Anda di halaman 1dari 74

BAB 7

BUKTI AUDIT DAN KERTAS KERJA AUDIT

RIDWAN.,SE.,M.Ak

1
DEFINISI BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan
oleh auditor untuk menentukan apakah informasi
yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria
yang telah di tetapkan.
Informasi ini sangat bervariasi sesuai
kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Bukti audit mencakup informasi yang sangat
persuasif ,seperti perhitungan auditor atas sekuritas
yang dapat diperjualbelikan, dan informasi yang
kurang persuasif seperti respon atas pertanyaan –
pertanyaan dari para karyawan klien.
2
Pengertian Bukti Audit
• terhadap keputusan auditor mengenai apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, apakah
kinerja auditan telah sesuai dengan yang diharapkan, atau tujuan audit
lainnya.
• Istilah “bukti” memang sering kita dengar berkaitan dengan proses audit
dan sering dipadankan dengan istilah “audit” serta tidak hanya digunakan
oleh auditor dalam audit tetapi juga digunakan oleh ilmuwan, pengacara
dan ahli sejarah.
• Tabel berikut menunjukkan bagaimana perbedaan penggunaan bukti dari
perspektif seorang ilmuwan, pengacara dan auditor.
KARAKTERISTIK DARI BUKTI UNTUK PERCOBAAN ILMIAH, KASUS
HUKUM DAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (DIADAPTASI DARI
AUDITING-AN INTEGRATED APPROACH, ARENS & LOEBBECKE)

Dasar Percobaan Kasus hukum Audit atas laporan


perbandingan (eksperimen) mengenai keuangan
tentang pengujian pencurian
obat
Manfaat bukti Menentukan Memutuskan Menentukan
dampak tersangka bersalah apakah
penggunaan obat atau tidak laporan keuangan
disajikan dengan
layak
Karakteristik Hasil dari Bukti langsung dan Bermacam-macam
bukti yang percobaan yang kesaksian dari saksi jenis bukti audit
digunakan berulang-ulang dan pihak-pihak yang diperoleh dari
yang terlibat auditor, pihak
ketiga, dan auditan
Pihak yang Ilmuwan Hakim Auditor
mengevaluasi
bukti
Lanjutan…
Dasar Percobaan Kasus hukum Audit atas laporan
perbandingan (eksperimen) mengenai keuangan
tentang pengujian pencurian
obat
Kepastian dari Beragam dari pasti requires guilt Tingkat keyakinan
kesimpulan sampai hampir pasti beyond a yang tinggi
berdasarkan reasonable doubt
bukti audit
Karakteristik merekomendasikan Tersangka bersalah Mengeluarkan opini
dari kesimpulan penggunaan obat atau tidak atas laporan
atau tidak keuangan,
rekomendasi untuk
perbaikan kinerja.
Konsekuensi Masyarakat Pihak yang bersalah Pengguna laporan
dari kesimpulan menggunakan obat dihukum atau pihak keuangan
yang keliru dari yang tidak efektif yang bersalah tidak mengambil
bukti dihukum keputusan yang
salah dan auditor
dapat digugat
KEPUTUSAN BUKTI AUDIT
Keputusan penting yang dihadapi para auditor
adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit
yang tepat, yang diperlukan untuk memastikan
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara
wajar. Ada empat keputusan mengenai bukti apa
yang harus dikumpulkan dan berapa banyak :
1. Prosedur audit yang akan digunakan
2. Berapa ukuran sampel yang akan dipilih untuk
prosedur tersebut.
3. Item – item mana yang akan dipilih dari
populasi.
4. Kapan melaksanakan prosedur audit.
6
BUKTI AUDIT
Bukti audit laporan keuangan terdiri dari:
• Bukti pembukuan (accounting records), seperti
jurnal, buku pembantu, dan buku besar, atau file
transaksi dan file induk (master file). Bukti dari data
akuntansi: Jurnal, buku besar, buku pembantu
,Pedoman akuntansi terkait ,Informasi dan catatan
memorandum (kertas kerja perhitungan-perhitungan,
rekonsiliasi)
• Bukti pendukung (corroborating information),
seperti bukti transaksi dan bukti-bukti pendukung
pembukuan yang lain. Bukti pendukung lainnya :
Dokumen-dokumen (cek, faktur, perjanjian, kontrak, dll,
Konfirmasi dan pernyataan tertulis ,Informasi dari
wawancara, observasi, inspeksi dn pemeriksaan fisik.

7
BUKTI AUDIT
• Untuk menjamin pencapaian tujuan audit secara
efektif, yaitu memberikan opini auditor dengan
tepat, auditor diwajibkan mengumpulkan bukti
audit yang kompeten (tepat/appropriate) dalam
jumlah yang cukup (sufficient), atau sufficient
appropriate evidence.
• Kompetensi atau ketepatan bukti berhubungan
dengan kualitas bukti, sedangkan kecukupan
bukti berhubungan dengan jumlah atau
kuantitas bukti.

8
PERSUASIVITAS BUKTI
Dua penentu persuasivitas bukti adalah
ketepatan dan mencukupi.
Ketepatan (appropriateness of envidence)
adalah ukuran mutu bukti ,yang berarti relevansi
dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk
kelas transaksi,saldo akun dan pengungkapan
yang berkaitan.
Kecukupan (Sufficiency of envidence) adalah
kuantitas bukti yang diperoleh. Diukur terutama
oleh ukuran sampel yang dipilih oleh auditor.
9
Tingkat Persuasif Bukti Audit dan Biaya
• Dalam mengambil keputusan mengenai bukti audit, selain faktor
tingkat persuasif, faktor biaya juga perlu dipertimbangkan.
• Sangat jarang apabila hanya tersedia satu jenis bukti audit untuk
memverifikasi informasi.
• Tingkat persuasif dan biaya dari semua alternatif bukti audit
harus dipertimbangkan sebelum memilih alternatif bukti audit
yang terbaik.
• Tujuan auditor adalah mendapatkan bukti- bukti audit yang
kompeten dalam jumlah yang cukup dengan total biaya paling
kecil.
• Akan tetapi, biaya tidak boleh dijadikan alasan untuk
mengabaikan prosedur yang penting atau untuk tidak
mengumpulkan jumlah sampel yang memadai.
HUBUNGAN ANTARA STANDAR AUDIT, JENIS BUKTI AUDIT DAN EMPAT KEPUTUSAN
BUKTI AUDIT ( DIADAPTASI DARI AUDITING-AN
INTEGRATED APPROACH, ARENS & LOEBBECKE)

Petunjuk umum mengenai


Standar kualifikasi auditor
Pengumpulan bukti audit
Auditing dan pelaporan

Kualifikasi dan Pengumpulan


Pelaksanaan
Pelaporan
Bukti Auditing

Pemeriksaan fisik, konfirmasi, Kategori umum dari


dokumentasi, prosedur analistis, Jenis Bukti bukti yg tersedia untuk
wawancara dgn klien , pelaksanaan dikumpulkan
kembali, pengamatan audit

Instruksi khusus untuk


mengumpulkan bukti audit
Prosedur audit
Empat
Keputusan Ukuran sampel
Waktu
Bukti audit dan item yg
Pengujian
dipilih
Karakteristik Bukti Audit yang Kompeten
1. Relevansi Bukti audit haruslah relevan Asumsikan, seorang auditor mengetahui bahwa auditan
dengan tujuan audit yang tidak mencatat tagihan atas barang yang telah dikirim
diuji oleh kepada pelanggan (tujuan kelengkapan). Jika auditor
auditor sebelum bukti audit memilih sampel dari faktur penjualan dan melacak
itu dapat diandalkan. setiap faktur tersebut ke dokumen pengiriman yang
berhubungan, maka bukti audit ini tidak relevan untuk
tujuan kelengkapan dan karena itu maka bukti ini tidak
dapat dikategorikan sebagai bukti yang dapat diandalkan
untuk tujuan audit ini.
2. Tingkat Bukti audit yang diperoleh bukti eksternal seperti rekening koran bank lebih dapat
independensi dari sumber di luar organisasi diandalkan
penyedia informa adalah lebih dapat daripada jawaban yang diperoleh dari wawancara
diandalkan daripada bukti terhadap auditan
yang diperoleh dari dalam
organisasi.
3. Tingkat efektifitas Ketika pengendalian intern apabila pengendalian intern atas sistem pembayaran
pengendalian auditan efektif, maka bukti telah berjalan efektif, maka auditor dapat memperoleh
intern dari auditan audit yang bukti yang lebih kompeten dari SPM/SP2D. Namun,
diperoleh adalah lebih apabila ternyata pengendalian intern auditan tidak
diandalkan daripada bukti memadai, maka SPM/SP2D yang diterbitkan dalam
yang dihasilkan dari sistem ini perlu diragukan keandalannya.
pengendalian intern yang
lemah
Karakteristik Bukti Audit yang Kompeten
4. Bukti audit yang diperoleh jika auditor menghitung rasio utang
Pengetahuan secara langsung oleh auditor terhadap aktiva dan membandingkan dengan
langsung dari melalui tahun sebelumnya, maka bukti audit ini akan
auditor pemeriksaan fisik, lebih dapat diandalkan daripada auditor yang
pengamatan, penghitungan, hanya bergantung
dan pemeriksaan mendadak pada hasil perhitungan dari manajer keuangan.
adalah bukti audit yang lebih
kompeten daripada bukti
audit yang diperoleh secara
tidak langsung
5. Kualifikasi Meskipun sumber informasi konfirmasi bank lebih dapat diandalkan
dari penyedia berasal dari luar dan daripada konfirmasi piutang dagang dari orang-
informasi independen, bukti audit orang yang tidak familiar dengan dunia usaha
hanya akan dapat diandalkan
apabila orang yang
menyediakan informasi itu
telah teruji (qualified).
Karakteristik Bukti Audit yang Kompeten
6. Tingkat Bukti audit yang obyektif Contoh dari bukti yang obyektif adalah konfirmasi
obyektivitas lebih dapat diandalkan piutang dagang dan rekening koran dari bank,
daripada bukti audit penghitungan fisik atas surat berharga dan kas,
yang membutuhkan penilaian serta melakukan penjumlahan atas daftar hutang
untuk menentukan apakah itu untuk menentukan apakah jumlahnya telah
benar atau tidak sesuai dengan yang dilaporkan dalam buku besar.
Contoh dari bukti audit yang subyektif adalah
pengamatan atas keusangan persediaan selama
penghitungan fisik, dan wawancara dengan
manajer kredit tentang kolektibilitas dari piutang
jangka panjang
7. Tepat waktu Ketepatan waktu dari bukti sampel acak dari transaksi belanja sepanjang
audit mengacu kepada waktu tahun akan lebih dapat diandalkan daripada
ketika bukti audit itu sampel yang diambil hanya dari 6 bulan pertama.
dikumpulkan atau periode
laporan yang diperiksa.
Bukti yang Cukup
• Berhubungan dengan jumlah (kuantitas) apakah jumlah
tersebut representatif atau tidak.
• Faktor yang menentukan:
– Faktor materialitas dan resiko
• Semakin material suatu akun semakin banyak bukti
diperlukan
• Semakin berisiko akun/SPI semakin banyak bukti
diperlukan
– Faktor ekonomis dan efisiensi
• Memperhitungkan biaya dan manfaat
– Banyaknya dan karakteristik populasi
• Semakin besar populasi semakin banyak bukti
KOMPETENSI/KETEPATAN BUKTI
• Kompetensi bukti dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti:
– Sumber bukti (dari mana diperoleh dan siapa
pembuat bukti)
– Relevansi bukti (sesuai dengan tujuan audit)
– Obyektifitas bukti (apabila dipakai dalam
pengambilan keputusan oleh pihak yang berbeda,
hasilnya relatif sama)
– Saat atau waktu (kapan bukti diperoleh)

16
FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI BUKTI
Kurang Kompeten Faktor Lebih Kompeten
Kompetensi
Relevan tak langsung Relevansi Relevan langsung
Bukti
• Dari dalam • Dari pihak luar yang
perusahaan Sumber Bukti independen.
• SPI Lemah • SPI Kuat
• Tidak memahami • Memahami langsung
langsung
Jauh dari tanggal Kemutakhiran Dekat dengan tanggal
laporan keuangan bukti laporan keuangan
Subjektif Objektifitas Objektif
Bukti

17
FAKTOR SIRKULASI BUKTI
Lebih Kompeten
1. Bukti dari luar yang dikirim
langsung ke auditor
2. Bukti dari luar yang diarsip
oleh klien
3. Bukti interen yang dikirim
ke pihak luar (turn-arround
documents).
4. Bukti interen yang tidak
beredar di luar
perusahaan.
Kurang Kompeten

18
2. Tingkat kecukupan (sufficiency)
• Tingkat kecukupan bahan bukti diukur dari jumlah sampel yang diambil auditor.
• Misal jumlah bukti yang diperoleh dari 100 sampel akan lebih cukup daripada
bukti yang diperoleh dari 50 sampel.
• Ada 2 faktor yang menentukan jumlah sampel yang memadai dalam audit yaitu,
– perkiraan auditor akan terjadinya salah saji dan
– efektifitas dari pengendalian intern auditan.

Sebagai ilustrasi:
 Asumsikan bahwa dalam audit atas suatu organisasi, auditor menyimpulkan bahwa ada
kemungkinan besar terjadi keusangan persediaan karena sifat barang persediaan itu sendiri.
 Auditor mengambil sampel persediaan yg lebih besar dibandingkan jika auditor menduga
bahwa kemungkinan terjadinya keusangan persediaan adlh kecil.
 Dengan cara yang sama, apabila auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern auditan
dalam pencatatan aktiva tetap telah berjalan dengan baik, maka jumlah sampel yang lebih
kecil akan dianggap memadai dalam audit atas perolehan aktiva tetap
KECUKUPAN BUKTI
• Kecukupan jumlah bukti dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Potensi salah saji: dipengaruhi oleh risiko
bawaan dan risiko pengendalian serta
materialitas salah saji.
2. Pertimbangan ekonomis: penambahan
sampel dipandang tidak akan
mempengaruhi kesimpulan auditor.
3. Variabilitas atau heteroginitas populasi
bukti.
20
KECUKUPAN BUKTI
• Risiko bawaan: adalah risiko salah saji yang
disebabkan oleh karakteristik objek audit, bukan karena
kelemahan sistem pengendalian, misalnya kesalahan
karena faktor kerumitan standar akuntansi, faktor
volume transaksi dst.
• Risiko pengendalian: adalah risiko salah saji yang
disebabkan oleh kegagalan sistem pengendalian dalam
mencegah dan mendeteksi salah saji dengan segera.
• Materialitas salah saji: adalah ukuran tingkat
kesalahan yang mempengaruhi kesimpulan tentang
kewajaran saldo akun. Ukuran materialitas salah saji
dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian.

21
Judgment Auditor

Judgement atau pertimbangan yang dilakukan


auditor dipengaruhi berbagai faktor , yaitu :

1) Pertimbangan profesional auditor.


2) Integritas manajemen.
3) Transaksi yang terjadi di perusahaan.
4) Jenis kepemilikan perusahaan.
5) Kondisi keuangan perusahaan.
PROSEDUR AUDIT
• Prosedur audit adalah langkah-langkah
yang ditempuh oleh auditor untuk
mengumpulkan dan menguji bukti audit.
• Kategori prosedur audit:
1. Prosedur pemahaman SPI (Sistem
Pengendalian Internal)
2. Prosedur pengujian SPI
3. Prosedur pengujian substantif

23
PROGRAM AUDIT
Daftar prosedur audit untuk bidang audit
tertentu atau untuk keseluruhan audit
disebut sebagai program audit.
Program audit selalu memuat daftar
prosedur audit ,dan biasanya mencakup
ukuran sampel,item – item yang dipilih dan
penetapan waktu pengujian.

24
PROSEDUR AUDIT
• Prosedur pemahaman SPI dan pengujian SPI
ditujukan untuk mengukur kecukupan dan
efektifitas SPI dalam mencegah potensi salah saji.
• Hasil pemahaman dan pengujian SPI digunakan
untuk menentukan: sifat, saat, dan luas
pengujian substantif.
• Sifat audit berhubungan dengan kedalaman
audit, saat audit berhubungan dengan waktu
pelaksanaan audit, dan luas audit berhubungan
dengan jumlah bukti audit.

25
PROSEDUR AUDIT
• Pengujian substantif adalah pengujian kewajaran
saldo akun atau asersi manajemen.
• Prosedur pengujian substantif bisa diklasifikasi
dengan urutan sebagai berikut:
1. Prosedur awal
2. Prosedur pengujian analitis
3. Prosedur pengujian detil transaksi
4. Prosedur pengujian saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
6. Prosedur pengujian penyajian dan
pengungkapan
26
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit dapat diklasifikasi secara detil menjadi
sebagai berikut:
1. Prosedur analitis, adalah prosedur pengujian yang
dilakukan dengan cara membandingkan angka objek
audit dengan angka pembanding, seperti: angka
periode sebelumnya, angka anggaran, dan angka
rata-rata industri.
2. Prosedur tracing, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti transaksi ke bukti
pembukuan.
3. Prosedur vouching, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti pembukuan ke
bukti transaksi.

27
PROSEDUR AUDIT
4. Prosedur inspeksi, adalah prosedur
pengujian/pemeriksaan langsung terhadap
bukti audit, misalnya pemeriksaan fisik aset
dan pemeriksaan fisik dokumen.
5. Prosedur matematis, adalah prosedur
pengujian kebenaran perhitungan matematis,
seperti penjumlahan, perkalian, dan
pembagian.
6. Prosedur penghitungan, adalah prosedur
pengujian dengan cara melakukan penghitungan
ulang objek audit, seperti penghitungan fisik aset
tetap dan penghitungan fisik persediaan.

28
PROSEDUR AUDIT
7. Prosedur konfirmasi, adalah prosedur pengujian
dengan cara mempertanyakan secara tertulis
kepada pihak ketiga tentang kebenaran objek audit,
misalnya konfirmasi piutang dan konfirmasi
persediaan yang disimpan di gudang umum.
8. Prosedur observasi, adalah prosedur pengujian
dengan cara menyaksikan suatu proses
pelaksanaan kegiatan untuk menghasilkan bukti
audit tertentu, misalnya proses perhitungan fisik
persediaan.
9. Prosedur pengerjaan ulang, adalah prosedur
pengujian dengan cara mengerjakan oleh suatu
proses yang biasa dilakukan untuk menghasilkan
bukti audit tertentu.
29
• SA-IAI menjelaskan bahwa terdapat 2 (dua) bentuk permintaan
konfirmasi yaitu bentuk positif dan bentuk negatif. Konfirmasi positif
adalah konfirmasi yang membutuhkan jawaban dari pihak yang dimintai
konfirmasi.
• Beberapa konfirmasi positif meminta responden untuk menunjukkan
apakah ia setuju dengan informasi yang dicantumkan dalam permintaan
konfirmasi.
• Konfirmasi negatif adalah konfirmasi yang tidak membutuhkan jawaban
langsung dari pihak yang dimintai konfirmasi. Konfirmasi negatif
meminta penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban hanya jika ia
tidak setuju dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan
konfirmasi. Karena konfirmasi merupakan bukti audit yang penting
hanya jika konfirmasi itu dikirim kembali kepada auditor, maka
konfirmasi positif lebih kompeten bila dibandingkan dengan konfirmasi
negatif.
Konfirmasi

Hal yang dikonfirmasi Responden


Kas di bank Bank
Piutang dagang Pelanggan
Hutang dagang Supplier
Hutang Bank Kreditur / Bank
Hutang Obligasi Pemegang Obligasi
Sewa Guna Usaha Lessor
Jumlah lembar modal saham Registrar saham
Persediaan disimpan di gudang luar Manager/pemilik gudang sewaan
Persediaan dalam rangka konsinyasi Pihak yang dititipi barang
Jumlah pertanggungan asuransi Perusahaan Asuransi
Kasus Legal Lawyer
PROSEDUR AUDIT
9. Prosedur wawancara, adalah prosedur
pengujian bukti audit yang dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan
petugas/perjabat yang terkait. Untuk bisa
menjadi bukti audit, wawancara harus
dilakukan secara tertulis.
10. Prosedur audit berbantuan komputer
(computer assisted audit
techniques/CAAT), adalah prosedur
pengujian yang dilakukan dengan bantuan
komputer terhdap bukti audit yang
diproses dengan menggunakan komputer.
32
Evaluasi Bukti Audit
Mendapatkan Bukti
Audit melalui
Prosedur Audit

Prosedur untuk
Pengujian Pengujian
Pemahaman
Pengendalian Substantif
Pengendalian Intern

Evaluasi kecukupan
& Kompetensi

Menolak/wajar Tdk Dasar utk Ya


dengan pemberian Wajar
pengecualian pendapat?
Prosedur audit top down Vs Prosedur audit bottom up

• Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan


keuangan yang diharapkan dari pengetahuan tentang
entitas, bisnis, dan industrinya

Laporan Keuangan

Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung


transaksi dan akumulasinya dalam laporan
keuangan
Keputusan Penting Tentang Bukti Audit

 Sifat Pengujian
 Saat pengujian
 Luas pengujian
 Penerapan staf audit
Sifat Pengujian

 Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan


 Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai
auditor
 Harus relevan
 Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas
dalam kaitannya dg tujuan audit
 Pendekatan compliance atau substantive test
Saat pengujian audit

• Interim audit atau year end audit

Luas Pengujian Audit


Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit
yang harus diperoleh
Penetapan Staf audit

 Terkait dengan due audit care


 Tim audit
 Independensi
 Penggunaan tenaga spesialis
BUKTI AUDIT
• Prosedur audit akan menghasilkan bukti audit.
• Bukti audit bisa dikelompokkan menjadi:
1. Bukti analitis, hasil dari prosedur analitis
2. Bukti dokumen, hasil dari prosedur tracing,
vouching, dan inspeksi dokumen
3. Bukti fisik, hasil dari inspeksi fisik dan
perhitungan fisik, serta prosedur observasi.
4. Bukti matematis, hasil dari pengujian matematis,
seperti perkalian, penjumlahan dst.
5. Bukti konfirmasi, hasil dari pengujian
konfirmasi.
39
BUKTI AUDIT
6. Bukti observasi, hasil dari prosedur observasi atas
suatu proses dan prosedur. Prosedur observasi juga
bisa menghasilkan bukti fisik.
7. Bukti pernyataan tertulis, hasil dari prosedur
wawancara yang diikuti dengan permintaan bukti
tertulis.
8. Bukti pengerjaan ulang, hasil dari pengerjaan ulang
suatu prosedur atau proses yang biasa dilakukan
untuk menghasilkan bukti audit tertentu.
9. Bukti elektronik, hasil dari pengujian proses
prosedur yang dilakukan secara elektronik serta
hasil dari pengujian audit berbantuan komputer.
40
Jenis bukti dan tingkat kompetensinya (tabel)

Jenis Bukti Kriteria untuk Menentukan Tingkat Kompetensi


Audit
Tingkat Efektifitas Pengetahuan Kualifikasi Tingkat
Independens Pengndalian langsung Penyedia obyektivitas
i Penyedia Intern Auditor bukti
Auditan

Pemeriksaan Tinggi Beragam TInggi Biasanya Tinggi


fisik (dilakukan tinggi
oleh auditor) (dilakukan
auditor)

Konfirmasi TInggi Not Aplicable Rendah Beragam Tinggi


biasanya
Tinggi

Dokumentasi Beragam – Beragam Rendah Beragam -


eksternal Biasanya
lebih tinggi
independen
drpd internal
Jenis bukti dan tingkat kompetensinya (tabel)

Jenis Bukti Kriteria untuk Menentukan Tingkat Kompetensi


Audit
Tingkat Efektifitas Pengetahuan Kualifikasi Tingkat
Independensi Pengndalian langsung Penyedia obyektivitas
Penyedia Intern Auditor bukti
Auditan

Prosedur Tinggi/rendah Beragam Rendah Biasanya Beragam -


Analitis (dilakukan tinggi biasanya
auditor/diberi (dilakukan rendah
kan auditan) auditor/
disediakan
auditan)

Wawancara Rendah not applicable rendah Beragam Beragam -


dengan (disediakan rendah
Auditan auditan) sampai
tinggi
Jenis bukti dan tingkat kompetensinya (tabel)

Jenis Bukti Kriteria untuk Menentukan Tingkat Kompetensi


Audit
Tingkat Efektifitas Pengetahuan Kualifikasi Tingkat
Independensi Pengndalian langsung Penyedia obyektivitas
Penyedia Intern Auditor bukti
Auditan
Pelaksanaan Tinggi Beragam Tinggi Tinggi Tinggi
kembali (dilakukan (dilakukan
auditor) auditor)
Pengamatan Tinggi Beragam Tinggi Biasanya Menengah
(dilakukan tinggi
auditor) (dilakukan
auditor)

• Dua jenis bukti audit yang paling membutuhkan biaya adalah pemeriksaan fisik dan
konfirmasi.
• Dokumentasi dan prosedur analitis adalah jenis bukti audit yang tidak terlalu mahal.
• Tiga jenis bukti audit yang termurah adalah pengamatan, wawancara dengan auditan,
dan pelaksanaan kembali.
JENIS BUKTI AUDIT DAN EMPAT KEPUTUSAN BUKTI AUDIT UNTUK
TUJUAN AUDIT BERKAIT TRANSAKSI ATAS PERSEDIAAN

Jenis Bukti Kriteria untuk Menentukan Tingkat Kompetensi


Audit
Prosedur Audit Ukuran Item yang Waktu
Sampel dipilih Pelaksanaan
Pengamatan Mengamati pegawai Semua not applicable Tanggal
auditan dlm item neraca
menghitung yang
persediaan untuk dihitung
menentukan apakah
mereka telah mengikuti
instruksi yg diberikan
Pemeriksaan Menghitung sampel 120 item 40 item dgn Tanggal
Fisik persediaan dan Jumlah rupiah Neraca
membandingkan besar
jumlah dan keterangan ditambah
dalam penghitungan 80 item dipilih
auditan secara acak
JENIS BUKTI AUDIT DAN EMPAT KEPUTUSAN BUKTI AUDIT UNTUK
TUJUAN AUDIT BERKAIT TRANSAKSI ATAS PERSEDIAAN

Jenis Bukti Kriteria untuk Menentukan Tingkat Kompetensi


Audit
Prosedur Audit Ukuran Item yang Waktu
Sampel dipilih Pelaksanaan

Dkumentasi Membandingkan 70 items 30 item Tanggal


jumlah dalam dengan neraca
catatan jumlah
perpetual auditan rupiah
dengan jumlah besar
dalam ditambah
perhitungan auditan 40 item
dipilih
secara acak
PROSEDUR VOUCHING VS TRACING
Arah Pengujian Asersi

VOUCHING Eksistensi atau


(Menguji potensi overstatement) terjadinya

Bukti Buku
Jurnal
Transaksi Besar

TRACING
(Menguji potensi understatement) Kelengkapan

48
Prosedur Audit
AuditAdalah tindakan-tindakan yang dilakukan atau metoda/teknik yang
digunakan utk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit

Prosedur analitis
Menginspeksi
(Analytical
procedures) (Inspecting)

Mengajukan
Konfirmasi
pertanyaan
(Inquiring) (Confirming)

Menghitung Menelusur
(Counting) (Tracing)

Mengamati Mencocokkan
(Observing) (Vouching)
Prosedur Audit
terdiri dari kegiatan mempelajari dan
Prosedur membandingkan data yg memiliki hubungan.
analitis Prosedur ini mencakup: perhitungan dan penggunaan
(Analytical
rasio-rasio sederhana, analisis vertikal atau Laporan
procedures)
Perbandingan.

meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau


Menginspeksi pemeriksaan secara mendalam atas dokumen,
(Inspecting) catatan, dan pemeriksaan fisik atas sumber-sumber
berwujud

suatu bentuk pengajuan pertanyaan yg


Konfirmasi memungkinkan auditor utk mendapatkan informasi
(Confirming) langsung dari sumber independen di luar organisasi
klien
Prosedur Audit
Mengajukan
pertanyaan dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis
(Inquiring)

contoh: perhitungan fisik atas barang berwujud seperti


Menghitung
kas, sediaan, dokumen dengan nomor urut tercetak
(Counting)

• Memilih dokumen yang dibuat saat transaksi terjadi


Menelusur • Menentukan bahwa informasi dlm dokumen tsb telah
(Tracing) dicatat
• Arah pengujian : dokumen ke pencatatan akuntansi

• Memilih Jurnal tertentu dalam catatan akuntansi


Mencocokkan • Mendapatkan & menginspeksi dokumen yg menjadi dasar
(Vouching) pembuatan ayat jurnal utk menentukan validitas &
ketelitian transaksi yg dicatat
Prosedur Audit

Mengamati meliputi tindakan melihat atau menyaksikan pelaksanaan


(Observing) sejumlah kegiatan atau proses

Melakukan ulang mengerjakan ulang perhitungan & rekonsiliasi yg


(Reperforming) dilakukan klien

Bilamana catatan klien diselenggarakan dalam media


Teknik audit elektronik dg menggunakan perangkat lunak komputer utk
berbantuan melakukan berbagai prosedur audit, seperti: perhitungan
komputer dan membandingkan dlm prosedur analitis, melakukan
(Computer sampel pemilihan piutang dagang utk konfirmasi,
-assisted audit membandingkan elemen-elemen data dlm file yg berbeda
techniques) utk memeriksa kecocokan, dll
Perbedaan vouching & tracing
KERTAS KERJA AUDIT
Kertas kerja audit adalah seluruh dokumen
pelaksanaan audit yang dikumpulkan atau dibuat
oleh auditor selama proses pelaksanaan audit,
mulai dari perencanaan audit sampai dengan
pelaporan hasil audit.

Fungsi Kertas Kerja Audit:


1. Sebagai alat perencanaan audit
2. Sebagai alat koordinasi pelaksanaan audit
3. Sebagai alat kontrol pelaksanaan audit
4. Sebagai alat pembuktian pelaksanaan audit
5. Sebagai alat pendukung kesimpulan audit
BENTUK KETAS KERJA AUDIT

1. Program audit, berfungsi untuk


mendeskripsikan:
a. Tujuan audit
b. Cara atau prosedur yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan audit
c. Pedoman dalam membuat kesimpulan audit.
d. Siapa yang harus melaksanakan audit,
termasuk siapa yang harus mereviu kertas
kerja audit.
e. Target waktu pelaksanaan dan penyelesaian
audit.
Perancangan Program Audit
• Setelah auditor menentukan pengujian-pengujian apa yang
harusdiperluas, program audit khusus harus dirancang untuk setiap jenis
pengujian.
• Prosedur-prosedur audit yang dikombinasikan membentuk program
audit.
• Program audit dirancang dalam 3 (tiga) bagian yaitu pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis,
dan pengujian terinci atas saldo.
• Untuk setiap siklus transaksi harus terdapat kumpulan program audit
yang terpisah.
• Sebagai contoh, dalam siklus belanja dan pembayaran, diperlukan
program audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi untuk belanja dan pengeluaran kas; prosedur analitis untuk
siklus tersebut; dan pengujian terinci atas saldo atas kas, utang, dan
belanja.
Lanjutan…
• Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
• Program audit pengujian pengendalian dan program audit pengujian substantif atas transaksi
biasanya berisi bagian penjelasan yang mencatat pemahaman yang diperoleh atas
pengendalian intern. Biasanya juga mencakup penjelasan dari prosedur-prosedur yang telah
dilakukan ketika mendapatkan pemahaman atas pengendalian intern dan risiko pengendalian
yang diperkirakan. Kedua hal ini mempengaruhi program audit untuk pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi. Metodologi dalam merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi digambarkan dalam Gambar 7-8
berikut.
• Tiga langkah pertama adalah melakukan prosedur pemahaman atas pengendalian intern,
memperkirakan risiko pengendalian, dan mengevaluasi biaya dan keuntungan dari pengujian
pengendalian. Setelah itu baru dilakukan perancangan program audit untuk pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Prosedur-prosedur audit yang
dilakukan bergantung pada risiko pengendalian yang diperkirakan. Ketika pengendalian intern
efektif dan risiko pengendalian rendah, maka pengujian pengendalian perlu ditekankan.
Beberapa pengujian substantif atas transaksi akan diikutkan juga.
• Jika risiko pengendalian diperkirakan 1,0, hanya pengujian substantif atas transaksi yang akan
digunakan. Prosedur-prosedur yang telah digunakan untuk mendapatkan pemahaman atas
pengendalian intern akan mempengaruhi pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi.
Lanjutan…
• Pendekatan dalam perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi ditekankan untuk memenuhi tujuan audit berkaitan dengan transaksi.
Pendekatan 4 (empat) langkah yang diikuti oleh auditor ketika berencana untuk
mengurangi risiko pengendalian yang diperkirakan adalah:
1.Menerapkan tujuan audit berkaitan dengan transaksi kepada kelas transaksi,
contohnya belanja
2.Mengidentifikasikan kunci pengendalian (key controls) yang seharusnya mengurangi
risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit berkaitan dengan transaksi.
3.Menyusun pengujian pengendalian yang tepat untuk setiap pengendalian intern
yang digunakan untuk mengurangi perkiraan awal risiko pengendalian dibawah
maksimum (kunci pengendalian)
4.Merancang pengujian substantif atas transaksi yang tepat untuk jenisjenis salah saji
yang potensial berkaitan dengan setiap tujuan audit berkaitan dengan transaksi,
dengan mempertimbangkan kelemahan dalam pengendalian intern dan hasil yang
diharapkan dari pengujian pengendalian.
• Pendekatan 4 (empat) langkah dalam merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi digambarkan dalam Gambar berikut:
Prosedur analitis
• Melakukan prosedur untuk memahami pengendalian Intern Memperkirakan
risiko pengendalian Mengevaluasi biaya dan manfaat untuk melakukan
pengujian pengendalian
• Merancang pengujian pengendalian dan prosedur substantif atas transaksi
untuk memenuhi tujuan audit berkait transaksi yang berhubungan Prosedur
audit Ukuran sampel Pos yang dipilih Waktu pelaksanaan
• Karena prosedur analitis relatif lebih murah bila dibandingkan dengan
pengujian-pengujian lainnya, banyak auditor melakukan prosedur analitis yang
luas dalam setiap audit. Seperti dinyatakan di bagian sebelumnya, prosedur
analitis dilakukan dalam 3 (tiga) tahap yang berbeda dalam audit yaitu:
1.tahap perencanaan untuk membantu auditor memahami usaha auditan dan
menentukan bukti lain yang diperlukan untuk memenuhi risiko audit yang
dapat diterima;
2.selama pelaksanaan audit secara khusus selama pengujian substantif;
3.pada akhir audit sebagai pengujian kelayakan yang terakhir.
Lanjutan…
• Pengujian terinci atas saldo
• Metodologi dalam perancangan pengujian terinci atas saldo berorientasi pada tujuan
audit berkait transaksi.
• Dalam merencanakan prosedur-prosedur audit yang harus dilakukan untuk memenuhi
setiap tujuan audit berkait transaksi, banyak auditor mengikuti metodologi yang terdiri
dari:
a)Mengidentifikasi risiko usaha auditan yang mempengaruhi suatu saldo akun.
b)Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi (tolerable misstatement) dan
menentukan risiko bawaan dari akun tersebut.
c)Menentukan risiko pengendalian untuk siklus transaksi yang melibatkan akun tersebut.
d)Merancang dan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi atas transaksi yang melibatkan akun tersebut.
e)Merancang dan melakukan prosedur analitis untuk akun tersebut.
f)Merancang pengujian terinci atas saldo untuk memenuhi tujuan audit berkait
transaksi.
• Metodologi dalam merancang pengujian terinci atas saldo dapat digambarkan seperti
Gambar berikut:
BENTUK KERJAS KERJA AUDIT

2. Memo audit, adalah catatan auditor


dalam bentuk narasi untuk
mendeskripsikan fakta, pandangan, serta
catatan-catatan penting lain.
3. Daftar pendukung (supporting
schedules), adalah tabel atau analisis
tertulis untuk mendeskripsikan secara
detil saldo akun tertentu.
4. Daftar utama (lead schedule) adalah
dokumen yang digunakan untuk
meringkas daftar pendukung.
BENTUK KERTAS KERJA AUDIT

5. Kompilasi kertas kerja (working trial


balance/WTB), adalah tabel untuk
mengkompilasi seluruh kertas kerja
(daftar utama) yang dibuat selama proses
pelaksanaan audit. WTB berfungsi untuk
memudahkan auditor dalam melihat
pengaruh seluruh kertas kerja terhadap
laporan keuangan yang diaudit. WTB
terdiri dari WTB untuk neraca dan WTB
untuk laporan rugi-laba.
BENTUK KERTAS KERJA AUDIT

6. Informasi pendukung, adalah


berbagai dokumen yang
dikumpulkan untuk kepentingan
audit, misalnya: copy manual
akuntansi, copy notulen rapat
manajemen atau komisaris, copy
kontrak-kontrak bisnis, serta copy
dari dokumen penting yang lain.
ELEMEN KERTAS KERJA AUDIT

Kertas kerja audit memuat elemen sebagai berikut:


1. Nama dan alamat KAP
2. Nama kertas kerja
3. Indeks (kode) kertas kerja, untuk kepentingan
pengarsipan kertas kerja.
4. Indeks silang (cross indexing), untuk menandai
dari kertas kerja mana asal suatu data dan ke
kertas kerja mana data dipindahkan.
5. Tick marks, untuk menjelaskan prosedur audit
yang telah dilakukan auditor.
6. Tanggal, tanda tangan dan nama pembuat kertas
kerja serta pe-review kertas kerja.
KEPEMILIKAN KERTAS KERJA AUDIT

• Kertas kerja audit adalah milik auditor


• Auditor tidak diperkenankan mengungkap
kertas kerja kepada siapapun, karena
kertas kerja memuat berbagai informasi
rahasia klien
• Auditor hanya boleh mengungkap kertas
kerja kepada fihak lain jika mendapatkan
izin klien atau karena untuk memenuhi
tuntutan hukum.
ARSIP KERTAS KERJA AUDIT

1. Arsip sementara/Tahun berjalan/Current file:


adalah untuk kertas kerja yang hanya
berhubungan dengan kebutuhan audit tahun
berjalan. Contoh : Program audit, Neraca Saldo
berjalan, ayat jurnal penyesuain dan reklasifikasi.
2. Arsip permanen: adalah untuk kertas kerja yang
bermanfaat untuk mendukung pelaksanaan
audit tahun-tahun yang akan datang.
Ilustrasi Bentuk Kertas Kerja Audit

Saldo Kas
Kas kecil 2.000.000
a
Kas di tangan 8.000.000
Kas di Bank A 55.000.000
Kas di Bank B 85.000.000
Saldo kas 150.000.000

• Berita acara perhitungan saldo dana kas


kecil dan kas di tangan. b
• Rekonsiliasi Bank A dan Bank B
a = daftar utama, b = daftar pendukung
Ilustrasi Bentuk Kertas Kerja Audit

Saldo Kas A

Tick
Kas kecil (1) 2.000.000
Kas di tangan (2) 8.000.000

m
arks
Kas di Bank A (3) 55.000.000
Kas di Bank B (4) 85.000.000
Saldo kas (KKK-N) 150.000.000

(1) Sesuai dengan hasil perhitungan kas (A-1)


(2) Sesuai dengan hasil perhitungan kas (A-1)
(3) Sesuai dengan rekonsiliasi Bank A (A-2)
(4) Sesuai dengan rekonsiliasi Bank B (A-3)
Indeks silang: KKK-N, A-1, A-2 dan A-3
Ilustrasi Bentuk Kertas Kerja Audit

Kompilasi Kertas Kerja - Neraca KKK-N


IKK Rekening So./Audi Saldo Peny. Reklas. So./Audit
t 31/12/X2 D (K) D (K) 31/12/X2
31/12/X1
A Kas xxx xxx xxx xxx
B Piutang xxx xxx xxx xxx
C xxx xxx - xxx xxx
IKK = Indeks Kertas Kerja
Indeks silang, menjelaskan bahwa baris tersebut
berasal dari Kertas Kerja berindek A, B, C dst.
Indek KK untuk Kompilasi Kertas Kerja - Neraca
Terimakasih
(Bagian Terpenting Dalam Hidup)

74

Anda mungkin juga menyukai