Anda di halaman 1dari 19

Kelompok : 1

Oleh

Eka Purwanty (C1C114093)


Feylicia Snantoso (C1C114223)
Merry Natalia S (C1C114038)
Mona Lisa (C1C114040)
Nesna Derella (C1C114049)
Nur Aida Rahmah (C1C114235)
HAKEKAT BUKTI
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan auditor untuk mencapai
kesimpulan yang menjadi dasar opini audit.Sebagian besar pekerjaan auditor
independen dalam rangka memberikan opini atas laporan keuangan terdiri dari
usaha untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.Bukti audit sangat
bervariasi pengaruhnya terhadap kesimpulon yang ditarik oleh auditor dalam
rangka memberikan opini atas laporan keuangan auditan.

Dari pernyataan diatas dapat dirumuskan butir-butir penting tentang hakekat


bukti audit,sebagai berikut:
 Meliputi informasi yang dihasilkan baik secara internal maupun eksternal.
 Meliputi informasi yang mendukung maupun yang bertentangan dengan
asersi manajemen.
 Dipengaruhi oleh tindakan-tindakan manajemen,seperti
misalnya tidak membuat dokumen yang diperlukan atau tidak
membuat dokumen secara tepat waktu.
 Dapat dikembangkan dengan menggunakan ahli dari luar.
 Dapat diperoleh melalui prosedur-prosedur lain yang
lazim digunakan auditor.
KEPUTUSAN AUDITOR TENTANG BUKTI AUDIT
Keputusan penting yang dihadapi setiap auditor adalah menentukan jenis dan
jumlah bukti yang tepat yang diperlukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa
laporan keuangan klien telah ditetapkan secara wajar.Ada 4 keputusan tentang
bukti apa yang harus diperoleh dan bukti apa yang harus dikumpulkan:
1. Prosedur audit apa yang harus digunakan.
2. Berapa besar ukuran sampel yang harus dipilih untuk prosedur audit
tersebut.
3. Unsur-unsur apa yang harus dipilih dari populasi.
4. Kapan prosedur tersebut diterapkan.

PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit adalah instruksi detil yang menjelaskan bukti audit yang
harus diperoleh selama audit berlangsung.

UKURAN SAMPEL
Setelah prosedur audit ditetapkan,auditor harus
menentukan ukuran sampel yang dipilih dari populasi.
UNSUR YANG DIPILIH
Setelah ukuran sampel untuk suatu prosedur audit ditetapkan,auditor
harus memutuskan unsur-unsur mana dalam populasi yang akan diuji.

SAAT PELAKSANAAN PROSEDUR


Audit atas laporan keuangan biasanya mencakup satu periode akuntansi
tertentu misalnya satu tahun buku.Audit pada umumnya baru dapat
diselesaikan beberapa minggu atau bulan setelah akhir periode
akuntansi.Dengan demikian,penerapan prosedur-prosedur audit bisa
dilakukan dalam rentang waktu mulai dari awal periode sampai akhir perode
akuntansi.Kadang-kadang penentuan saat pelaksanaan prosedur audit
dipengaruhi oleh kapan klien membutuhkan laporan audit.

PROGRAM AUDIT
Program audit adalah daftar prosedur-prosedur audit untuk suatu bagian
atau keseluruhan audit.Program audit selalu berisi daftar prosedur
audit,dan juga biasanya mencakup ukuran sampel,unsur yang dipilih,dan saat
pelaksanaan pengujian.
KARAKTERISTIK BUKTI AUDIT
Standar audit (SA 500,Para 6) berbunyi sebagai berikut:
Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat
sesuai dengan kondisi untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
Auditor diwajibkan oleh Standar Auditing untuk mengumpulkan bukti yang cukup
dan tepat (sufficient appropiate evidence) sebagai dasar untuk mendukung opini
yang diberikan.

KETEPATAN BUKTI
Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti,yakni relevansi dan rellabilitasnya
dalam memenuhi tujuan audit atas golongan transaksi,saldo-saldo akun dan
pengungkapan yang bersangkutan.

RELEVAN BUKTI
Bukti harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang harus diuji lebih
dahulu oleh auditor sebelum bisa disebut sebagai bukti yang tepat.Misalkan
auditor bermaksud untuk membuktikan bahwa semua barang yang dikirim telah
dibuat fakturnya(tujuan kelengkapan transaksi).
RElLIABILITAS BUKTI
Rellabilitas bukti berkaitan dengan seberapa jauh bukti bisa dipercaya atau
tingkat kepercayaan atau suatu bukti. Realibilitas tergantung pada apakah
bukti memenuhi karakteristik-karakteristik berikut:
1. Independensi pembuat bukti
2. Efektivitas pengendalian internal klien
3. Pengetahuan langsung auditor
4. Kualifikasi individu pemberi informasi
5. Tingkat obyektivitas
6. Ketepatan waktu

KECUKUPAN BUKTI
Kecukupan berkaitan dengan pernyataan “berapa banyak” bukti audit harus
diperoleh. Kecukupan bukti adalah ukuran kuantitas bukti audit.Kuantitas
bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang risiko
kesehatan penyajian material dan juga oleh kualitas bukti audit itu sendiri.
Kecukupan bukti terutama diukur dengan ukuran sampel yang dipilih auditor.
HUBUNGAN ANTARA RISIKO,KETEPATAN,DAN KECUKUPAN BUKTI
AUDIT
KETEPATAN

Relevansi Realibilitas
Kualitas Bukti
yang dikumpulkan auditor

RISIKO
Bahwa saldo akun kesalahan penyajian

Risiko Risiko
Inheren Pengendalian

KECUKUPAN

Kuantitas Bukti
Yang dikumpulkan auditor
SUMBER BUKTI AUDIT
Pengetahuan tentang Klien Informasi dari Luar

Diperoleh melalui Diperoleh melalui


1. Audit tahun lalu 1. Pekerjaan tim audit dgn
2. Analisis risiko klien menggunakan data pasar
3. Analisis penerimaan klien 2. Analisis independenden oleh
spesialis

AKUMULASI BUKTI AUDIT

Diperoleh melalui Diperoleh melalui


1. Pengujian langsung atas saldo 1. Evaluasi atas rancangan
akun dan transaksi pengendalian internal
2. Review analisis 2. Evaluasi atas pengoperasian
pengendalian
PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH BUKTI AUDIT
Dalam memutuskan prosedur audit mana yang akan digunakan auditor dalam
memilih dari delapan kategori bukti yang disebut tipe bukti. Setiap prosedur
audit bisa mendapatkan satu atau lebih tipe bukti berikut:
1. Inspeksi
2. Observasi
3. Konfirmasi Eksternal
4. Penghitungan Ulang
5. Pelaksanaan Kembali
6. Prosedur Analitis
7. Permintaan Keterangan

Inspeksi
Inspeksi mencakup pemeriksaan atas catatan atau dokumen baik
internal maupun ekternal dalam bentuk kertas,elektronik atau
media lain ataupemeriksaan fisik atas suatu aset.
Inspeksi atas catatan dan dokumen memberikan bukti
audit dengan beragam tingkat keandalan serta
efektivitas pengendalian atas penyusutan catatan dan
dokumen tersebut.
Observasi
Observasi terdiri dari melihat langsung suatu proses atau prosedur yang
dilakukan oleh orang lain.Observasi memberikan bukti audit tentang pelaksanaan
suatu proses atau prosedur,namun hanya terbatas pada titik waktu tertentu
pada saat observasi dilaksanakan.

Konfirmasi Eksternal
Konfirmasi eksternal merupakan bukti audit yang diperoleh auditor sebagai
respon langsung tertulis dari pihak ketiga (pihak yang mengonfirmasi) dalam
bentuk kertas, atau secara elektronik, atau media lain.

Penghitungan Ulang
Penghitungan ulang meliputi pengecekan ulang atas suatu hasil perhitungan yang
telah dilakukan klien. Penghitungan ulang atas perhitungan klien meliputi
pengujian atas ketelitian,perhitungan dan mencakup prosedur-prosedur seperti
memeriksa hasilo perkalian dalam faktur penjualan atau persediaan.
Pelaksanaan Kembali
Pelaksanaan kembali adalah pengujian auditor secara independen atas prosedur
atau pengendalian akuntansi klien yang sebelumnya telah dilakukan sebagai
bagian dari akuntansi klien dan sistem pengendalian internal.

Prosedur Analitis
Prosedur analitis terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yang
dilakukan dengan menelaah hubungan yang dapat diterima antara data keuangan
dengan data nonkeuangan. Prosedur analitis:
 Memahami Bidang Usaha dan Bisnis Klien
 Menilai Kelangsungan Usaha Bisnis Klien
 Menunjukkan Kemungkinan Adanya Kesalahan Penyajian dalam Laporan
Keuangan
 Mengurangi Pengujian Audit yang Rinci

Permintaan Keterangan
Permintaan keterangan terdiri dari pencarian informasi atas orang yang memiliki
pengetahuan, baik keuangan maupun nonkeuangan,
di dalam atau di luar entitas.
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN BUKTI
Dua tipe bukti yang paling mahal untuk mendapatkannya adalah
pemeriksaan fisik dan konfirmasi. Pemeriksaan fisik menjadi mahal
karena biasanya membutuhkan kehadiran auditor pada saat klien
melakukan penghitungan aset yang seringkali dilakukan pada akhir
tahun buku. Konfirmasi menjadi mahal karena auditor harus
mengikuti prosedur dengan teliti sejak dari penyiapan konfirmasi,
pengiriman melalui surat atau secara elektronik, penerimaan
jawaban, dan melakukan tindaklanjut atas konfirmasi yang tidak
memberi jawaban, atau jawaban yang menunjukkan selisih. Inspeksi,
prosedur analitis, dan pelaksanaan ulang tidak begitu mahal.
PENDOKUMENTASIAN (KERTAS KERJA)
AUDIT
 Standar audit (SA) 230 berkaitan dengan kewajiban auditor dalam
menyusun dokumentasi audit untuk keperluan audit atas laporan
keuangan. Menurut standar tersebut, dokumentasi audit atau kertas
kerja audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan,
bukti audit yang relevan yang diperoleh, dan
kesimpulan yang ditarik.
Tujuan Dokumentasi Audit
Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam
mendapatkan jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara
memadai sesuai dengan standar auditing.
Secara lebih spesifik, dokumentasi audit memberikan:
 Suatu dasar untuk merencanakan audit
 Suatu catatan tentang bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian
 Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat
 Suatu dasar untuk mereview oleh supervisor dan partner

Pemilik File Audit


Dokumen audit yang dibuat auditor selama audit berlangsung, termasuk
daftar-daftar yang dibuat klien untuk keperluan auditor, adalah milik
auditor. Tidak seorangpun berhak untuk melihat isi dokumen tersebut
termasuk klien selain auditor bersama tim auditnya, kecuali bila auditor
diajukan ke pengadilan berkaitan dengan audit yang bersangkutan.

Kerahasiaan File Audit


Auditor wajib merahasiakan file audit yang berisi data klien. Hal ini
berkaitan dengan Prinsip Kerahasiaan yang harus dipegang teguh oleh
auditor sebagaimana ditetapkan dalam Seksi 140
Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Jangka Waktu Pengarsipan
Standar Audit (SA 230- Para A.23) mewajibkan KAP untuk menetapkan suatu
kebijakan dan prosedur yang mengatur masa penyimpanan dokumen audit. Batas
waktu penyimpanan pada umumnya tidak boleh kurang dari lima tahun sejak
tanggal yang lebih akhir dari :
(i) Laporan auditor atas laporan keuangan entitas
(ii) Laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian dan anak perusahaan.

Isi dan Pengorganisasian


Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit bergantung pada faktor-faktor berikut:
 Ukuran dan kompleksitas entitas
 Sifat prosedur audit yang akan dilakukan
 Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi
 Siginifikansi bukti audit yang diperoleh
 Sifat dan luas penyimpangan yang diidentifikasi
 Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan
atau basis untuk kesimpulan yang belum dapat ditentukan
dengan segera dari dokumentasi pekerjaan audit yang dilakukan
atau bukti audit yang diperoleh.
 Metodologi dan perangkat audit yang digunakan
Contoh-contoh dokumentasi audit mencakup:
 Program audit
 Analisis
 Memorandum isu
 Ikhtisar hal-hal signifikan
 Surat konfirmasi dan surat representasi
 Daftar uji
 Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal
signifikan.
Arsip Permanen
Arsip Permanen berisi data historis dan data yang bersifat berkelanjutan.
Arsip permanen biasanya meliputi:
 Ringkasan atau copy dokumen-dokumen yang berlaku secara
berkelanjutan seperti misalnya anggaran dasar, anggaran rumah tangga,
perjanjian obligasi, dan kontrak-kontrak.
 Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang berpengaruh
terhadap auditor.
 Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian
internal dan penilaian risiko pengendalian.
 Hasil Prosedur analitis dari tahun-tahun yang lalu.

Arsip Tahun Berjalan


Arsip Tahun Berjalan meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan
tahun berjalan atau tahun yang diperiksa. Jenis-jenis informasi yang
termasuk dalam arsip tahun berjalan:
 Program audit
 Informasi umum
 Working trial balance
 Jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi
 Daftar pendukung
Penyusunan Dokumen Audit
Penyiapan daftar-daftar yang sesuai untuk mendokumentasikan bukti yang
terkumpul, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai, merupakan
bagian yang sangat penting dalam suatu audit. Pendokumentasian harus
disusun dengan cukup detil sehingga auditor berpengalaman yang tidak
terlibat dalam audit mendapat pemahaman yang jelas tentang pekerjaan
yang telah dilakukan, bukti yang diperoleh beserta sumbernya, dan
kesimpulan yang dicapai.
Dokumentasi audit hendaknya memiliki karakteristik tertentu berikut ini:
 Setiap file audit harus memiliki identitas yang jelas yang memuat
informasi tentang nama klien, periose yang diaudit, deskripsi tentang isi
file, paraf pembuat kertas kerja, tanggal pembuatan, dan kode index
kertas kerja.
 Dokumen audit harus diberi index dan referensi-silang (cross-
referenced) untuk memudahkan dalam pengorganisasian dan pengarsipan.
 Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan
pekerjaan audit yang telah dilakukan.
 Dokumen audit harus berisi cukup informasi
untuk memenuhi tujuan sesuai dengan rencana.
 Kesimpulan yang dicapai tentang suatu segmen
audit harus diformulasikan dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai