Oleh
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit adalah instruksi detil yang menjelaskan bukti audit yang
harus diperoleh selama audit berlangsung.
UKURAN SAMPEL
Setelah prosedur audit ditetapkan,auditor harus
menentukan ukuran sampel yang dipilih dari populasi.
UNSUR YANG DIPILIH
Setelah ukuran sampel untuk suatu prosedur audit ditetapkan,auditor
harus memutuskan unsur-unsur mana dalam populasi yang akan diuji.
PROGRAM AUDIT
Program audit adalah daftar prosedur-prosedur audit untuk suatu bagian
atau keseluruhan audit.Program audit selalu berisi daftar prosedur
audit,dan juga biasanya mencakup ukuran sampel,unsur yang dipilih,dan saat
pelaksanaan pengujian.
KARAKTERISTIK BUKTI AUDIT
Standar audit (SA 500,Para 6) berbunyi sebagai berikut:
Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat
sesuai dengan kondisi untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
Auditor diwajibkan oleh Standar Auditing untuk mengumpulkan bukti yang cukup
dan tepat (sufficient appropiate evidence) sebagai dasar untuk mendukung opini
yang diberikan.
KETEPATAN BUKTI
Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti,yakni relevansi dan rellabilitasnya
dalam memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi,saldo-saldo akun dan
pengungkapan yang bersangkutan.
RELEVAN BUKTI
Bukti harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang harus diuji lebih
dahulu oleh auditor sebelum bisa disebut sebagai bukti yang tepat.Misalkan
auditor bermaksud untuk membuktikan bahwa semua barang yang dikirim telah
dibuat fakturnya(tujuan kelengkapan transaksi).
RElLIABILITAS BUKTI
Rellabilitas bukti berkaitan dengan seberapa jauh bukti bisa dipercaya atau
tingkat kepercayaan atau suatu bukti. Realibilitas tergantung pada apakah
bukti memenuhi karakteristik-karakteristik berikut:
1. Independensi pembuat bukti
2. Efektivitas pengendalian internal klien
3. Pengetahuan langsung auditor
4. Kualifikasi individu pemberi informasi
5. Tingkat obyektivitas
6. Ketepatan waktu
KECUKUPAN BUKTI
Kecukupan berkaitan dengan pernyataan “berapa banyak” bukti audit harus
diperoleh. Kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas bukti audit.Kuantitas
bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang risiko
kesehatan penyajian material dan juga oleh kualitas bukti audit itu sendiri.
Kecukupan bukti terutama diukur dengan ukuran sampel yang dipilih auditor.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO,KETEPATAN,DAN KECUKUPAN BUKTI
AUDIT
KETEPATAN
Relevansi Realibilitas
Kualitas Bukti
yang dikumpulkan auditor
RISIKO
Bahwa saldo akun kesalahan penyajian
Risiko Risiko
Inheren Pengendalian
KECUKUPAN
Kuantitas Bukti
Yang dikumpulkan auditor
SUMBER BUKTI AUDIT
Pengetahuan tentang Klien Informasi dari Luar
Inspeksi
Inspeksi mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik
internal maupun ekternal dalam bentuk kertas,elektronik atau
media lain ataupemeriksaan fisik atas suatu aset.
Inspeksi atas catatan dan dokumen memberikan bukti
audit dengan beragam tingkat keandalan serta
efektivitas pengendalian atas penyusutan catatan dan
dokumen tersebut.
Observasi
Observasi terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang
dilakukan oleh orang lain.Observasi memberikan bukti audit tentang pelaksanaan
suatu proses atau prosedur,namun hanya terbatas pada titik waktu tertentu
pada saat observasi dilaksanakan.
Konfirmasi Eksternal
Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai
respon langsung tertulis dari pihak ketiga (pihak yang mengonfirmasi) dalam
bentuk kertas, atau secara elektronik, atau media lain.
Penghitungan Ulang
Penghitungan ulang meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang
telah dilakukan klien. Penghitungan ulang atas perhitungan klien meliputi
pengujian atas ketelitian,perhitungan dan mencakup prosedur-prosedur seperti
memeriksa hasilo perkalian dalam faktur penjualan atau persediaan.
Pelaksanaan Kembali
Pelaksanaan kembali adalah pengujian auditor secara independen atas prosedur
atau pengendalian akuntansi klien yang sebelumnya telah dilakukan sebagai
bagian dari akuntansi klien dan sistem pengendalian internal.
Prosedur Analitis
Prosedur analitis terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yang
dilakukan dengan menelaah hubungan yang dapat diterima antara data keuangan
dengan data nonkeuangan. Prosedur analitis:
Memahami Bidang Usaha dan Bisnis Klien
Menilai Kelangsungan Usaha Bisnis Klien
Menunjukkan Kemungkinan Adanya Kesalahan Penyajian dalam Laporan
Keuangan
Mengurangi Pengujian Audit yang Rinci
Permintaan Keterangan
Permintaan keterangan terdiri dari pencarian informasi atas orang yang memiliki
pengetahuan, baik keuangan maupun nonkeuangan,
di dalam atau di luar entitas.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN BUKTI
Dua tipe bukti yang paling mahal untuk mendapatkannya adalah
pemeriksaan fisik dan konfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal
karena biasanya membutuhkan kehadiran auditor pada saat klien
melakukan penghitungan aset yang seringkali dilakukan pada akhir
tahun buku. Konfirmasi menjadi mahal karena auditor harus
mengikuti prosedur dengan teliti sejak dari penyiapan konfirmasi,
pengiriman melalui surat atau secara elektronik, penerimaan
jawaban, dan melakukan tindaklanjut atas konfirmasi yang tidak
memberi jawaban, atau jawaban yang menunjukkan selisih. Inspeksi,
prosedur analitis, dan pelaksanaan ulang tidak begitu mahal.
PENDOKUMENTASIAN (KERTAS KERJA)
AUDIT
Standar audit (SA) 230 berkaitan dengan kewajiban auditor dalam
menyusun dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan
keuangan. Menurut standar tersebut, dokumentasi audit atau kertas
kerja audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan,
bukti audit yang relevan yang diperoleh, dan
kesimpulan yang ditarik.
Tujuan Dokumentasi Audit
Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam
mendapatkan jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara
memadai sesuai dengan standar auditing.
Secara lebih spesifik, dokumentasi audit memberikan:
Suatu dasar untuk merencanakan audit
Suatu catatan tentang bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
Suatu dasar untuk mereview oleh supervisor dan partner