Anda di halaman 1dari 4

1.

Audit dilakukan berdasarkan alasan bahwa manajemen perusahaan yang bertanggung jawab
dalam penyajian laporan keuangan perusahaan sesuai dengan standar keuangan yang berlaku.
Informasi yang relevan dengan penyajian laporan keuangan ini lah yang diberikan manajemen
kepada auditor untuk memeriksa apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material dan
dari pemeriksaan ini merupakan tempat bagi auditor untuk memperoleh bukti audit. 

Bukti audit sendiri merupakan sebuah informasi yang digunakan oleh auditor sebagai acuan
dalam menyatakan pendapat atau opini mereka. Informasi yang akan digunakan oleh auditor
pun bervariasi tergantung bagaimana bukti tersebut meyakinkan auditor apakah laporan
keuangan disajikan dengan wajar atau tidak. Umumnya semakin banyak bukti yang didapatkan
oleh auditor akan semakin kuatlah opini auditor dalam pernyataan atas laporan keuaangan yang
telah disajikan oleh manajemen. 

2. Dalam SPAP bukti audit diatus dalam Standar Audit No 500. Untuk SA no 500 ini berlaku
untuk seluruh jenis bukti audit yang diperoleh. Di dalam SA ini menjelaskan mengenai hal yang
merupakan bukti audit dalam suatu audit laporan keuangan dan berkaitan dengan tanggung
jawab auditor untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit yang sesuai untuk
mendapatkan bukti audit yang tepat dan cukup supaya auditor dapat menarik kesimpulan yang
memadai yang akan menjadi acuan dalam opini auditor. Untuk mengetahui hal yang berkaitan
dengan bukti audit dalam SA adalah SA no 315’ untuk mengetahui aturan aspek-aspek spesifik
audit, SA 5702 untuk mengetahui bukti audit yang harus diperoleh untuk hal-hal tertentu, SA
5203 untuk mengetahui prosedur spesifik audit yang digunakan untuk memperoleh bukti
audit dan SA 200’1 dan SA 3305 untuk penilaian apakah bukti audit yang diperoleh sudah cukup
dan tepat. 

3. Empat kriteria bukti yang meyakinkan : 

 Competence / Kompeten : Bukti yang kompeten merupakan bukti audit yang dapat


dipercaya. Jika bukti audit ini dianggap sangat kompeten maka bukti audit ini akan
sangat membantu myakinkan auditor untuk meberikan opini bahwa dalam penyajian
laporan keuangannya telah disajikan secara wajar. Bukti audit yang kompeten ini harus
diperoleh  melalui inspeksi , pengamatan, permintaan, keterangan dan konfirmasi dasar
yang memadai supaya auditor dapat menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang
kompeten berkaitan dengan keandalan dan kualitas atas data akuntansi dan informasi
yang mendukung data tersebut. 
 Sufficiency / Cukup : Bukti akan disebut cukup apabila bukti audit tersebut berkaitan
dengan kuantitas bukti yang telah dikumpulkan oleh auditor dan juga bukti tersebut
cukup untuk meyakinkan validitas dan keandalannya dalam temuan audit. Umumnya
tingkat kecukupan bukti audit ini diukur dari jumlah sample yang telah diambil oleh
auditor. Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecukupan bukti audit yaitu
ekspektasi auditor atas kemungkinan salah saji dan efektivitas dari pengendalian item. 
 Combined Effect / Efek Gabungan : Tingkat persuasif bukti audit hanya dapat
dievaluasi apabila telah  menganalisa gabungan kriteria tingkat kompetensi dan tingkat
kecukupan, termasuk dampak dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi
dan tingkat kecukupan. Sejumlah besar sample yang akan disediakan oleh pihak
independen tidak persuasif apabila bukti yang diserahkan tidak relevan dengan tujuan
audit yang akan diuji. Karena itu, auditor juga harus mengevaluasi bukti audit tersebut
untuk mengetahui apakah bukti tersebut telah memenuhi kriteria kompenten dan cukup. 
 Persuasiveness and Cost / Tingkat Persuasif dan Biaya : Selain tingkat persuasif
dalam pengambilan keputusan mengenai bukti audit juga perlu mempetimbangkan dari
segi biaya. Tingkat persuaisf dan biaya dari semua alternatif bukti audit harus
dipertimbangkan sebelum memilih bukti audit yang terbaik. Dalam tingkat ini para auditor
mendapatkan bukti yang kompeten dengan jumlah yang cukup serta memiliki total biaya
yang paling sedikit. 
4. Bukti yang kompeten dan cukup adalah bukti yang dapat membantu meyakinkan  dan
mendukung auditor untuk membuat opini dan membuat laporan hasil audit di akhir pelaksanaan
audit. Bukti yang cukup dan kompeten ini biasanya dihasilkan melalui prosedur audit yang
dilaksanakan oleh aditor selama proses audit dan bersifat kumulatif. Kecukupan dan kompeten
dalam bukti audit saling berkaitan. Jika kecukupan merupakan kuantitas dari bukti audit yang
telah diperoleh maka kompeten adalah ukuran kualitas dari bukti yang telah diperoleh oleh
auditor. Dengan bukti yang telah cukup dan juga kompeten yang telah diperoleh maka akan
memungkinkan bagi auditor untuk bisa mengambil kesimpulan yang memadai yang digunakan
auditor sebagai acuan dalam membuat opininya. 

5.  Tujuh Kriteria bukti yang kompeten : 

 Relevan : Bukti audit yang harus selaras atau sesuai dengan tujuan audit yang akan diuji
oleh auditor sebelum bukti tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Bukti audit yang
relevan biasanya hanya mempertimbangkan tujuan audit spesifik maksudnya adalah
hanya relevan terhadap satu tujuan  audit  namun tidak dengan tujuan audit lainnya. 
 Independence of Provider : Bukti audit yang berasal dari sumber di luar perusahaan
atau entitas yang lebih dipercaya daripada sumber yang berasal dari dalam perusahaan
atau entitas.  
 Effectiveness of Internal Controls : Bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat
dipercaya apabila sistem pengendalian internalnya berjalan secara efektif daripada
sistem pengendalian internalnya yang lemah.
 Auditors direct knowledge : Bukti audit yang diperoleh secara langsung oleh auditor
melalui pemeriksaan fisik, observasi, perhitungan dan inspeksi akan lebih dinilai
kompeten daripada nformasi yang tidak diperoleh secara langsung. 
 Qualifications of Providers : Bukti audit yang diperoleh oleh auditor akan lebih dapat
dipercaya dan diandalkan apabila auditor memperoleh informasi tersebut melalui orang
yang sudah memiliki kualifikasi daripada auditor mendapatkan informasi dari orang yang
tidak memiliki kualifikasi. 
 Degree of Objectivity : Bukti audit yang obyektif  akan lebih dapat dipercaya daripada
bukti yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti
tersebut memang benar adanya. 
 Timeliness : Bukti audit yang merujuk kepada waktu ketika bukti tersebut telah
dikumpulkan atau dari periode akuntansi laporan yang diperiksa.  

6. Tujuh Teknik Pembuktian Audit : 

 Physical Examination : Bukti audit yang didapatkan dari pemeriksaan atau perhitungan


yang yang dilakukan oleh auditor atas aset berwujud (tangible assets).  Pemeriksaan
fisik merupakan cara yang objektif dalam menentukan jumlah dan keterangan dari aktiva
yang akan diperiksa. Teknik ini sering berkaitan dengan persediaan, kas dan juga
termasuk verifikasi investasi, piutang dan tangible fixed asset. 
 Confirmation : Sebuah tanggapan dari pihak ketiga yang independen baik secara
tertulis mapun lisan yang memverfikasi ketepatan atas informasi yang diminta oleh
auditor. Pada umumnya yang melakukan permintaan konfirmasi ini adalah pihak klien
dengan meminta pihak ketiga untuk memberikan tanggapannya secara langsung dan
karena tingkat keandalan di teknik ini cukup tinggi biasanya auditor meminta tanggapan
secara tertulis karena akan lebih mudah untuk diperiksa dan ketika saat dibutuhkan
konfirmasi tertulis ini dapat menunjukan bahwa konfirmasi tersebut telah diterima atau
belum. 
 Documentation : Merupakan pemeriksaan atas dasar dokumen dan catatan klien untuk
membuktikan bahwa informasi sudah tersaji atau yang seharusnya tersaji di dalam
laporan keuangan. Dokumentasi merupakan teknik audit yang digunakan secara luas di
dalam audit karena biayanya yang relatif rendah serta terkadang dokumentasi ini
menjadi salah satu bukti audit yang cukup memadai. 
 Analytical Procedures : Teknik audit menggunakan cara perbandingan dan juga
korelasi untuk menilai jika saldo akun atau data-data yang lain telah disajikan dengan
layak.  Dalam audit keuangan, teknik prosedur analisis menjadi bukti audit sangat
penting karene dilakukan melalui 3 tahap audit yaitu perencanaan, pengujian substantif,
serta pada saat penyelesaian audit. 
 Inquiries of the Client : Merupakan suatu upaya untuk memperoleh informasi secara
lisan ataupun tertulis dari klien yang akan menjadi bukti respon atas berbagai pertanyaan
yang diajukan oleh auditor. Meskipun di dalam wawancara ini auditor akan mendapatkan
banyak bukti namun buktibukti tersebut tidak dapat membantu auditor untuk membuat
kesimpulan karena klien bukan berasal dari pihak independen dan kemungkinan malah
akan memberikan keuntungan bagi sang klien sehingga auditor biasanya akan
mendapatkan bukti pendukung dari teknik pembuktian audit yang lainnya.
 Reperformance : Merupakan pengujian kembali atas keakuratan berbagai perhitungan
dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada selama periode audit pada sejumlah
sample yang telah diambil oleh auditor. Pengujian ini dilakukan untuk menilai ketepatan
matematis dari perhitungan klien. 
 Observation : Merupakan penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas klien.
Auditor akan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, perasa dan penciumannya
dalam mengevaluasi berbagai item yang sangat beraneka ragam. Teknik audit ini
biasanya jarang terpenuhi karena adanya resiko jika seluruh karyawan klien yang terlibat
telah mengetahui kedatangan auditor. 

7. Yang menguntungkan bagi auditor adalah memeriksa perusahaan atau entitas yang internal
controlnya baik daripada yang internal controlnya lemah. Karena suda pasti jika suatu
perusahaan memilki internal control pasti banyak karyawan perusahaan tersebut yang
mengambil keuntungan dari kondisi ini dengan melakukan kesalahan dan kecurangan. Oleh
karena itu, internal control yang efektif sangat dibutuhkan dan harus diterapkan oleh perusahaan
supaya kecenderungan karyawan dalam melakukan kecurangan dapat diperkecil. Seperti contoh
yaitu korupsi, kasus korupsi seperti sudah hal yang biasa dilakukan di Indonesia hal itu dapat
terjadi karena tidak adanya internal control yang efektif dan kuat dalam mengevaluasi hasil
kinerja para karyawan dan adanya sifat saling menutupi kesalahan masing-masing dalam
melakukan pencatatan dalam laporan keuangannya misalnya sehingga kecurangan tersebut
tidak dapat terlihat.

8. Konfirmasi merupakan sebuah tanggapan dari pihak ketiga yang independen baik secara
tertulis maupun lisan yang memverfikasi ketepatan atas informasi yang diminta oleh auditor.
Pada umumnya yang melakukan permintaan konfirmasi ini adalah pihak klien dengan meminta
pihak ketiga untuk memberikan tanggapannya secara langsung dan karena tingkat keandalan di
teknik ini cukup tinggi biasanya auditor meminta tanggapan secara tertulis karena akan lebih
mudah untuk diperiksa dan ketika saat dibutuhkan konfirmasi tertulis ini dapat menunjukan
bahwa konfirmasi tersebut telah diterima atau belum. Akan tetapi biaya konfirmasi relatif cukup
mahal dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pihak-pihak yang diminta tanggapannya. 
5 Perkiraan dalam laporan keuangan yang dapat dilakukan konfirmasi : 

 Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien.


 Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan.
 Persediaan yang dikonfirmasikan ke penjaga atau kepala gudang. 
 Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor.
 Konfirmasi terhadap piutang dagang apabila mungkin dan masuk diakal
untuk dilaksanakan (practical and reasonable). Persyaratan ini ditekankan oleh
AICPA karena piutang dagang biasanya menyajikan saldo yang significant pada
laporan keuangan.
9. Cash Opname merupakan pemeriksaan kas secara fisik dengan cara membandingkan jumlah
uang yang terdapat dalam catatan akuntansi dengan uang kas yang berada di brankas atau
tunai (cash on hand). Pemeriksaan kas secara fisik tidak hanya melibatkan uang kertas dan
logam saja namun cek wesel dan giro wajib diikut sertakan dalam pemeriksaan. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk memastikan bahwa saldo fisik uang kas besar dan kas kecil jumlahnya sudah
sesuai dengan apa yang sudah dicatat dalam catatan akuntansi dan tidak terjadi selisih antara
kedua jumlah tersebut, dan untuk memastikan bahwa setiap pengeluaran kas kecil telah
dilampiri dengan bukti- bukti yang mendukung setiap transaksi yang ada di catatan akuntansi.
Stock Opname merupakan salah satu kegiatan pemeriksaan secara fisik terhadap persediaan
barang di gudang untu dijual kembali. Stock opname ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan
catatan pembukuan stok persediaan. Karena jika terjadi selisih atau perbedaan antara stock
opname dengan catatan dala pembukuan ini maka kemungkinan terdapat suatu transaksi yang
belum dicatat atau adanya kecurangan dalam persediaan. Maka dari itu stock opname sangat
penting untuk dilakukan dalam perusahaan yang melakukan transaksi jual-beli yang memiliki
penyimpanan persediaan barang yang cukup banyak karena akan membantu perusahaan dalam
meminimalisir penyimpangan atas persediaan barang yang mungkin dilakukan dengan sengaja
maupun tidak sengaja.
Physical Sighting merupakan penilaian persediaan suatu produk atau barang dalam akhir
periode tertentu. Salah satu cara bagi perusahaan untuk membukuan/mencatat persediaan
(inventory) yang dimilikinya adalah dengan Metode Physical.Pembukuan Persediaan Dengan
Metode Physical adalahuntuk melakukan pembukuan terhadap persediaan (inventory)
berdasarkan Metode Physical setiap pemasukan dan pengeluaran tidak dicatat ke dalam
perkiraan persediaan (inventory). Pembelian barang akan dicatat ke dalam perkiraan pembelian
(purchases) dan perkiraan lainnya. Pengeluaran barang akan dicatat ke dalam perkiraan
penjualan (sales) dan perkiraan lainnya. 
Tujuan audit (CEAVOP) yang akan dicapai oleh ketiga istilah tersebut adalah Existence,
Accuracy. Karena dari ketiga istilah tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi
bahwa setiap transaksi telah dicatat berdasarkan kejadian yang benar-benar terjadi dan juga
mengevaluasi setiap transaksi telah dicatat sesuai dengan jumlah yang benar. 

Anda mungkin juga menyukai