1
2
Agenda
1. Latar Belakang
2. Isi Standar
3. Ilustrasi
4. Dasar Kesimpulan
2
3
Ringkasan PSAK 70
Perusahaan dapat memilih menggunakan PSAK 25 atau
menggunakan ketentuan khusus PSAK 70
3
4
Tujuan
Tujuan
• Mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang
timbul dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
(“UU Pengampunan Pajak”).
4
5
Ruang Lingkup
5
6
Definisi
6
7
Definisi
7
8
Kebijakan Akuntansi
8
9
Kebijakan akuntansi
Pada saat diterbitkannya Surat Keterangan, entitas dalam
laporan keuangannya:
Entitas yang menggunakan SAK ETAP mengikuti ketentuan dalam SAK ETAP par 9.3
9
10
Pengakuan
Pengakuan
10
11
11
12
Pengukuran saat Pengakuan Awal
12
13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
13
14
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
14
15
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika pengampunan pajak mengakibatkan entitas memperoleh
pengendalian sesuai PSAK 65 selama periode pengukuran kembali, maka
entitas disyaratkan mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan
pada tanggal surat keterangan.
• Periode pengukuran kembali dimulai setelah tanggal Surat Keterangan
sampai dengan 31 Des 2017.
• Jika investee bukan entitas sepengendali menerapkan PSAK 22 (Kombinasi
Bisnis) dan jika entitas sepengendali menerapkan PSAK 38 (Kombinasi
Bisnis Entitas Sepengendali).
• Entitas menerapkan prosedur konsolidasi sesuai dengan PSAK 65 sejak
pengukuran kembali
• Dari tanggal surat keterangan sampai sebelum menerapkan prosedur
konsolidasi, entitas disyaratkan mengukur investasi pada anak dengan
menggunakan metode biaya.
• Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada Surat Keterangan
dengan nilai yang telah diakui sebelumnya disesuikan dalam saldo
tambahan modal disetor.
15
16
Penghentian Pengakuan
16
17
Penyajian
• Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan secara terpisah dari aset
dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan, jika memilih
kebijakan khusus dan tidak melakukan pengukuran kembali.(19)
• Menyajikan sesuai klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas
jangka pendek dan panjang , jika tidak dapat melakukan pemisahan
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dan liabilitas jangka panjang (19)
• Entitas mereklasifikasi aset dan liabilitas pengampunan pajak sebelumnya
sesuai par 19, ke dalam pos aset dan liabilitas serupa ketika:
– Entitas mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak
– Entitas memperoleh pengendalian
• Entitas menyajikan kembali laporan keuangan terdekat sebelumnya jika
tanggal laporan keuangan adalah setelah tanggal Surat Keterangan
• Tidak melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pengampunan
pajak.
17
18
Pengungkapan
18
19
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
19
CONTOH KASUS
20
21
Contoh 1
21
22
Contoh 2
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan aset
pajak pada 20 September 2016 berupa:
– Tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh akhir tahun 2009 (1
Oktober) dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar
sebesar 3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan
nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015
(misal 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba.
Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
Saldo laba 98
Beban pengampunan 3
Kas 3
22
23
Contoh 3
• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit
surat keterangan sebesar:
Tanah – Aset TA 50
Bangunan – Aset TA 100
Tambahan modal disetor 150
Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada 31 Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60 dan
120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Tanah – Aset TA 50
Bangunan – Aset TA 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016 disajikan
kembali dan dilakukan reklasifikasi.
23
24
Dasar Kesimpulan
24
25
Dasar Kesimpulan
• Situasi yang tidak praktis untuk menilai dengan nilai wajar aset sesuai SAK
maka menggunakan nilai dalam Surat keterangan, merujuk pengaturan
PSAK 61 Hibah (DK04)
• Ketiadaan opsi memberikan perbedaan permanen (DK05)
• Perlakukan sebagai modal disetor (DK 06):
– Aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak dapat dianalogikan
dengan kontribusi dari atau distribusi ke pemegang saham .
– Kenaikan atau penurunan aset dan liabilitas tersebut bukan merupakan
penghasilan atau beban entitas selama periode tersebut, sehingga transaksi
tersebut diperlakukan sebagai transaksi ekuitas. Karena saldo laba
mencerminkan jumlah kumulatif kinerja entitas, maka kenaikan atau
penurunan yang timbul dari transaksi ekuitas tidak disajikan dalam saldo laba.
– Selisih antara nilai aset dan liabilitas yang timbul dari pengampunan pajak
diakui dalam ekuitas (bukan pada saldo laba) sesuai PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan paragraf 109. (DK06).
25
26
Dasar Kesimpulan
• Pengukuran kembali untuk merpresentasikan nilai baru dan telah sesuai
dengan SAK tambahan modal disetor (DK08)
• Entitas memperoleh pengendalian – pengukuran kembali sd 31 Des 2017
karena TA berakhir 31 Maret 2017 (DK09)
• Uang tebusan – beban tahun berjalan. Koreksi atas provisi dan utang pajak
beban tahun berjalan (DK010-13)
• Penyajian (DK14-16)
– Aset pengampunan diukur dengan cara yang berbeda penyajian terpisah
– Mengukur kembali menggunakan dasar yang sama maka boleh
digabungkan
• Pengungkapan (DK17)
26
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 27
27