Anda di halaman 1dari 26

Kombinasi Bisnis

AKUISISI
AKUISISI

PSAK 22, akuisisi adalah bentuk pengambilalihan kepemilikan


perusahaan oleh pihak pengakuisisi (acquirer), sehingga akan
mengakibatkan berpindahnya kendali atas perusahaan yang
diambil alih (acquiree) tersebut.

Kendali perusahaan yang dimaksud adalah kekuatan untuk:


a. Mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan.
b. Mengangkat dan memberhentikan manajemen.
c. Mendapat hak suara mayoritas dalam rapat redaksi
AKUISISI
Akuisisi Aset

Akuisisi asset terjadi apabila sebuah perusahaan bermaksud


memiliki perusahaan lain maka ia dapat membeli sebagian atau
seluruh aktiva atau aset perusahaan lain tersebut

Akuisisi aset secara sederhana dapat dikatakan merupakan:


1. Jual beli (aset) antara pihak yang melakukan akuisisi aset
(sebagai pihak pembeli) dengan pihak yang diakuisisi asetnya
(sebagai pihak penjual), jika akuisisi dilakukan dengan
pembayaran uang tunai.

2. Perjanjian tukar menukar antara aset


Akuisisi Asset

Akuisisi asset dalam perpajakan dilakukan menggunakan nilai


buku dan apabila menggunakan nilai pasar, maka selisih dari nilai
buku dan nilai pasar dikenakan PPh final sebesar 10%.

Metode Penyusutan asset :


• Metode Garis Lurus
• Metode Double Decline

Sama halnya yang terjadi pada saat akuisisi persediaan, pada saat
akuisisi persediaan maka akan menggunakan nilai buku. Metode
pencatatan persediaan dalam perpajakan :
• FIFO
• Average Method
MERGER
Merger

Merger merupakan suatu proses penggabungan usaha,


dengan jalan mengambil alih satu atau lebih perusahaan
yang lain.

Contoh: Bank Pemerintah yang menggabungkan diri


menjadi Bank Mandiri, yang merupakan gabungan dari
Bank Pembangunan Indonesia, Bank Dagang Negara,
Bank Bumi Daya
Merger
Manfaat Akuisisi dan Merger (Moin:
2013)

1. Mendapatkan cashflow dengan cepat karena produk dan


pasar sudah jelas.
2. Memeroleh kemudahan dana / pembiayaan
3. Memeroleh karyawan yang telah berpengalaman.
4. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus
merintis dari awal.
5. Memeroleh sistem operasional dan administratif yang mapan.
6. Mengurangi risiko kegagalan bisnis karena tidak harus
mencari konsumen baru.
7. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru.
8.Memeroleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang
lebih cepat.
Kombinsai Bisnis
Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana


pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih
suatu bisnis..

Prinsip dan persyaratan akuisisi:


• Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangan asset
• Mengakui dan mengukur goodwill yg diperoleh dari kombinasi
bisnis.
• Menentukan jenis informasi yg diungkapkan untuk
memungkinkan pengguna laporan keuangan mengevaluasi sifat
dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis
Jenis Kombinasi Bisnis

1. Integrasi horizontal
Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line- business
atau pasar yang sama.
2. Integrasi vertikal
Penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau
distribusi, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan
kain dengan perusahaan pakaian jadi.
3. Konglomerasi
Penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk
dan/atau jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya
penggabungan usaha antara perusahaan minyak dengan
perusahaan komputer
Alasan Kombinasi Bisnis Beams dan Jusuf (1998:2-3)

• Manfaat biaya (Cost Advantange).


• Risiko Lebih Rendah (Lower Risk).
• Penundaan Operasi Lebih Sedikit (Fewer
Operating Delays).
• Mencegah Pengambilalihan (Avoidance Of
Takeovers).
• Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition
of Intangible Assets).
Metode Penggabungan Usaha

• By Purchase
• Pooling of interest
Aspek Pajak dalam Penggabungan Usaha,
Peleburan dan Pemekaran Usaha
Metode pencatatan atas transaksi

• Menggunakan Nilai buku (tanpa pajak – sebagai


insentif penguatan dan sinergis bisnis)
• Menggunakan Harga pasar (dengan pajak atas
jumlah lebih nilai pasar di atas nilai buku)
.
Pasal 10 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

“Nilai perolehan atau pengalihan harta yang dialihkan


dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha
adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan
lain oleh Menteri Keuangan.”
Syarat Penggunaan Nilai Buku

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.03/2008


adalah:
• Wajib Pajak yang melakukan pengalihan harta dalam rangka merger,
yang meliputi penggabungan usaha atau peleburan usaha;
• Wajib Pajak yang melakukan pengalihan harta dalam rangka
pemekaran usaha, yaitu:
• Wajib Pajak yang belum Go Public yang akan melakukan
penawaran umum perdana (Initial Public Offering)
• Wajib Pajak yang telah Go Public sepanjang seluruh badan
usaha hasil pemekaran melakukan penawaran umum
perdana (Initial Public Offering).
Syarat Penggunaan Nilai Buku

PMK no. 205/PMK.010/2018 menyatakan bahwa :


• Wajib Pajak menggunakan nilai pasar atas pengalihan
harta dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
atau pengambilalihan usaha.
• (Untuk kepentingan perpajakan, Wajib Pajak dapat
menggunakan nilai buku atas pengalihan harta dalam
rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, atau
pengambilalihan usaha, setelah mendapatkan persetujuan
Direktur Jenderal Pajak.
Syarat Penggunaan Nilai Buku

PMK no. 205/PMK.010/2018 menyatakan bahwa :


• Wajib Pajak menggunakan nilai pasar atas pengalihan
harta dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
atau pengambilalihan usaha.
• (Untuk kepentingan perpajakan, Wajib Pajak dapat
menggunakan nilai buku atas pengalihan harta dalam
rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, atau
pengambilalihan usaha, setelah mendapatkan persetujuan
Direktur Jenderal Pajak.
Persyaratan Merger/ spin off

• Mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal


Pajak dengan melampirkan alasan dan tujuan melakukan
merger dan pemekaran usaha.
• Melunasi seluruh utang pajak dari tiap badan usaha yang
terkait
• Memenuhi persyaratan tujuan bisnis (business purpose
test).
Aspek Pencatatan harta yang dialihkan

• Dalam hal pengalihan harta dengan menggunakan nilai buku tidak


mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak, pengalihan seluruh
harta tersebut harus dinilai dengan harga pasar dan atas
keuntungan yang diperoleh dikenakan PPh sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.
• Dalam hal pengalihan harta dengan menggunakan nilai buku telah
mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak yang
menerima pengalihan harta tersebut harus mencatat nilai
perolehannya sesuai dengan nilai buku sebagaimana tercantum
dalam pembukuan Wajib Pajak yang mengalihkan harta.
• Dalam hal Wajib Pajak sebelum merger atau pemekaran usaha
telah melakukan penilaian kembali aktiva tetap, nilai buku yang
dicatat adalah nilai buku setelah dilakukan penilaian kembali aktiva
tetap.
Aspek Penyusutan dan Amortisasi Harta yang Dialihkan

• Penyusutan dan amortisasi atas harta yang dialihkan untuk tahun


buku terjadinya pengalihan harta dilakukan secara prorata
(perhitungan bulanan) berdasarkan masa manfaat yang tersisa
sebagaimana tercantum dalam pembukuan Wajib Pajak yang
mengalihkan harta.
• Bagi Wajib Pajak yang mengalihkan harta, penyusutan dan
amortisasi atas harta yang dialihkan dihitung secara prorata
sampai dengan bulan dilakukannya pengalihan harta.
• Bagi Wajib Pajak yang menerima harta, penyusutan dan amortisasi
atas harta yang diterima dihitung secara prorata sebanyak sisa
bulan sesudah bulan pengalihan harta.
• Penyusutan dan amortisasi menggunakan metode penyusutan dan
amortisasi yang dianut Wajib Pajak yang bersangkutan sesuai
peraturan pajak yang berlaku.
Aspek Angsuran PPh Pasal 25 dalam hal Merger / Spin O

• Apabila merger dilakukan dalam tahun pajak berjalan,


jumlah angsuran PPh Pasal 25 Wajib Pajak yang
menerima harta setelah merger tidak boleh lebih kecil
dari penjumlahan angsuran PPh Pasal 25 dari seluruh
Wajib Pajak yang terkait sebelum merger.
• Apabila pemekaran usaha dilakukan dalam tahun pajak
berjalan, jumlah angsuran PPh Pasal 25 dari seluruh
Wajib Pajak setelah pemekaran usaha tidak boleh lebih
kecil dari angsuran PPh Pasal 25 dari Wajib Pajak yang
terkait sebelum pemekaran usaha.
SPT

Penyampaian SPT Masa/Tahunan PPh dalam Hal


Merger / spin off dilakukan dalam Tahun Berjalan
• kewajiban penyampaian SPT Masa/Tahunan PPh
bagi Wajib Pajak yang mengalihkan harta berakhir
sampai dengan masa pajak/bagian tahun pajak
dilakukannya merger.
• kewajiban penyampaian SPT Masa/Tahunan PPh
bagi Wajib Pajak baru yang menerima harta
dalam rangka peleburan dan spin off.

Anda mungkin juga menyukai