Anda di halaman 1dari 45

AuditING Modul 4 1

Bukti Audit & Test Transaksi

1. Bukti Audit
2. Hubungan bukti audit dgn tujuan audit
3. Hubungan pengujian dgn bukti audit
AuditING Modul 4 2

Bukti Audit & Test Transaksi


Proses audit :
Auditing Modul 3 3

3.1 Pengertian Pengendalian Intern


Auditing Modul 4 26

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1. General Audit

Transaksi
Yang
Mempunyai
Nilai uang
Buku
Bukti Harian Buku Neraca Work Laporan
Pembukuan Special Besar Percobaan Sheet Keuangan
Jurnal
Sub Buku
Besar
Auditing Modul 1 4

2. Standar Auditing
B. Standar Pekerjaan Lapangan, berkaitan dgn pelaksanaan
pemeriksaan akuntan di lapangan.
1. Pekerjaan hrs direncanakan dgn se baik-2nya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dgn semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern hrs diperoleh u/
merencanakan audit & menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yg
akan dilaksanakan.

3. Bukti audit kompeten yg cukup hrs diperoleh


melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan per-
tanyaan, dan konfirmasi sbg dasar memadai u/
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yg
diaudit.
Auditing Modul 4 5

1. Bukti Audit
- U/ memberikan pendapat atas LK, sebagian besar pekerjaan
auditor adalah usaha mendapatkan & mengevaluasi bukti audit.
- Setiap prosedur audit berisi cara (disebut teknik audit) yg hrs
dilakukan u/ memperoleh bukti audit.
- Bukti audit adalah setiap informasi yg digunakan oleh audi
tor u/ menentukan apakah informasi yg diaudit telah dinya
takan sesuai dgn kriteria yg ditetapkan. (Arens, Elders, Beasley, 2008 :225)
- Bukti audit kompeten yg cukup hrs diperoleh melalui ins-
peksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan & konfirmasi
sbg dasar memadai u/ menyatakan pendapat atas LK yg
diaudit
Auditing Modul 4 6

1. Bukti Audit
Menurut Konrath (2002:114 &115), ada 6 (enam) tipe
bukti audit, dgn urutan reliabilitas dari yg tertinggi ke yg
terendah yaitu :
1. Physical Evidence
2. Evidence Obtain Through Confirmation
3. Documentary Evidence
4. Mathematical Evidence
5. Analytical Evidence
6. Hearsay Evidence
Auditing Modul 4 7

1. Bukti Audit
1. Physical Evidence
- terdiri atas segala sesuatu yg bisa dihitung, dipeliha-
ra, diobservasi / diinspeksi & terutama berguna u/
mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan.
- Contohnya adalah bukti-2 fisik yg diperoleh dari kas
opname, observasi dari perhitungan fisik persediaan,
pemeriksaan fisik surat berharga & inventarisasi aset
tetap
Auditing Modul 4 8

1. Bukti Audit
2. Evidence Obtain Through Confirmation
- merupakan bukti yg diperoleh mengenai eksistensi,
kepemilikan / penilaian langsung dari pihak ketiga
diluar klien.
- Contohnya : Jawaban konfirmasi piutang, utang,
barang konsinyasi, surat berharga yg disimpan biro
administrasi efek & konfirmasi dari penasihat hukum
klien.
Auditing Modul 4 9

1. Bukti Audit
3. Documentary Evidence
- terdiri atas catatan-catatan akuntansi dan seluruh
dokumen pendukung transaksi.
- Contoh : faktur pembelian, copy faktur penjualan
, Journal voucher, general ledger, & sub ledger.
Bukti ini berkaitan dgn asersi manajemen menge-
nai completeness, eksistensi & berkaitan dgn audit
trail yg memungkinkan auditor u/ mentrasir & melaku-
kan vouching atas transaksi-2 & kejadian-2 dari doku-
men ke buku besar & sebaliknya.
Auditing Modul 4 10

1. Bukti Audit
4. Mathematical Evidence
- merupakan perhitungan, perhitungan kembali & rekonsi-
liasi yg dilakukan auditor.
- Contoh : footing, cross footing & extension dari rincian
persediaan, perhitungan & alokasi beban penyusutan,
perhitungan beban bunga, laba/rugi penarikan aset tetap,
PPH & accruals.
- u/ rekonsiliasi misalnya pemeriksaan rekonsiliasi bank,
rekonsiliasi saldo piutang usaha & utang menurut buku
besar & sub buku besar, rekonsiliasi inter company
account dll.
Auditing Modul 4 11

1. Bukti Audit
5. Analytical Evidence
- bukti yg diperoleh melalui penelaahan analitis thd infor-
masi keuangan klien.
- Penelaahan analitis ini hrs dilakukan pada waktu mem-
buat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive
test & pada akhir pekerjaan lapangan (audit field work).
- Prosedur analitis bisa dilakukan dlm bentuk :
1. Trend (Horizontal) Analysis, yaitu membandingkan
angka-2 LK thn berjalan dgn tahun-2 sebelumnya & me-
nyelidiki kenaikan/penurunan yg signifikan baik dlm
jumlah rupiah dlm persentase.
Auditing Modul 4 12

1. Bukti Audit
5. Analytical Evidence
- Prosedur analitis bisa dilakukan dlm bentuk :
1. ...

2. Common Size (vertical) Analysis.


3. Ratio Analysis, misalnya menghitung rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, rasio leverage & rasio manaje-
men aset.
Auditing Modul 4 13

1. Bukti Audit
6. Hearsay Evidence
- merupakan bukti dlm bentuk jawaban lisan dari klien
atas pertanyaan-2 yg diajukan auditor.
- Contoh : pertanyaan-2 auditor mengenai pengendalian
intern, ada tidaknya contigen liabilities, persediaan yg
bergerak lambat & rusak, kejadian penting setelah
tanggal neraca dll.
Auditing Modul 4 14

1. Bukti Audit
- Pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit
dipengaruhi oleh
meterialitas dan risiko,
faktor-2 ekonomi, serta
ukuran dan karakteristik populasi.
- Sedangkan faktor-2 yg dpt mempengaruhi pertim-
bangan auditor tentang kompetensi bukti audit adalah
relevansi,
sumber,
ketepatan waktu, dan
objektivitas
Auditing Modul 4 15

1. Bukti Audit
- Materialitas
Auditor hrs membuat pendapat pendahuluan atas tingkat
materialitas LK.
Ada hubungan terbalik antara tingkat materialitas dan
kuantitas bukti audit yg diperlukan.
Semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak
kuantitas bukti yang diperlukan.
Tingkat materialitas yg ditentukan rendah berarti torelable
missunderstatement (Penentuan tingkat materialitas yg bisa
diterima) rendah.
Rendahnya salah saji dpt ditoleransi menuntut auditor u/
meng-himpun lebih banyak bukti sehingga auditor yakin
tidak ada salah saji material yg terjadi.
Auditing Modul 4 16

1. Bukti Audit
- Risiko Audit
Ada hubungan terbalik antara risiko audit dgn jumlah
bukti yg diperlukan u/ mendukung pendapat auditor
atas LK.
Rendahnya risiko audit berarti tingginya tingkat
kepastian yg diyakini auditor mengenai ketepatan
pendapatnya.
Tingginya tingkat kepastian tsb menuntut auditor u/
menghimpun bukti yg lebih banyak.
Semakin rendah tingkat risiko audit yang dapat
diterima auditor, semakin banyak bukti audit yang
diperlukan.
Auditing Modul 4 17

1. Bukti Audit
- Faktor-2 Ekonomi
Auditor memilih keterbatasan sumber daya yg
digunakan u/ memperoleh bukti yg digunakan sbg
dasar yg memadai u/ memberikan pendapat atas
kewajaran LK.
Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan
biaya dalam menghimpun bukti.
Auditor hrs memperhitungkan apakah setiap tambahan
biaya dan waktu u/ menghimpun bukti seimbang dgn
keuntungan atau manfaat yg diperoleh melalui
kuantitas dan kuliatas bukti yang dihimpun
Auditing Modul 4 18

1. Bukti Audit
- Ukuran dan Karakteristik Populasi
Auditor tdk mungkin menghimpun dan mengevaluasi
seluruh bukti yg ada u/ mendukung pendapatnya. Hal tsb
sangat tdk efisien. Pengumpulan bukti audit pemeriksaan
terhadap bukti audit dilakukan atas dasar sampling.
Ada hubungan searah antara besarnya populasi dgn besar
sampling yg hrs diambil dari populasi tsb. Semakin besar
populasinya, semakin besar jumlah sampel bukti audit yg
hrs diambil dari populasinya.
Karakteristik populasi berkaitan dgn homogenitas / varia-
bilitas item individual yg menjadi anggota populasi. Auditor
memerlukan lebih banyak sampel / informasi yg lebih kuat /
mendukung atas populasi yg bervariasi anggotanya
daripada populasi yang seragam
Auditing Modul 4 19

1. Bukti Audit
- Relevansi
Bukti yang relevan adalah bukti yang tepat digunakan untuk
suatu maksud tertentu.
Sebagai contoh pengamatan fisik persediaan yang di auditor
relevan digunakan untuk menentukan keberadaan
persediaan. Namun, pengamatan fisik persediaan tidak
relevan digunakan untuk menentukan apakah persediaan
tersebut benar-benar dimiliki perusahaan
Auditing Modul 4 20

1. Bukti Audit
- Sumber
Bukti yang diperoleh auditor secara langsung dari
pihak luar perusahaan yang independen merupakan
bukti yang paling dapat dipercaya.
Bukti semacam ini memberikan tingkat keyakinan
keandalan yang lebih besar daripada yang dihasilkan
dan diperoleh dari dalam perusahaan
Auditing Modul 4 21

1. Bukti Audit
- Ketepatan waktu
Kriteria ini berhubungan dengan tanggal pemakaian
bukti tersebut. Ketepatan waktu sangat penting
terutama dalam verifikasi aktiva lancar, utang lancar,
dan rekening laporan rugi laba terkait karena hasilnya
digunakan untuk mengetahui apakah cutoff telah
dilakukan secara tepat.
Auditing Modul 4 22

1. Bukti Audit
- Objectifitas
Bukti yang objektif lebih dapat dipercaya dan
kompeten daripada bukti subjektif.
Dalam menelaah bukti subjektif, seperti estimasi
manajemen, auditor harus mempertimbangkan
kualifikasi dan integritas individu pembuat estimasi,
dan menentukan ketepatan proses pembuatan
keputusan dalam membuat judgement
Auditing Modul 4 23

2. Hubungan Bukti dgn Tujuan Audit


- U/ mencapai tujuan memberikan pernyataan penda-
pat, auditor KAP perlu menghimpun bukti, meng-
identifikasikan & menyusun sejumlah tujuan audit
secara spesifik pada setiap akun LK.
- Selanjutnya dikembangkan prosedur audit yg dpt di-
gunakan sbgi pedoman dlm mengumpulkan bahan
bukti kompeten yg cukup.
Auditing Modul 4 24

2. Hubungan Bukti dgn Tujuan Audit

- U/ membuktikan efektif tidaknya pengendalian intern


di suatu perusahaan, akuntan publik hrs melakukan
compliance test atau test of recorded transaction.
- Dan u/ membuktikan kewajaran saldo-2 perkiraan
neraca & laba rugi, akuntan publik hrs melakukan
substantive test atau analytical review.
Auditing Modul 4 25

2. Hubungan Bukti dgn Tujuan Audit


- Ukuran keabsahan (validity) bukti u/ tujuan audit tergan-
tung pada pertimbangan auditor independen, krn bukti
audit (audit evidence) berbeda dgn bukti hukum (legal
evidence) yg diatur secara tegas oleh peraturan yg ketat.
- Bukti audit sangat bervariasi pengaruhnya thd kesimpulan
yg ditarik oleh auditor independen dlm memberikan
pendapat atas LK yg diauditnya.
- Relevansi, objektivitas, ketepatan waktu & keberadaan
bukti audit lain yg menguatkan kesimpulan, seluruhnya
berpengaruh thd kompetensi bukti.
Auditing Modul 4 26

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1. General Audit

Transaksi
Yang
Mempunyai
Nilai uang
Buku
Bukti Harian Buku Neraca Work Laporan
Pembukuan Special Besar Percobaan Sheet Keuangan
Jurnal
Sub Buku
Besar
Auditing Modul 4 27

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit

- Bukti audit u/ LK (Laporan Keuangan) terdiri dari


data akuntansi & semua informasi penguat yg
tersedia bagi auditor, al :
Buku besar
Buku pembantu
Jurnal
Buku pedoman yg berkaitan
Catatan, spt : lembaran kerja (worksheet), spread
sheet yg mendukung alokasi biaya, perhitungan,
& rekonsiliasi keseluruhannya.
Auditing Modul 4 28

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


2. Compliance Test
- Atau tes Kepatuhan adalah tes thd bukti-2 pembukuan yg men
dukung transaksi yg dicatat perusahaan u/ mengetahui apakah
setiap transaksi yg terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai
dgn sistem dan prosedur yg ditetapkan manajemen.
- Jika terkadi penyimpangan dlm pemrosesan dan pencatatan
transaksi walaupun jumlahnya tidak material, auditor hrs
memperhitungkan pengaruh dari penyimpangan tsb thd
efektifitas pengendalian intern.
- Juga hrs dipertimbangkan apakah kelemahan dalam salah satu
aspek pengendalian intern bisa diatasi dgn suatu
compensating control
Auditing Modul 4 29

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


2. Compliance Test
- compensating control adalh Pengendalian kompensatif
dimaksudkan untuk memperkuat pengendalian karena
terabaikannya suatu aktivitas pengendalian. Pengawasan
langsung pimpinan terhadap kegiatan pegawainya pada suatu
organisasi kecil karena ketidak-adanya pemisahan fungsi
merupakan contoh pengendalian pengganti.
Auditing Modul 4 30

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


misal
Kesalahan yg ditemukan Kelemahan Internal Control Compensating Control
1. Bukti pengeluaran kas Timbul kemungkinan bukti 1. Subledger utang selalu di update
dan bukti-2 pendukung digunakan untuk dan setiap akhir bulan di rekonsi-
pendukung tidak dicap pembayaran yang kedua liasi dengan saldo utang di BB.
lunas kalinya 2. Perusahaan memiliki bagian inter
nal audit yang cukup kuat dan se-
tiap bulan memeriksa kelengkap-
an bukti-2 pengeluaran kas
3. Bukti pengeluaran kas Timbul kemungkinan pernyala 4. Perusahaan menggunakan im-
tidak bernomor urut gunaan bukti tersebut untuk prest fund system untuk penge-
tercetak keuntungan pribadi luaran < Rp 750.000
Untuk jumlah > Rp. 750.000 di-
bayar dengan giro yang urutan
nomornya selalu di awasi
Auditing Modul 4 31

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


Compliance tes biasanya dilakukan u/ transaksi berikut ini :
Jenis Transaksi Tes Jenis Transaksi Sampel yang digunakan
- Penjualan Sales test Faktur Penjualan
- Penerimaan kas Cash receipt test Kwitansi
- Pengeluaran kas Cash Disbursement test Nomor Check/Giro
- Pembelian Purchase test Purchase Order
- Pembayaran gaji & upah Payroll test Daftar gaji
- Jurnal koreksi / penyesuaian Journal voucher test Journal voucher
Auditing Modul 4 32

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


2. Compliance Test
- Tes kepatuhan ini dilakukan pada waktu interim
audit & dilanjutkan setelah perusahaan melakukan
penutupan buku pada akhir tahun.
- Dalam melaksanakan compliance test ini, auditor harus
memperhatikan:
a. Kelengkapan bukti pendukung (supporting schedule)
b. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing,
extension)
c. Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
d. Kebenaran nomor perkiraan yang didebit atau dikredit
e. Kebenaran posting ke BB & buku besar pembantu
Auditing Modul 4 4

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit

Session 1
end
Auditing Modul 4 4

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit

Session 2
AuditING Modul 4 2

Bukti Audit & Test Transaksi


Proses audit :
Auditing Modul 4 33

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


Prosedur dan Dokumentasi Audit
Perancangan pengujian substantif
Pengujian substantif u/ mendapatkan bukti mengenai
kewajaran setiap asersi LK yg signifikan.
Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan
1. sifat pengujian
2. waktu pengujian &
3. luas pengujian substantif yg perlu u/ memenuhi
tingkat risiko deteksi yg dpt diterima u/ setiap asersi.
Auditing Modul 4 34

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1. Sifat atau Jenis Pengujian Substantive
- Jika tingkat risiko deteksi yg dpt diterima adalah
rendah maka auditor hrs menggunakan prosedur yg
lebih efektif yg biasanya juga lebih mahal.
- Ada tiga tipe pengujian substantif yg dpt digunakan
yaitu:
1.1 Pengujian rinci atau detail saldo
1.2 Pengujian rinci atau detail transaksi
1.3 Prosedur analitis.
Auditing Modul 4 35

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1.1 Sifat Pengujian Substantive Pengujian Rinci / Detail Saldo
- metodologi perancangan pengujian detail saldo meli-
puti 4 tahapan, yaitu :
1. Menilai materialitas & risiko bawaan suatu akun.
2. Menetapkan risiko pengendalian
3. Merancang pengujian transaksi & prosedur analitis
4. Merancang pengujian detail saldo u/ memenuhi setiap
tujuan spesifik audit secara memuaskan.
- U/ melihat hubungan antara risiko deteksi dgn penguji
an detail saldo, berikut ini disajikan tabel.
Auditing Modul 4 36

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1.1 Sifat Pengujian Substantive Pengujian Rinci / Detail Saldo

Tabel. Hubungan Risiko Deteksi dengan Pengujian Detail Saldo


Tingkat Risiko
Deteksi Langkah Pengujian Detail Saldo

Scan rekonsiliasi bank yang dibuat


klien dan verifikasi ketepatan
Tinggi perhitungan matematisnya

Review rekonsiliasi bank yang dibuat


klien dan verivikasi pada sebagain
Moderat besar item-itemnya.

Buatlah rekonsiliasi bank dan verifikasi


Rendah item-item yang direkonsiliasi tersebut
Auditing Modul 4 37

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1.2 Sifat Pengujian Substantive Pengujian Rinci / Detail Transaksi
Pengujian detail transaksi dilakukan u/ menentukan:
1. Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien.
2. Kebenaran pencatatan & peringkasan transaksi tsb dlm
jurnal
3. Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tsb ke dlm
buku besar & buku pembantu.
Pengujian detail transaksi dilakukan dgn vouching &
tracing.
Auditor mengarahkan pengujiannya u/ memperoleh temuan
mengenai ada tidaknya kesalahan yg bersifat moneter.
Auditing Modul 4 38

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1.3 Sifat Pengujian Substantive Prosedur Analitis
Prosedur analitis meliputi jumlah-2/rasio-2 dari jumlah yg
tercatat dibandingkan dgn harapan yg dikembangkan auditor
Prosedur analitik merupakan bagian penting dlm proses
audit yg terdiri dari evaluasi thd informasi keuangan yg di-
buat dgn mempelajari hubungan yg masuk akal antara data
keuangan yg satu dgn data keuangan lainnya.
Asumsi dasar penerapan prosedur analitik adalah bahwa hu-
bungan yg masuk akal di antara data dpt diharapkan tetap
ada & berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang sebaliknya.
Auditing Modul 4 39

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


1.3 Sifat Pengujian Substantive Prosedur Analitis
Prosedur analitis digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Membantu auditor dlm merencanakan sifat, saat, &
lingkup prosedur audit lainnya.
2. Sbg pengujian substantif u/ memperoleh bukti tentang
asersi tertentu yg berhubungan dgn saldo akun atau jenis
transaksi.
3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada
tahap review akhir audit.
Auditing Modul 4 40

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


2. Waktu Pengujian Substantive
Penentuan Saat Pelaksanaan Pengujian Substantif
- Tingkat risiko deteksi yg dpt diterima mempenga-
ruhi penentuan waktu pelaksanaan pengujian subs-
tantif.
- Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substan-
tif lebih baik dilaksanakan pada / dekat dgn tanggal
neraca
Auditing Modul 4 41

3. Hubungan Pengujian dgn Bukti Audit


3. Luas Pengujian Substantive
- Semakin rendah tingkat risiko deteksi yg dpt diteri-
ma, semakin banyak bukti yg hrs dikumpulkan,
auditor dpt mengubah jumlah bukti yg hrs dihimpun
dgn cara mengubah luas pengujian subtantif yg
dilakukan.
- Keputusan auditor tentang rancangan pengujian subs-
tantif didokumentasikan dlm kertas kerja dlm
bentuk program audit

Anda mungkin juga menyukai