KELOMPOK 4
Intan Mauludina
Rebeca Arlinda P I
Vidia Julianti
Egi Renita
Asep Abdul Majid
•BY PURCHASE
ATAS AKUISISI SECARA NILAI PASAR MAKA ATAS SELISIH NILAI
WAJAR DAN NILAI PEROLEHAN SUATU AKTIVA DAPAT MUNCUL
SEBAGAIGOODWILL
BY POOLING OF INTEREST
ATAS AKUISISI DENGAN NILAI BUKU (SETELAH MENDAPAT
PERSETUJUAN) MAKA YANG MENGAKUSISIDAPAT MENCATAT SESUAI
NILAI BUKU TANPA ADANYA UNTUNG ATAU RUGI DAN MASA
MANFAATPENYUSUTAN YANG TERSISA DILANJUTKAN.
Ekstensi Pasar • Penggabungan dua atau lebih perusahaan untuk memperluas area pasar
• Penggabungan dua atau lebih perusahaan sejenis atau dalam industri yang
Ekstensi Produk sama tetapi tidak memproduksi produk yang sama maupun tidak ada
keterkaitan supplier.
ALASAN-ALASAN PERUSAHAAN
MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI
2. Sinergi
3. Meningkatkan Dana
5. Pertimbangan Pajak
10
MERGER DAN AKUISISI LINTAS BATAS NEGARA
Kekhawatiran politik
Tantangan Merger dan
Akuisisi Lintas Batas Negara Tantangan budaya
Pertimbangan hukum
Pertimbangan pajak dan akuntansi
Due diligence
Perusahaan Perusahaan
XYZ XYZ
Perusahaan
Divisi A Divisi B Divisi C Divisi A Divisi B
Spin Off
TUJUAN SPIN OFF
Perusahaan Induk
Usaha yang dimiliki
dapat lebih fokus
perusahaan dapat
menjalankan strategi
lebih berkembang
perusahaan
Kinerja perusahaan
lebih meningkat
TAHAPAN SPIN OFF
Spin off perusahaan sebagai salah satu upaya restrukturisasi perusahaan dapat dilakukan mengacu
pada dua aturan perundang-undangan, yaitu:
Konsekuensi dari proses merger, apapun jenis dan metode pencatatannya, adalah adanya perpindahan harta yang
tentunya terkait dengan perpajakan. Setidaknya ada transfer tax (PPN, PPh Final 4 ayat 2 dan BPHTB) dan
keuntungan atas selisih aktiva yang merupakan objek Pajak Penghasilan (PPh).
Atas keuntungan modal yang diterima perusahaan dalam rangka merger merupakan tambahan
kemampuan perusahaan yang akan dikenakan tarif pasal 17 UU PPh sebesar 22% (Pasal 2 huruf a
PP Nomor 30 Tahun 2020). Persoalan muncul ketika perusahaan menggunakan opsi nilai buku
dalam merger karena tidak terdapat biaya goodwill dan kenaikan nilai aktiva yang terjadi pada
metode pencatatan ini.
Pasal 1 ayat (2) PMK Nomor 205 Tahun 2018 mengatur bahwa Untuk kepentingan perpajakan,
Wajib Pajak dapat menggunakan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan,
peleburan, pemekaran, atau pengambilalihan usaha, setelah mendapatkan persetujuan DJP.
Penggabungan usaha yang dapat menggunakan nilai buku salah satunya yaitu penggabungan dari 2
(dua) atau lebih WP badan dalam negeri yang modalnya terbagi atas saham dengan cara
mengalihkan seluruh harta dan kewajiban kepada salah satu WP badan yang tidak mempunyai sisa
kerugian fiskal atau mempunyai sisa kerugian fiskal yang lebih kecil dan membubarkan WP badan
yang mengalihkan harta dan kewajiban tersebut.
Selanjutnya, Pasal 16 PMK Nomor 52 Tahun 2017 mengatur terhadap hak dan kewajiban perpajakan dari Wajib
Pajak yang mengalihkan harta dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan usaha untuk masa
pajak, bagian tahun pajak, dan/atau tahun pajak sebelum dilakukannya:
• Penggabungan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3);
• Peleburan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4); atau
• Pembubaran Bentuk Usaha Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) atau (2), beralih kepada Wajib
Pajak yang menerima pengalihan harta dalam rangka penggabungan, peleburan, atau pengambilalihan usaha.