Anda di halaman 1dari 17

PROSES PENYUSUNAN LAPORAN

AUDITOR INDEPENDEN

KELOMPOK 6

Arif Helmy 51622120002


Intan Mauludina 51622120005
Irna Aprilliani 51622120026

Dosen Pengampu:
Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si., Ak,
C.A
Pokok Pembahasan

1 Pengertian Laporan Audit Independen

2 Perumusan Opini Auditor

3 Laporan Auditor

4 Laporan Lain

5 Contoh Kasus
1. PENGERTIAN LAPORAN AUDIT
INDEPENDEN
Pengertian Laporan Audit Independen Pengertian Independensi

Laporan audit adalah laporan yang berisi opini audit yang


dikeluarkan oleh auditor independensi setelah melakukan Independensi menurut standar umum SA seksi 220 dalam SPAP
pemeriksaan atas laporan keuangan entitas dan laporan terkait. Itu (2011) standar ini mengharuskan auditor bersikap independen,
termasuk laporan keuangan, akun manajemen, laporan artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan
manajemen. atau laporan lain seperti laporan yang sesuai. pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal ia
Sebagian besar laporan tersebut diterbitkan berdasarkan hasil praktik sebagai auditor intern).
pemeriksaan profesional auditor terhadap kriteria atau standar
pengukuran. Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan
siapa pun, sebab bagaimana pun sempurnanya keahlian teknis yang
Dalam kata lain, laporan audit independen adalah opini resmi ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru
yang dikeluarkan oleh auditor eksternal atau internal tentang sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya.
kualitas dan akurasi laporan keuangan yang disusun oleh suatu Namun, independensi dalam hal ini tidak berarti seperti sikap
perusahaan. seorang penuntut dalam perkara pengadilan, namun lebih dapat
disamakan dengan sikap tidak memihaknya seorang hakim.
Keuntungan Menggunakan Laporan Audit Batasan Laporan Audit

1 Memberikan jaminan atas Laporan Keuangan Ruang lingkup Waktu juga


audit mungkin menjadi
dibatasi oleh kendala bagi
2 Membuktikan integritas manajemen manajemen auditor

3 Persyaratan hukum dan regulasi Risiko yang


Independensi mungkin tidak
Auditor terdeteksi oleh
auditor
4 Persyaratan pemegang saham

5 Persyaratan perusahaan induk Kualifikasi dan


Kompetensi
Auditor

6 Membantu mengelola anak perusahaan dengan lebih efektif.

7 Membantu pemangku kepentingan


2. PERUMUSAN OPINI AUDITOR

Perumusan Opini Auditor

Langkah terakhir dalam proses audit adalah merumuskan opini


audit dan membuat laporan audit dengan kalimat yang tepat.
Untuk merumuskan opini, auditor harus telah memperoleh
keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan
secara keseluruhan bebas dari salah saji yang material, sesuai
dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku atau yang
bertujuan umum. Kerangka pelaporan keuangan bertujuan
umum, terdiri dari:
i. Kerangka pelaporan yang wajar (fair presentation
framework),
ii. Kerangka pelaporan kepatuhan (Compliance framework).
Alur Keputusan opini auditor

Berdasarkan kerangka laporan keuangan bertujuan umum, diarahkan Berdasarkan alur keputusan tersebut, audit dapat merumuskan
oleh jawaban-jawaban atas pertanyaan: opini audit
1. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah ‘fair atas laporan keuangan sebagai berikut:
presentation’, pertanyaan yang digunakan adalah; apakah laporan a) Opini bentuk baku atau opini tanpa modifikasi. Opini ini
keuangan disusun sesuai dengan kerangka laporan keuangan yang diberikan apabila auditor menyimpulkan bahwa laporan
berlaku? Jika di jawab ‘Ya’, maka auditor dapat memberikan opini keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai
tanpa modifikasi atau opini bentuk baku (standard audit opinion). dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Opini
bentuk baku ini disebut dengan opini wajar tanpa
2. Jika kerangka laporan keuangan yang digunakan adalah pengecualian (WTP).
‘compliance’, auditor dapat menjawab pertanyaan; ‘apakah laporan
keuangan taat atau patuh terhadap ketentuan/persyaratan dalam b) Opini dengan modifikasi. Opini ini diberikan jika auditor;
kerangka pelaporannya?’ Jika dijawab ‘ya’, maka auditor dapat • Menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang
memberikan opini bentuk baku. diperoleh, laporan keuangan secara keseluruhan tidak
bebas dari salah saji material, atau
3. Jika jawaban atas pertanyaan 1 atau 2 adalah ‘tidak’, maka auditor • Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan
akan diarahkan untuk ‘melaporkan masalah ke manajemen dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan keuangan
TCWG’. Jika auditor melakukan hal ini, dan masalah terkait dapat secara keseluruhan bebas dari salah saji material.
diselesaikan, maka dapat diberikan opini bentuk baku. Sebaliknya,
jika masalah tersebut tidak dapat diselesaikan, maka dapat
diberikan opini modifikasian.
3. LAPORAN AUDITOR

Unsur – unsur Laporan Auditor Pertimbangan dalam merumuskan opini

i. Judul. Materialitas
ii. Pihak yang dituju. Simpulkan:
iii. Paragraf pendahuluan. a. Apakah materialitas masih tepat dalam konteks hasil keuangan
iv. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan. entitas yang sebenarnya?
v. Tanggung jawab auditor b. Apakah salah saji yang tidak dikoreksi (termasuk yang berasal
vi. Opini auditor. dari periode yang lalu), secara terpisah atau tergabung dapat
vii. Tanggungjawab pelaporan lainnya. menyebabkan salah saji material?
viii. Tanda tangan auditor.
ix. Tanggal laporan auditor. Bukti Audit
a. Apakah bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh?
b. Apakah estimasi akuntansi yang dibuat manajemen sudah
layak?
c. Pakah prosedur analitikal yang dilakukan pada atau mendekati
akhir tahun menguatkan kumpulan yang diambil selama audit?
Laporan Auditor tanpa Modifikasi

Auditor wajib mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk atau menjelaskan dengan cukup, kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku (ISA 700.15). Auditor wajib memberikan opini yang tidak dimodifikasi (WTP) ketika auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan dibuat, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

ISA 700.35 menjelaskan bahwa ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan
kerangka penyajian wajar, pendapat auditor harus, kecuali ditetapkan lain oleh ketentuan perundang-undangan, menggunakan rasa, yang
dipandang ekuivalen dengan:
a) Laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, atau
b) Laporan keuangan memberikan gambaran yang benar dan wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

ISA 700. 46, Ketika memberikan pendapat yang tidak dimodifikasi atas laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka kepatuhan,
pendapat auditor harus menyatakan laporan keuangan yang dibuat, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
Laporan Auditor dengan Mofifikasi (ISA 705)

Jika laporan keuangan dibuat sesuai dengan kerangka penyajian yang wajar, tidak mencapai penyajian yang wajar, auditor wajib
membahas ini dengan manajemen dan tergantung pada persyaratan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana masalah itu
diselesaikan, auditor wajib menentukan apakah perlu memodofikasi opini sesuai dengan ISA 705. Opini modifikasian terdiri dari 3 jenis
yaitu:
1. Opini wajar dengan pengecualian
a. Kesalahan penyajian, baik secara individual maupun kolektif, adalah material, tetapi tidak perpasif, terhadap laporan keuangan.
b. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, tetapi auditor menyimpulkan
bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat
material, tetapi tidak pervasif.

2. Opini tidak wajar


Auditor, berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat yang telah diperoleh, menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian, baik secara
individual maupun kolektif, adalah material, tetapi pervasif, terhadap laporan keuangan.

3. Opini tidak menyatakan pendapat


c. Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini auditor, dan auditor menyimpulkan
bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dan bersifat
material dan pervasif.
d. Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari satu ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa meskipun
telah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang setiap ketidakpastian tersebut, adalah tidak mungkin untuk
merumuskan opini atas laporan keuangan karena interaksi yang potensial dari ketidakpastian tersebut dengan kemungkinan
dampak kumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan.
4. LAPORAN LAIN (SEPERTI SURAT KEPADA MANAJEMEN
/
MANAGEMENT LETTER) Membuat Management Letter yang Baik
Pengertian Management Letter

Dalam membuat management letter, perlu diperhatikan beberapa hal


Management letter merupakan suatu surat yang dibuat oleh penting agar dihasilkan suatu management letter yang baik dan
Kantor Akuntan Publik (KAP), ditujukan kepada manajemen efektif.
perusahaan yang diperiksa laporan keuangannya (di audit), yang 1. Management letter harus tepat waktu (timely),
isinya memberitahukan kelemahan dari pengendalian intern 2. Management letter harus berisi saran-saran yang bermanfaat dan
perusahaan (baik material maupun inmaterial weaknesses) yang bisa diterapkan.
ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan 3. Komentar dan saran-saran dalam management letter tidak boleh
saran-saran perbaikan dari KAP. merupakan sesuatu yang “SURPRISE” (mengejutkan).
4. Management letter harus ditulis dengan menggunakan bahasa
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, KAP tidak diperbolehkan yang baik, halus dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
mengiklankan kantornya atau jasa yang diberikan kantornya, 5. Kelemahan dan saran yang diberikan bisa diurut berdasarkan
karena jika hal tersebut dilakukan berarti KAP tersebut melanggar urut-urutan pos neraca dan rugi laba.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik-IAI. 6. Saran-saran yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi
bisnis perusahaan
7. Pada bagian akhir management letter jangan lupa untuk
mengucapkan terima kasih kepada manajemen dan seluruh staf
perusahaan
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Tim Audit dalam membuat Management Letter

Untuk menghasilkan management letter yang baik perlu kerjasama dari seluruh anggota tim audit, mulai dari junior auditor sampai dengan
audit partner. Berikut ini akan dijelaskan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing anggota tim audit (dari kantor akuntan publik)
dalam membuat management letter.

1. Asisten Auditor (junior staf) :


Sebagai petugas yang terjun ke lapangan (ke kantor perusahaan) setiap hari, bertugas mengumpulkan data dan informasi yang terdapat
dalam pengendalian intern perusahaan, baik mengenai kebaikan maupun kelemahan pengendalian intern.

2. Senior Auditor (pimpinan tim pemeriksa) :


Menelaah kertas kerja pemeriksaan yang dibuat asisten audotor, khususnya yang berkaitan dengan informasi mengenai kelemahan
pengendalian intern perusahaan.

3. Audit Supervisor/Manager :
Menelaah dan mengedit konsep management letter, mengusulkan perbaikan-perbaikan yang diperlukan kepada senior auditor.

4. Audit Partner :
Menelaah dan mengedit konsep management letter yang diterima dari audit manager mendiskusikannya dengan audit manager dan (jika
perlu) dengan audit senior.
Menyusun Management Letter (Surat Pernyataan Manajemen)

Selama melaksanakan audit, auditor mengamati berbagai operasi dan organisasi bisnis klien. Management Letter
berisi rekomendasi-rekomendasi yang tidak disyaratkan untuk dikomunikasikan dengan komite audit.
Rekomendasi tersebut biasanya berkaitan erat dengan usaha peningkatan efisiensi dan efektifitas operasi
perusahaan klien. Oleh karena itu, management Letter menunjukan pelayanan yang diberikan auditor agar klien
puas. Pelayanan ini menunjukan adanya perhatian auditor terhadap kesejahteraan dan masa depan klien.

Management letter dapat mencakup komentar atas :


a. Struktur pengendalian intern, yang bukan termasuk reportable condition.
b. Sumber daya Management seperti kas, persediaan dan investasi.
c. Masalah perpajakan.
Manfaat Management Letter

Management letter mempunyai banyak manfaat bukan hanya untuk klien tetapi juga untuk KAP dan staf (anggota tim pemeriksa) dari
KAP. Manfaat itu antara lain :

1. Untuk klien
a. Dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaannya.
b. Dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran yang
diberikan dalam management letter, sehingga bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan di dalam
perusahaan.

2. Untuk kantor akuntan publik


c. Menjadikan nama kantor akuntan publik menjadi bertambah baik, karena disamping laporan pemeriksaan akuntan, juga
memberikan management letter yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.
d. Jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada teman-teman bisnisnya untuk memakai jasa kantor
akuntan publik tersebut.
e. Jika teman-teman bisnis tersebut tertarik, tentunya akan menambah jumlah klien (langganan) kantor akuntan publik.

3. Untuk staf kantor akuntan publik (anggota tim pemeriksa)


f. Jika klien kantor akuntan publik bertambah, tentunya kesejahteraan pegawai dapat lebih ditingkatkan.
g. Mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari pengendalian intern di berbagai macam/jenis perusahaan.
h. Mendapat kesempatan untuk mempelajari bagaimana membuat management letter yang baik.
Contoh Management Letter
5. CONTOH KASUS

KASUS PENYELEWENGAN PEMBERIAN STATUS WTP DALAM LAPORAN AUDIT E-KTP


Proyek pengadaan e-KTP digulirkan Kementerian Dalam Negeri pada 2011. Saat itu mereka menganggarkan dana sebesar
Rp 5,9 triliun untuk membiayai proyek ini. Belakangan diketahui Rp 2,3 triliun dari dana tersebut dikorupsi. Dengan nilai
korupsi sebesar Rp 2,3 triliun, maka kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP ini bisa didaulat sebagai kasus korupsi terbesar
yang pernah terungkap di tanah air. Kasus terbesar kedua adalah proyek Hambalang yang ditaksir merugikan negara sebesar
Rp 706 miliar.
Kasus mega korupsi e-KTP menyerat banyak nama besar dan lembaga negara. Salah satunya adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Disebutkan salah satu terdakwa, Sugiharto Kala yang menjabat sebagai Direktur Pengelola Informasi
Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri memberikan uang Rp 80 juta untuk auditor BPK bernama
Wulung selaku Auditor pada BPK yang memeriksa pengelolaan keuangan Ditjen Dukcapil. Uang tersebut diberikan agar
BPK memberikan status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) bagi laporan audit keuangan Ditjen Dukcapil. Setelah pemberian
uang tersebut BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian terhadap pengelolaan keuangan pada Ditjen Dukcapil
tahun 2010,” Pemberian uang dilakukan di antara November- Desember 2012.
Dari hasil audit forensik Gowa menemukan tak kurang dari 11 penyimpangan, pelanggaran, dan kejanggalan dalam
proses pengadaan lelang tersebut. Asumsi potensi kerugian negara setidaknya terjadi dari penggelembungan harga beberapa
perhitungan pengadaan barang dimana dalam kontrak kerja perhitungan harga satuan blanko dipatok Rp 16.000. Padahal,
kata dia, per lembar blanko berbasis chipkapasitas 8.000 di pasar domestik dan internasional dibanderol tak lebih dari Rp
10.000. 

 
.
ANALISIS KASUS

PEMBAHASAN
Dari fenomena diatas dapat diketahui bahwa auditor melakukan penyimpangan dalam hal pengungkapan laporan audit dan
pemberian opini audit. Dengan memberikan opini yang tidak sebenarnya atas penyelewengan yang terjadi pada pengadaan e-KTP
dapat diidentifikasi bahwa auditor tersebut tidak independen dan melanggar etika profesi seorang akuntan.
Disisi lain auditor tidak kompeten karena auditor tidak menggunakan kompetensi (pengetahuan, pengalaman dan keterampilan) yang
dimilikinya dengan baik yaitu dengan mengungkapkan keadaan yang tidak sebenarnya terjadi sehingga mempengaruhi kualitas audit
yang dilakukan oleh auditor tersebut.
Tanggapan
a. Sebagai seorang pejabat yang dipercaya oleh negara, Dirjen Kemendagri seharusnya tidak menyalahgunakan wewenangnya
dengan cara menyuap dan menutupi keadaan yang sebenarnya terkait opini Wajar Tanpa Pengecualian terhadap pengelolaan
keuangan Ditjen Dukcapil taun 2010.
b. Hasil audit yang dilakukan oleh BPK menjadi tidak independen, seharusnya audit merupakan sesuatu yang profesional dan
mempunyai tanggungjawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Laporan audit berfungsi sebagai dasar pengambilan
keputusan dan penilaian kinerja suatu entitas. Dengan adanya kasus ini, laporan audit menjadi tidak akuntabel dan
kredibilitasnya rendah. Keuntungan pribadi mengalahkan pelayanan dan kepercayaan publik sehingga integritas, objektivitas,
dan kompetensi seorang profesi akuntan tercoreng.
 Dari kasus ini memperlihatkan bahwa laporan audit merupakan sesuatu yang mudah dimanipulasi dan rentan akan
penyimpangan. Maka dari itu sebagai seorang akuntan harus selalu menjaga independensi, integritas, akuntabilitas, kredibilitas,
dan objektivitas nya agar fungsi seorang akuntan tetap terjaga dan laporan audit yang dihasilkan dapat digunakan sesuai dengan
yang seharusnya
THANK
YOU.

Anda mungkin juga menyukai