Anda di halaman 1dari 4

KASUS 9

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL AUDIT

Setelah pengujian terinci selesai dikerjakan oleh tim audit dan


diperoleh beberapa temuan audit, selanjutnya tim audit membuat
laporan hasil audit. Pelaporan hasil audit meliputi kegiatan
penyusunan dan pendistribusian laporan audit. Semua hasil
pelaksanaan audit termasuk temuan dan komentar dari auditee
dimasukkan dalam laporan audit. Langkah-langkah dalam
penyusunan laporan hasil audit meliputi:
(1) Penyusunan konsep laporan berikut rekomendasi audit
(2) Memasukkan komentar auditee atas temuan-temuan audit.
(3) Penyusunan laporan akhir
(4) Distribusi laporan

Berikut ini adalah contoh format laporan hasil audit, perlu di catat
bahwa format dan isi laporan hasil audit akan bervariasi tergantung
kepada kebijakan lembaga pemeriksa.

Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pengelolaan


Pelayanan Kantor Pelayanan Agraria Adipura Tahun
Anggaran 2005 dan 2006.

Ringkasan
Pemeriksaan kinerja pengelolaan pelayanan Kantor
Agraria bertujuan untuk menilai efektivitas pengelolaan
pelayanan Kantor Pelayanan Agraria Adipura. Sasaran
pemeriksaan adalah mekanisme pelayanan dan sumber
daya yang mendukung pemberian pelayanan kepada
masyarakat; proses pelayanan yang sesuai dengan
standar dan prosedur yang ditetapkan, penanganan resiko
operasional dan pengaduan dan evaluasi kinerja
pelayanan dan akuntabilitas pada KPA Adipura untuk
periode Tahun 2005 dan 2006 dengan uji petik pada
pelayanan pengukuran tanah.
Hasil pemeriksaan sesuai kerangka tersebut menunjukkan
pengeloaan pelayanan pertanahan belum efektif. Hal ini
terbukti dengan adanya kondisi mencakup (i) belum
optimalnya mekanisme pelayanan pertanahan dan kurang
memadainya dukungan sumber daya; (ii) standar
pelayanan belum ada standar baku, kurang implementatif
dan akomodatif; (iii) evaluasi dan akuntabilitas kinerja
pelayanan pertanahan belum dilaksanakan.

Tujuan dan Lingkup Audit


Tujuan audit adalah untuk: Menilai efektivitas
pengelolaan pelayanan pengukuran dan peningkatan HGB
ke Hak Milik tanpa ganti blanko, yang dikelola oleh
Kantor Pelayanan Agraria Adipura. Untuk tujuan ini, audit
akan menilai:
(1) Apakah struktur organisasi dan pengelolaan
keuangan telah mendukung pemberian pelayanan
kepada masyarakat;
(2) Apakah proses pelayanan telah sesuai dengan
standar dan prosedur yang ditetapkan;
(3) Apakah pengukuran pelayanan dan penilaian kinerja
Kantor Pelayanan Agraria Adipura telah dikelola dan
dipertanggungjawabkan dengan baik.

Lingkup Audit
(1) Tahun Anggaran yang diperiksa adalah 2005 dan
2006;
(2) Lingkup kegiatan yang diperiksa meliputi proses
pelayanan dan akuntabilitas;
(3) Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan
pemilihan area kunci yang sudah dilakukan mencakup
2 (dua) area kunci, yaitu area pelayanan pengukuran
dan area pelayanan Peningkatan Hak Guna Bangunan
(HGB) ke Hak Milik Tanpa Ganti Blanko;
(4) Lokasi audit pada Kantor Pelayanan Agraria Adipura;
(5) Audit pada Biro Agraria Pusat dan Kantor Wilayah
Agraria sebagai instansi vertikal hanya bersifat
konfirmasi;
(6) Lingkup audit tidak termasuk audit atas sistem
komputerisasi informasi pertanahan (Land Office
Computerization).

Waktu Audit
Pemeriksaan dilaksanakan selama 40 hari mulai ..... s.d.
……..

Kriteria Audit
Audit kinerja atas efektivitas pengelolaan pelayanan
Kantor Pelayanan Agraria Adipura didasarkan pada
kerangka Model Pengelolaan Pelayanan Yang Baik (Model
of Good Management) yang mengarahkan pada kriteria-
kriteria utama sebagai berikut:
a. Apakah KPA Adipura mempunyai struktur
organisasi dan pengelolaan keuangan untuk mendukung
pemberian pelayanan kepada masyarakat?
b. Apakah KPA telah melakukan proses pelayanan
sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan?
c. Apakah pengukuran pelayanan dan penilaian
kinerja KPA telah dievaluasi dan
dipertanggungjawabkan dengan baik?

Metodologi
Pemeriksaan atas pengelolaan pelayanan Kantor
Pelayanan Agraria Adipura dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Metodologi audit terdiri dari: pemeriksaan dan reviu
dokumen, ekstrak data dari sistem komputer (LOC),
analisis hasil, analisis prosedur, analisis kuantitatif, uji
petik atas berkas permohonan, pengamatan,
wawancara kepada pejabat dan petugas serta
menyebarkan kuisioner.
b. Pemeriksaan terbatas juga dilakukan di Kantor
Wilayah Biro Agraria Adipura dan Biro Agraria Pusat
sebagai instansi vertikal Kantor Pelayanan Agraria.

Temuan dan Rekomendasi


Salah satu temuan yang ada adalah mengenai mekanisme
pelayanan front office dan back office belum didukung
dengan pembagian dan pemisahan tugas yang jelas.
Koordinator di Kantor Pelayanan Agraria Adipura tidak
hanya sekedar penghubung front office dengan back
office, namun juga melibatkan koordinator sebagai
petugas baik di front office maupun di back office.
Pelaksanaan di lapangan, koordinator bertanggungjawab
dari mulai penerimaan berkas, memantau proses
penyelesaian sampai dengan berkas selesai diproses
untuk diperiksa oleh Kasubsie dan sampai dengan produk
tersebut kemudian diserahkan kepada pemohon. Saat
menerima berkas dan menyerahkan produk koordinator
berfungsi sebagai front office, saat menyiapkan bahan
evaluasi dan penyelesaian suatu proses jenis pelayanan,
Koordinator menjalankan fungsinya sebagai back office.
Hal tersebut mengakibatkan besarnya peran koordinator
dalam proses suatu jenis kegiatan pelayanan
mengakibatkan kelancaran pelaksanaan kegiatan
pelayanan tersebut tergantung pada seseorang dan
bukan pada sistem yang sudah berjalan. Hal ini berakibat
pula membuka peluang penyalahgunaan kewenangan. Hal
tersebut terjadi karena belum adanya ketentuan Biro
Agraria Pusat yang mengatur teknis pelaksanaan
pelayanan yang membagi dan memisahkan tugas front
office dan back office. Penerapan hal tersebut tergantung
Kantor Pelayanan Agraria masing-masing, sedangkan KPA
Adipura belum ada upaya maksimal untuk dapat
menerapkan praktek yang baik dalam memberikan
pelayanan, yaitu dengan membagi dan memisahkan tugas
dengan jelas antara front dan back office.
Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka Lembaga
Audit Pemerintah menyarankan agar diambil langkah-
langkah perbaikan seperti:
(1) Biro Agraria Pusat untuk mengatur secara jelas
teknis pelaksanaan kegiatan pelayanan dan petugas
pelaksananya yang menjalankan fungsi di front office
dan back office.
(2) Kepala Kantor Pelayanan Agraria Adipura agar
pemisahan tugas dan tanggungjawab yang jelas bagi
pelaksana pada setiap tahapan kegiatan dalam kegiatan
pelayanan di front office dan back office.

Anda mungkin juga menyukai