan bahwa

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 116

laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen sedangkan tanggung


jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan itu berdasarkan
audit.
4. Paragraf ruang lingkup, menyatakan apa yang telah dilakukan oleh auditor.
Auditor mengikuti standar auditing yang telah ditetapkan IAI. Bahwa audit
dilakukan untuk mendapatkan “keyajinan yang memadai” bukan kebenaran yang
mutlak. Juga disebutkan bahwa metode pengumpulan bahan bukti adalah “ atas
dasar pengujian”.
5. Paragraf pendapat  “menyajikan secara wajar” artinya secara umum
laporan kuangan telah sesuai dengan PSAK tetapi tidak benar 100%.
6. Nama Auditor
7. Tanggal laporan → merupakan tanggal saat auditor telah menyelesaikan
bagian terpenting dari prosedur audit di lapangan.

Macam-macam laporan audit


a. Unqualified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian/WTP), terbagi menjadi :
• WTP Standar, kondisi yang harus dipenuhi :
1. semua laporan, neraca, laporan laba rugi, laporan salso laba, dan laporan
arus kas, sudah termasuk dalam laporan keuangan
2. ketiga standar umum telah diikuti sepenuhnya dalam penugasan
3. bahan bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor telah
melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkan baginya untuk
menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
4. laporan keuangan disajikan dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
5. tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf atau
modifikasi kata-kata dalam laporan.
• WTP dengan paragraf penjelas, terjadi jika :
1. kurang konsisten dalam penerapan PSAK,
2. keraguan atas going concern perusahaan,
3. auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum,
4. penekanan atas suatu hal.
• WTP dengan modified wording
Laporan yang melibatkan auditor lain :
• Tidak membuat referensi daam laporan audit, peran auditor lain tidak
material, disupervisi oleh auditor utama atau direview oleh auditor
utama.
• membuat referensi dalam laporan audit  modified wording
• pendapat ”Wajar Dengan Pengecualian”
b. Qualified Opinion (Wajar Dengan Pengecualian/WDP)
c. Adverse (Tidak Wajar)
d. Disclaimer (Tidak Menyatakan Pendapat),

Kondisi-kondisi :
a) Ruang lingkup dibatasi, baik dilaukan oleh klien maupun di luar kendali klien
• Tidak material  WTP
• Cukup material tetapi tidak mengganggu keseluruhan laporan keuangan 
WDP
• Sangat material  Disclaimer
b) Tidak sesuai dengan PSAK
• Tidak material  WTP
Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 117

• Cukup material tetapi tidak mengganggu keseluruhan laporan keuangan 


WDP
• Sangat material  Adverse
c) Auditor tidak independen  Disclaimer

Negative assurance adalah suatu pernyataan keyakinan mengenai tidak diketahuinya


adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penggunaan
negative assurance tidak tepat digunakan di laporan disclaimer dan merupakan
penyimpangan dari standar pelaporan yang telah ditetapkan

Chapter III ETIKA PROFESI

Independensi auditor
Auditor harus independen dalam melaksanakan tugasnya, tidak mudah terpengaruhi,
karena auditor eksternal melakukan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Oleh
karena itu, ia tidak dibenarkan memihak pada kepentingan siapa pun (dalam hal ini
harus dibedakan dengan auditor intern yang melaksanakan tugasnya semata-mata
untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan).

Jenis Independensi :
a. Independence in fact: auditor benar-benar secara aktual dapat
mempertahankan sikap yang independen dan tidak bias dalam proses audit.
b. Independence in appearance : hasil interpretasi masyarakat terhadap
independensi auditor tersebut.

Boleh tidaknya suatu KAP untuk mengaudit laporan keuangan yang


dikompilasi oleh KAP yang bersangkutan
Secara etika, hal tersebut tidak boleh dilakukan karena dapat mempengaruhi tingkat
independensinya. Namun, di dalam buku Arens suatu KAP boleh saja melakukan
bookkeeping dan audit atas klien yang sama asalkan memenuhi 3 kriteria di bawah ini
:
a. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan keuangan
b. KAP harus tidak mengasumsikan bahwa peranan dari pekerja dan
manajemen dalam menjalankan perusahaan. Klien harus menyiapkan dokumen
sumber dari semua transaksi yang ada secara detil untuk mengidentifikasi secara
jelas sifat dan jumlah dari transaksi dan pengendalian data yang dilakukan oleh
KAP,
c. KAP, dalam audit atas laporan keuangan disiapkan dari buku dan catatan
yang telah dipelihara oleh KAP secara komplet ataupun sebagian, harus sesuai
dengan standar auditing yang diterima secara umum.

Definisi dan tujuan peer review


Review sejawat dilakukan oleh KAP lain terhadap kepatuhan KAP terhadap sistem
pengendalian kualitas. Tujuannya adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah
KAP yang direview telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai dalam
pengendalian kualitas yang meliputi 5 hal di bawah ini:
a. Independensi, integritas, dan objektivitas
b. Personnel management
c. Penerimaan dan kelanjutan dari klien dan penugasan
d. Kinerja penugasan
e. Monitoring

Chapter IV ETIKA PROFESI

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 118

Chapter V KEWAJIBAN HUKUM

Perbedaan Business Failure, Audit Failure, Audit Risk


Business Failure, terjadi karena perusahaan tidak bisa membayar pinjaman, atau
memenuhi harapan investor, karena kondisi ekonomi atau usaha, seperti resesi,
keputusan manajemen yang buruk atau persaingan yang tidak terduga dalam industri.
Audit Failure, terjadi ketika auditor mengeluarkan pendapat yang salah karena tidak
melakukan audit sesuai dengan GAAS. Misalnya : menggunakan staf yang tidak
kompeten, salah prosedur, dll. Jika hal ini terjadi maka posisi auditor dalam
menghadapi tuntutan hukum adalah lemah.
Audit Risk, risiko ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar dan pendapat WTP dikeluarkan, padahal, dalam kenyataannya, laporan
keuangan klien mengandung salah saji secara material. Hal ini terjadi karena auditor
menggunakan sampling, walaupun mungkin auditor telah mengikuti GAAS.

Chapter VI TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

Tujuan audit adalah untuk memberikan opini atas kewajaran dan penyajian yang fair,
dalam semua hal yang material atas suatu posisi keuangan, hasil operasi, dan arus
kas dibandingkan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Tanggung jawab manajemen adalah menetukan kebijakan akuntansi yang sehat,


menjalankan sistem pengendalian intern yang baik, dan membuat penyajian yang
wajar dalam laporan keuangan, termasuk pengungkapan yang memadai.

Tanggung jawab auditor terbatas pada pernyataan pendapatnya atas laporan


keuangan auditee berdasarkan proses audit. Namun, auditor dapat memberikan saran
tentang bentuk dan isi laporan keuangan seluruhnya atau sebagian berdasarkan
informasi yang diperoleh dan sistem akuntansi yang digunakan oleh manajemen.
Auditor tidak bertanggungjawab atas management fraud.

Siklus laporan keuangan :


1. Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas
2. Siklus Pembelian dan Pengeluaran Kas
3. Siklus Penggajian dan kepegawaian
4. Siklus Persediaan dan Pergudangan
5. Siklus Perolehan Modal dan Pembayarannya

Penetapan Tujuan Audit


Tujuan audit berkait transaksi (transaction-related audit objectives) adalah audit untuk
satu golongan transaksi yg harus dipenuhi sebelum menarik kesimpulan bahwa jumlah
transaksi adalah wajar. Tujuan audit berkait saldo (balance-related audit objectives)
adalah tujuan audit yg akan dicapai untuk masing2 saldo akun.

Pengertian Management Assertion


Bagian dari kriteria-kriteria yang digunakan manajemen untuk mencatat dan
mengungkapkan informasi-informasi akuntansi dalam laporan keuangan.
Pengungkapan/pernyataan ini dapat bersifat implisit ataupun eksplisit serta dapat
diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar sebagai berikut
a. Existence or Occurrence
b. Completeness
c. Valuation or Allocation
d. Right and Obligation

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 119

e. Presentation and Disclosure

Tujuan Audit Berkait Transaksi


Ada 6 tujuan umum audit berkait transaksi:
a) Existence, transaksi2 yg dicatat adalah ada.
b) Completeness, transaksi2 yg ada telah dicatat.
c) Accuracy, transaksi2 yg dicatat dinyatakan pd jumlah yg tepat.
d) Classification, transaksi2 yg dicatat di jurnal telah diklasifikasikan dengan tepat.
e) Timing, transaksi2 dicatat pd tanggal yg tepat.
f) Posting and Summarization, transaksi2 yg tercatat telah dimasukkan dalam
berkas induk dengan memadai dan telah diikhtisarkan dengan semestinya.

Tujuan Audit Berkait Saldo


Ada 9 tujuan tujuan umum audit berkait saldo:
a) Existence, saldo yg dimasukkan adalah ada.
b) Completeness, saldo yg seharusnya ada telah dimasukkan.
c) Accuracy, saldo yg dimasukkan telah dinyatakan pada jumlah yg tepat.
d) Classification, saldo yg dimasukkan dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan memadai.
e) Cut-off, transaksi2 dekat tanggal neraca telah dicatat pada periode yg sesuai.
f) Detail Tie-in, rincian dalam saldo akun sesuai dengan berkas induk,
penjumlahannya cocok dengan saldo akun dan jumlahnya sesuai dengan buku
besar.
g) Realizable Value, aset yg dimasukkan dalam saldo diperkirakan dapat ditagih.
h) Rights and Obligations
i) Presentation and Disclosure, saldo akun dan pengungkapan yg terkait telah
disajikan dengan memadai dalam laporan keuangan.

Cara Untuk Mencapai Tujuan Audit (Empat Tahap Audit) :


Tahap 1 : Merencanakan dan merancang pendekatan audit.
Tahap 2 : Melakukan pengujian atas pengendalian (Test of Controls) dan pengujian
substantif atas transaksi (substantive tests of transactions).
Tahap 3 : Melakukan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo (tests of
details of balances).
Tahap 4 : Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.

Chapter VII BAHAN BUKTI AUDIT

Bukti audit adalah semua informasi yang dapat digunakan oleh auditor untuk
menentukan apakah informasi keuangan yang diaudit telah sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Kriterianya:
a. Relevan  bukti haru ada kaitannya dengan tujuan pengujian auditor
b. Kompetensi  derajat dapat dipercayainya bahan bukti
c. Sufficiency (kecukupan)
d. Timeliness (ketepatan waktu)

Macam-macam bukti ( P C D O I R A )
(a) Physical examination/pemeriksaan fisik, adalah inspeksi atau penghitungan aktiva
berwujud oleh auditor. Biasanya dilakukan untuk persediaan dan kas.
(b) Confirmation/Konfirmasi
(c) Documentation, disebut juga pemeriksaana dokumen (vouching).
(d)Observation
(e) Inquires of the client/tanya jawab dengan klien
Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 120

(f) Reperformance/pelaksanaan ulang


(g) Analytical Procedures

Konfirmasi adalah jawaban tertulis atau lisan yang diterima auditor dari pihak ketiga
yang independen dalam menverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh
auditor. Yang jadi masalah adalah konfirmasi belum tentu selalu dijawab. Kalo
konfirmasi tidak dijawab, kirimkan lagi konfirmasi sampe ada jawaban trus kalo masih
tidak ada tanggapan, gunakan prosedur audit yang lain atau kerjasama dengan
auditor lain yang kebetulan memeriksa penerima konfirmasi tersebut.
Tindak lanjut bagi konfirmasi yang tidak dijawab :
 Memeriksa penerimaan kas pada periode setelah tanggal neraca
 Memeriksa copy faktur penjualan untuk menentukan existence
 Memeriksa shipping document untuk menentukan existence dan cutoff
 Korespondensi dengan klien

Jenis2 konfirmasi (PSA 07):


a. Konfirmasi positif, lebih handal daripada konfimasi negative tetapi lebih
memakan biaya karena konfirmasi yang tidak dijawab harus di-follow up dengan
prosedur alternative.
● Konfirmasi positif dengan informasi yg dipasok oleh pihak yg ditanya (blank
confirmation) → tidak tercantum nilai hutang/piutang yg ditanya. Lebih handal
daripada konfirmasi yang menyebut jumlah namun tingakt pengembaliannya
lebih rendah.
● Konfirmasi positif dengan informasi yg akan dikonfirmasi sudah tertera
dalam formulir → ada nilai nominal atas hutang/piutang klien.
b. Konfirmasi negatif, yaitu penerima konfirmasi diminta menjawab hanya
jika informasi dalam konfirmasi adalah salah. Konfirmasi negative hanya boleh
dilakukan jika semua kondisi berikut terpenuhi :
 Gabungan inherent risk dan control risk yang ditetapkan auditor rendah
 Terdapat sejumlah besar sado akun yang kecil
 Auditor yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi akan
mempertimbangkan permintaan tersebut.

Auditor boleh tidak melakukan konfirmasi jika terjadi salah satu keadaan ini :
 AR merupakan jumlah yang tidak material
 Penggunaan konfirmasi dianggap tidak efektif
 Gabungan inherent risk dan control risk yang ditetapkan auditor rendah

Yang terdapat dalam working paper adalah summary dari temuan-temuan dan
langkah-langkah audit yang dilakukan oleh auditor. Yang berhak untuk memiliki dan
menggunakan working paper adalah auditor, tetapi bisa juga digunakan pihak lain
atas permintaan pengadilan atau oleh klien jika ada permasalahan sebelumnya.

Chapter VIII PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALISIS

Perencanaan Audit
a. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal audit
• Investigasi klien baru atau melanjutkan klienb lama
• Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit
• Mendapatkan pemahaman bersama klien  pemahaman atas kondisi dan
syarat-syarat penugasan dituangkan dalam engagement letter (surat tugas)
• Staf untuk penugasan
Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 121

• Mengidentifikasi kebutuhan akan spesialis dari luar


b. Memahami bisnis dan industri klien
• Lingkungan industri dan eksternal
• Proses dan operasi bisnis
• Manajemen dan governance
• Strategi dan tujuan klien
• Pengukuran dan kinerja
c. Menetapkan risiko bisnis klien
d. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

Prosedur analitis
Jenis prosedur audit untuk mengumpulkan bukti yaitu dengan membandingkan
informasi keuangan masa lalu dan masa sekarang, atau antara informasi keuangan
sekarang berupa rasio-rasio atau perbandingan analisis yang lain serta turut
memperhatikan informasi non keuangan juga untuk menentukan apakah saldo akun
tersaji secara layak.
Prosedur analitis dilakukan selama 3 kali :
• pada tahap perencanaan, bertujuan membantu dalam perencanaan sifat, saat
dan luas prosedur audit yang akan digunakan. Juga membantu mengidentifikasi
masalah signifikan yang memerlukan pertimbangan khusus.
• selama tahap pengujian bersama-sama dengan prosedur audit lainnya; dan
• selama tahap penyelesaian audit, sebagai final review atas salah saji atau
masalah keuangan yg material, dan membantu auditor mengambil ‘pandangan
objektif’ terkakhir atas laporan keuangan yg telah diaudit.

5 Jenis prosedur analitis :


● Membandingkan data/rasio keuangan klien dan industri
● Membandingkan data/rasio keuangan klien dengan data yg serupa pada
periode sebelumnya
● Membandingkan data klien dengan data yg diperkirakan oleh klien (realisasi
vs. angaran)
● Membandingkan data klien dengan data yg diperkirakan oleh auditor
● Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yg menggunakan data
non keuangan.

Chapter IX MATERIALITAS DAN RISIKO

Suatu hal dianggap material jika dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.


Materialitas merupakan konsep yg relatif, bukan absolut. Biasanya yg sering
digunakan auditor untuk menetapkan materialitas adalah laba sebelum pajak, total
aktiva, aktiva lancar, hutang lancar, ataupun modal. Tujuan penetapan materialitas
adalah membatu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang cukup.

Faktor-faktor kualitatif yang mempengaruhi materiaitas :


• Jumlah karena fraud lebih penting dibandingkan error
• Salah saji kecil mungkin material jika berhubungan dengan kewajiban kontrak
• Salah saji kecil mungkin material jika mempengaruhi kecenderungan laba

Jenis-jenis risiko :
a. PDR (planned detection risk) or risiko penemuan yang direncanakan
Adalah resiko bahwa bahan saji yang dikumpulkan dalam segmen gagal
menemukan misstatement (salah saji) yang melewati jumlah yang ditoleransi,
kalau salah saji semacam itu timbul.
Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 122

b. IR (inherent risk)
Adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah saji dalam segmen
audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan efektifitas
pengendalian internal.
c. CR (control risk)
Adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya kekeliruan (salah saji)
dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, yang tidak terdeteksi tercegah
oleh struktur pengendalian internal klien.
d. AAR (acceptable audit risk)
Adalah ukuran ketersedian auditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah
saji secara material walaupun audit telah selesai dan pendapat wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion) telah diberikan.

PDR = AAR
IR x CR

PDR ↓, Bahan bukti ↑


IR ↑, PDR ↓, Bahan bukti ↑
CR ↑, PDR ↓, Bahan bukti ↑
AAR ↑, PDR ↑, Bahan bukti ↓
Engagement risk ↑, AAR ↓, PDR ↓, Bahan bukti ↑

Chapter X PENGENDALIAN INTERN DAN RISIKO PENGENDALIAN

Komponen pengendalian intern :


1. lingkungan pengendalian
2. penetapan risiko
3. kegiatan pengendalian
a. pemisahan tugas yang memadai
b. otorisasi yang layak atas transaksi dan kegiatan
c. dokumen dan catatan yang memadai
d. pengendalian fisik atas aktiva dan catatan
e. pengecekan independen
4. informasi dan komunikasi
5. pemantauan

Pengendalian intern menjadi penting karena berhubungan dengan luasnya scope audit
dan banyaknya bukti audit yang dikumpulkan. Yang diperlukan adalah :
a. Adanya atau tidaknya system pengendalian internal untuk suatu
transaksi (biasanya ada standar tertentu)
b. Efektif atau tidaknya system pengendalian internal yang ada tersebut.
Sehingga jika kedua syarat tersebut :
a. Terpenuhi maka scope dan banyaknya buku audit menjadi rendah/sedikit
untuk menghemat cost of auditing
b. Tidak terpenuhinya maka scope dan banyaknya audit menjadi naik/tinggi
dan cost of auditing tinggi

Chapter XXIII MENYELESAIKAN AUDIT

Penyelesaian audit :
1. menelaah kewajiban bersyarat
2. menelaah Subsequent event
3. pengumpulan bahan bukti akhir
Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 123

a. melakukan prosedur analisis akhir


b. mengevaluasi asumsi going concern
c. memperoleh management representation letter
Surat Representasi Klien, isinya menjamin:
 Perusahaan/klien bertanggung jawab terhadap kebenaran laporan
keuangan
 Klien tidak menyembunyikan bukti
 Klien akan memberikan semua bukti (document) yang dibutuhkan.
d. mempertimbangkan informasi yang menyertai laporan keuangan
e. Membaca informasi lain dalam laporan tahunan
4. mengevaluasi hasil
5. mengeluarkan laporan audit
6. komunikasi dengan komite audit dan manajemen
Management Letter, Surat dari auditor berupa rekomendasi untuk memperbaiki
operasional klien agar efektif dan efisien

Subsequent event adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum
laporan audit dikeluarkan. Pengaruh subsequent event adalah bahwa audit yang
dilakukan hanya sebatas sampai tanggal neraca harus diperbarui dengan
memperhatikan kejadian-kejadian sesudah tanggal neraca dan apa pengaruhnya
terhadap laporan keuangan pada tanggal neraca.
Terdapat 2 jenis Subsequent event :
• Subsequent event yang mempunyai dampak langsung terhadap laporan
keuangan dan memerlukan penyesuaian
• Subsequent event yang mempunyai tidak dampak langsung terhadap laporan
keuangan tetapi pengungkapan dianjurkan.

Dual dating dalam laporan audit


Apabila ada Subsequent event yang penting terjadi setelah pekerjaan lapoangan
selesai tetapi sebelum laporan audit diterbitkan maka auditor punya dua pilihan :
a. Memperluas periode dari seluruh pengujian atas Subsequent event
sampai tanggal dimana auditor puas bahwa Subsequent event yang terbaru yang
ditetapkan telah dinyatakan dengan benar  tanggal laporan audit diubah
b. Membatasi penelaahan kepada hal yang berkaitan dengan Subsequent
event yang baru  dual dated audit report

Jika auditor menyadari seteah lapuran audited diterbitkan ada beberapa infortmasi
yang misleading secra material, auditor berkewajiban untuk menyakinkan pembaca
laporan keuangan diinformasikan mengenai hal tersebut. Auditor meminta klien
segera mengeluarkan revisi laporan keuangan. Hal ini timbul dari kejadian bisnis yang
sudah ada pada tanggal laporan audit bukan setelah tanggal laporan audit.

Perbedaan test of control, substantif test of transaction, prosedur analitis,


test of details of balance dan tiap test tersebut dalam audit
Perlu tidaknya semua test tersebut dilakukan
a. Test of control, Dilakukan untuk mengetahui apakah system
pengendalian intern yang cukup untuk transaksi-transaksi tertentu. Dilakukan di
awal audit
b. Substantive test of Transaction, Dilakukan untuk mengetahui apakah
system pengendalian internal yang cukup tersebut efektif (dijalankan dengan baik).
Dilakukan setelah test of control.

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya
Auditing 124

c. Analytical prosedures, Hanya untuk melihat perbandingan-perbandingan


dari informasi keuangan dan non keuangan. Dilakukan untuk mendukung test-test
tersebut.
d. Test of details of balance, Kebenaran angka pada setiap pos-pos tertentu
laporan keuangan. Dilakukan bila diperlukan saja. Tidak semua test tersebut harus
dilakukan yang terpenting adalah test of control dan substantive test of
transaction.

Lapping, Penggelapan penerimaan piutang oleh karyawan perusahaan dengan cara


mencuri kas penerimaan yang kemudian akan diganti dengan penerimaan piutang lain
berikutnya. Cara mengatasinya dengan pembagian tugas antara petugas penagih
piutang, kasir dan salesman.
Kitting, Pemindahan dana dari suatu rekening bank ke rekening bank lain (biasanya
pada akhir tahun / 31-12) dan dicatat secara tidak tepat, sehingga jumlah tersebut
dicatat sebagai harta pada kedua rekening bank tersebut, praktek ini digunakan untuk
menutupi defalkasi kas oleh si penggelap. Cara mengatasinya dengan rekonsiliasi
bank antar kedua bank dan perusahaan serta prosedur kliring diperhatikan

Hiduplah sesuka hatimu, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintai siapa saja yang
kamu senangi, sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya. Lakukan
apa saja yang kamu kehendaki, sesungguhnya kamu pasti akan memperoleh
balasannya

Anda mungkin juga menyukai