Anda di halaman 1dari 22

Pengumpulan

& Penilaian
Bukti Audit
Kelompok 6 :
- Desy Ratnawati
2018122049
- Erma Yuliana
2018122060
- Meefi 2018122052
Topik Pembahasan

01 02 03
Jenis Bukti Kualitas Bukti Pertimbangan
Audit Audit dalam Bukti

04 05 06
Instrumen Perfomance Evaluasi Bukti
Pemeriksaan Measurement Pemeriksaan
Tools and
ISACA Audit
Guidelines
BUKTI AUDIT Pengertian bukti audit adalah “any information used by auditor to
determine whether the information being audited is stated in
accordance with the established criteria”. Bukti audit ialah data
utama (substasi), data pendukung dan semua informasi penguat
(informasi lain) yang tersedia bagi auditor dari kegiatan
pemeriksaannya yang dapat dipakai sebagai dasar yang layak
untuk menyatakan opini atau memberikan rekomendasinya.
Dari segi pandang audit keuangan, bukti audit terdiri dari: struktur
pengendalian intern, data akuntansi yang terdapat pada catatan
akuntansi (jurnal, ledger/subledger dan dokumen-dokumen
sumber pendukungnya),serta informasi penguat, berupa: hasil
konfimasi, penjelasaan pihak ketiga, hasil pemeriksaan fisik, bukti
berupa dokumentasi, hasil perhitungan ulang, bukti lisan
wawancara/ penjelasan, hasil perbandingan dan rasio, penjelasan
ahli (bukti dari spesialis), dan sebagainya.
Dalam menilai sistem pengendalian intern, auditor harus memahami sistem dan
kemudian mendokumentasikannya untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Dokumentasi
tentang pemahaman pengendalian intern dapat dilakukan dengan menggunakan narrative,
flowchart/diagram, dan dengan internal control quesioner (ICQ) atau kombinasi dari
ketiganya. Dalam pengujian kontrol maupun test substantif dapat juga dilakukan dengan
dukungan audit software, dilakukan code review, test data, code comparison, serta
performance management tools lainnya.
Pemeriksaan teknologi informasi pada audit keuangan mencakup empat bidang utama
yang pada dasarnya merupakan pelaksanaan test of controls, yaitu sebagai berikut:
a. Membantu staf audit keuangan
b. Mengaudit bidang-bidang lingkungan pengolahan data
c. Mengaudit program-program sistem aplikasi
d. Mereview pengembangan sistem.
Bukti pemeriksaan dikumpulkan dengan jalan dengan sejumlah
pengujian dan prosedur yang bermacam –macam jenis, meliputi:
1. Observasi atas kegiatan operasional perusahaan yang diperiksa dan para
pegawainya.
2. Pemeriksaan fisik atas kuantitas dan atau kondisi aktiva berwujud
seperti peralatan, persediaan barang atau uang kas.
3. Konfirmasi atas ketelitian informasi dengan jalan komunikasi tertulis
dengan pihak ketiga yang independen.
4. Pertanyaan yang ditunjukan pada para pegawai dari perusahaan yang
diperiksa yang sering dibantu dengan daftar pertanyaan (Questionnaire)
atau checklist wawancara.
5. Penghitungan kembali informasi kuantitatif mengenai catatan-catatan
dan laporan-laporan.
6. Pemeriksaan bukti atau pemeriksaan ketelitian dokumen –dokumen dan
catatan-catatan, terutama dengan jalan penelusuran atau pencari jejak
informasi melalui sistem pengolahan kepada sumbernya.
7. Pemeriksaan analitis (Analytical Review) hubungan-hubungan dan
kecenderungan antara informasi keuangan dan informasi operasi agar
dapat menemukan hal-hal yang harus diselidiki lebih lanjut.
Jenis Bukti Audit
Fakta/Bukti Hasil
Bukti Langsung/Tidak Analisis
Langsung Prosedur analisis adalah salah satu
Bukti Langsung adalah bukti audit yang teknik pengumpulan bukti audit yang
bersifat fakta atau dokumen sah yang dilaksanakan auditor dengan cara
langsung terkait dengan kegiatan melakukan perbandingan-perbandingan.
pemeriksaan. Bukti tidak langsung adalah Kesimpulan (konklusi) auditor yang
bukti yang harus disimpulkan sendiri oleh didasarkan bukti audit yang berasal dari
auditor berdasarkan bahan bukti tertentu, hasil pemikiran yang terkait dengan
kenyataan atau fakta yang relavan
Bukti Utama (Prime/sekunder)
disebut analytical evidence,
Bukti utama ialah misalnya surat perjanjian
Record/Testimonial Evidence
atau kontrak, surat konfimasi adli tentang
Record evidence adalah bukti audit yang
piutang dari pelanggan, rekening koran dari
berwujud dokumentasi/catatan.
bank. Bukti sekunder misalnya adalah bila
Testimonial evidence adalah informasi
surat-surat tersebut ukan yang asli melainkan
yang diperoleh dari pihak atau orang
copy, dan bahkan terkadang sudah ada
tertentu, dalam bentuk tertulis maupun
coretan/tanda/tambahan dengan pena tulisan
lisan (atau bersifat hasil analisis).
tangan.
Kualitas Bukti Audit
Mutu bukti audit merupakan kualitas atau ukuran dapat tidaknya suatu bukti digunakan sebagai
baham untuk menarik kesimpulan guna pernyataan pendapat atau rekomendasi oleh auditor.
Pengalaman auditor sangat menentukan keyakinannya dalam menilai kualitas bukti audit, namun
demikian ada pedoman yang dapat digunakan untuk menilai kualitas bukti audit. Kualitas bukti audit
ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Relevansi (Relevancy)
Menurut Herbert Leo (1983, p.144) “ Bukti audit yang relevan berarti bukti tersebut harus terkait
dengan tujuan audit. Pengetian bukti yang relevan adalah bukti harus terkait, relevan, atau mempunyai
hubungan logis terhadap kriteria yang digunakan untuk tujuan pemeriksaan (yang sedang diuji oleh
auditor).

2. Nilai Penting (Materiality)


Didalam audit laporan keuangan, suatu kesalahan diukur dari material atau tidaknya kesalahan itu.
Materialitas bersifat relatif, karena jenis kesalahan dan besar kecilnya nilai bukti(kesalahan) akan
mempengaruhi sikap auditor dalam mengambil kesimpulan, tau pendapat yang akan dikemukakannya
dalam laporan pemeriksaan.
Kualitas Bukti Audit
3. Kompentensi Bukti Audit (Competency)
Kompentesi bukti audit dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama dari sah tidaknya bukti dan sumber dari mana
bukti audit tersebut diperoleh. Statement of Auditting Standards 400 Audit Evidence menyebutkan bahwa
reliabilitas bukti audit dipengaruhi oleh sumber (internal atau eksternal) dan oleh sifatnya (visual, dokumenter, tau
lisan). Karena reliabilitas bukti audit tergantung pada kondisi masing-masing.

4. Kecukupan atau Kelengkapan Bukti


Untuk mengukur cukup/tidaknya bukti, atau lengkap/tidaknya bukti audit yang dikumpulkan agak bersifat
subyektif, jadi sifatnya relatif ( menurut justifikasi auditor sendiri). Cukup tidaknya atau apakah suatu bukti sudah
dianggap lengkap atau belum, bergantung kepada auditor yang memerlukan informasi guna menarik kesimpulan
hasil pemeriksaannya.

5. Tepat Waktu (Timeliness)


Untuk dapat memperoleh kesimpulan pada waktu yang telah ditentukan, bukti audit juga harus diperoleh pada saat
yang tepat sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Timeliness menunjukkan bukti-bukti tersebut
dikumpulkan sesuai dengan periode yang dicakup audit.
Instrumen Pemeriksaan

1. Observasi
(Pengamatan)
5. Inspeksi Fisik
2. Wawancara
(Interview)

6. Prosedur Analisis
3. Kuesioner

7. Perbandingan
4. Konfirmasi
8. Penelaahan Dokumen
Performance Measurement Tools

Performance meansurement tools merupakan tools


pendukung bagi auditor dalam memperoleh bahan bukti audit
yang berkaitan dengan efesiensi sistem.

Beberapa hal yang harus dipahami auditor:


• Indikator kerja untuk menentukan system bekerja dengan
baik atau tidak.
• Paremeter workload untuk menentukan sumber daya yang
diperlukan.
• Parameter system yang dapat dipergunakan oleh auditor
untuk menentukan factor-factor yang mempengaruhi
kinerja system dan kaitannya dengan workload.
ISACA Audit Guidelines
• Observed process and existence of physical items (missal : media
yang disimpan dilokasi offsite storage)
• Documentary audit evidence (dalam bentuk dokumentasi kertas atau
media lain)
• Representations atau hasil pemeriksaan (kebijakan atau prosedur)
• Hasil analisis auditor (termasuk pembandingan, simulasi, kalkulasi,
dan pendapat audit)

Dalam mengumpulkan bukti audit, auditor harus mempertimbangkan


berbagai hal, karena auditor harus yakin dengan bukti data asli yang
diolah.
Evaluasi Bukti Pemeriksaan

“Lakukan Test of Controls


bertujuan untuk
mengetahui apakah
pengendalian yang ada
telah sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan”
Evaluasi Bukti Pemeriksaan

Dilakukan Subtantive Test :


• Test of transaction
bertujuan mengavaluasi
kekeliruan didalam
pemrosesan transaksi yang
menyebabkan
ketidakakuratan informasi.
• Test of balance or Overall
result yang bertujuan
menjamin laporan yang
dihasilkan benar dan akurat
Evaluasi Asset
Diperlukan Skala
Saveguarding & Data
pengukuran Integrity
Karena keamanan asset dan
data integrity bukan
sesuatu yang ukurannya Ukuran Data
mutlak jelek dan mutlak Intergrity
baik, namun berada dalam Bergantung pada tujuan audit
rentang keduanya dan jenis datanya, salah
satunya yaitu seberapa jauh
Tingkat keamanan asset
internal control dapat
dapat diukur dari
mempreventif, mendeteksi,
expected loss
dan mengkoreksi
Jika asset rusak, dicuri kemungkinan kesalahan data.
atau digunakan orang
yang salah.
Evaluasi Efektivitas Sistem
Tujuan:
 Mengukur seberapa bagus sistem memenuhi kebutuhan para penggunanya.

Untuk mengevaluasi efektivitas sistem dengan 6 tahap:


 Identifikasi tujuan/manfaat sistem yang ingin dicapai
 Pilih pengukuran yang akan digunakan
 Identifikasi sumber datanya
 Mendapatkan nilai-nilai ex ante pengukuran
 Mendapatkan nilai-nilai ex post pengukuran.
Evaluasi Efektivitas Sistem

Auditor perlu menyusun model tentang faktor” yang dapat berpengaruh terhadap efektivitas sistem
dan keterkaitannya. Adapun hal-hal yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu:
1. Respons time (Online)
2. Keandalan sistem
3. Kemudahan pemakaian sistem
4. Mudah dipelajari dan digunakan
5. Kelengkapan dokumentasi dan fasilitas bantuan sistem
6. Keterpaduan dengan sistem yang ada.
Evaluasi Kegunaan

Adapun penilaian terhadap evaluasi manfaat dilakukan :

 Komputerisasi memudahakan penyelesaian pekerjaan


 Komputerisasi meningkatkan kinerja
 Komputerisasi meningkatkan produktivitas
 Komputerisasi meningkatkan efektivitas
 Komputerisasi mempermudah bekerja
 Sistem informasi berguna dalam pelaksaanan tugasnya.
Evaluasi Kemudahan Pakai

Adapun pengukuran kemudahan


pemakaian aplikasi:

● Sistem mudah dipelajari


● Sistem bekerja seperti yang diharapkan atau
dipikirkan
● Sistem aplikasi jelas dan mudah dipahami
● Mudah dilakukan interaksi
● Dengan dukungan komputerisasi maka kita
akan lebih berkarya
● Sistem mudah dioperasikan.
Evaluasi Kemudahan Pakai
Untuk menilai efektivitas sitem informasi
dilakukan dengan mengukur tingkat
kepuasaan pengguna. Hal-hal yang
dimasukkan dalam penilaian ini adalah:
● Hubungan relasi antar staff
● Proses bila terjasi permintaan perubahan
● Ketepatan waktu informasi yang dibutuhkan
● Pelatihan yang diberikan kepada para calon
pemakai
● Relevansi laporan yang dihasilkan bagi
dirinya
● Banyaknya laporan yang dapat diperoleh
● Kelengkapan dokumentasi yang tersedia
● Ketergantungan sistem.
Evaluasi Efektivitas Ekonomis

Untuk mengevaluasi efektivitas ekonomis, dilakukan


beberapa penilaian aspek:
1. Identifikasi Manfaat Informasi sistem dan biaya
Informasi sistem
2. Bandingkan manfaat dengan biaya. Dalam
menilai hal ini harys diambil pertimbangan yang
luas.
3. Tentukan nilai NPV of the Informasi sistem.
4. Perhatikan implementasi sistem informasi
mungkin tidak menguntungkan secara
uang,namun mempunyai manfaat yang jauh lebih
besar ditinjiau dari aspek lain atau memang harus
dilakukan.
Evaluasi Efisiensi Sistem

2 alasan auditor terlibat dalam pengukuran efisiensi sistem:


1. Manajemen mungkin memintanya memeriksa sistem yang
ada untuk menentukan apakah kinerja sistem dapat
ditingkatkan atau dibuat alternatif lainnya.
2. Tetapkan tujuan pemerikasan,siapkan anggaran untuk Adapun indeks pengukuran efisiensi dibedakan dalam 4 jenis:
kegiatan evaluasi tersebut,tentukan indikator” kinerja,susun
workload model, susun system configuration 1. Indikator ketepatan waktu,seberapa cepat sistem
model,percobaan,analisis hasilnya, dan beri rekomendasi. menyajikan output yang dibutuhkan user.
2. Indikoator throughput, mengukur seberapa banyak yang
dilakukan sistem dalam periode waktu tertentu.
3. Indikator utilization, untuk mengukur tingkat kesibukan
sistem
4. Indikator reliability, untuk mengukur tingkat ketersediaan
sistem memproses the user workload.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai