Anda di halaman 1dari 15

PELAKSANAAN AUDIT:

EVALUASI DAN BUKTI AUDIT

Dosen Pengampu : Muhrom Ali Rozai, SE., M.E.Sy., CRMO,QRMP.


Anggota :

1 2 3
ASTRI WULANDARI PUTRI RAMADHAN IKA AYU PUSPITASARI

205221118 205221162 205221377


01.

PENGUMPULAN DAN
PENDOKUMENTASIAN BUKTI
AUDIT
Bukti yang didapatkan selama pelaksanaan audit harus memberikan dasar yang memadai
untuk pemberian pendapat auditor, temuan, dan rekomendasi auditor yang dinyatakan dalam
laporan audit. Auditor diwajibkan untuk bertindak secara objektif menjalankan kemahiran
professional dengan cermat dan saksama, dan mengumpulkan informasi yang cukup,
kompeten, relevan dan bermanfaat untuk memberikan dasar yang kuat atas temuan dan
rekomendasi.

Bukti audit merupakan suatu konsep yang fundamental di dalam audit. Hal itu dinyatakan
secara jelas dalam standar pekerjaan lapangan ketiga, yang menyatakan bahwa “bukti audit
kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inpeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan,
dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan audit.”
02.

BUKTI AUDIT DAN PROSEDUR


AUDIT
1. Kriteria Bukti
• Cukup, artinya jumlah bukti audit yang menggambarkan keseluruhan kondisi yang dipermasalahkan
dengan mempertimbangkan sampling statistic,materialitas, tingkat resiko, dan tingkat pengetahuan auditor
terhadap operasioanl aktivitas yang diaudit.
• Relevan, artinya bukti berhubungan langsung dengan tujuan dan ruang lingkupaudit yang dijalankan.
• Andal, artinya bukti yang diperoleh harus akurat, dapat dipercaya, tidak bias,dan jika memungkinkan,
bukti tersebut diperoleh dari pihak ketiga.

2. Kecukupan Bukti Audit


Cukup atau tidaknya bukti Audit berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor.
Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah :
 Materialitas
 Resiko Audit
 Faktor – Faktor Ekonomi
 Ukuran dan Karakteristik
3. Klasifikasi Bukti Audit Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumber dalam memperoleh bukti audit, bukti dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bukti Internal

b. Bukti Internal-Eksternal

c. Bukti Eksternal-Internal

d. Bukti Eksternal

4. Prosedur Audit

Prosedur Audit adalah tindakan-tindakan yang dilakukan atau metoda/teknik yang digunakan untuk
mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit.
• Prosedur analitis (Analytical procedures)
• Menginspeksi (Inspecting)
• Mengkonfirmasi (Confirming)
• Mengajukan Pertanyaan (Inquiring)
• Menghitung (Counting)
• Menelusur (Tracing)
• Mencocokkan (Vouching)
• Mengamati (Observing)
• Melakukan Ulang (Reperforming)
• Teknik Audit Berbantuan Komputer
5. Tipe Bukti Audit
Bukti audit dapat dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:

• Struktur Pengendalian Intern (SPI)

• Bukti Fisik

• Bukti Dokumen

• Bukti Keterangan

• Bukti Analitis

• Perbandingan

• Bukti dari spesialis

• Perhitungan
03.

PENGUJIAN PADA BUKTI AUDIT


Pengujian pada bukti audit dalam audit internal dilakukan untuk memastikan bahwa bukti audit yang telah
dikumpulkan oleh auditor internal dapat diandalkan dan memadai sebagai dasar untuk membuat kesimpulan audit.
Beberapa teknik pengujian yang umum digunakan dalam audit internal adalah:
 Pengujian Substantif
Teknik ini digunakan untuk memverifikasi kebenaran dan keandalan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan
perusahaan yang diaudit.
 Pengujian Pengendalian
Teknik ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan dalam memastikan
kebenaran dan keandalan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan.
 Pengujian Kepatuhan
Teknik ini digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku
dalam penyusunan laporan keuangan.
 Pengujian Analitik
Teknik ini digunakan untuk membandingkan informasi keuangan perusahaan dari periode yang berbeda atau dengan
perusahaan sejenis.
Pengujian bukti audit bertujuan untuk menentukan dan memilih bukti-bukti audit yang
penting dan relevan, yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat temuan
dan kesimpulan audit. Selain itu, berdasarkan bukti-bukti yang sudah diuji auditor dapat
melakukan hal-hal berikut:
1) Mengembangkan hasil pengujian untuk menilai apakah kinerja entitas yang diaudit telah
sesuai dengan kriteria atau tidak.
2) Mengumpulkan hasil pengujian dan membandingkannya dengan tujuan audit tersebut.

3) Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas tersebut.


4) Memanfaatkan hasil pengujian untuk mendukung rekomendasi dan simpuan audit.
04.

PENGEVALUASIAN BUKTI AUDIT


terdapat beberapa tahapan dalam evaluasi bukti, yaitu:
1. Find (temukan)
Dapatkan atau temukan bukti-bukti yang relevan dengan kasus yang sedang ditangani
2. Read and interpret document (pelajari dan interpretasikan dokumen)
Tahapan ini sangat menentukan dalam proses audit investigatif karena jika auditor gagal menginterpretasikan
suatu bukti dapat menjadikan suatu penyimpangan tidak diketahui.
3. Determine relevance (menentukan relevansi bukti)
Tahapan ini dilakukan untuk memisahkan bukti yang relevan dengan permasalahan yang sedang ditangani dan
bukti yang tidak relevan.
4. Verify the evidence (verifikasi bukti)
Verifikasi adalah menilai validitas atau kebenaran dari bukti itu sendiri. Auditor dapat meminta dokumen
pendukung atas dokumen yang sudah diterima.
5. Assemble the evidence (merangkai bukti)
Merangkai bukti adalah memasukkan bukti tersebut dalam rangkaian bukti yang dapat menggambarkan
kenyataan yang ditemui.
6. Draw conclusions (membuat simpulan)
Hasil akhir dari proses analisis bukti adalah menyusun simpulan atas setiap bukti yang diterima sehingga auditor
tidak perlu membaca kembali setiap dokumen tetapi cukup melihat simpulan masing-masing bukti yang
bersangkutan.
Teknik Evaluasi Bukti Audit

Evaluasi terhadap bukti dilakukan secara berkala ataupun setiap saat didapatkan bukti audit yang
baru. Evaluasi dilakukan untuk menilai relevansi, kecukupan dan validitas bukti-bukti yang telah
diperoleh dalam rangka menilai apakah suatu penyimpangan atau TKP terbukti atau tidak terbukti
kebenarannya.

Terdapat dua hal yang perlu diantisipasi dalam melakukan evaluasi bukti, yaitu:
1. Urutan proses kejadian (sequence)
2. Kerangka waktu kejadian (time frame)
Kedua hal tersebut dalam audit umumnya dijabarkan dalam bentuk bagan arus kejadian dan naratif yang
menggambarkan kronologi fakta kejadian.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai