Ketepatan Bukti (appropriateness of evidence) adalah ukuran
mutu bukti, yang berarti relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang berkaita. Jika suatu bukti dianggap sangat tepat, maka akan sangat membantu dalam menyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Relevansi Bukti, Bukti audit harus berkaitan atau relevan
dengan tujuan audit yang akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dianggap tepat. Sebagai contoh, anggaplah auditor prihatin bahwa klien belum menagih pelanggan atas barang yang dikirim (tujuan transaksi kelengkapan). Prosedur yang relevan adalah menelusuri sampel dokumen pengiriman ke salinan faktur penjualan terkait untuk menentukan apakah setiap pengiriman barang tersebut telah ditagihkan. Relevansi hanya dapat dipertimbangkan dalam tujuan audit khusus, karena bukti audit mungkin relevan untuk satu tujuan audit, tetapi tidak relevan untuk tujuan audit lainnya.
Relibilitas Bukti, Relibilitas bukti (reliability of evidence)
mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat dipercaya atau layak dipercaya. Seperti relevansi, jika bukti dianggap dapat diandalkan, bukti tersebut sangat membantu dalam menyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Relibilitas, dan dengan demikian ketepatan, tergantung pada enam
karakteristik bukti yang dapat diandalkan berikut:
1. Idependensi penyedia bukti.
2. Efektivitas pengendalian inernal klien. 3. Pengetahuan langsung auditor. 4. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi. 5. Tingkat objektivitas. 6. Ketepatan waktu.
Kecukupan
Kecukupan bukti (suffiency of evidence) diukur terutama oleh
ukuran sampel yang dipilih auditor. Untuk prosedur audit tertentu, bukti yang diperoleh dari sampel sebanyak 100 umumnya lebih mencukupi ketimbang dari sampel sebanyak 50. Beberapa faktor akan menentukan ketepatan ukuran sampel dalam audit. Dua faktor yang paling penting adalah ekspektasi auditor atas salah saji dan keefektifan pengendalian internal klien.
Selain ukuran sampel, masing-masing item yang diuji akan
mempengaruhi kecukupan bukti. Sampel yang terdiri dari item-item populasi dengan nilai uang yang besar, item-item yang kemungkinan besar salah saji, dan item-item yang mewakili populasi umumnya dianggap sudah mencukupi. Sebaliknya, kebanyakan auditor umumnya akan menganggap sampel yang ada tidak mencukupi jika hanya mengandung item-item yang bernilai uang besar, keluali item-item tersebut merupakan bagian terbesar dari jumlah total populasi.
Dampak Gabungan
Persuasivitas bukti hanya dapat dievaluasi setelah
mempertimbangkan kombinasi antara ketepatan dan kecukupan, termasuk pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan dan kecukupan tersebut. Sejumlah besar sampel bukti audit yang disediakan oleh pihak independen tidak bersifat persuasif kecuali bukti tersebut relevan dengan tujuan audit yang sedang diuji. Sejumlah besar sampel bukti yang relevan tetapi tidak objektif juga tidak persuasif. Demikian pula, sampel yang sedikit yang hanya terdiri dari satu atau dua bukti yang sangat tepat biasanya juga kurang memiliki persuasivitas. Ketika menentukan persuasivitas bukti, auditor harus mengevaluasi apakah tingkat ketepatan dan kecukupan, termasuk semua faktor yang mempengaruhi kedua hal itu, telah dipenuhi.
Persuasivitas dan Biaya
Dalam membuat keputusan tentang bukti pada audit tertentu,
baik persuasivitas maupun biaya harus dipertimbangkan. Sangat jarang terjadi hanya tersedia satu jenis bukti untuk memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua alternatif harus dipertimbangkan sebelum memilih jenis bukti terbaik. Di sini, tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah bukti audit yang tepat dan mencukupi dengan total baiya serendah mungkin. Namun, biaya bukan alasan yang tepat untuk menghilangkan suatu prosedur yang diperlukan atau tidak mengumpulkan ukuran sampel yang memadai