RIDWAN.,SE.,M.Ak
1
DEFINISI BUKTI AUDIT
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan
oleh auditor untuk menentukan apakah informasi
yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria
yang telah di tetapkan.
Informasi ini sangat bervariasi sesuai
kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Bukti audit mencakup informasi yang sangat
persuasif ,seperti perhitungan auditor atas sekuritas
yang dapat diperjualbelikan, dan informasi yang
kurang persuasif seperti respon atas pertanyaan –
pertanyaan dari para karyawan klien.
2
Pengertian Bukti Audit
• terhadap keputusan auditor mengenai apakah laporan keuangan telah
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, apakah
kinerja auditan telah sesuai dengan yang diharapkan, atau tujuan audit
lainnya.
• Istilah “bukti” memang sering kita dengar berkaitan dengan proses audit
dan sering dipadankan dengan istilah “audit” serta tidak hanya digunakan
oleh auditor dalam audit tetapi juga digunakan oleh ilmuwan, pengacara
dan ahli sejarah.
• Tabel berikut menunjukkan bagaimana perbedaan penggunaan bukti dari
perspektif seorang ilmuwan, pengacara dan auditor.
KARAKTERISTIK DARI BUKTI UNTUK PERCOBAAN ILMIAH, KASUS
HUKUM DAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (DIADAPTASI DARI
AUDITING-AN INTEGRATED APPROACH, ARENS & LOEBBECKE)
7
BUKTI AUDIT
• Untuk menjamin pencapaian tujuan audit secara
efektif, yaitu memberikan opini auditor dengan
tepat, auditor diwajibkan mengumpulkan bukti
audit yang kompeten (tepat/appropriate) dalam
jumlah yang cukup (sufficient), atau sufficient
appropriate evidence.
• Kompetensi atau ketepatan bukti berhubungan
dengan kualitas bukti, sedangkan kecukupan
bukti berhubungan dengan jumlah atau
kuantitas bukti.
8
PERSUASIVITAS BUKTI
Dua penentu persuasivitas bukti adalah
ketepatan dan mencukupi.
Ketepatan (appropriateness of envidence)
adalah ukuran mutu bukti ,yang berarti relevansi
dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk
kelas transaksi,saldo akun dan pengungkapan
yang berkaitan.
Kecukupan (Sufficiency of envidence) adalah
kuantitas bukti yang diperoleh. Diukur terutama
oleh ukuran sampel yang dipilih oleh auditor.
9
Tingkat Persuasif Bukti Audit dan Biaya
• Dalam mengambil keputusan mengenai bukti audit, selain faktor
tingkat persuasif, faktor biaya juga perlu dipertimbangkan.
• Sangat jarang apabila hanya tersedia satu jenis bukti audit untuk
memverifikasi informasi.
• Tingkat persuasif dan biaya dari semua alternatif bukti audit
harus dipertimbangkan sebelum memilih alternatif bukti audit
yang terbaik.
• Tujuan auditor adalah mendapatkan bukti- bukti audit yang
kompeten dalam jumlah yang cukup dengan total biaya paling
kecil.
• Akan tetapi, biaya tidak boleh dijadikan alasan untuk
mengabaikan prosedur yang penting atau untuk tidak
mengumpulkan jumlah sampel yang memadai.
HUBUNGAN ANTARA STANDAR AUDIT, JENIS BUKTI AUDIT DAN EMPAT KEPUTUSAN
BUKTI AUDIT ( DIADAPTASI DARI AUDITING-AN
INTEGRATED APPROACH, ARENS & LOEBBECKE)
16
FAKTOR-FAKTOR KOMPETENSI BUKTI
Kurang Kompeten Faktor Lebih Kompeten
Kompetensi
Relevan tak langsung Relevansi Relevan langsung
Bukti
• Dari dalam • Dari pihak luar yang
perusahaan Sumber Bukti independen.
• SPI Lemah • SPI Kuat
• Tidak memahami • Memahami langsung
langsung
Jauh dari tanggal Kemutakhiran Dekat dengan tanggal
laporan keuangan bukti laporan keuangan
Subjektif Objektifitas Objektif
Bukti
17
FAKTOR SIRKULASI BUKTI
Lebih Kompeten
1. Bukti dari luar yang dikirim
langsung ke auditor
2. Bukti dari luar yang diarsip
oleh klien
3. Bukti interen yang dikirim
ke pihak luar (turn-arround
documents).
4. Bukti interen yang tidak
beredar di luar
perusahaan.
Kurang Kompeten
18
2. Tingkat kecukupan (sufficiency)
• Tingkat kecukupan bahan bukti diukur dari jumlah sampel yang diambil auditor.
• Misal jumlah bukti yang diperoleh dari 100 sampel akan lebih cukup daripada
bukti yang diperoleh dari 50 sampel.
• Ada 2 faktor yang menentukan jumlah sampel yang memadai dalam audit yaitu,
– perkiraan auditor akan terjadinya salah saji dan
– efektifitas dari pengendalian intern auditan.
Sebagai ilustrasi:
Asumsikan bahwa dalam audit atas suatu organisasi, auditor menyimpulkan bahwa ada
kemungkinan besar terjadi keusangan persediaan karena sifat barang persediaan itu sendiri.
Auditor mengambil sampel persediaan yg lebih besar dibandingkan jika auditor menduga
bahwa kemungkinan terjadinya keusangan persediaan adlh kecil.
Dengan cara yang sama, apabila auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern auditan
dalam pencatatan aktiva tetap telah berjalan dengan baik, maka jumlah sampel yang lebih
kecil akan dianggap memadai dalam audit atas perolehan aktiva tetap
KECUKUPAN BUKTI
• Kecukupan jumlah bukti dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Potensi salah saji: dipengaruhi oleh risiko
bawaan dan risiko pengendalian serta
materialitas salah saji.
2. Pertimbangan ekonomis: penambahan
sampel dipandang tidak akan
mempengaruhi kesimpulan auditor.
3. Variabilitas atau heteroginitas populasi
bukti.
20
KECUKUPAN BUKTI
• Risiko bawaan: adalah risiko salah saji yang
disebabkan oleh karakteristik objek audit, bukan karena
kelemahan sistem pengendalian, misalnya kesalahan
karena faktor kerumitan standar akuntansi, faktor
volume transaksi dst.
• Risiko pengendalian: adalah risiko salah saji yang
disebabkan oleh kegagalan sistem pengendalian dalam
mencegah dan mendeteksi salah saji dengan segera.
• Materialitas salah saji: adalah ukuran tingkat
kesalahan yang mempengaruhi kesimpulan tentang
kewajaran saldo akun. Ukuran materialitas salah saji
dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian.
21
Judgment Auditor
23
PROGRAM AUDIT
Daftar prosedur audit untuk bidang audit
tertentu atau untuk keseluruhan audit
disebut sebagai program audit.
Program audit selalu memuat daftar
prosedur audit ,dan biasanya mencakup
ukuran sampel,item – item yang dipilih dan
penetapan waktu pengujian.
24
PROSEDUR AUDIT
• Prosedur pemahaman SPI dan pengujian SPI
ditujukan untuk mengukur kecukupan dan
efektifitas SPI dalam mencegah potensi salah saji.
• Hasil pemahaman dan pengujian SPI digunakan
untuk menentukan: sifat, saat, dan luas
pengujian substantif.
• Sifat audit berhubungan dengan kedalaman
audit, saat audit berhubungan dengan waktu
pelaksanaan audit, dan luas audit berhubungan
dengan jumlah bukti audit.
25
PROSEDUR AUDIT
• Pengujian substantif adalah pengujian kewajaran
saldo akun atau asersi manajemen.
• Prosedur pengujian substantif bisa diklasifikasi
dengan urutan sebagai berikut:
1. Prosedur awal
2. Prosedur pengujian analitis
3. Prosedur pengujian detil transaksi
4. Prosedur pengujian saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
6. Prosedur pengujian penyajian dan
pengungkapan
26
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit dapat diklasifikasi secara detil menjadi
sebagai berikut:
1. Prosedur analitis, adalah prosedur pengujian yang
dilakukan dengan cara membandingkan angka objek
audit dengan angka pembanding, seperti: angka
periode sebelumnya, angka anggaran, dan angka
rata-rata industri.
2. Prosedur tracing, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti transaksi ke bukti
pembukuan.
3. Prosedur vouching, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti pembukuan ke
bukti transaksi.
27
PROSEDUR AUDIT
4. Prosedur inspeksi, adalah prosedur
pengujian/pemeriksaan langsung terhadap
bukti audit, misalnya pemeriksaan fisik aset
dan pemeriksaan fisik dokumen.
5. Prosedur matematis, adalah prosedur
pengujian kebenaran perhitungan matematis,
seperti penjumlahan, perkalian, dan
pembagian.
6. Prosedur penghitungan, adalah prosedur
pengujian dengan cara melakukan penghitungan
ulang objek audit, seperti penghitungan fisik aset
tetap dan penghitungan fisik persediaan.
28
PROSEDUR AUDIT
7. Prosedur konfirmasi, adalah prosedur pengujian
dengan cara mempertanyakan secara tertulis
kepada pihak ketiga tentang kebenaran objek audit,
misalnya konfirmasi piutang dan konfirmasi
persediaan yang disimpan di gudang umum.
8. Prosedur observasi, adalah prosedur pengujian
dengan cara menyaksikan suatu proses
pelaksanaan kegiatan untuk menghasilkan bukti
audit tertentu, misalnya proses perhitungan fisik
persediaan.
9. Prosedur pengerjaan ulang, adalah prosedur
pengujian dengan cara mengerjakan oleh suatu
proses yang biasa dilakukan untuk menghasilkan
bukti audit tertentu.
29
• SA-IAI menjelaskan bahwa terdapat 2 (dua) bentuk permintaan
konfirmasi yaitu bentuk positif dan bentuk negatif. Konfirmasi positif
adalah konfirmasi yang membutuhkan jawaban dari pihak yang dimintai
konfirmasi.
• Beberapa konfirmasi positif meminta responden untuk menunjukkan
apakah ia setuju dengan informasi yang dicantumkan dalam permintaan
konfirmasi.
• Konfirmasi negatif adalah konfirmasi yang tidak membutuhkan jawaban
langsung dari pihak yang dimintai konfirmasi. Konfirmasi negatif
meminta penerima konfirmasi untuk memberikan jawaban hanya jika ia
tidak setuju dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan
konfirmasi. Karena konfirmasi merupakan bukti audit yang penting
hanya jika konfirmasi itu dikirim kembali kepada auditor, maka
konfirmasi positif lebih kompeten bila dibandingkan dengan konfirmasi
negatif.
Konfirmasi
Prosedur untuk
Pengujian Pengujian
Pemahaman
Pengendalian Substantif
Pengendalian Intern
Evaluasi kecukupan
& Kompetensi
Laporan Keuangan
Sifat Pengujian
Saat pengujian
Luas pengujian
Penerapan staf audit
Sifat Pengujian
• Dua jenis bukti audit yang paling membutuhkan biaya adalah pemeriksaan fisik dan
konfirmasi.
• Dokumentasi dan prosedur analitis adalah jenis bukti audit yang tidak terlalu mahal.
• Tiga jenis bukti audit yang termurah adalah pengamatan, wawancara dengan auditan,
dan pelaksanaan kembali.
JENIS BUKTI AUDIT DAN EMPAT KEPUTUSAN BUKTI AUDIT UNTUK
TUJUAN AUDIT BERKAIT TRANSAKSI ATAS PERSEDIAAN
Bukti Buku
Jurnal
Transaksi Besar
TRACING
(Menguji potensi understatement) Kelengkapan
48
Prosedur Audit
AuditAdalah tindakan-tindakan yang dilakukan atau metoda/teknik yang
digunakan utk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit
Prosedur analitis
Menginspeksi
(Analytical
procedures) (Inspecting)
Mengajukan
Konfirmasi
pertanyaan
(Inquiring) (Confirming)
Menghitung Menelusur
(Counting) (Tracing)
Mengamati Mencocokkan
(Observing) (Vouching)
Prosedur Audit
terdiri dari kegiatan mempelajari dan
Prosedur membandingkan data yg memiliki hubungan.
analitis Prosedur ini mencakup: perhitungan dan penggunaan
(Analytical
rasio-rasio sederhana, analisis vertikal atau Laporan
procedures)
Perbandingan.
Saldo Kas
Kas kecil 2.000.000
a
Kas di tangan 8.000.000
Kas di Bank A 55.000.000
Kas di Bank B 85.000.000
Saldo kas 150.000.000
Saldo Kas A
Tick
Kas kecil (1) 2.000.000
Kas di tangan (2) 8.000.000
m
arks
Kas di Bank A (3) 55.000.000
Kas di Bank B (4) 85.000.000
Saldo kas (KKK-N) 150.000.000
74