Anda di halaman 1dari 5

PERSUASIVITAS BUKTI

Persuasivitas bukti merupakan tingkat dimana auditor merasa yakin bahwa bukti
audit dapat mendukung pendapat audit, dan penentunya adalah ketepatan bukti dan
kecukupan bukti.

A. Ketepatan Bukti (Appropriateness of evidence)

Ketepatan Bukti (appropriateness of evidence) adalah ukuran mutu bukti, yang


berarti relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun,
dan pengungkapan yang berkaitan. Jika suatu bukti dianggap sangat tepat, maka akan sangat
membantu dalam menyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.

Relevansi Bukti, Bukti audit harus berkaitan atau relevan dengan tujuan audit yang
akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat. Sebagai contoh, anggaplah
auditor prihatin bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan
transaksi kelengkapan). Prosedur yang relevan adalah menelusuri sampel dokumen
pengiriman ke salinan faktur penjualan terkait untuk menentukan apakah setiap pengiriman
barang tersebut telah ditagihkan. Relevansi hanya dapat dipertimbangkan dalam tujuan audit
khusus, karena bukti audit mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan untuk
tujuan audit lainnya.

Relibilitas Bukti, Relibilitas bukti (reliability of evidence) mengacu pada tingkat


dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau layak dipercaya. Seperti relevansi, jika
bukti dianggap dapat diandalkan, bukti tersebut sangat membantu dalam menyakinkan auditor
bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.

Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat
dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas dari bukti audit,
yaitu :

1. Idependensi penyedia bukti


Bukti yang diperoleh dari luar entitas lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan bukti
yang diperoleh dari dalam entitas. Seperti komunikasi dari Bank, pengacara, atau para
pelanggan, dokumen yang berasal dari luar organisasi seperti polis asuransi akan lebih
dipercaya dibandingkan komunikasi atau hasil wawancara yang diperoleh dari klien dan
dokumen yang berasal dari intern perusahaan bahkan yang tidak pernah dikirim ke luar
organisasi seperti permintaan pembelian.
2. Efektivitas pengendalian inernal klien
Bukti audit lebih dapat diandalkan jika pengendalian intern klien efektif, bukan lemah.
3. Pengetahuan langsung auditor
Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pemeriksaan fisik, observasi,
penghitungan ulang, dan inspeksi akan lebih dapat diandalkan ketimbang informasi yang
diperoleh secara tidak langsung.
4. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi
Meskipun sumber informasi bersifat independen, bukti audit tidak dapat diandalkan
kecuali individu yang menyediakan informasi tersebut memenuhi kualifikasi untuk itu.
Selain itu bukti yang diperoleh langsung oleh auditor tidak dapat diandalkan jika auditor
tidak memenuhi kualifikasi untuk mengevaluasi bukti tersebut.
5. Tingkat objektivitas
Bukti yang objektif lebih dapat diandalkan dibandingkan bukti subjektif. Contoh bukti
objektif adalah konfirmasi piutang usaha dan saldo bank, perhitungan fisik sekuritas dan
kas, sedangkan contoh bukti subjektif adalah surat yang ditulis oleh pengacara klien yang
membahas hasil yang mungkin akan diperoleh dari gugatan hokum yang sedang dihadapi
oleh klientanya jawab dengan manajer, observasi atas persediaan yang usang selama
pemeriksaan fisik.
6. Ketepatan waktu
Bukti yang terkumpul tepat pada waktunya dapat diandalakan untuk akun-akun neraca
apabila diperoleh sedekat mungkin dengan tanggal neraca. Sedangkan untuk akun-akun
laba rugi, bukti yang diperoleh dapat diandalkan jika ada sampel dari keseluruhan periode
yang di audit seperti sampel acak transaksi penjualan dari setahun penuh, bukan hanya dari
sebagian periode.

B. Kecukupan Bukti (suffiency of evidence)


Kecukupan bukti (suffiency of evidence) diukur terutama oleh ukuran sampel yang
dipilih auditor. Jumlah bukti yang diperoleh menentukan cukup tidaknya (sufficiency) bukti
tersebut. Jumlah ini diukur melalui ukuran sampel yang diambil oleh auditor. Untuk prosedur
audit tertentu, bukti yang diperoleh dari sampel sebanyak 100 umumnya lebih mencukupi
ketimbang dari sampel sebanyak 50. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertimbangan auditor mengenai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, seperti tingkat
materialitas dan resiko, factor-faktur ekonomi, dan karakteristik populasi

Tingkat Materialitas dan Resiko

Secara umum, bukti yang diperlukan bagi perkiraan-perkiraan yang materiil terhadap laporan
keuangan akan lebih banyak dibandingkan bagi perkiraan-perkiraan yang kurang atau tidak
materiil. Jadi, dalam melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan industri, jumlah bukti yang
diperlukan untuk mendukung pemeriksaan persediaan akan lebih besar dibandingkan dengan
jumlah yang diperlukan dalam pemeriksaan biaya yang dibayar dimuka.

Demikian juga sama halnya perkiraan-perkiraan yang kelihatannya diragukan akan


memerlukan bukti yang lebih banyak dibandingkan dengan perkiraan-perkiraan yang
kelihatannya benar. Misalnya, resiko terjadinya kesalahan dalam penilaian persediaan
biasanya lebih besar dibandingkan dengan penilaian terhadap tanah yang digunakan sebagai
tempat berdirinya bangunan.

Faktor-faktor Ekonomi

Auditor bekerja dalam batas-batas pertimbangan ekonomis, jangka waktu yang pantas, dan
dengan biaya yang wajar dalam memperoleh bukti-bukti yang diperlukan. Dalam hal ini
auditor harns memutuskan dengan menggunakan pertimbangan profesionalnya apakah bukti
audit yang tersedia dengan batasan waktu dan biaya cukup memadai untuk mendukung
pernyataan pendapatnya.

Sebagai pegangan, harus terdapat hubungan yang rasional antara biaya untuk mendapatkan
bukti dengan manfaat informasi yang diperoleh. Masalah kesulitan dan biaya pengujian suatu
perkiraan bukan merupakan dasar yang sah untuk menghilangkan pengujian tersebut dalam
proses audit.
Ukuran Dan Kharakteristik Populasi

Ukuran populasi dimaksudkan sebagai jumlah item-item yang terdapat pada populasi tersebut,
seperti jumlah transaksi penjualan dalam jumlah penjualan, jumlah perkiraan langganan di
dalam buku besar piutang. Umumnya, semakin besar populasi, semakin besar pula jumlah
bukti yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang masuk akal untuk mencapai kesimpulan
tentang populasi itu. Tetapi hubungan yang pasti antara populasi dan ukuran sampel
bergantung pada tujuan dan sifat rencana pengambilan sampel yang dipergunakan.

Kharakteristik populasi termasuk kesamaan atau keanekaragaman item-item yang terdapat


pada populasi tersebut. Dalam hal piutang dagang, salah satu faktor tersebut adalah jarak
(range) jumlah rupiah saldo perkiraan piutang masing-masing langganan yang terdapat pada
jumlah secara total piutang tersebut. Umumnya, diperlukan sampel yang lebih besar yang
menghasilkan informasi lebih menguatkan, untuk mencapai kesimpulan mengenai variasi
populasi dibandingkan dengan populasi yang seragam.

Selain ukuran sampel, masing-masing item yang diuji akan mempengaruhi kecukupan bukti.
Sampel yang terdiri dari item-item populasi dengan nilai uang yang besar, item-item yang
kemungkinan besar salah saji, dan item-item yang mewakili populasi umumnya dianggap
sudah mencukupi. Sebaliknya, kebanyakan auditor umumnya akan menganggap sampel yang
ada tidak mencukupi jika hanya mengandung item-item yang bernilai uang besar, keluali
item-item tersebut merupakan bagian terbesar dari jumlah total populasi.

Dampak Gabungan

Persuasivitas bukti hanya dapat dievaluasi setelah mempertimbangkan kombinasi


antara ketepatan dan kecukupan, termasuk pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
ketepatan dan kecukupan tersebut. Sejumlah besar sampel bukti audit yang disediakan oleh
pihak independen tidak bersifat persuasif kecuali bukti tersebut relevan dengan tujuan audit
yang sedang diuji. Sejumlah besar sampel bukti yang relevan tetapi tidak objektif juga tidak
persuasif. Demikian pula, sampel yang sedikit yang hanya terdiri dari satu atau dua bukti yang
sangat tepat biasanya juga kurang memiliki persuasivitas. Ketika menentukan persuasivitas
bukti, auditor harus mengevaluasi apakah tingkat ketepatan dan kecukupan, termasuk semua
faktor yang mempengaruhi kedua hal itu, telah dipenuhi.

Persuasivitas dan Biaya

Dalam membuat keputusan tentang bukti pada audit tertentu, baik persuasivitas maupun biaya
harus dipertimbangkan. Sangat jarang terjadi hanya tersedia satu jenis bukti untuk
memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua alternatif harus dipertimbangkan
sebelum memilih jenis bukti terbaik. Di sini, tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah
bukti audit yang tepat dan mencukupi dengan total baiya serendah mungkin. Namun, biaya
bukan alasan yang tepat untuk menghilangkan suatu prosedur yang diperlukan atau tidak
mengumpulkan ukuran sampel yang memadai

Anda mungkin juga menyukai