Anda di halaman 1dari 18

Identifikasi Bukti Audit

KELOMPOK 5 :
ZAKIA M. HAKIM
FENTY MARASING
DWITHYA JANIS
NOVELIA DE JONG
Identifikasi Bukti Audit
• Setelah kriteria ditetapkan, langkah selanjutnya adalah
mengidentifikasikan jenis bukti yang akan dikumpulkan, baik
sumber bukti yang berasal dari lingkungan internal maupun
eksternal organisasi auditee dan menentukan metodologi
pengumpulan bukti yang akan dipergunakan. Pemilihan
metodologi pengumpulan data yang paling efisien dan efektif
juga harus direncanakan secara cermat karena hal ini akan
mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kegiatan audit.
• Pengumpulan bukti dilakukan oleh auditor mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan tahap tindak lanjut.
Manfaat Identifikasi Bukti Audit

• Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti merupakan langkah awal


yang baik dan sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi,
dan efektivitas audit yang akan dilakukan. Dengan demikian,
Auditor harus mengidentifikasi secara jelas sifat, mutu, dan jumlah
bukti audit yang akan dikumpulkan.
• Manfaat sumber bukti adalah sebagai berikut:
a) Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, kesimpulan,
dan rekomendasi audit. Mutu simpulan dan rekomendasi audit
yang sangat bergantung pada bukti-bukti audit ini.
b) Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting
terhadap keberhasilan pelaksanaan audit. Oleh karena itu, bukti-
bukti audit harus mendapat perhatian auditor sejak tahap
perencanaan audit sampai degan akhir proses audit.
Jenis Bukti Audit
• Bukti audit adalah informasi yang dikumpulkan dan digunakan
untuk mendukung temuan audit. Auditor harus merencanakan
secara cermat jenis bukti yang akan dipergunakan dan sumber
dari mana bukti-bukti tersebut akan diperoleh.
• Secara umum terdapat empat jenis bukti audit yang dapat
dikumpulkan oleh auditor yaitu bukti fisik, bukti dokumenter, bukti
kesaksian dan bukti analisis
• Auditor harus mempertimbangkan tingkat keandalan dan
relevansi jenis bukti yang akan dikumpulkan, sesuai dengan
tujuan dan lingkup audit.
Bukti Fisik
• Bukti fisik dapat diperoleh melalui inspeksi langsung atau
pengamatan yang dilakukan oleh auditor terhadap orang,
properti, atau kejadian. Bukti tersebut dapat didokumentasikan
dalam bentuk memorandum, foto, gambar, bagan, peta, atau
contoh fisik.
• Bukti audit berupa dokumen, baik dalam bentuk foto maupun
dokumen elektronik, adalah bentuk bukti audit yang paling
umum. Bukti-bukti audit berupa foto yang dibuat oleh auditor
dianggap sebagai bukti audit yang lebih meyakinkan dari pada
penjelasan-penjelasan tertulis
Bukti Dokumenter
• Bukti dokumenter terdiri atas informasi yang diciptakan seperti
surat, kontrak, catatan akuntansi, faktur, dan informasi
manajemen atas kinerja.
• Bukti dokumenter adalah jenis bukti yang paling umum dan
sering dijumpai oleh auditor dalam pelaksanaan audit.
Bukti Kesaksian
• Bukti kesaksian (testimonial) diperoleh melalui permintaan
keterangan, wawancara, atau kuesioner. Jenis bukti ini meliputi
perhitungan, pembandingan, serta pemisahan informasi menjadi
unsur-unsur dan alasan yang rasional.
• Bukti ini juga dapat diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang
biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
atau wawancara.
• Auditor perlu melakukan konfirmasi atas bukti kesaksian yang
diperolehnya. Konfirmasi tersebut dapat dilakukan dengan
memperolehpernyataan tertulis dari orang yang diwawancara,
menilai kecocokan bukti kesaksian yang diperoleh dari sumber-
sumber atau orang-orang yang berbeda, atau melakukan
pemeriksaan ulang terhadap catatan yang ada.
Bukti Analitis
• Bukti analitis diperoleh dari data yang telah diverifikasi dan
dianalisis. Analisis tersebut dapat meliputi komputerisasi, analisa
rasio, tren, dan pola data yang diperoleh dari auditee atau
sumber yang relevan lainnya. Analisis juga dapat dilakukan
dengan standar industri (benchmarking).
• Analisis umumnya bersifat angka, misalnya rasio output yang
dihasilkan dengan sumber daya yang digunakan.
• Analisis juga dapat berupa non-angka misalnya tren konsistensi
keluhan konsumen.
Sumber Bukti Audit

• Berdasarkan sumbernya, bukti-bukti audit dapat berasal dari :


a) Internal Entitas yang Diaudit
b) Eksternal Entitas yang Diaudit
c) Sumber-sumber Lain
Internal Entitas yang Diaudit
• Bukti-bukti audit berupa dokumen yang berasal dari
internal dapat berbentuk catatan-catatan akuntansi,
salinan surat-surat keluar, rencana kerja, anggaran,
laporan audit internal, kebijakan-kebijakan, prosedur-
prosedur yang ada, dan sebagainya.
Eksternal Entitas yang Diaudit
• Bukti audit berupa dokumen yang berasal dari
eksternal entitas dapat berupa surat atau
memorandum yang diterima oleh entitas, faktur-
faktur, kontrak-kontrak, laporan-laporan audit, dan
laporan-laporan lainnya yang berasal dari pihak
ketiga.
Sumber-sumber Lain
• Selain dari kedua sumber di atas, bukti-bukti audit dapat dikumpulkan
dari sumber lainnya, seperti :
• Peraturan dan kebijakan, misalnya dokumen-dokumen yang
menyangkut kebijakan dan peraturan,petunjuk operasional, dan
manual dari entitas yang di audit
• Data kinerja yang telah dipublikasikan, Informasi keuangan, maupun
informasi kinerja lainnya.
• Hasil pengujian terhadap arsip-arsip yang ada, yang sangat penting
untuk direviu meliputi rencana-rencana strategis dan operasional,
pengendalian manajemen, risalah-risalah rapat, surat-surat
komplain/keluhan yang masuk, serta laporan-laporan hasil reviu dan
audit.
• Laporan-laporan atau review-review internal yang disampaikan
kepada manajemen
• Basis data (database), yaitu informasi-informasi yang relevan dengan
operasional entitas yang dikumpulkan dalam suatu system informasi
manajemen
• Bukti-bukti audit yang diperoleh melalui pengamatan.
Panduan Penggunaan Bukti Audit
Jenis Bukti Sumber Kapan Dibutuhkan
Bukti
Fisik Internal 1) Saat auditor ingin mengetahui kondisi entitas yang diaudit
melalui gambar.
2) Auditor lebih yakin melakukan pengamatan fisik daripada
menerima penjelasan tertulis.

Dokumenter Internal Untuk melihat keabsahan suatu transaksi yang dilakukan oleh
auditee, untuk memahami prosedur yang terdapat dalam entitas
serta hal-hal lain yang terkait dengan entitas.

Eksternal Jika bukti dokumenter dari sumber internal dirasa kurang memadai
atau perlu di-cross-check.

Kesaksian Internal Saat auditor perlu memperoleh kesaksian lisan dari pihak yang
(Testimonial) terkait langsung dengan entitas.

Eksternal Jika auditor merasa bahwa keterangan lisan dan tertulis dari entitas
kurang memadai atau perlu dicek silang (cross-check).

Analitis Internal Untuk melakukan perbandingan dalam rangka mengukur kinerja


internal entitas berdasarkan data time-series.

Eksternal Untuk membandingkan kinerja internal entitas dengan kinerja


entitas lain yang sejenis.
Kecukupan, Kompetensi, dan
Relevansi Bukti Audit
• Auditor di lapangan akan menemukan bermacam jenis dan
berbagai sumber bukti. Pertanyaan yang timbul adalah berapa
jumlah dan jenis bukti yang harus dikumpulkan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan untuk mendukung kesimpulan dan
rekomendasi?
• Auditor harus mampu mengumpulkan bukti audit yang
memenuhi karakteristik seperti kecukupan, kompetensi, dan
relevansi.
• Pada tahap survei pendahuluan, bukti yang diutamakan adalah
bukti yang relevan. Syarat kecukupan dan kompetensi bukti tidak
terlalu dipentingkan
• Sedangkan, pada tahap pengujian terinci, bukti yang
dikumpulkan harus cukup, komperen, dan relevan.
Kecukupan Bukti Audit
• Bukti disebut cukup jika jumlahnya
(kuantitas) memenuhi syarat untuk
mendukung temuan audit. Suatu bukti
dapat dikatakan cukup apabila jumlah
bukti yang diperoleh untuk meyakinkan
validitas dan keandalan temuan audit.
Auditor harus menjawab pertanyaan ini
dengan menggunakan metode Statistik
untuk menentukan cukup atau tidaknya
suatu bukti.
Kompetensi Bukti Audit

• Bukti disebut kompeten sepanjang bukti tersebut konsisten


dengan fakta, yaitu sah atau valid.
• Berikut ini bermanfaat untuk menilai kompeten atau tidaknya
suatu bukti:
1. Bukti yang diperoleh dari pihak ketiga
2. Bukti yang dikembangkan dari sistem pengendalian yang efektif
3. Bukti yang diperoleh secara langsung melalui audit fisik,
pengamatan, perhitungan, dan inspeksi
4. Dokumen asli
5. Bukti kesaksian yang diperoleh dalam kondisi yang
memungkinkan orang berbicara dengan bebas
6. Bukti kesaksian yang diperoleh dari individu yang independen
atau pakar mengenai bidang tersebut
Relevansi Bukti Audit

• Bukti untuk mendukung suatu temuan audit disebut relevan jika


bukti tersebut jelas, mempunyai hubungan yang logis dan masuk
akal dengan tujuan dan kriteria audit serta dapat dimengerti
dengan temuan audit tersebut.
Permasalahan Bukti-Bukti
Audit
• Bukti audit kadang-kadang dapat menimbulkan masalah-masalah
sebagai berikut:

1. Bukti-bukti audit yang berasal dari satu sumber.


2. Bukti-bukti audit yang bersifat oral dan tidak didukung oleh
dokumentasi atau pengamatan
3. Bukti-bukti audit yang sudah tidak mutakhir dan tidak
menggambarkan perubahan-perubahan yang ada
4. Bukti audit yang diperoleh dengan mahal dibandingkan dengan
manfaatnya
5. Sumber bukti-bukti audit tersebut mempunyai kepentingan pribadi
6. Sampel yang dikumpulkan tidak cukup mewakili.
7. Bukti-bukti audit yang tidak lengkap, yaitu bukti-bukti audit yang tidak
menggambarkan sebab dan akibat.
8. Bukti-bukti audit yang saling bertentangan.

Anda mungkin juga menyukai