PENGAUDITAN I EKA439 - Kelas A4 “Bukti Audit dan Kertas Kerja”
Dosen Pengampu: Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA
Disusul oleh Kelompok 10:
Ni Putu Ayu Sonia Nandita 2207531264 Annisa Virginia Putri 2307531347 Alfina Dwi Amarta 2307531348
PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2023 1. Hakekat Bukti Audit Bukti audit merujuk kepada semua informasi yang digunakan oleh seorang auditor untuk mencapai kesimpulan yang menjadi dasar bagi opini audit yang diberikan. Mayoritas pekerjaan seorang auditor independen, ketika melakukan audit laporan keuangan, melibatkan usaha untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Kualitas atau kevalidan bukti ini untuk keperluan audit bergantung pada pertimbangan dari auditor independen, berbeda dengan bukti hukum yang tunduk pada peraturan yang ketat. Pengaruh bukti audit terhadap kesimpulan yang diambil oleh auditor independen dalam memberikan opini terhadap laporan keuangan audit sangat beragam. Relevansi, objektivitas, ketersediaan dalam waktu yang tepat, dan adanya bukti audit tambahan yang mendukung kesimpulan semuanya berpengaruh pada kualitas bukti audit. Hal-hal penting tentang hakekat bukti audit adalah: 1. Bukti audit mencakup informasi yang berasal dari berbagai sumber, termasuk informasi internal dan eksternal. 2. Bukti audit dapat berupa informasi yang mendukung atau bahkan bertentangan dengan klaim atau asersi yang dibuat oleh manajemen. 3. Bukti audit dapat dipengaruhi oleh tindakan manajemen, seperti ketidakadilan dalam pembuatan dokumen atau penundaan dalam penghasilan dokumen yang diperlukan. 4. Bukti audit dapat diperkuat atau dikembangkan dengan bantuan ahli luar yang memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tertentu. 5. Auditor dapat memperoleh bukti audit melalui berbagai prosedur, termasuk analisis risiko untuk menentukan apakah mereka akan menerima atau melanjutkan klien tertentu, referensi dari hasil audit sebelumnya, dan evaluasi kualitas pengendalian internal perusahaan yang mencerminkan sejauh mana proses internal tersebut akurat. 2. Keputusan Auditor tentang Bukti Audit Auditor menghadapi keputusan penting dalam menentukan jenis dan jumlah bukti yang diperlukan untuk memastikan bahwa laporan keuangan klien telah disusun dengan benar. Ada empat keputusan kunci yang terkait dengan bukti audit: 1. Keputusan pertama adalah menentukan prosedur audit yang akan digunakan untuk memeriksa laporan keuangan. 2. Keputusan kedua adalah menentukan seberapa besar sampel yang akan diambil untuk melaksanakan prosedur audit tersebut. 3. Keputusan ketiga adalah memilih elemen-elemen mana yang akan diuji dari populasi data yang ada. 4. Keputusan terakhir adalah menentukan kapan prosedur audit ini akan diterapkan dalam rangkaian audit. Prosedur Audit Prosedur audit adalah panduan rinci yang menjelaskan jenis bukti audit yang harus dikumpulkan selama audit. Instruksi-prosedur ini umumnya sangat spesifik sehingga auditor dapat mengikuti langkah-langkahnya selama proses audit. Ukuran Sampel Setelah prosedur audit ditetapkan, auditor harus menentukan ukuran sampel yang dipilih dari populasi. Dalam penerapan prosedur audit untuk melakukan verifikasi atas pengeluaran kas di atas, misalkan dalam jural pengeluaran kas telah dicatat 6.000 check. Auditor memutuskan untuk menetapkan ukuran sampel berupa 50 check yang akan dibandingkan dengan ayat-ayat jurnal yang tercantum dalam jurnal pengeluaran kas tersebut. Keputusan tentang berapa banyak unsur yang akan diuji harus dibuat auditor untuk setiap prosedur audit yang akan digunakan. Ukuran sampel yang dipilih bisa berbeda-beda antara audit yang satu dengan audit lainnya. Unsur yang Dipilih Setelah menentukan ukuran sampel untuk suatu prosedur audit, auditor harus memilih elemen-elemen khusus dari populasi yang akan diuji. Sebagai contoh, jika auditor memutuskan untuk memeriksa 50 cek yang telah dibayar oleh bank dari total 6.000 cek yang tercatat dalam jurnal pengeluaran kas, auditor perlu memutuskan metode pengambilan sampel yang spesifik. Beberapa alternatif dalam pemilihan 50 cek ini bisa mencakup: 1. Mengambil 50 cek pertama dari suatu minggu tertentu. 2. Memilih 50 cek dengan nilai tertinggi. 3. Mengambil sampel 50 cek secara acak. 4. Memilih cek-cel yang menurut perkiraan auditor memiliki potensi kesalahan. Auditor juga dapat menggunakan kombinasi dari metode-metode tersebut. Saat Pelaksanaan Prosedur Audit laporan keuangan biasanya mencakup satu periode akuntansi, seperti satu tahun buku, dan dapat berlangsung beberapa minggu atau bulan setelahnya. Waktu pelaksanaan audit dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebutuhan klien dan persyaratan regulasi. Keputusan tentang elemen yang akan diuji, ukuran sampel, dan waktu pelaksanaan prosedur audit juga bergantung pada pertimbangan auditor, seperti efektivitas, ketersediaan staf, dan situasi khusus. Contoh modifikasi prosedur audit dijelaskan dengan mempertimbangkan empat keputusan auditor tentang bukti audit. Program Audit Program audit adalah daftar prosedur audit yang digunakan dalam bagian atau keseluruhan audit. Program audit selalu mencakup daftar prosedur audit yang perlu dilakukan, dan biasanya mencakup juga penentuan ukuran sampel, elemen yang harus diperiksa, serta waktu pelaksanaan pengujian. Auditor seringkali membuat program audit untuk berbagai komponen audit, seperti program audit untuk mengaudit piutang usaha, program audit untuk mengaudit penjualan, dan lain sebagainya. Saat ini, para auditor sering menggunakan perangkat lunak audit elektronik (software) untuk menyusun program audit. Perangkat lunak ini membantu auditor dalam mengurangi risiko, merencanakan audit, dan memilih prosedur audit yang sesuai. 3. Karakteristik Bukti Audit Standar audit (SA 500, Para 6) berbunyi sebagai berikut:“Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisi untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat”Auditor diwajibkan untuk mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk mendukung opini yang diberikan. 1. Ketepatan Bukti Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya dalam memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi saldo akun dan pengungkapan yang bersangkutan. Apabila bukti dipandang sangat tepat, maka akan sangat membantu auditor dalam mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar 2. Relevansi Bukti Bukti harus relevan dengan tujuan audit yang harus diuji terlebih dahulu oleh auditor sebelum dapat dikatakan sebagai bukti yang tepat. Relevansi menjadi masalah dalam kaitannya dengan tujuan audit. Karena terkadang ada bukti yang relevan dengan suatu tujuan audit dan ada juga yang tidak relevan dengan tujuan lainnya. 3. Reliabilitas Bukti Liabilitas berkaitan dengan seberapa jauh bukti ini dapat dipercaya. Sama sepertirelevansi, apabila tingkat reliabilitasnya tinggi, maka bukti ini akan sangat membantuauditor dalam meyakini bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. a. Independensi pembuatan bukti Bukti yang diperoleh dari luar entitas lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam entitas. Seperti komunikasi dari Bank,pengacara, atau para pelanggan, dokumen yang berasal dari luar organisasi seperti polis asuransi akan lebih dipercaya dibandingkan komunikasi atau hasil wawancara yang diperoleh dari klien dan dokumen yang berasal dari intern perusahaan bahkan yang tidak pernah dikirim ke luar organisasi seperti permintaan pembelian. b. Efektivitas pengendalian internal klien Bukti audit lebih dapat diandalkan jika pengendalian intern klien efektif, bukan lemah. c. Pengetahuan langsung auditor berupa bukti yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pemeriksaan fisik,observasi, penghitungan ulang, dan inspeksi akan lebih dapat diandalkan. d. Kualifikasi individu pemberi informasi Meskipun sumber informasi bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan kecuali individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi. e. Tingkat objektivitas Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif. f. ketepatan waktu Ketepatan waktu, Bukti yang terkumpul tepat pada waktunya dapat diandalkan untuk akun-akun neraca apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca. Sedangkan untuk akun-akun laba rugi, bukti yang diperoleh dapat diandalkan jika ada sampel dari keseluruhan periode yang diaudit. 4. Kecukupan Bukti Kecukupan pembuktian ditentukan oleh sejauh mana semua bukti yang telah dikumpulkan telah meyakinkan auditor (yang mempunyai sikap kecermatan profesional) untuk mengambil suatu kesimpulan atau opini audit atas proses pengujian yang dilakukan. Kecukupan ini berkaitan dengan kuantitas atau seberapa banyak bukti audit yang harus diperoleh. 5. Kompeten Kompetensi bukti berkaitan dengan tingkat kekuatan bukti audit. Berdasarkan Kompetensinya, bukti audit dapat diklasifikasikan ke dalam kategori berikut a. bukti yang sepenuhnya dapat dipercaya. Termasuk dalam kategori ini adalah bukti yang tidak memerlukan dukungan dari bukti lainnya. Salah satu contohnya adalah bukti hasil perhitungan fisik persediaan yang dilakukan sendiri oleh auditor. b. Bukti yang dapat dipercaya apabila didukung oleh bukti lainnya. Misalnya, bukti kesaksian dapat dipercaya setelah dilakukan pencocokan dengan hasil konfirmasi dan prosedur analitis. c. Bukti yang kurang dapat dipercaya tapi berguna dalam memberikan petunjuk bagi arah audit yang akan dilakukan. Termasuk dalam kategori ini adalah surat kaleng,keterangan dan pernyataan manajemen yang tidak didukung oleh bukti lainnya 4. Kertas Kerja Kertas kerja adalah catatan yang diselenggarakan oleh auditor, mencakup prosedur audit yang diterapkan, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan simpulan yang diambil selama proses audit. Contoh kertas kerja mencakup program audit, pemahaman tentang pengendalian intern, analisis, memorandum, surat konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dokumen perusahaan, dan daftar komentar auditor. Kertas kerja audit berisi dokumentasi yang mencatat perencanaan dan supervisi pemeriksaan. Auditor harus memastikan bahwa standar pekerjaan lapangan pertama dijalankan dengan baik. Selain itu, auditor perlu memahami pengendalian internal secara memadai untuk merencanakan audit dengan benar, termasuk menentukan sifat, waktu, dan lingkup pengujian. Selanjutnya, kertas kerja mencatat pengumpulan bukti audit. Auditor harus memperoleh bukti audit, menetapkan prosedur audit, dan melakukan pengujian untuk menghasilkan bukti yang cukup dan kompeten sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan audit. Ini mencerminkan bahwa kertas kerja audit adalah alat penting yang mendukung proses audit dan membantu auditor dalam menyusun pendapat mereka tentang laporan keuangan yang diaudit. Kertas kerja audit memiliki tujuan utama yang sangat penting. Pertama, kertas kerja berfungsi untuk mendukung pendapat auditor tentang laporan keuangan yang diaudit. Ini menjadi krusial jika seorang auditor diminta memberikan kesaksian atau perlu mempertahankan laporan keuangan tersebut. Selain itu, kertas kerja juga membantu dalam mengkoordinasikan dan mengorganisir berbagai tahap audit yang berbeda. Ini membantu memastikan bahwa audit dilakukan dengan baik dan sistematis. Ketiga, kertas kerja memberikan pedoman yang berharga untuk audit berikutnya, terutama ketika audit dilakukan pada klien yang sama dalam periode akuntansi yang berbeda. Ini membantu auditor dalam memahami lebih baik entitas yang diaudit dan proses audit sebelumnya. Terakhir, kertas kerja adalah dasar penyusunan laporan audit. Ini memudahkan auditor dalam menyusun laporan akhir mereka karena berfungsi sebagai sumber data yang sah untuk laporan tersebut. Secara keseluruhan, kertas kerja audit adalah elemen penting dalam menjaga integritas dan ketelitian proses audit serta dalam penyusunan laporan akhir auditor. 5. Pendokumentasian Kertas Kerja Menurut standar audit (SA) 230, dokumentasi audit atau kertas kerja audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit yang relevan diperolah, dan kesimpulan yang ditarik. Dokumentasi audit harus mencakup semua informasi yang dipandang perlu oleh auditor untuk memenuhi pelaksanaan audit dan menjadi pendukung atas laporan audit. Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam mendapatkan jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara memadai sesuai dengan standar audit. Dokumentasi audit memberikan: 1. Suatu Dasar untuk Merencanakan Audit Jika auditor membuat perencanaan audit, maka referensi informasi yang diperlukan harus tersedia dalam file audit, seperti program audit & informasi tentang pengendalian internal. 2. Suatu Catatan tentang Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian Dokumentasi audit adalah alat penting yang mendokumentasikan bahwa audit telah dilaksanakan secara memadai sesuai dengan standar auditing. Apabila dalam audit digunakan sampel transaksi atau saldo, dokumentasi audit harus menunjukkan unsur-unsur mana yang diuji. File audit harus mendokumentasikan temuan penting atau masalah, tindakan yang telah diambil untuk mengatasinya, serta dasar yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan. 3. Data untuk Menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat Dokumentasi audit merupakan sumber informasi penting untuk membantu auditor dalam memutuskan apakah bukti audit yang tepat dan mencukupi telah terkumpul untuk menyusun laporan audit sesuai dengan situasi yang dihadapi. 4. Suatu Dasar untuk Mereview oleh Supervisor dan Partner File audit adalah referensi utama yang digunakan oleh supervisor untuk mereview pekerjaan para asisten. Review yang cermat oleh supervisor akan menjadi bukti bahwa audit telah disupervisi dengan tepat.
● Pemilik File Audit
Dokumen audit yang dibuat auditor selama audit berlangsung, termasuk daftar yang dibuat klien untuk keperluan auditor, adalah milik auditor. Tidak seorang pun berhak untuk melihat isi dokumen tersebut selain auditor beserta tim auditnya. ● Kerahasiaan File Audit Auditor wajib merahasiakan file audit yang berisi data klien sesuai dengan Prinsip Kerahasiaan dalam Seksi 140 Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Apabila auditor membocorkan informasi kepada pihak luar, maka hal itu dapat mengganggu hubungan baik dengan pihak manajemen. ● Jangka Waktu Pengarsipan Menurut standar audit (SA 230 – Para A.23), batas waktu penyimpanan tidak boleh kurang dari 5 tahun sejak tanggal yang lebih akhir dari laporan auditor atas laporan keuangan entitas atau laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian dan anak perusahaan. ● Isi Dan Pengorganisasian Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit bergantung pada ukuran dan kompleksitas entitas, sifat prosedur audit yang dilakukan serta signifikasi bukti audit yang diperoleh. Setiap kantor akuntan publik dapat membuat ketentuan tentang pendekatan untuk menyusun dan mengorganisasi file audit. Contoh dokumentasi audit mencakup, program audit, analisis, memorandum isu, dll. ● Arsip Permanen Arsip permanen berisi data historis dan data yang bersifat berkelanjutan. Arsip permanen biasanya meliputi: (i) ringkasan dokumen yang berlaku secara berkelanjutan seperti misalnya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak-kontrak, (ii) analisis akun-akun tertentu dari tahun yang lalu yang berpengaruh terhadap auditor, (iii) informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian internal dan penilaian risiko pengendalian, (iv) hasil prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu.
● Arsip Tahun Berjalan
Arsip tahun berjalan meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Jenis informasi yang termasuk dalam arsip tahun berjalan: 1. Program Audit Standar Auditing mengharuskan adanya program audit tertulis untuk setiap audit. Program audit biasanya ditempatkan dalam file terpisah untuk meningkatkan koordinasi dan mengintegrasikan semua bagian audit. 2. Informasi Umum File audit biasanya memuat informasi dari tahun berjalan yang bersifat umum, seperti rencana audit, ringkasan notulen rapat dewan komisaris, catatan hasil diskusi dengan klien, komentar hasil review supervisor, dan kesimpulan umum. 3. Working Trial Balance Setelah akhir tahun buku, auditor membuat daftar yang berisi saldo dari semua akun yang ada di buku besar. Daftar ini disebut working trial balance. Bisa juga digunakan program perangkat lunak sehingga auditor bisa mengunduh saldo akhir buku besar klen ke file working trial balance. Teknik yang umum dipakai adalah menggunakan format yang sama dengan laporan keuangan. 4. Jurnal Penyesuaian dan Jurnal Reklasifikasi Reklasifikasi seringkali dibuat dalam laporan agar laporan menyajikan informasi akuntansi secara tepat. Hanya ayat-ayat jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi yang berpengaruh signifikan terhadap penyajian secara wajar laporan keuangan yang harus dicatat. 5. Daftar Pendukung Bagian terbesar dari dokumen audit adalah berupa daftar pendukung detail yang dibuat oleh klien atau auditor sebagai pendukung atas angka-angka tertentu yang tercantum dalam laporan keuangan. Tipe-tipe daftar pendukung adalah sebagai berikut: a) Analisis untuk menunjukkan aktivitas dalam sebuah akun buku besar sepanjang periode yang diaudit untuk menghubungkan saldo awal hingga saldo akhir. b) Daftar Saldo berisi detail yang akhirnya menghasilkan saldo akhir dari sebuah akun buku besar. c) Rekonsiliasi Jumlah-jumlah Tertentu untuk menghubungkan suatu jumlah yang tercantu dalam catatan klien dengan sumber informasi lainnya. d) Uji Kewajaran berisi informasi yang memungkinkan auditor mengevaluasi apakah saldo dalam pembukuan klien mengandung kesalahan penyajian. e) Ringkasan Pelaksanaan Prosedur untuk mendokumentasikan luasnya pengujian yang telah dilakukan, kesalahan penyajian yang ditemukan, dan kesimpulan auditor berdasarkan pengujian yang telah dilakukan. f) Pemeriksaan Dokumen Pendukung berbagai daftar dengan tujuan khusus dirancang untuk menunjukkan pengujian detil yang telah dilakukan. Daftar tersebut menunjukkan pengujian yang dilakukan dan hasil yang diperoleh. g) Dokumen-dokumen dari Luar dalam dokumen ini ditunjukkan prosedur audit yang telah diterapkan seperti halnya yang diterapkan dalam daftar-daftar yang lain. Penyususnan Dokumen Audit Pendokumentasian harus disusun dengan cukup detil agar mendapat pemahaman yang jelas tentang pekerjaan yang telah dilakukan, bukti yang diperoleh beserta sumbernya, dan kesimpulan yang dicapai. Meskipun rancangan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai, namun dokumentasi audit hendaknya memiliki karakteristik, seperti: ● Setiap file audit harus memiliki identifikasi yang jelas. ● Dokumen audit harus diberi index dan referensi-silang untuk memudahkan dalam pengorganisasian dan pengarsipan. ● Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan pekerjaan audit yang telah dilakukan. ● Dokumen audit harus berisi cukup informasi untuk memenuhi tujuan sesuai dengan rencana. ● Kesimpulan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus diformulasikan dengan jelas. DAFTAR PUSTAKA AL. Haryono Jusup, 2014, Auditing Pengauditan Berbasisi ISA Edisi II, STIE YKPN, Yogyakarta Arens, Alvin A; Randal J. Elder, Mark S.Beasley dan Amir Abadi Yusuf, (2009), Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach, An Indonesian Adaption, Prentice Hall-International Edition Inc., Englewood Cliffs, NewJersey
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional